• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Karakter Ekonomi Melalui Pembelajaran Kewirausahaan Siswa SMK Manba ul Ulum Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendidikan Karakter Ekonomi Melalui Pembelajaran Kewirausahaan Siswa SMK Manba ul Ulum Bekasi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2021 eISSN 2657- 0998

1157

Pendidikan Karakter Ekonomi Melalui Pembelajaran Kewirausahaan

Siswa SMK Manba’ul Ulum Bekasi

A. Maulana Syarif, Eka Putri

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Panca Sakti Bekasi Email : syarifmaulana0406@gmail.com, ekaputri.15juni92@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan pembelajaran bernilai karakter pada mata pelajaran Kewirausahaan. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Manba’ul Ulum dilaksanakan di bulan Juni - Juli 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualititatif. Dalam penelitian ini hasilnya menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran bernilai karakter pada mata pelajaran Kewirausahaan di SMK Manba’ul Ulum belum berjalan secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada guru untuk mengikuti pelatihan khususnya berkaitan dengan bagaimana mengintegrasikan pembelajaran bernilai karakter sehingga melalui pembelajaran di kelas diharapkan penerapan nilai karakter tersebut dapat berjalan lebih baik dan lebih efektif. Selain itu juga perlu mengembangkan pembelajaran bernilai karakter pada semua mata pelajaran, karena keberhasilan pembelajaran berkarakter berasal dari pembiasaan yang dilakukan dalam rangkaian rutinitas secara berkesinambungan dan selalu berkaitan.

Kata Kunci : Model Pendidikan, Karakter Kewiraushaa, SMK Manba’ul Ulum PENDAHULUAN

Pendidikan karakter menjadi isu utama pendidikan pada abad ke 21, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas tahun 2045. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan.

Dalam GBHN 1973, dikemukakan tentang pengertian pendidikan bahwa, “pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian, keterampilan dan kemampuan manusia yang dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup” Ini berarti bahwa pendidikan itu adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan kepribadian seseorang, ketrampilan, dan kemampuannya yang berguna dalam menjalani kehidupannya. Hal ini diperkuat dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 ayat 2 disebutkan bahwa, fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(2)

1158

Pada dasarnya pendidikan berupaya untuk mengarahkan peserta didik ke dalam pembentukan karakter dengan menggali segala potensi untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang mandiri serta dapat berkontribusi terhadap masyarakat dan bangsanya.

Melacak gagasan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, beliau menyatakan bahwa “pendidikan merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti (karakter), pikiran (intelektual), dan tubuh anak” Hal ini dapat difahami bahwa sesungguhnya pendidikan itu sendiri merupakan penanaman nilai karakter, dalam arti bahwa karakter merupakan bagian terpenting yang tidak boleh dipisahkan dalam isi pendidikan.

Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan karakter di sekolah adalah mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai karakter sebagai milik mereka, dan bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.

Proses pembelajaran harus selalu dibiasakan untuk mengintegrasikan nilai- nilai karakter, karena dengan pembiasaan proses tersebut akan lebih cepat tertanam dalam diri peserta didik. Selain itu, diperlukan juga keteladanan dari guru untuk dapat menempatkan diri sebagai contoh bagi siswa-siswinya.

“Karakter adalah manajemen untuk membangun budaya perilaku yang mulia, bukan bersifat normatif dan basi-basi. Karakter adalah pengawalan untuk membangun kebiasaan agar tahu nilai-nilai kebenaran, bisa mengembangkan kebenaran, dan terbiasa untuk selalu mengamalkan kebenaran yang diyakininya”.

Oleh karena itu perlu adanya komitmen yang kuat dan terintegrasi antar seluruh stakeholder pendidikan untuk saling berbagi tanggungjawab serta bersama- sama mengembangkan nilai-nilai karakter, agar karakter mulia tumbuh berkembang pada peserta didik. Namun sayangnya, pendidikan karakter kita saat ini terus mengalami degradasi. Banyak kenakalan remaja yang dilakukan sehingga membentuk perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Kondisi anak di Indonesia juga belum lepas dari tindakan kekerasan. Salah satu kasus menonjol di tahun 2012 yakni kasus tawuran antar pelajar. Data akhir tahun 2012 yang dihimpun Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menunjukan angka memprihatinkan. Komnas PA mencatat 147 kasus tawuran, dan dari 147 kasus tersebut, sebanyak 82 pelajar tewas sepanjang 2012.

Disadari atau tidak, sekolah mempunyai andil terhadap penyimpangan yang terjadi di masyarakat tersebut. Sekolah sebagai institusi pendidikan pada dasarnya bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk dapat memecahkan masalah kehidupan pada masa sekarang dan di masa yang akan datang, dengan mengembangkan segala potensi-potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, pendidikan mempunyai fungsi dalam membentuk karakter peserta didik. Dengan kata lain, melalui proses pendidikan yang profesional akan membentuk karakter peserta didik.

Akan tetapi, perlu disadari bahwa metode pembelajaran di sekolah-sekolah masih menganut gaya lama. Menurut forum Kompasiana, “metode pembelajaran yang menjadi

(3)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2021 eISSN 2657- 0998

1159 favorit mungkin hanya satu, yaitu metode ceramah”. Meskipun menjadi favorit, metode ini justru menjadi awal kejenuhan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

Keberadaan guru menjadi suatu hal yang patut diperhatikan. Kedatangan guru yang suka terlambat, merokok ditempat umum, kadang suka berbicara kotor, dan berbagai bentuk kegiatan negatif lainnya dapat menurunkan citra seorang guru. Padahal guru sebagai seorang pendidik kiranya tepat menggambarkan bagaimana relasi antar individu dalam dunia pendidikan, sebab pada hakekatnya guru menempatkan diri sebagai teladan kehidupan bagi para siswanya.

Pembelajaran nilai karakter pada mata pelajaran Kewirausahaan merupakan bagian dari penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperoleh kesadaran akan pentingnya nilai-nilai kewirausahaan, dan pembiasaan terhadap nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku seharian siswa melalui proses pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Juni - Juli 2021 adapun tempat penelitian yaitu bertempat di SMK Manba’ul Ulum Bekasi yang beralamat di Kp. Buni RT. 014/008 Desa Buni Bakti Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginteprestasikan apa yang ada atau mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang berkembang, proses yang sedang berlansung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang. Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual, gejala, kejadian dan sifat populasi atau daerah tertentu

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data digunakan sebagai upaya memperole informasi sebanyak-banyaknya dari beberapa bagian dari populasi. “Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah”

1. Observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Sehingga penulis dapat mengetahui gambaran keadaan tempat penelitian sekaligus untuk menghimpun data penelitian.

Hal-hal yang akan diobservasi meliputi:

a. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran kewirausahaan. b. Fasilitas pembelajaran (kelas, koperasi, laboratorium).

(4)

1160

2. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau menggunakan pedoman (guide) wawancara. Wawancara digunakan untuk memperdalam informasi yang dibutuhkan dalam penyeleseian penelitian ini.

Informan yang akan diwawancarai adalah:

a. Guru mata pelajaran Kewirausahaan SMK Manba’ul Ulum Siswa dan Siswa SMK Manba’ul Ulum

b. Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum SMK Manba’ul Ulum

3. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data pendukung dalam pengumpulan data dari teknik wawancara dan observasi. Dokumentasi yang terkait meliputi visi misi sekolah, data siswa, guru, dan serta silabus dan RPP untuk mata pelajaran Kewirausahaan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data- data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti, akan tetapi oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian tersebut.

Analisa data dilakukan dengan 3 tahap, yaitu:

1. Klasifikasi, adalah usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data berdasarkan pada klarifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan.

2. Kategorisasi, adalah proses pengelompokan data berdasarkan aspek-aspek masalah yang diteliti. Data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi dipisah-pisahkan menurut kategori masing-masing untuk memperoleh kecenderungan-kecenderungan hasil penelitian.

3. Interpretasi data, adalah proses penafsiran data atau informasi dengan cara mencari persamaan dan perbedaan aspek-aspek masalah sehingga diperoleh suatu kesimpulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perlu disadari adanya penyelenggaraan pendidikan karakter sebenarnya merupakan suatu respon sosial dari masyarakat yang menilai bahwa terjadi penurunan moralitas dalam diri pelajar saat ini. Pemerintah melalui kemendiknas pada tahun 2013 menyusun kurikulum yang mengorientasikan pada pembelajaran pada pembentukan nilai karakter di semua jenjang pendidikan. Melalui kebijakan tersebut, kemendiknas mengarahkan kepada setiap sekolah untuk mengapresiasi kebijakan tersebut untuk dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas.

Pendidikan adalah suatu proses membudayakan, maksudnya dapat mewariskan nilai dan prestasi masa lalu ke generasi mendatang. Nilai – nilai dan prestasi itu merupakan kebanggaan bangsa dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan, pendidikan juga memiliki fungsi untuk mengembangkan nilai – nilai budaya dan prestasi masa lalu itu menjadi nilai – nilai budaya bangsa yang sesuai dengan

(5)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2021 eISSN 2657- 0998

1161 kehidupan masa kini dan masa yang akan datang, serta mengembangkan prestasi baru yang menjadi karakter baru bangsa.

Oleh karena itu, pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan inti dari suatu proses pendidikan.

Bapak Ir. Nursidik, S. Pd. I. guru kewirausahaan kelas X,XI SMK Manba’ul Ulum menyambut positif adanya penyelenggaraan pendidikan karakter tersebut. Menurutnya karakter merupakan apa yang ada dalam diri anak didik. Semua manusia diciptakan dengan keadaan baik, tidak ada yang tidak baik. Maka tugas gurulah untuk dapat memunculkan karakter baik tersebut dalam setiap anak didik. Proses inilah yang tidak mudah. Membutuhkan kerjasama antar semua stakeholder pendidikan, baik pemerintah, sekolah, maupun masyarakat.

Pernyataan diatas diperkuat oleh Bapak Hidayatulloh, S. Pd., selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMK Manba’ul Ulum yang menambahkan bahwa karakter akan terbentuk apabila dilaksanakan dengan sebuah pembiasaan. Pembiasaan merupakan sebuah kegiatan yang berulang dalam kurun waktu tertentu. Apabila dapat dilaksanakan secara konsisten akan menciptakan sebuah pencapaian penanaman nilai karakter yang diharapkan.

Indikator keberhasilannya dapat dilihat baik dari kualitas akademik maupun non akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas peserta didik yang terkait dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non akademik berkaitan dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka usaha/lapangan kerja sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan diharapkan memiliki karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi.

Dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Kewirausahaan, nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan adalah:

1. Kemandirian 2. Kreatif

3. Berani Mengambil Resiko 4. Berorientasi Pada Tindakan 5. Kepemimpinan

6. Kerja Keras

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Kewirausahaan adalah:

a. Kemandirian b. Kerja keras

c. Berani mengambil resiko d. Kepemimpinan

e. Berorientasi pada tindakan f. Kreatif

(6)

1162

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Kewirausahaan ini, belum mengarah pada pembentukan nilai-nilai karakter tersebut. Hal ini didukung oleh berbagai indikasi yang ditemukan peneliti, diantaranya dari analisis RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) yang belum mengarahkan pada pembentukan nilai karakter. Kemudian dari hasil pengamatan peneliti beberapa kali kegiatan tatap muka dalam pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, guru belum mengembangkan pembelajaran yang kooperatif sehingga kurang mendukung penerapan nilai karakter dalam pembelajaran Kewirausahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta:Prestasi Pustaka. 2010.

Bari Djamarah, Syaiful & Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet ke-2. 1996.

Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Refika Aditama. 2007.

Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: PT Ciputat Press. 2006. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara. 2008.

Hariyanto, Muchlas Samani. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011.

Kesuma Dharma, dkk. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2011.

Koesoema A, Doni. Pendidik Karakter di Zaman Keblinger. Jakarta: Grasindo, 2011. Koesoema A, Doni. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo, 2010.

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:CV. Pustaka Setia. 2011.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Cet ke-8. 2009.

Muhaimin Azzet, Akmad. Urgensi Pendidikan Karakter. (Jogjakarta:Arruz Media, 2011. Muin, Fatchul. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik. Jogjakarta:Arruz

Media. 2011.

Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum 2004 (Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2006.

Mulyasa, E. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta:Bumi Aksara. Cet ke-2. 2012. Nana. Metode Penelitian Pendidikan. B 63 g: PT Remaja Rosda Karya. 2010.

Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses.

Rifai, Muhammad. Politik Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2011. Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cet ke-1, 2009.

Salam, Burhanudin. Pengantar Pedagogik; Dasar-Dasar Ilmu Mendidik. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 1997.

(7)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2021 eISSN 2657- 0998

1163 Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group.

Cet ke-4. 2011.

Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pengajaran. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group. Cet ke-1. 2004. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group. 2010. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: PT

Kencana Prenada Media Group. 2011.

Sardiman A. M . Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cet ke-19. 2004.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:PT Raja GrafindoPersada, Cet ke-22. 2010.

Sulhan, Najib. Panduan Praktis Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa Sinergi Sekolah dengan Rumah. Surabaya: Jaring Pena. Cet ke-1. 2011.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Pasal 3 ayat 2

Uzer Usman, Muhammad. Menjadi Guru Profesional. Ciputat: PT. Remaja Rosda Karya. cet. ke-15.2003.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. Cet ke-2. 2009.

Wibowo, Agus. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Minat mahasiswa Departemen Pendidikan Geografi UPI terhadap profesi guru geografi berdasarkan hasil penelitian terhadap keempat indikator minat yang terdiri dari

Dharma Dwitunggal Utama membutuhkan sebuah data warehouse terpusat di bidang penjualan yang terpisah dari database operasional yang telah ada..

Suwardjoko, 1990, Merencanakan Sistem Perangkutan, Bandung: Penerbit ITB Undang-Undang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Peraturan

The idea of hydrophonics comes from assumption that plants do not need soil.. They need only the nutrients and moisture in the soil, and these can be supplied through gravel beds

Dalam pengertian yang paling sederhana, dapat dipahami sebagai sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat

Hubungan persepsi siswa terhadap penerapan model kooperatif dengan hasil belajar diperoleh sebagai berikut: terdapat korelasi positif yang signifikan antara persepsi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh negatif kepemilikan manajemen terhadap keinformatifan laba akuntansi.. Kemudian kualitas audit yang

menanggulangi dampak polusi pabrik sehingga membuat lingkungan desa menjadi tercemar.peran fasilitator disini hanya membantu untuk merealisasikan keinginan bersama untuk