• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

N/A
N/A
Nur syifa khalishah

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

D I S U S U N OLEH

Nama : Nur Syifa Khalishah NIM : 2310815220010

Teknik Lingkungan

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

TAHUN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “Pencemaran Tanah”.

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Saya harap semoga karya ilmiah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Banjarbaru, 21 November 2023

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

(3)

A. LATAR BELAKANG

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah.. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.

Seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan.

Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja sumber dari pencemaran tanah?

2. Dampak apa saja yang terjadi bila tanah tercemar?

3. Cara apa saja yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran tanah?

C. TUJUAN PERMASALAHAN Tujuan dari permasalahan ini adalah

1. Mengetahui sumber dari pencemaran tanah.

2. Mengetahui dampak dari pencemaran tanah.

3. Mengetahui cara penanggulangannya.

D. MANFAAT

Manfaat yang didapatkan dari permasalahan ini adalah 1. Dapat mengurangi sumberdari pencemaran tanah.

2. Dapat mencegah permasalahan dari dampak pencemaran tanah.

3. Dapat mengetauhi cara menanggulangi pencemaran tanah.

(4)

BAB II

(5)

PEMBAHASAN A. SUMBER PENCEMARAN TANAH

Pencemaran Tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:

kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;

kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Menurut Peraturan Pemerintah RI No.

150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 tahun di sebutkan bahwa Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah.

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: Polusi (Pencemaran) tanah biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair, bahan kimia industry, atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, zat kimia, atau air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah yang tidak memenuhi syarat/peraturan (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah.Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air

(6)

permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepadamanusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Kegiatan antropogenik merupakan sumber utama pencemaran, seperti bekas lokasi pabrik, pembuangan limbah dan air limbah yang tidak dikelola dengan baik, tempat pembuangan akhir yang tidak terkontrol, aplikasi agrokimia yang berlebihan dan banyak lainnya. Kegiatan seperti penambangan dan peleburan yang dilakukan dengan menggunakan standar lingkungan yang buruk juga merupakan sumber kontaminasi dengan logam berat di banyak wilayah di dunia. Penambangan memiliki dampak besar pada tanah, air dan biota sejak zaman kuno. Banyak kasus yang telah ditemukan terkait tanah yang terkontaminasi akibat kegiatan penambangan di dunia.

Kegiatan yang terkait dengan transportasi di dalam dan sekitar pusat-pusat kota merupakan salah satu sumber utama pencemaran tanah, seperti halnya emisi dari mesin pembakaran internal yang mencapai tanah pada jarak lebih dari 100 m oleh pengendapan atmosfer dan tumpahan bensin Percikan yang dihasilkan oleh lalu lintas selama peristiwa hujan dan limpasan, yang mungkin signifikan jika sistem drainase tidak dipelihara dengan baik, dapat mentranslokasikan partikel yang kaya akan logam berat dari korosi bagian kendaraan logam, ban dan abrasi trotoar dan polutan lain seperti hidrokarbon aromatik polisiklik, karet dan senyawa yang diolah dengan bahan plastik. Pada tempat pembuangan sampah illegal, sampah tidak dikelola dengan baik seperti baterai atau limbah radioaktif juga dapat menjadi sumber polutan penting.

B. DAMPAK PENCEMARAN TANAH

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi

(7)

tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.

PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot.

Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian. Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemic dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas.

C. PENANGGULANGAN PENCEMARAN TANAH

Beberapa alternatif yang dapat dilakukan dalam menanggulangi pencemaran tanah diantaranya reduce (mengurangi penggunaan), reuse (pemakaian kembali), recycle (daur ulang), fitoremediasi dan bioremediasi (pemanfaatan mikroorganisme) (Irwanto 2010).

Teknik remediasi dapat dibagi dalam dua kelompok utama: remediasi in situ (di lokasi) dan ex situ (pemindahan tanah yang terkontaminasi untuk perawatan di luar lokasi). Opsi remediasi yang tersedia meliputi perawatan fisik, kimia, dan biologis, dan opsi ini menawarkan solusi teknis potensial untuk sebagian besar tanah yang tercemar. Pengelolaan lokasi yang tercemar adalah pendekatan spesifik lokasi yang mencakup karakterisasi, penilaian risiko, dan pemilihan teknologi remediasi, oleh karena itu difokuskan pada kontaminasi sumber lokal atau titik.

Bioremediasi adalah teknologi menggunakan aktivitas mikroorganisme untuk menekan atau mengurangi polutan yang ada di tanah. Bioremediasi bergantung pada pertumbuhan dan aktivitas mikroba, efektivitasnya sangat tergantung pada parameter lingkungan yang dimana dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan laju degradasi.

(8)

Bioremediasi dianggap sebagai teknologi yang sangat menjanjikan dan telah diterapkan di berbagai negara yang terkontaminasi.

Fitoremediasi merupakan salah satu alternatif lain yang digunakan dengan memanfaatkan kemampuan tanaman untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat.

Keuntungan dari fitoremediasi adalah dapat dilakukan secara in situ dan ex situ, mudah diterapkan, ekonomis, mereduksi kontaminan dalam jumlah yang besar dan mudah diterapkan. Adapun ketentuan tanaman yang dapat dijadikan sebagai fitoremediator adalah mampu mengkonsumsi air dalam waktu yang singkat, mampu meremediasi lebih dari satu polutan, cepat tumbuh dan toleransi tinggi terhadap polutan.

Penggunaan pestisida nabati merupakan salah satu teknik lainnya dalam mengurangi ketergantungan manusia terhadap pestisida kimiawi. Seperti yang telah diketahui bahwa aktivitas pertanian dengan penggunaan pestisida kimiawi dapat mengakibatkan tanah tercemar. Pestisida nabati memberikan prospek terhadap perbaikan kualitas produk pertanian, ramah lingkungan dan berkontribusi terhadap hasil tanaman budidaya. Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (Balingtan), Badan Litbang Pertanian telah mengembangkan pestisida nabati berdasarkan kearifan lokal di lahan sawah tadah hujan dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Pemanfaatan arang aktif dalam pengendalian residu pestidu pestisida dapat diaplikasikan langsung di tanah (ditaburkan), melalui alat FIO (filter inlet outlet) dan melalui pelapisan pupuk urea. Arang aktif yang berasal dari limbah pertanian dapat menyerap residu di dalam tanah. Residu tersebut akan mudah didegradasi menjadi metabolit oleh mikroba pendegradasi yang tinggal dalam pori-pori arang aktif.

Selain beberapa teknik remediasi diatas, cara paling mudah yang dapat dilakukan adalah mengurangi volume sampah atau dengan cara mendaur ulang bahan-bahan seperti plastik, kertas atau bahan lainnya. Kemudian pentingnya edukasi masyarakat tentang bahaya membuang sampah atau limbah tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu, melakukan budidaya tanaman secara organik dan mengurangi penggunaan kertas. Mengurangi penggunaan kertas akan sedikit pohon yang harus ditebang dan deforestasi menjadi berkurang.

(9)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Pencemaran Tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;

penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;

air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Dampak yang terjadi jika tanah tercemar itu ada berbagai macam dari lingkungan hingga kesehatan. Solusinya ada remediasi, bioremediasi, fitoremediasi dan lain-lain.

Referensi

Dokumen terkait

Moersidik: SML Limbah B3 14 Kegiatan Jenis Limbah Sifat Potensi Pencemar Media Tercemar Domestik rumah tangga Padat, cair, Non B3 Pencemaran ringan-sedang Air, tanah, pantai

480 DOWNLOADS Download fulltext The E ect of Selling Price and Sales Promotion on Decision to Purchase of Sony Brand Home Theater Products INTERNATIONAL CONFERENCE ON ECONOMICS,