• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus 1 protein dalam kehidupan sehari hari dilingkungan sekitar

Aya Lia

Academic year: 2025

Membagikan "Kasus 1 protein dalam kehidupan sehari hari dilingkungan sekitar"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Kasus 1: Pengeritingan Rambut – Pengaruh Kimia pada Struktur Keratin

Kasus: Seorang pelanggan salon melakukan proses pengeritingan rambut menggunakan produk kimiawi. Setelah beberapa hari, rambut pelanggan terlihat kering dan mudah patah, serta keritingannya tampak tidak merata. Pelanggan merasa kecewa dan mempertanyakan hasilnya, apakah seharusnya rambutnya mengalami kerusakan seperti ini setelah pengeritingan.

1. Apakah pelanggan salon tersebut seharusnya komplain terhadap hasil pengeritingan rambutnya?

Ya, pelanggan berhak untuk komplain jika hasil pengeritingan tidak sesuai harapan atau menyebabkan kerusakan rambut. Hal ini bisa menjadi indikator bahwa prosedur atau produk kimia yang digunakan tidak sesuai, atau proses pengeritingan dilakukan tidak benar. Dari sisi konsumen, kualitas pelayanan dan keamanan produk sangat penting.

2. Bagaimana bahan kimia dalam proses pengeritingan dapat mempengaruhi struktur protein keratin pada rambut?

Bahan kimia pengeriting rambut (seperti ammonium thioglycolate) bekerja dengan memutus ikatan disulfida dalam protein keratin, yaitu ikatan antar gugus -SH (sulfhidril) dari asam amino sistein. Setelah ikatan diputus, rambut dibentuk ulang (misalnya dikeriting), lalu dioksidasi kembali agar ikatan terbentuk pada posisi baru.

3. Apa yang terjadi pada ikatan disulfida dalam keratin selama proses pengeritingan dan bagaimana hal ini mempengaruhi fungsi struktur rambut?

Ikatan disulfida adalah bagian penting dari struktur tersier dan kuartener protein keratin, yang memberi rambut kekuatan dan bentuk. Pemutusan dan pembentukan ulang ikatan ini memungkinkan perubahan bentuk rambut. Namun, jika proses ini tidak dikontrol dengan baik, struktur protein bisa rusak permanen, menyebabkan kerusakan rambut seperti rapuh, kering, atau tidak elastis.

4. Mengapa rambut bisa menjadi kering dan rapuh setelah pengaruh bahan kimia?

Proses kimia yang terlalu kuat atau berulang bisa merusak struktur sekunder dan tersier keratin, membuat protein kehilangan bentuk alaminya (denaturasi permanen). Hal ini mengganggu kemampuan rambut untuk mempertahankan kelembapan dan kekuatannya.

5. Apakah ada cara yang lebih aman untuk menjaga struktur keratin rambut selama pengeritingan?

Ya, beberapa cara:

ď‚· Gunakan produk dengan pH seimbang dan bahan kimia lebih ringan.

(2)

ď‚· Terapkan kondisioner atau pelembap rambut sebelum dan sesudah pengeritingan.

ď‚· Gunakan teknik pengeritingan yang meminimalkan panas berlebih dan waktu paparan bahan kimia.

ď‚· Lakukan uji sensitivitas dan kondisi rambut terlebih dahulu.

Kasus 2: Daging Keras di Asrama – Haruskah Komplain ke Ibu Asrama?

Kasus: Beberapa mahasiswa yang tinggal di asrama merasa kurang nyaman dengan makanan yang disajikan. Daging yang disajikan oleh ibu asrama terasa keras, kering, dan sulit

dikunyah, terutama saat disantap pada malam hari. Setelah ditelusuri, ternyata daging tersebut sudah dimasak sejak pagi dan dipanaskan ulang sebelum disajikan.

Para mahasiswa mulai berdiskusi: apakah mereka sebaiknya menyampaikan keluhan ini kepada ibu asrama? Mereka juga penasaran, apakah ada penjelasan ilmiah yang bisa mendukung saran atau masukan mereka.

1. Apakah para mahasiswa sebaiknya komplain kepada ibu asrama?

Ya, tetapi dengan cara yang sopan dan konstruktif. Dari sisi ilmiah, mereka bisa menjelaskan bahwa pemanasan ulang dapat menyebabkan perubahan tekstur protein. Secara sosial, menyampaikan saran dengan empati akan membantu membangun komunikasi yang sehat dan perbaikan layanan makan.

2. Mengapa daging bisa menjadi keras dan alot setelah dipanaskan berkali-kali?

Karena pemanasan menyebabkan denaturasi dan koagulasi protein, terutama kolagen dan miosin. Pemanasan berulang menyebabkan protein semakin menggumpal dan kehilangan air, membuat daging keras dan kering. Ikatan hidrogen dan struktur sekunder protein berubah, menyebabkan jaringan otot menjadi kaku.

3. Apa saran ilmiah yang bisa disampaikan kepada ibu asrama?

ď‚· Simpan daging dalam bentuk saus atau kuah untuk menjaga kelembapan saat dipanaskan ulang.

ď‚· Gunakan metode pemanasan lambat dan suhu rendah (low and slow).

ď‚· Potong daging menjadi bagian kecil agar cepat empuk.

ď‚· Jika memungkinkan, gunakan enzim pelunak seperti dari pepaya atau nenas.

4. Selain daging, apakah ada protein makanan lain yang juga mudah terpengaruh oleh pemanasan berulang?

Ya, seperti telur, ikan, atau produk susu. Penanganannya:

ď‚· Panaskan hanya satu kali jika memungkinkan.

ď‚· Gunakan api kecil dan metode kukus atau slow cooking.

(3)

ď‚· Hindari overcooking karena protein bisa menjadi kaku dan kering.

Kasus 3: Rahasia Chef A – Dagingnya Lembut, Padahal Pakai Alat yang Sama Di sebuah dapur pelatihan kuliner, dua chef—Chef A dan Chef B—memasak hidangan daging sapi menggunakan alat, suhu, dan waktu yang sama. Namun, hasilnya sangat berbeda.

Masakan Chef A disukai pelanggan karena teksturnya lembut dan mudah dikunyah.

Sementara itu, masakan Chef B terasa keras dan alot, meskipun bumbunya sama enak.

Setelah diamati lebih lanjut, diketahui bahwa Chef A merendam dagingnya dalam jus nenas sebelum dimasak, sedangkan Chef B tidak menggunakan bahan tambahan apapun sebelum memasak.

1. Apa yang dilakukan Chef A sehingga masakannya lebih lembut?

Chef A merendam daging dalam jus nenas, yang mengandung enzim pelunak yang dapat memecah protein otot dan jaringan ikat sebelum dimasak.

2. Bagaimana nenas memengaruhi struktur protein dalam daging?

Nenas mengandung enzim bromelin yang memecah ikatan peptida dalam protein, menyebabkan struktur protein terhidrolisis, sehingga tekstur daging menjadi lebih lunak.

3. Apa enzim yang terdapat dalam nenas dan bagaimana cara kerjanya?

Bromelin, enzim protease yang menghidrolisis ikatan peptida pada protein. Bromelin bekerja pada suhu ruang, dan jika dipanaskan terlalu tinggi, akan menjadi tidak aktif (denaturasi).

4. Apakah perlakuan ini termasuk proses denaturasi atau hidrolisis protein?

Termasuk hidrolisis protein. Denaturasi hanya mengubah bentuk struktur tanpa memutus ikatan peptida, sedangkan hidrolisis memecah rantai peptida, menjadikan protein lebih pendek dan daging lebih empuk.

5. Apa yang bisa dipelajari dari kasus ini?

Teknik pengolahan makanan sangat berkaitan dengan struktur protein. Dengan memahami sifat protein, kita bisa mengatur tekstur makanan, kelembutan, dan cita rasa. Ini penting dalam ilmu kuliner dan teknologi pangan.

Referensi

Dokumen terkait

Guna mengetahui kandungan protein pada daging setelah dilunakkan dengan sari buah yang mengandung enzim proteolitik maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskanlah masalah penelitian yaitu faktor–faktor apa yang berhubungan dengan daya terima makanan lunak pasien rawat inap

EXECUTIVE SUMMARY Ayam pedaging merupakan sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga peternakan ayam pedaging semakinmeningkat jumlahnya dari tahun ke tahun