PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Tinjauan Biologi
- Klasifikasi Semangka
- Morfologi Semangka
- Nama Daerah
- Tinjauan Kimia
- Ekstraksi
- Tinjauan Farmakologi
- Tinjauan Farmasetika
- Sabun
- Pengertian Sabun
- Formula Umum Sabun
- Formula Film Soap
- Antioksidan dan Radikal Bebas
- Antioksidan
- Radikal Bebas
- Metode Penentuan Aktivitas Antioksidan
- Metode DPPH
- Metode FRAP
- Metode CUPRAC
- Metode ABTS
- Spektrofotometri Uv-Vis
Nipagin memiliki kelarutan yang sulit larut dalam air, mudah larut dalam alkohol dan eter (Departemen Kesehatan RI, 1979). Antioksidan dapat digunakan untuk memperbaiki sel kulit yang rusak akibat radikal bebas (Ulfa et al, 2019). Antioksidan primer bekerja dengan cara mencegah terbentuknya senyawa radikal bebas baru, atau mengubah radikal bebas yang telah terbentuk menjadi molekul yang kurang reaktif (Winarsi, 2007).
Antioksidan sekunder bekerja dengan memotong atau memulung reaksi berantai radikal bebas. Radikal bebas memiliki reaktivitas yang tinggi, hal ini ditunjukkan dengan sifatnya yang akan menarik elektron disekitarnya sehingga senyawa radikal bebas juga dapat mengubah suatu molekul menjadi radikal (Winarsi, 2007). Radikal bebas juga dapat masuk ke dalam tubuh dari lingkungan melalui asap rokok, radiasi dan pencemaran lingkungan.
Target utama radikal bebas adalah protein, karbohidrat, asam lemak tak jenuh dan lipoprotein, serta elemen DNA dari molekul target tersebut.Yang paling rentan terhadap serangan radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh. Radikal bebas dalam tubuh dapat merusak asam lemak tak jenuh ganda pada membran sel sehingga dinding sel menjadi rapuh, merusak basis DNA sehingga mengganggu sistem genetik dan terus membentuk sel kanker (Winarsi, 2007). Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan berdasarkan dekolorisasi ABTS yang awalnya berwarna biru kehijauan namun akan berubah (dekolorisasi) menjadi tidak berwarna akibat reduksi oleh radikal bebas.
ABTS dapat larut dalam pelarut organik dan air, sehingga dapat mendeteksi senyawa yang bersifat lipofilik maupun hidrofilik, namun pengujian dengan menggunakan ABTS tidak memberikan pemeriksaan sistem pertahanan tubuh terhadap radikal bebas, sehingga ABTS hanya dapat digunakan sebagai metode pembanding karena tidak mewakili sistem biologis tubuh (Karadag, 2009).
METODE PENELITIAN
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Alat dan Bahan
- Alat
- Bahan
- Prosedur Penelitian
- Pengambilan Sampel
- Identifikasi Sampel
- Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Putih Semangka Merah
- Identifikasi Sampel
- Pemeriksaan Bahan Tambahan
- Formulasi Film Soap
- Pembuatan Film Soap Ekstrak Etanol Kulit Putih Semangka Merah
- Evaluasi Film Soap Ekstrak Etanol Kulit Putih Semangka Merah
- Metode Penentuan Aktivitas Antioksidan
- Pembuatan Larutan DPPH
- Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum DPPH
- Pengujian Larutan Vitamin C Sebagai Pembanding
- Pengujian Aktivitas Antioksidan Film Soap Ekstrak Etanol Kulit Putih
- Perhitungan Persentase Persen Inhibis
Kulit putih semangka merah dipisahkan dan dipisahkan dari kulit hijaunya sebanyak 10 kg, kemudian dipotong kecil-kecil dan dikeringkan selama ± 12 hari untuk mendapatkan kulit putih semangka merah kering sebanyak 400 gram. Hasil filtrat pertama ditambahkan pada hasil filtrat kedua, pelarutnya diuapkan dengan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak pekat kulit buah semangka yang berwarna putih. Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati bentuk, rasa, warna dan bau ekstrak (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979).
PH ekstrak pekat diukur dengan 1 g ekstrak dilarutkan dalam 10 mL air suling dalam wadah yang sesuai. Sebanyak 1 gram ekstrak kental buah semangka merah dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 ml akuades dan 5 ml kloroform, didiamkan hingga terbentuk dua lapisan, satu lapis air dan kloroform (Harborne, 1987). ). Beberapa pengujian yang dapat dilakukan terhadap ekstrak etanol kulit putih semangka merah adalah sebagai berikut.
Minyak zaitun dan NaOH 30% dicampur secara bersamaan pada suhu 700C dan diaduk sampai terbentuk massa sabun, ditambahkan M1, diaduk, ditambahkan M2, diaduk, ditambahkan M3, ditambahkan ekstrak etanol kulit semangka merah putih sampai tercampur rata . Pengukuran pH dilakukan dengan menimbang 1 gram sabun film yang dilarutkan dalam 10 ml air suling dalam wadah yang sesuai. Timbang 2 gram sabun film ke dalam wadah yang sudah ada di alat Moisture Balance.
Pemeriksaan ketebalan film sabun dilakukan dengan mikrometer, yang kemudian diukur ketebalan masing-masing sediaan film sabun. Pemeriksaan stabilitas dilakukan dengan metode freeze-thaw dengan menggunakan sediaan sabun film untuk setiap formula seberat 2 gram dan ditempatkan dalam 8 vial yang ditutup rapat. Pengujian keseragaman berat film sabun dilakukan dengan cara menimbang sabun film pada setiap sabun film untuk setiap formula.
Uji iritasi kulit dilakukan dengan uji tempel tertutup pada kulit manusia, di mana masing-masing sabun film ekstrak kulit buah semangka merah dioleskan 0,1 gram pada lengan bawah bagian dalam dengan diameter 3 cm, kemudian ditutup dengan perban dan tambalan, dibiarkan 48 jam tanpa dibilas. Ekstrak sabun film kulit semangka merah putih yang akan diuji ditimbang masing-masing sebanyak 10 mg, dimasukkan ke dalam labu ukur dan dilarutkan dengan 10 ml etanol hingga diperoleh konsentrasi utama 1000 ppm. Pipet 1 mL larutan induk ke dalam labu ukur 10 mL hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 ppm.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
- Hasil Identifikasi Tumbuhan
- Hasil Pemeriksaan Ekstrak Etanol Kulit Putih Semangka Merah
- Hasil Pemeriksaan Bahan Tambahan
- Hasil Evaluasi Film Soap Ekstrak Etanol Kulit Putih Semangka
- Hasil Pemeriksaan Aktivitas Antioksidan Film Soap dan Pembanding
Pemeriksaan zat aditif dalam pembuatan film sabun yang meliputi pemeriksaan kenampakan (bentuk, warna, bau) dan kelarutan telah memenuhi persyaratan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1979). Hasil pemeriksaan organoleptik film sabun yang diamati selama 6 minggu, didapatkan hasil F0 berupa lembaran tipis, berwarna putih, dengan bau parfum tertentu; Hasil uji antioksidan sediaan film sabun, ekstrak etanol kulit semangka merah dan vitamin C sebagai pembanding menggunakan spektrofotometer Uv-Vis dengan panjang gelombang serapan maksimum DPPH 517 nm.
Dengan pengujian aktivitas antioksidan vitamin C sebagai pembanding, diperoleh hasil bahwa IC50 vitamin C adalah 7,28 µg/mL. Uji ini juga dilakukan pada semua formula pada sediaan film sabun ekstrak kulit semangka merah putih (F0, F1, F2, F3) hasil IC50 F0 sebesar 76,42 µg/mL, IC50.
Pembahasan
Kandungan flavonoid yang terdapat pada ekstrak etanol buah semangka merah, kulit putih, yang akan memberikan aktivitas antioksidan pada sediaan sabun film. Investigasi zat aditif yang digunakan dalam pembuatan sabun film telah dilakukan menurut Kemenkes RI 1979, Kemenkes RI 2014. Zat aktif yang digunakan dalam formulasi sabun film adalah etanol. ekstrak kulit buah semangka merah putih dengan konsentrasi 1,5%, 2% dan 3% terlihat pada (Gambar 1).
Selain menggunakan ekstrak etanol kulit putih semangka merah, formula sabun film ini juga menggunakan bahan tambahan lain yaitu natrium hidroksida sebagai bahan dasarnya, minyak zaitun berperan sebagai peningkatan kelembapan kulit. Hasil evaluasi organoleptik ekstrak etanol sabun film semangka merah berkulit putih dilakukan selama 6 minggu penyimpanan. Skrining sabun film pH ekstrak semangka merah dan kulit putih dilakukan untuk mengetahui apakah sabun film yang diformulasikan aman untuk digunakan pada kulit.
Uji kekuatan busa dilakukan untuk melihat seberapa banyak busa yang dihasilkan sabun. Investigasi stabilitas film sabun pada suhu kamar atau selama siklus pembekuan dan pencairan menunjukkan bahwa film sabun yang terbuat dari ekstrak etanol kulit buah semangka putih tidak mengalami perubahan organoleptik dalam 6 siklus. Pemeriksaan keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui bobot film sabun, standarisasi keseragaman bobot film sabun belum diketahui.
Pengujian kadar air bertujuan untuk mengetahui kadar air masing-masing formula film sabun. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kadar air yang diperoleh dari masing-masing formula film sabun adalah F0 = 16,80%, F1 =. Hasil pengujian tidak menimbulkan reaksi iritasi pada semua relawan, sehingga dapat dikatakan bahwa sabun kulit buah semangka putih ekstrak etanol aman digunakan.
Setelah dilakukan evaluasi pembuatan film sabun ekstrak etanol kulit semangka merah, kulit putih, dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan spektrofotometri UV-Vis dengan metode DPPH. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan pada semua formulasi film sabun dengan ekstrak etanol kulit semangka merah (Citrullus lanatus) dengan nilai IC50. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan, didapatkan bahwa keempat sampel film sabun, ekstrak etanol kulit buah semangka merah termasuk dalam kelompok kuat aktivitas antioksidan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Pengaruh penggunaan PEG 400 dan gliserol sebagai plasticizer terhadap sifat fisik noda ekstrak etanol Centella Asiatica (L) Urban Herba Centella Asiatica (L). Pengaruh natrium alginat dan HPMC sebagai basis terhadap sifat fisik sabun film yang mengandung serai aromatik (Cymbopogon winterianus joqitt). Uji aktivitas pertumbuhan rambut menggunakan tonik rambut ekstrak kulit buah semangka putih (Citrullus vulgaris Schrad) pada kelinci New Zealand jantan.
Uji antioksidan ekstrak etanol kulit dan daging buah Menteng (Baccaurea racemosa (Blume) Mull. Arg.) menggunakan metode DPPH (2,2 diphenyl-1-picrylhydrazyl). Formulasi dan evaluasi sediaan film sabun antibakteri yang mengandung ekstrak kulit luar kacang tanah (Arachis hypogaea L.) dan uji aktivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Reaksi eritema dan edema dari sediaan sabun film Ekstrak etanol kulit semangka merah (Citrullus lanatus).