• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PERSEMBAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KATA PERSEMBAHAN "

Copied!
49
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Masyarakat
  • Bagi Institusi

TINJAUAN PUSTAKA

  • Klasifikasi Malaria
  • Cara PenularanPenyakit Malaria
  • Siklus Malaria
  • Gejala Penyakit Malaria
  • Penyebab Malaria
  • Diagnosa Laboratorium
  • Pemeriksaan Darah untuk Malaria

Malaria merupakan penyakit menular parasit yang disebabkan oleh Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah. Infeksi malaria dapat terjadi tanpa komplikasi atau mengalami komplikasi sistemik yang dikenal dengan malaria berat (Prabowo, 2008). Masa inkubasi penyakit malaria yang disebabkan oleh Plasmodium ovale adalah 12 hingga 17 hari, dengan gejala demam setiap 48 jam, relatif ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Bentuk penyakit malaria ini umumnya ditemukan di daerah pegunungan, dataran rendah di daerah tropis, biasanya penyakit malaria jenis ini terjadi tanpa gejala, dan ditemukan secara kebetulan. Menurut Sutrisna (2004), penyakit malaria ditularkan kepada penderita melalui masuknya sporozoit plasmodium melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang spesiesnya dapat berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lain. Pecahnya sel darah merah yang terinfeksi plasmodium menimbulkan gejala demam disertai menggigil dan menyebabkan anemia (Departemen Kesehatan, 2001 dalam Moonti, 2012).

Waktu antara terjadinya infeksi pertama sampai timbulnya penyakit disebut masa inkubasi, sedangkan waktu antara terjadinya infeksi malaria dan ditemukannya parasit malaria dalam darah disebut masa prapaten. Temuan pemeriksaan fisik lain yang merupakan gejala khas penyakit malaria adalah splenomegali, hepatomegali, dan anemia.Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu. Menurut WHO, malaria berat adalah malaria yang disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax.

Terjadi karena kelainan otak yang menimbulkan gejala mulai dari penurunan kesadaran hingga koma, GCS (Glasgow Coma Scale) < 11, atau lebih dari 30 menit setelah kejang yang bukan disebabkan oleh penyakit lain. Pada Plasmodium falciparum jumlahnya sangat banyak, dalam satu waktu dapat menginfeksi 10% hingga 40% sel darah merah. Infeksi multipel pada sel darah merah biasanya terlihat pada Plasmodium falciparum, jarang terjadi pada Plasmodium vivax, dan sangat jarang terjadi pada Plasmodium malariae. Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale mempunyai afinitas terhadap retikolosit, Plasmodium falciparum tampaknya tidak bergantung pada umur sel dan Plasmodium malariae mengutamakan sel-sel baru.

Pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan darah yang menurut teknis sediaannya dibedakan menjadi sediaan darah kental (SDr, sediaan darah) dan sediaan darah tipis, untuk mengetahui ada tidaknya parasit malaria di dalam darah. Tes diagnostik cepat Tes diagnostik cepat (RDT) adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap antigen parasit malaria dengan menggunakan imunokromatografi berbentuk tongkat. Tes ini digunakan ketika terjadi wabah (kejadian darurat) atau untuk memeriksa penyakit malaria di daerah terpencil yang tidak tersedia peralatan laboratorium.

Kepadatan parasit harus dinyatakan dalam jumlah parasit yang dapat dilakukan berdasarkan jumlah eritrosit yang mengandung parasit per 1000 sel darah merah.Jika jumlahnya > 100.000/ul darah, hal ini mungkin mengindikasikan adanya infeksi serius. Tetesan darah kental merupakan cara terbaik untuk mendeteksi parasit malaria karena tetesan darahnya cukup besar dibandingkan dengan pemeriksaan darah encer.

Gambar 3 : Skizon Dan Tropozit Plasmodium malariae.
Gambar 3 : Skizon Dan Tropozit Plasmodium malariae.

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Persiapan Penelitian
    • Persiapan Alat
    • Persiapan Bahan
  • Prosedur Kerja
    • Prosedur Pengambilan Darah Kapiler
    • Prosedur Pembuatan Sediaan Apus Darah Tipis
    • Prosedur Pewarnaan Sediaan Darah Tipis
    • Prosedur Pembuatant Sediaan Apus Darah Tebal
    • Prosedur Pewarnaan Sediaan Darah Tebal
    • Prosedur Pembuatan Pengenceran Giemsa 3 %
  • Teknik Pengolahan dan Analisa Data
    • Pengolahan Data
    • Analisa Data

Tetesan darah pertama diambil dengan kapas kering, kemudian tetes darah berikutnya diambil dengan cara diteteskan pada kaca objek yang kering dan bersih, kemudian segera dibuat apusan darah tipis dan tebal (Gandasoebrata, 2007). Letakkan setetes darah kapiler masing-masing pada kaca objek yang terpisah, gunakan tangan kanan, letakkan kaca objek yang lain sebagai pendorong di sebelah kiri tetesan darah dan gerakkan ke kanan sehingga mengenai tetesan darah, tetesan darah tersebut. akan menyebar ke sisi perosotan, segera dorong perosotan ke arah kiri dengan kemiringan membentuk sudut 45˚ dan dengan kecepatan sedang. Melakukan apusan darah kental merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darahnya berukuran cukup besar dibandingkan dengan tetesan darah encer.

Letakkan kaca objek pada rak dengan tetesan darah di atasnya, kemudian tuang ke dalam air suling dan tunggu hingga pucat (darah mengalami hemolisis) dan buang sisa air suling, kemudian keringkan di udara terbuka (hindari paparan alkohol yang berlebihan ) ( Kementerian Kesehatan, 2017). Data hasil pemeriksaan apusan darah tipis dan tebal pada terduga penderita malaria diolah dalam bentuk tabel dengan bantuan pemeriksaan manual. Dari tabel 4.1 di atas sebaran frekuensi pemeriksaan malaria berdasarkan jenis kelamin (tabel 4.1), prevalensi malaria tertinggi pada pasien laki-laki yaitu 10,0%.

Dari Tabel 4.2 di atas, sebaran kejadian malaria menurut kelompok umur, prevalensi kejadian malaria tertinggi pada pasien anak (<12 tahun) yaitu 6,7%. Dari Tabel 4.3 di atas, distribusi frekuensi penelitian malaria berdasarkan jenis Plasmodium Plasmodium falciparum yang paling banyak ditemukan adalah sebesar 13,3%. Berdasarkan data frekuensi kunjungan pasien malaria tahun 2020 terlihat bahwa angka kejadian penyakit malaria di RSUD Dr Muhammad Zein Painan berdasarkan jenis kelamin, tertinggi pada pasien laki-laki yaitu 10,0%, sedangkan pada perempuan pasien. itu adalah 3,3%. Hal ini disebabkan karena jumlah kunjungan pasien laki-laki lebih banyak dibandingkan pasien perempuan, dimana pasien laki-laki sebanyak 17 orang (56,7%) dan laki-laki sebanyak 13 pasien (43,3%) dan laki-laki. rentan tertular penyakit malaria karena perempuan lebih banyak bekerja di luar rumah dan laki-laki tidak memperhatikan alat pelindung diri saat bekerja, seperti tidak memakai baju lengan panjang atau bahkan tidak memakai kemeja.

Pada kategori pemeriksaan berdasarkan kelompok umur (tabel 4.2), kejadian malaria tertinggi terjadi pada pasien anak (<12 tahun), yaitu 6,7%. Tingginya kejadian malaria pada anak disebabkan oleh aktivitas anak yang bebas bermain. dekat rumah atau dekat habitat tempat nyamuk berkembang biak sehingga sangat rentan terhadap gigitan nyamuk penyebab penyakit malaria.Kondisi wilayah pesisir yang sebagian besar merupakan pemukiman penduduk dikelilingi oleh banyak air dan rimbunnya pepohonan yang juga menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Pada kategori pemeriksaan berdasarkan jenis Plasmodium (tabel 4.3), kejadian malaria tertinggi adalah Plasmodium falciparum sebesar 13,3% Penelitian Irawati (2009) dan Williana menunjukkan bahwa Plasmodium falciparum merupakan spesies yang paling banyak menyebabkan penyakit malaria. Perilaku masyarakat yang dapat memudahkan terjadinya penyakit malaria adalah: tidak menggunakan kelambu saat tidur malam, tidak menggunakan krim antinyamuk saat berada di luar rumah, dan tidak menggunakan pakaian tertutup saat berada di luar rumah.

Petunjuk Teknis Pemeriksaan Parasit Malaria Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis. Pamela A A, 2009, Hubungan kondisi fisik rumah dan lingkungan sekitar rumah dengan kejadian penyakit malaria di desa Ketosari. Susilawati, N Sennang, T Naid, F Attamimi, 2013, Kadar Hemoglobin dan Kepadatan Parasit pada Penderita Malaria di Lombok Tengah, Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Malaria di RSUD Dr Muhammad Zein Painan  Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Malaria di RSUD Dr Muhammad Zein Painan Berdasarkan Jenis Kelamin

HASIL DAN PEMBAHASAAN

Pembahasan

Hal ini sejalan dengan teori bahwa spesies yang banyak ditemukan di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax. Para ahli kesehatan masyarakat sepakat bahwa untuk mengatasi hal tersebut diperlukan upaya dalam proses pendidikan kesehatan masyarakat. Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis kemukakan di atas, maka penulis dapat memberikan saran untuk pengembangan penelitian: Memperdalam penelitian lebih lanjut agar masyarakat dapat lebih memahami bahaya penyakit malaria.

World Health Organization Western Pacific Region.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs094/en/ - Accessed February 2016.

PENUTUP

Saran

Gambar

Gambar 3 : Skizon Dan Tropozit Plasmodium malariae.
Gambar 5 : Anopheles betina
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Malaria di RSUD Dr Muhammad Zein Painan  Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Malaria di RSUD Dr Muhammad Zein Painan  Berdasarkan Jenis Plasmodium

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

They found that adolescents who were supplied alcohol by their parents had an increased risk of subsequent binge drinking, alcohol-related harm, and symptoms of alcohol use disorder

Application for Research Project/Thesis ECN490/ECN599 Autumn 2022 Students who are required to enroll in ECN 490/ECN 599 in Autumn 2022 are advised to submit an application via email