• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebakaran Hutan Provinsi Riau

N/A
N/A
salsa 16

Academic year: 2023

Membagikan "Kebakaran Hutan Provinsi Riau"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Kebakaran Hutan Provinsi Riau

LINGKUNGAN HIDUP SUMATERA

N E X T

(2)

Kolompok 5

N E X T

TPB 26

Albertdin Yehezkiel 122210140 Teknik Sipil

Asnajaya Winarna 122210127 Teknik Sipil

Evi Evalina S. 122230078 Teknik Geomatika

Jonathan Putra 122300071 Teknik Kelautan

Muhammad Fariz 122470027 Rekayasa Tata Kelola Air

Meyriska Salsabila S. 122210123 Teknik Sipil

Riski Hafid Aksan 122210126 Teknik Sipil

Dosen: Mentari Pratami, S.Si., M.Si.

(3)

Identifikasi Masalah

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Riau (bps.go.id)

(4)

N E X T

Selama Januari sampai Juli 2022 kebakaran meliputi total 1.060,85 hektare hutan di 12 kabupaten dan kota di Provinsi Riau.

Sementara itu, luas hutan yang terbakar di wilayah Kampar tercatat 139 hektare, Bengkalis 136 hektare, Rokan Hilir 147 hektare, Pelalawan 113 hektare, dan Indragiri Hilir 80 hektare. Kebakaran hutan (31 hektare), Pekanbaru (13 hektare), Siak (13 hektare), dan Kuantan Singingi (0,50 hektare).

Identifikasi Masalah

(5)

N E X T

Dari data yang sudah dilampirkan, kami menyepakati untuk

mengangkat masalah kebakaran hutan di Provinsi Riau, karena setiap tahun potensi bencana kebakaran hutan selalu terjadi di

Provinsi Riau dan itu merupakan masalah lingkungan yang paling darurat di Provinsi Riau.

Identifikasi Masalah

(6)

N E X T N E X T

Studi Kasus Kebakaran Hutan di Provinsi Riau

Analisis Akar Penyebab (The Root Cause Analysis) Langkah-langkah:

• Menyepakati pernyataan masalah yang akan dianalisis

• Indentifikasi kategori-kategori penyebab masalah (6M + 2T + 1I)

• Menentukan sebab-sebab potensial dengan cara brain storming (prinsip

• why) Mangkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin

(7)

N E X T

Pengelompokan Faktor-Faktor Penyebab

Faktor Penyebab 1 Penyebab 2 Penyebab 3

Man (M.1)

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebakaran hutan.

(M.1.1)

Karena adanya aktifitas masyarakat dalam

mengelolah hutan dengan metode tebas – bakar

(slash and burn).

(M.1.1.1)

Manusia tidak peka akan pemicu kebakaran hutan (misalnya meninggalkan puntung rokok ketika pergi ke hutan).

(M.1.1.1.1) Adanya oknum-oknum dari

perusahaan yang dengan sengaja membakar hutan demi kepentingan pribadi atau kelompok.

(M.1.2)

Mengambil jalan pintas

dengan cara konvensional, yaitu membakar karena

lebih hemat biaya dan juga tenaga.

(M.1.2.1)

(8)

N E X T

Pengelompokan Faktor-Faktor Penyebab

Faktor Penyebab 1 Penyebab 2 Penyebab 3

Method (M.2)

Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang

bahayanya kebakaran hutan.

(M.2.1)

Lemahnya perkuatan sistem peringatan dini oleh BNPBD.

(M.2.1.1) Sistem pengorganisasian

pengendalian kebakaran hutan yang masih lemah.

(M.2.2)

Belum jelasnya peranan dalam pengorganisasian.

(M.2.2.1)

Belum optimalnya hubungan antara organisasi-organisasi yang terlibat dan belum

efektifnya organisasi yang terlibat, seperti BNPBD.

(M.2.2.1.1) Sulit berjalannya program

pemerintah tentang

penanggulangan kebakaran hutan.

(M.2.3)

Minimnya sanksi tindak pidana kepada pelaku kebakaran hutan.

(M.2.3.1)

Lokasi TKP jauh dari aktivitas masyarakat.

(M.2.3.1.1)

(9)

N E X T

Pengelompokan Faktor-Faktor Penyebab

Faktor Penyebab 1 Penyebab 2 Penyebab 3

Machine (M.3)

Kurangnya alat

pemadam. (M.3.1)

Belum adanya alat

tambahan yang tersedia atau belum diproduksi.

(M.3.1.1)

Kurangnya peningkatan status kedaruratan, patrol terpadu, operasi udara

yang meliputi patroli udara, water bombing, pembuatan hujan buatan- teknologi modifikasi

cuaca, dan operasi darat yang patrol mandiri dan pemadaman dini.

(M.3.1.1.1)

(10)

N E X T

Pengelompokan Faktor-Faktor Penyebab

Faktor Penyebab 1

Market (M.4)

Tingginya permintaan pasar akan bahan dasar kayu.

(M.4.1)

(11)

N E X T

Pengelompokan Faktor-Faktor Penyebab

Faktor Penyebab 1 Penyebab 2

Money (M.5)

Karena memiliki keterbatasan ekonomi memaksa masyarakat untuk membuka lahan kelapa sawit dengan cara dibakar.

(M.5.1)

Karena adanya dorongan dari pihak swasta yang ingin meraup keuntungan dengan cara

membayar masyarakat untuk membuka lahan.

(M.5.1.1) Kurangnya dukungan BNPB

mengenai pendanaan

pencegahan kebakaran hutan.

(M.5.2)

(12)

N E X T

Pengelompokan Faktor-Faktor Penyebab

Faktor Penyebab 1 Penyebab 2 Penyebab 3

Time (T.1)

Karena adanya fenomena el nino.

(T.1.1)

Musim kemarau dan angin yang lebih parah dari biasanya yang

mempengaruhi

peningkatan jumlah titik api (hotspot) dan insiden kebakaran hutan.

(T.1.1.1)

Ranting pohon menjadi kering sehingga mudah terbakar jika ada pemicu api.

(T.1.1.1.1)

Adanya kebakaran lahan gambut (T.1.1.1.2)

(13)

N E X T

Pengelompokan Faktor-Faktor Penyebab

Faktor Penyebab 1

TECHNOLOGY (T.2)

Kurangnya teknologi pencegahan

kebakaran hutan (T.2.1)

(14)

N E X T

Pengelompokan Faktor-Faktor Penyebab

Faktor Penyebab 1

INFORMATION (I.1)

Karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bahaya akan potensi kebakaran hutan terhadap lingkungan.

(I.1.1)

(15)

KEBAKARAN HUTAN

M.1.1 T.2.1

M.5.2

M.3.1 M.1.2

M.2.1

I.1.1

T.1.1

M.4.1

M.2.3

M.2.2 M.3.1.1.1

M.3.1.1

M.2.1.1

T.1.1.1

M.2.3.1

M.1.2.1

M.2.2.1 M.2.3.1.1

M.1.1.1.1

T.1.1.1.1

T.1.1.1.2

M.2.2.1.1 M.1.1.1

M.5.1.1 M.5.1

Keterbatasan ekonomi masyarakat

(M.5) Kurangnya teknologi

pencegahan kebakaran(T.2)

Kurangnya informasi

dan edukasi(I.1) Fenimena El nino(T.1)

Kurangnya kesadaran masyarakat(M.1) Kurangnya alat

pemadam(M.3)

Kurangnya sosialisasi (M.2)

Tingginya permintaan pasar akan kayu (M.4)

(16)

N E X T

1. Kurangnya kesadaran masyarakat (M.1.1), (M.1.1.1), (M.1.2), (M.1.1.1.1), (M.1.2.1)

2. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang bahayanya kebakaran hutan (M.2.1), (M.2.1.1), (M.2.2), (M.2.2.1), (M.2.2.1.1), (M.2.3), (M.2.3.1.1)

3. Kurangnya alat pemadam (M.3.1), (M.3.1.1), (M.3.1.1.1)

4. Tingginya permintaan pasar akan bahan dasar kayu (M.4.1)

5. Keterbatasan ekonomi masyarakat yang memaksa masyarakat membakar lahan hutan untuk dijadikan lahan perkebunan baru (M.5.1), (M.5.1.1), (M.5.2)

6. Karena adanya fenomena el nino (T.1.1), (T.1.1.1), (T.1.1.1.1), (T.1.1.1.2)

7. Kurangnya antisipasi pencegahan kebakaran hutan oleh BMKG dan akademisi yang ahli dalam pembuatan teknologi pencegahan kebakaran hutan (T.2.1)

8. Kurangnya sosialisasi atau edukasi tentang pencegahan kebakaran hutan (I.1.1)

Hasil Identifikasi Faktor Potensi

(17)

N E X T

1. Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau 1.219 Hektare Selama 2022 (kompas.com)

2. Permasalahan Karhutla dan Potensi Penanganannya Menggunakan Teknologi 4.0 (ipb.ac.id) 3. Sinergi Upaya Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan - Direktorat Jenderal Pengendalian

Perubahan Iklim (menlhk.go.id)

4.Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Terkendala Alat | merdeka.com 5.Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan (bps.go.id)

6.Riau, Provinsi Kaya Yang Rakyatnya Miskin – YouTube

Daftar Pustaka

(18)

Lampiran

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengumpulan data yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa: Pertama, dalam pengangkatan birokrat di BPBD Kabupaten Kampar belum maksimal, karena tidak didasari oleh pengalaman