• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.M di Praktik Mandiri Bidan (PMB) BD.ST.Harniati, S.S.Tr.Keb - Repository Poltekkes Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.M di Praktik Mandiri Bidan (PMB) BD.ST.Harniati, S.S.Tr.Keb - Repository Poltekkes Kendari"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis,namun kehamilan normal juga dapat terjadi masalah atau komplikasi sehingga dapat menjadi kasus patologis. Patologi pada kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil.Kasus patologi yang terjadi merupakan salah satu penyumbang terbesar terjadinya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Anwar, 2022).

Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia menurut World Health Organization (WHO) tahun 2020 menjadi 295.000 kematian dengan penyebab kematian ibu adalah tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia), pendarahan, infeksi postpartum, danaborsi yang tidak aman. Selain AKI terdapat AKB (angka kematian bayi) yaitu jumlah kematian bayi pada usia 28 hari pertama kehidupan, bayi baru lahir merupakan bayi yang baru lahir sampai usia 28 hari yang lahir dengan usia kehamilan 38 – 42 minggu. AKB di dunia menurut WHO tahun 2020 sebesar 2.350.000 (Argaheni et al., 2021).

Berdasarkan data survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2015 AKI 305/100.000 Kelahiran Hidup (KH), dan berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, AKB 24/1000 KH.

Target Sustainable Develovment Goals (SDGs) pada tahun 2030

(2)

adalah AKI mencapai 70/100.000 KH, sedangkan AKB 12/1000KH.

Bidan memiliki peran sangat penting dan strategis dalam penurunan AKI dan AKB serta penyiapan generasi penerus bangsa yang berkualitas, melalui pelayanan kebidanan yang bermutu dan berkesinambungan (Anwar, 2022).

Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan meningkat setiap tahun. Pada tahun 2021 menunjukkan 7.389 kematian di Indonesia.

Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627 kematian. Sedangkan di Indonesia data AKB yang dilaporkan Direktorat Kesehatan Keluarga pada tahun 2020 sebanyak 20.266 kasus penyebab kematian terbanyak adalah BBLR, asfiksia, infeksi, kelainan konginetal dan Tetatunus Neonatorum (Profil Kesehatan, 2021).

Sampai tahun 2020 jumlah kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara meskipun masih berfluktuasi namun cenderung stabil, kenaikan signifikan justru terjadi pada tahun terakhir dengan jumlah 117 kasus atau mengalami kenaikan sebesar 92%. Hasil ini memerlukan kajian yang lebih lanjut mengenai penyebabnya, serta keterkaitannya dengan indikator Kesehatan Ibu yang lain (Dinkes Sultra 2021).

Jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2020 sebanyak 9/1000 KH dan tahun 2021 sebanyak 8/1000

(3)

KH. Adapun untuk jumlah kematian bayi tahun 2020 sebanyak 456 kasus dan tahun 2021 sebanyak 411 kasus (Puspitasari & Astuti, 2017).

Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2021 umumnya disebabkan oleh penyebab lain-lain (Retensio Urine, Asma Bronkial, Febris, Post Sectio Caesarea, sesaknafas, Dekompensasi Cordis, Plasenta Previa, komplikasi TBC, gondok, gondok beracun, TBC) dengan 54 kasus, perdarahan 30 kasus, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) 20 kasus, infeksi 6 kasus, gangguan metabolisme 4 kasus, dangan gangguan sistem peredaran darah 4 kasus. Berbagai sub faktor menjadi penyebab seperti kuantitas dan kuaitas ANC, deteksi resiko tinggi kehamilan, keterlambatan merujuk, terlambat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan, terlambat mendapat pertolongan, faktor sosial budaya dan ekonomi (ProfilKesehatanSultra 2021).

Penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan pasca persalinan (post partum). Sedangkan, penyebab kematian pada kelompok perinatal disebabkan oleh komplikasi intrapartum sebanyak 28,3% dan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 19%. Ini menggambarkan bahwa kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan sangat menentukan persalinan dengan kondisi bayi yang dilahirkan (Puspitasari & Astuti, 2017).

Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI dan AKB dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan

(4)

berkesinambungan (Continuity Of Care) mulai dari hamil,bersalin,nifas, neonatus, dan pemilihan alat kontrasepsi yang biasa disebut dengan asuhan komprehensif.Kesehatan ibu dan anak perlu mendapatkan perhatian karena ibu yang mengalami kehamilan dan persalinan memiliki resiko mengalami kematian (Misar Y,dkk, 2012).

Rekomendasi Kemenkes terkait pelayanan pada ibu hamil yang awalnya minimal 4 kali kunjungan menjadi 6 kali kunjugan yaitu 1 kali pada trimester 1, 2 kali pada trimester 2,dan 3 kali pada trimester 3 (Kemenkes,2020).

Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu bersalin yaitu pertongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (Dokter Spesialia Ginekologi (SpoG),dokter umum dan bidan).Pelayanan kesehatan pada ibu nifas adalah pelayanan yang diberikan pada ibu nifas sesuai standar,yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesaui jadwal yang dianjurkan (Kemenkes RI,2015). Pelayanan kesehatan pertama yang diberikan pada neonatus adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi baru lahir termasuk ASI Eksklusif dan perawatan tali pusat.Pelayanan kesehatan pada ibu nifas dan neonatus juga mencakup pemberian Komunikasi,Informasi dan Edukasi (KIE) termasuk keluarga berencana pasca salin (Kemenkes, RI.2013).

Continuity Of Care pada awalnya merupakan ciri dan tujuan utama pengobatan keluarga yang lebih menitikberatkan kepada kualitas

(5)

pelayanan kepada pasien (keluarga) dengan bantuan bidan (tenaga kesehatan). Asuhan yang berkelanjutan membutuhkan hubungan terus-menerus dengan tenaga professional. Penyediaan pelayanan individual yang aman dan nyaman bagi kaum wanita selama persalinan dan kelahiran serta menyediakan perawatan komprehensif untuk ibu dan bayi baru lahir selama periode postpartum (Estiningtyas,dkk,2013).

Sebagian ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan antenatal dapat disebabkan karena faktor ekonomi dan kurangnya pengetahuan.

Jika ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan normal dan tanpa komplikasi obstetric yang dapat membahayakan nyawa ibu dan janin,sehingga dapat menyebabkan meningkatnya angka mordibitas dan mortilitas ibu (Saifuddin,2009).

Berdasarkan uraian masalah diatas untuk mengurangi angka kematian pada ibu dan janin maka penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan secara Continuity Of Care dan Komprehensif pada Ny.MGIIIPIIA0 dari kehamilan trimester III, persalinan, nifas, bayi baru lahir dengan prosedur manajemen kebidanan dan didokumentasikan dengan metode SOAP.

B. Ruang lingkup

Ruang lingkup asuhan diberikan pada ibu hamil trimester III, Ibu bersalin, Nifas, dan Bayi Baru Lahir pada Ny.’’M" GIIIPIIA0.

(6)

C. Tujuan penulisan 1.Tujuan Umum

Untuk memberikan asuhan kebidanan secara Continuity Of Carepada Ny.”M” di Praktik Mandiri Bidan (PMB) Harniati, S.S.Tr. Keb dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada Ny.”M” usia kehamilan trimester III Di Praktik Mandiri Bidan (PMB) Harniati, S.S.Tr. Keb Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lepo-lepo Kota Kendari.

b. Merumuskan diagnosa dan masalah kebidanan pada Ny.”M” usia kehamilan trimester III Di Praktik Mandiri Bidan (PMB) Harniati, S.S.Tr. Keb .

c. Melakukan penataalaksanaan asuhan kebidanan kebidanan pada Ny.”M” usia kehamilan trimester IIIDi Praktik Mandiri Bidan (PMB) Harniati, S.S.Tr. Keb.

d. Mendeskripsikan kesenjangan antara teori dan praktik kebidanan pada Ny.”M” usia kehamilan trimester IIIDi Praktik Mandiri Bidan (PMB) Harniati, S.S.Tr. Keb

D. Manfaat penulisan 1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan asuhan kebidanan sejak kehamilan, persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

(7)

2. Manfaat Praktis

A. Bagi Mahasiswa Kebidanan

Dapat menambah ilmu dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

B. Bagi Puskesmas

Dapat memberikan dan meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan Kebidanan secara Continuity Of Care pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

C. Bagi Penulis

Mampu memberikan asuhan secara komprehensif kepada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir secara berkesinambungan.

D. Bagi Institusi

Sebagai masukan untuk mengembangkan materi yang telah diberikan baik dalam perkuliahan maupun praktik lapangan agar dapat menerapkan secara langsung dan berkesinambungan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, masa nifas dan bayi baru lahir dengan pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan.

(8)

E. Bagi masyarakat

Studi kasus ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan masyarakat tentang kehamilan, persalinan, nifas,dan bayi baru lahir sesuai standar yang harus didapatkan oleh ibu dan bayi.

Referensi

Dokumen terkait