• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN BEBAS VISA KUNJUNGAN (BVK) DALAM MENINGKATKAN SEKTOR EKONOMI PARIWISATA DI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEBIJAKAN BEBAS VISA KUNJUNGAN (BVK) DALAM MENINGKATKAN SEKTOR EKONOMI PARIWISATA DI "

Copied!
125
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK), diperkirakan pada tahun 2019 penerimaan devisa dari pariwisata dapat melebihi penerimaan dari industri kelapa sawit (CPO). Meskipun industri pariwisata menduduki peringkat keempat pada tahun 2014 dan 2015, pendapatan devisa telah meningkat sejak diberlakukannya kebijakan bebas visa. Diperkirakan sektor pariwisata akan menjadi penyumbang terbesar pasar devisa utama Indonesia pada tahun 2019 (www.kemenpar.go.id).

Berdasarkan data tersebut, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dari tahun 2014 hingga 2017 terus meningkat. Berdasarkan data di atas, tingkat hunian kamar hotel berbintang pada tahun 2013-2015 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015, usaha restoran dan kafe bertambah sebanyak 644 usaha dari tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2016 bertambah sebanyak 740 usaha.

Begitu pula dengan zat adiktif lainnya yang mengalami penurunan pada tahun 2014 dan kembali meningkat pada tahun 2015.

Identifikasi Masalah

Batasan Dan Rumusan Masalah

  • Batasan Masalah
  • Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat

  • Manfaat Akademik
  • Manfaat Non-Akademik

Apakah ada perbedaan arus wisman dan sektor ekonomi pendukung pariwisata sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan Visa Free Visit (VVIS)?

LANDASAN TEORI

Uraian Teoritis

  • Pendapatan Nasional
  • Penerimaan Negara
  • Pariwisata

Kebijakan Bebas Visa Kunjungan

Dalam rangka meningkatkan hubungan antara Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan negara lain, perlu memberikan kemudahan bagi masuknya warga negara asing, pemerintah daerah administrasi khusus negara dan beberapa entitas ke dalam wilayah negara Republik Indonesia. Indonesia. yang dilaksanakan dalam bentuk pembebasan dari kewajiban visa kunjungan, dengan memperhatikan asas timbal balik dan manfaat. Pada pertengahan tahun 2015, pemerintah menerapkan kebijakan penting yang dinilai berdampak besar bagi kemajuan pariwisata Indonesia di mata dunia. Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan keputusan presiden pada bulan Juni 2015 yang memuat penggunaan rezim bebas visa (VVK).

69 Tahun 2015 tentang BVK disebutkan bahwa orang asing adalah warga negara dari negara tertentu yang masuk ke wilayah negara Republik Indonesia. Indonesia dibebaskan dari kewajiban memiliki visa kunjungan dengan memperhatikan asas timbal balik dan manfaat. Izin diberikan paling lama 30 (tiga puluh) hari dan tidak dapat diperpanjang atau diubah menjadi izin tinggal lain (Pasal 6, No. 4, Perpres No. 104/2015).

Izin diberikan kepada orang asing dalam rangka tugas pemerintahan, pendidikan, sosial budaya, pariwisata, bisnis, keluarga atau bermalam untuk melanjutkan perjalanannya ke negara lain. Jumlah negara yang diberikan bebas visa berdasarkan benua yaitu benua eropa 52 negara, benua asia 42 negara. Tujuan kebijakan bebas visa kunjungan adalah untuk meningkatkan jumlah wisman ke Indonesia yang ditargetkan mencapai 20 juta wisman pada 2019.

Daftar negara bagian, pemerintah daerah administrasi khusus suatu negara, dan entitas yang ditunjuk yang telah diberikan visa kunjungan gratis.

Penelitian Terdahulu

Sanksi bagi penerima bebas visa kunjungan yang melakukan pelanggaran dan penyalahgunaan izin tinggal kunjungan dapat dilihat pada Pasal 78 dan Pasal 122 huruf (a) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011. Maulida, Pelaksanaan Bebas Visa Kunjungan dan Kaitannya dengan Adanya tenaga kerja asing ilegal, berpotensi asal China.

Kerangka konseptual

Hipotesa

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan Penelitian
  • Definisi Operasional
  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Tahapan Analisis

Serta analisis perbandingan yang menunjukkan perbedaan arus wisatawan mancanegara dan sektor ekonomi pariwisata Indonesia sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan kunjungan bebas visa. Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana arus wisatawan mancanegara dan perkembangan ekonomi sektor pariwisata pasca kebijakan bebas visa kunjungan di Indonesia. Pada tahun 2016, jumlah kunjungan wisman meningkat menjadi 220.570 wisman atau meningkat 9,81 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Berikut data jumlah wisman yang berkunjung ke provinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 2015 hingga 2017. Salah satu terobosan baru yang sangat mempengaruhi peningkatan kunjungan wisman adalah kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang diberikan ke 169 negara. Pencapaian jumlah wisman di Indonesia tahun 2015 tercatat sebagai rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.

Pada 2016, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 12,59 persen, atau meningkat 12,59 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai atau meningkat sebesar 21,88 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman tahun 2016. Pada tahun 2015, kebijakan Bebas Visa Kunjungan diberlakukan, namun pembebasan visa bagi wisman tidak menyebabkan penurunan devisa pariwisata, namun penerimaan devisa meningkat pada tahun 2015 dan.

Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perbedaan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan Visit Visa Free (VISF), hipotesisnya adalah sebagai berikut. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata jumlah wisatawan mancanegara sebelum dan sesudah pemberlakuan Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) di Indonesia. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji statistik jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia sebelum dan sesudah penerapan kebijakan BVK didapatkan nilai Sig sebesar 0,050.

Sebagai contoh, dapat dikatakan bahwa kebijakan BVK tidak berpengaruh terhadap jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Jumlah wisatawan mancanegara pasca pemberlakuan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) mengalami peningkatan dibandingkan sebelum kebijakan BVK diberlakukan.

Tabel 3-1  Definisi Operasional
Tabel 3-1 Definisi Operasional

HASIL PEMBAHASAN

Deskripsi Data

  • Pariwisata di Indonesia
  • Perkembangan Arus Wisatawan Mancanegara Pasca
  • Perkembangan Sektor Ekonomi yang Mendukung

Sadar akan potensi wisata alam Indonesia, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisman hingga mencapai 20 juta orang pada 2019. Pantai Tanjung Kelayang semakin diminati wisman, terlihat dari wisman yang berkunjung ke Bangka Belitung. Data di atas menunjukkan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bangka Belitung pada tahun 2015 sebanyak 4.387 orang, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak 5.106 orang.

Berdasarkan grafik di atas, jumlah kunjungan wisman tahun 2017 mencapai 32.876, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 23.303 wisman. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada tahun 2015 mencapai 200.851 wisatawan. Pada tahun 2017, terjadi peningkatan jumlah wisman menjadi 239.441 wisman, dengan peningkatan sebesar 8,55 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2016, jumlah wisman meningkat menjadi 1.404.328 wisman atau tumbuh 32,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sehingga jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Wakatobi terus meningkat setiap tahunnya seperti terlihat pada grafik berikut ini. Pada tahun 2016, jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia mencapai 10.000 orang atau meningkat 0,2% dari target wisman yang telah ditetapkan.

Sedangkan pada tahun 2017, indikator kinerja menargetkan jumlah wisman yang masuk ke Indonesia mencapai kunjungan atau 93,60% dari target wisman yang telah ditetapkan.

Hasil Analisis Komparatif

Data lama menginap tamu asing digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata lama menginap wisatawan asing sebelum dan sesudah penerapan Free Visa Policy (BVK), sehingga dilakukan pengujian lagi dengan hipotesis sebagai berikut. 𝐻𝑎 : 𝑏 ≠ 0 (ada perbedaan rata-rata lama menginap tamu asing sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan BVK) Tabel 4-4. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji statistik rata-rata lama menginap tamu asing pada hotel berbintang dan hotel non bintang sebelum dan sesudah penerapan kebijakan BMS menunjukkan nilai Sig sebesar 0,423.

Pengujian lain juga dilakukan untuk melihat perbedaan PNBP sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK), dengan hipotesis sebagai berikut. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji statistik Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebelum dan sesudah penerapan kebijakan BVK didapatkan nilai Sig sebesar 0,018. Perolehan devisa digunakan untuk melihat perbedaan penerimaan devisa pariwisata sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (FVIC), maka dilakukan pengujian lain dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata devisa wisatawan Indonesia sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) di Indonesia. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji statistik penerimaan devisa dari sektor pariwisata sebelum dan sesudah penerapan kebijakan BVK menunjukkan nilai Sig sebesar 0,077. Perbedaan pertumbuhan restoran sebelum dan sesudah penerapan kebijakan Visit Visa Free (BVK) terlihat menggunakan data pesan antar makanan dan minuman, sehingga berbagai pengujian menggunakan hipotesis sebagai berikut.

Berdasarkan tabel di atas terlihat rata-rata pertumbuhan restoran di Indonesia sebelum dan sesudah diberlakukannya kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) di Indonesia. Hasil di atas menunjukkan bahwa setelah kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) diterapkan di Indonesia, penerimaan devisa pariwisata terus meningkat setelah kebijakan tersebut diterapkan. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji statistik pertumbuhan restoran sebelum dan sesudah penerapan kebijakan BMS menunjukkan nilai Sig sebesar 0,863.

Berdasarkan tabel di atas, terlihat rata-rata jumlah penginapan sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) di Indonesia. Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil pengujian statistik jumlah akomodasi sebelum dan sesudah penerapan kebijakan BVK menunjukkan nilai Sig sebesar 0,194.

Tabel  di  atas  menunjukkan  bahwa  rata-rata  lama  menginap  pada  sebelum dan sesudah diberlakukan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) di  Indonesia
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata lama menginap pada sebelum dan sesudah diberlakukan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) di Indonesia

Pembahasan

Hal ini menunjukkan bahwa destinasi wisata tidak hanya terfokus pada pulau Jawa dan Bali yang menjadi tempat favorit wisatawan mancanegara. Dikatakan bahwa pertumbuhan pariwisata Indonesia setelah pemberlakuan kebijakan bebas visa kunjungan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pariwisata global dan pertumbuhan pariwisata di kawasan ASEAN. Sebelumnya, rata-rata pengeluaran wisatawan di Indonesia terbagi menjadi 40% untuk kebutuhan transportasi, 40% untuk akomodasi dan 20% untuk jalan-jalan, makan dan membeli oleh-oleh.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata lama menginap tamu asing di hotel berbintang dan non bintang sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan Visit Visa Free (VISF). Terdapat perbedaan yang signifikan antara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan Free Visit Visa (FVV). Tidak ada perbedaan penerimaan devisa dari sektor pariwisata sebelum dan sesudah penerapan kebijakan BVK.

Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan restoran sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK). Tidak ada perbedaan yang signifikan antara jumlah menginap semalam sebelum dan sesudah pemberlakuan kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK). Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang diberlakukan negara Indonesia kepada 169 negara berdampak pada menurunnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang selama ini berasal dari penerbitan visa Indonesia.

Kebijakan bebas visa merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk meningkatkan wisatawan asing yang masuk ke Indonesia, sehingga dapat meningkatkan devisa yang diperoleh dari sektor pariwisata, dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja keseimbangan pelayanan. Namun dalam praktiknya, kebijakan bebas visa ini menimbulkan masalah mulai dari berkurangnya pendapatan pemerintah, keamanan dalam negeri, hukum dan ketertiban serta kondisi tenaga kerja. Dalam Perpres No. 21 Tahun 2016, sebagian besar negara baru yang mendapatkan fasilitas bebas visa kunjungan adalah negara yang tidak memberikan kontribusi jumlah wisatawan yang signifikan ke Indonesia.

Sehingga penambahan negara tersebut menjadi tidak relevan untuk tujuan meningkatkan jumlah wisman yang datang ke Indonesia. Paired sample difference Uji Variabel lama menginap tamu asing di hotel berbintang dan non bintang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 2-2  Penelitian  Terdahulu  No  Nama Peneliti dan
Gambar  2-1  Bagan Konseptual
Gambar  2-2  Kerangka Penelitian
Tabel 3-1  Definisi Operasional
+2

Referensi

Dokumen terkait

English Education Department, Faculty Tarbiyah and Teacher Training, Antasari State Islamic University.. Advisor: Hidayah Nor,