• Tidak ada hasil yang ditemukan

kebijakan pemerintah kabupaten karo kepada - Repository UMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kebijakan pemerintah kabupaten karo kepada - Repository UMA"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan fenomena tersebut maka penelitian ini mengambil judul “Kebijakan Pemerintah Kabupaten Karo terhadap Anak Korban Letusan Gunung Sinabung”. Secara keseluruhan, anak-anak pengungsi korban letusan Gunung Sinabung masih bisa melanjutkan sekolah.

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dalam menangani pengungsi anak korban letusan Gunung Sinabung dari sudut pandang perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak. Untuk mengetahui dampak kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Karo dalam menangani pengungsi di Kabupaten Karo terhadap anak pengungsi dari sudut pandang perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak.

Manfaat Penelitian

Kerangka Pemikiran

Kelompok pengungsi anak merupakan bagian dari kelompok rentan yang karena kerentanannya memerlukan perlindungan dari negara, termasuk pemenuhan hak-hak dasarnya. Perlindungan dan pelaksanaan hak-hak anak merupakan salah satu aspek manajemen pengungsi yang dikaji dalam penelitian ini melalui studi kasus penanganan pengungsi anak terdampak letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Tentang Kebijakan

Namun pada dasarnya dari tujuan dilakukannya penelitian ini dapat diambil suatu definisi tentang kebijakan, yaitu kebijakan yang dimaksud. Quade seperti dikutip Nugroho menyatakan, asal muasal analisis kebijakan disebabkan oleh kebijakan yang sangat tidak memuaskan.

Aspek-Aspek Kebijakan

Pemantauan memberikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang konsekuensi dari kebijakan yang diambil sebelumnya. Evaluasi memberikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang kesenjangan antara kinerja kebijakan yang diharapkan dan kinerja aktual.

Kebijakan Publik

Dalam masyarakat otoriter, kebijakan publik hanyalah keinginan penguasa, sehingga penjelasan di atas tidak akan berhasil. Keberhasilan implementasi kebijakan publik mengharuskan pelaksananya mengetahui dengan jelas apa yang perlu dilakukan.

Pengungsi Anak

Anak-anak merupakan pihak yang paling rentan dan merasakan dampak negatifnya dalam situasi darurat (Global Protection Cluster Child Protection, 2015). Anak-anak ini termasuk bayi (sampai satu tahun) dan sebagian besar remaja di bawah usia 18 tahun.

Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak

Berdasarkan definisi tersebut, hak-hak anak merupakan kebutuhan paling mendasar yang melekat pada diri anak yang dapat berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup dan kesejahteraan anak apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi (Absor, 2011). Berdasarkan seluruh hak-hak anak yang telah dijelaskan, peneliti akan mengacu pada konsep hak-hak anak dalam konteks kelangsungan hidup, perlindungan, tumbuh kembang, dan partisipasi dalam lingkungan pengungsi.

Prinsip-Prinsip Perlindungan pada Piagam Kemanusiaan . 30

Prinsip perlindungan ini juga berlaku pada perlindungan anak, yaitu program yang dijalankan di lokasi pengungsian harus menjunjung prinsip pencegahan, akses bantuan, keamanan dan pemulihan. Koordinasi memungkinkan semua pihak yang terlibat dalam perlindungan anak untuk menyepakati serangkaian tujuan bersama dan pembagian kerja yang efektif. Pelayanan perlindungan anak diberikan oleh staf/pekerja yang telah terbukti keterampilannya dalam lingkup pekerjaannya.

Seluruh pekerja/aktor kemanusiaan dipastikan memahami upaya perlindungan anak dengan menerapkan kebijakan dan prosedur perlindungan anak yang tepat. Isu perlindungan anak dikomunikasikan dan diadvokasi dengan menghormati martabat, kepentingan terbaik dan keselamatan anak, termasuk mempertimbangkan kepentingan anak berkebutuhan khusus. Informasi yang obyektif dan tepat waktu mengenai isu-isu perlindungan anak dikumpulkan dengan cara yang etis dan digunakan secara sistematis untuk memandu kegiatan pencegahan dan respons.

METODE PENELITIAN

  • Bentuk Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Informan Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Definisi Konsep dan Operasional
  • Teknik Analisis Data

Selain itu, BPBD Kabupaten Karo juga melakukan operasi pengangkutan anak-anak di pengungsian menuju dan pulang sekolah (Wawancara, P6, 15 Januari 2019; Wawancara, P5, 25 Januari 2019). Penyakit yang umum diderita anak-anak di pengungsian adalah batuk dan pilek (Wawancara, P11, 20 Januari 2019). Keterlibatan dan partisipasi anak dalam kegiatan sederhana seperti bersih-bersih dan belajar bersama merupakan bagian dari upaya perlindungan anak di pengungsian.

Dampak stressor akibat bencana yang luar biasa dan tidak dapat dihindari serta perpindahan panjang yang dialami para korban bencana erupsi Gunung Sinabung membuat anak-anak semakin rentan. Pengalaman berlama-lama di pengungsian yang dialami anak-anak korban bencana erupsi Gunung Sinabung bisa menjadi pengalaman paling menantang dan rumit bagi anak-anak. Tidak ada kebijakan khusus terhadap anak korban bencana Sinabung yang menimbulkan dampak langsung dan tidak langsung terhadap perkembangan dan kehidupan anak-anak pengungsi.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN HASIL

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gunung Sinabung yang terletak di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara, sebelum erupsi tergolong stratovolcano B. Setelah erupsi tahun 2010, erupsi Sinabung mengalami jeda selama 3 tahun, namun kembali meletus dengan intensitas lebih besar pada bulan September 2013. Luas Zona Rentan Bencana III ditetapkan lebih jauh dari radius sebelumnya yang hanya 5 km hingga radius 7 km dari Gunung Sinabung.

Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) merupakan kawasan lingkar tengah dalam radius 2-5 km dari puncak Gunung Sinabung. Kawasan Rawan Bencana I (KRB I) merupakan kawasan lingkar luar yang rentan terhadap dampak erupsi Gunung Sinabung. Peningkatan pengungsi terjadi seiring meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Sinabung sehingga memaksa warga yang berada di zona aman untuk mengungsi.

Tabel 4.1 Jumlah Warga Pengungsi & Tempat Pengungsian
Tabel 4.1 Jumlah Warga Pengungsi & Tempat Pengungsian

Hasil Penelitian

Hampir seluruh kegiatan terkait pengungsi dilakukan oleh BPBD Kabupaten Karo sendiri, termasuk mengatur perpindahan sekolah anak ketika sekolah yang dititipkan kepada anak-anak pengungsi tersebut sudah tidak mau lagi menerima kehadiran mereka. Dibalik dua kasus yang terlihat dan dilaporkan tersebut, Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten Karo menyatakan, pada masa evakuasi 2013-2015 sering terjadi laporan kasus yang melibatkan pengungsi, termasuk anak-anak. Kebutuhan perumahan anak-anak pengungsi dipenuhi melalui kamp pengungsian, meskipun persyaratan kelayakannya masih di bawah standar.

Selain masalah perundungan, juga terjadi permasalahan di salah satu sekolah dimana pengelola sekolah yang ditempati mengunci seluruh toilet sehingga anak-anak harus berpindah. Anak-anak yang orang tuanya meninggalkan tempat pengungsian biasanya belajar mandiri, atau dibantu di tempat pengungsian oleh orang dewasa lain, misalnya relawan atau pengungsi lainnya. Biasanya anak-anak yang dititipkan di pengungsian ini datang ke desa bersama orang tuanya pada akhir pekan sepulang sekolah dan kembali ke pengungsian pada Senin pagi.

Pembahasan

Perhatian dari orang dewasa di sekitar anak-anak, termasuk pemerintah, relawan dan warga pengungsi. Karo, penulis melakukan penelitian di posko moderasi GBKP yang terletak di Kabanjahe, karena di posko ini jumlah pengungsi paling banyak dan jumlah anak-anak yang menjadi korban bencana Gunung Sinabung lebih banyak dibandingkan di posko lainnya. Penelitian ini dirancang dengan pendekatan purposive sampling dimana subjek penelitian dipilih berdasarkan kriteria tertentu berdasarkan karakteristik subjek yang telah ditentukan, yaitu pemangku kepentingan yang terlibat dalam penanganan pengungsi anak korban bencana erupsi Gunung Sinabung, antara lain aparat pemerintah, Satgas Tanggap Darurat. , relawan, administrator pos, pengungsi, termasuk anak-anak.

Di sisi lain, peneliti menemukan memang terdapat pemahaman di instansi lain bahwa segala kegiatan yang berkaitan dengan pengungsi erupsi Gunung Sinabung adalah pekerjaan BPBD, karena menurut instansi lain anggaran penanganan pengungsi ada di BPBD Kabupaten Karo dan pihak instansi – dinas juga merasa belum dilibatkan langsung oleh BPBD Kabupaten Karo untuk ikut serta menangani kebutuhan pengungsi khususnya yang berkaitan dengan anak (Wawancara, P Januari 2019). Berdasarkan hasil wawancara, program kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (saat masih di BKKBN) dan Polres Tanah Karo terhadap anak-anak di pengungsian adalah kegiatan trauma healing. Kebutuhan bermain anak-anak pada umumnya terpenuhi dengan baik di pengungsian karena mereka selalu bersama teman-temannya, terutama bagi mereka yang tinggal di pos pengungsian yang memiliki lapangan atau pekarangan yang luas.

Pengasuhan terbaik bagi anak-anak ada di tangan orang tuanya sendiri, namun sayangnya situasi di pengungsian korban letusan Gunung Sinabung justru berbeda, banyak anak-anak yang ditelantarkan orang tuanya untuk kembali ke desa. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode penelitian longitudinal untuk menggali lebih dalam dampak emosional dan psikososial anak yang tinggal di pengungsian dalam jangka waktu lama, seperti anak yang terkena dampak bencana Gunung Sinabung. program sebagai upaya perlindungan dan pemenuhan pengungsi anak saja.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pemerintah Kabupaten Karo dalam menangani pengungsi anak terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung dilihat dari sisi perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak belum membuat kebijakan khusus untuk anak korban bencana Sinabung. Faktor perlindungan anak belum menjadi perhatian dalam pengelolaan penanganan pengungsi terdampak erupsi Gunung Sinabung. Karo tidak berjalan efisien karena koordinasi tidak berjalan sebagaimana mestinya, dimana anggota Satgas Tanggap Darurat masih menganggap penanganan pengungsi masih menjadi tugas utama BPBD.

Karo cukup dengan keberadaan tim Satgas Tanggap Darurat yang terdiri dari Komandan Kodima 0205/TK, petugas dan staf yang berasal dari Dinas Pemerintah Kabupaten. Dilihat dari variabel disposisionalnya, belum ada lead sector yang mau mengambil peran memberikan perhatian khusus terhadap persoalan perlindungan dan realisasi hak-hak pengungsi anak. Faktor penghambat belum adanya kebijakan khusus terhadap anak korban bencana Sinabung dari sudut pandang perlindungan dan perwujudan hak-hak anak adalah rentannya anak terhadap situasi pengungsian, khususnya terhadap permasalahan kesehatan dan distribusi. anak-anak. di beberapa lokasi pengungsian dan terdapat beberapa instansi terkait yang mempunyai kebijakan berbeda dalam menangani anak-anak pengungsi, adapun faktor pendukungnya adalah tingginya perhatian masyarakat eksternal terhadap anak-anak terdampak bencana Gunung Sinabung dan sumber dayanya. pejabat administrasi bencana menyesuaikan diri dengan keberadaan gugus tugas tanggap darurat.

Saran

Mengelola anak-anak selama masa kesiapsiagaan darurat bencana alam: Tinjauan terhadap Konvensi Hak Anak dan Undang-Undang Perlindungan Anak. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 36 Tahun 1990 Pengesahan Konvensi Hak Anak. Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Pengungsi (Studi Kasus Anak Pengungsi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam).

Ma'ruf, Susanto dan Fatmawati, Dari Wasior, Mentawai hingga Merapi: Perspektif Perlindungan Anak dalam Keadaan Darurat (hlm. 45-49). Upaya instrumental perwujudan hak-hak anak dalam situasi bencana: Studi kasus realisasi hak-hak anak pada bencana letusan Merapi tahun 2010 di Yogyakarta.

Gambar

Gambar   1.1.   Kerangka Penelitian ............................................................
Tabel   4.1.   Jumlah Warga Pengungsi & Tempat Pengungsian .................   49  Tabel   4.2
Tabel 4.1 Jumlah Warga Pengungsi & Tempat Pengungsian
Tabel 4.2 Partisipan Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

In the surgery group no sperm, testicular volume average was 4.3±3.3ml, average level of FSH was 33.6±17.5mIU / ml, the difference between groups was significant statistics,