http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENGARUSUTAMAAN
GENDER (PUG)
KONSEP
PENGARUSUTAMAAN GENDER
Pengarusutamaan gender adalah strategi yang
dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi
satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan nasional.
Dengan menyelenggarakan pengarusutamaan gender,
01
IDENTIFIKASI
PENGARUSUTAMAAN GENDER
02
.03
.04
Memperoleh akses yang sama terhadap sumber daya pembangunan
Memiliki peluang berpartisipasi yang sama dalam proses pembangunan, terutama dalam prosespengambilan keputusan Memiliki kontrol yang sama atas sumber daya pembangunan
Memperoleh manfaat yang sama atas hasil pembangunan
KEBIJAKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)
1. Instruksi Presiden N0.9 Tahun 2000 tentang pelaksanaan pengarustamaan Gender(PUG) dalam pembangunan
2. Peraturan Presiden Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 dinyatakan PUG dilaksanakan dalam pembangunan disamping pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan dan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)
3. Surat Edaran Bersama (SEB) antara 4 menteri yaitu menteri perencnaan pembangunan nasional/kepala Bappenas n0.270/M.PPN/II/2012,Menteri Keuangan, Menteri dalam Negeri dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak tentang strategi nasional percepatan Pengarustamaan Gender(PUG) termasuk perencanaan dan anggaran responsif Gender
TUJUAN PENGARUSUTAMAAN GENDER
1. Mempersempit dan bahkan meniadakankesenjangan
gender yang mengantarkan padapencapaian kesetaraan dan keadilan gender
2. Melalui Pengarusutamaan Gender
diharapkantransparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam pembangunan yang berperspektif terhadap rakyatnya akan lebih meningkat, khususnya dalam mempertanggungjawabkan hasil kinerjanya
HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER
• Perbedaan paradigma
• Belum tuntasnya pemahaman PUG intraeksekutif maupun legislatif.
• Kebijakan anggaran masih netral (buta) gender
• Kurangnya komitmen pimpinan
• Minimnya ketersediaan data terpilah
• PUG dianggap sebagai pengaruh dari budaya barat
• Adanya stereotype bahwa PUG identik dengan perempuan
HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER
• Pembangunan masih sangat terkungkung dalam budaya patriarki, secara tidak disadari tindakan-tindakan yang lahir masih bias gender. Pengotakan- pengotakan peran berdasarkan relasi sosial bahwa perempuan merupakan
“pekerja domestik”
• Lemahnya Sosialisasi
• Belum banyak menjangkau tingkat kecamatan/desa
• Hambatan kelembagaan
• SDM terbatas pada institusi yang marginal,lemahnya aliansi sektor perempuan, dan advokasi PUG di pemerintahan
UPAYA YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER
• Advokasi kepada para pengambil kebijakan di lembaga-lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif
• Pemampuan pelaksana pengarusutamaangender
• Penyusunan perangkat pengarusutamaangender
• Fasilitasi dan mediasi mekanisme pelaksanaanpengarusutamaan gender
• Membuat kebijakan yang ditujukan untukmeningkatkan komitmen segenap jajaranpemerintah dalam upaya pengarusutamaangender
• Pembentukan kelembagaan dan penguatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan
• Pengembangan mekanisme yang mendorong
• terlaksananya proses konsultasi dan berjejaring
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN
PENGARUSUTAMAAN GENDER
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PUG dilakukan oleh setiap petugas yangbertanggungjawab atas kegiatan pengarusutamaan gender di setiapunit dan dilakukan
secara terus menerus serta disesuaikan dengan tahapan proses pelaksanaanpengarusutamaan gender.
MENGAPA HARUS DILAKUKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN
PENGARUSUTAMAAN GENDER
• Sebagai pengendalian terhadap kebijakan,program, proyek, dan kegiatan pembangunanyang responsif gender yang telah direncanakansebelumnya, sehingga dapat dilakukan koreksiapabila diperlukan atau menyimpang
dariperencanaan sebelumnya
• Evaluasi pelaksanaan PUG dilakukan untukmengetahui keberhasilan
pelaksanaan PUGserta untuk mendapatkan umpan balik bagipenyusunan perencanaan selanjutnya dengantetap mengacu pada prinsip tepat waktu, dapat dipertanggungjawabkan, sederhana, transparan, dapat dipercaya dengan data yang mempunyai validitas tinggi, dan menggunakan data terpilah menurut jenis kelamin