• Tidak ada hasil yang ditemukan

kebijakan pengarusutamaan gender (pug)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kebijakan pengarusutamaan gender (pug)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com

PENGARUSUTAMAAN

GENDER (PUG)

(2)

KONSEP

PENGARUSUTAMAAN GENDER

Pengarusutamaan gender adalah strategi yang

dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi

satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas

kebijakan dan program pembangunan nasional.

Dengan menyelenggarakan pengarusutamaan gender,

(3)

01

IDENTIFIKASI

PENGARUSUTAMAAN GENDER

02

.

03

.

04

Memperoleh akses yang sama terhadap sumber daya pembangunan

Memiliki peluang berpartisipasi yang sama dalam proses pembangunan, terutama dalam prosespengambilan keputusan Memiliki kontrol yang sama atas sumber daya pembangunan

Memperoleh manfaat yang sama atas hasil pembangunan

(4)

KEBIJAKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)

1. Instruksi Presiden N0.9 Tahun 2000 tentang pelaksanaan pengarustamaan Gender(PUG) dalam pembangunan

2. Peraturan Presiden Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 dinyatakan PUG dilaksanakan dalam pembangunan disamping pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan dan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)

3. Surat Edaran Bersama (SEB) antara 4 menteri yaitu menteri perencnaan pembangunan nasional/kepala Bappenas n0.270/M.PPN/II/2012,Menteri Keuangan, Menteri dalam Negeri dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak tentang strategi nasional percepatan Pengarustamaan Gender(PUG) termasuk perencanaan dan anggaran responsif Gender

(5)

TUJUAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

1. Mempersempit dan bahkan meniadakankesenjangan

gender yang mengantarkan padapencapaian kesetaraan dan keadilan gender

2. Melalui Pengarusutamaan Gender

diharapkantransparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam pembangunan yang berperspektif terhadap rakyatnya akan lebih meningkat, khususnya dalam mempertanggungjawabkan hasil kinerjanya

(6)

HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

• Perbedaan paradigma

• Belum tuntasnya pemahaman PUG intraeksekutif maupun legislatif.

• Kebijakan anggaran masih netral (buta) gender

• Kurangnya komitmen pimpinan

• Minimnya ketersediaan data terpilah

• PUG dianggap sebagai pengaruh dari budaya barat

• Adanya stereotype bahwa PUG identik dengan perempuan

(7)

HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

• Pembangunan masih sangat terkungkung dalam budaya patriarki, secara tidak disadari tindakan-tindakan yang lahir masih bias gender. Pengotakan- pengotakan peran berdasarkan relasi sosial bahwa perempuan merupakan

“pekerja domestik”

• Lemahnya Sosialisasi

• Belum banyak menjangkau tingkat kecamatan/desa

• Hambatan kelembagaan

• SDM terbatas pada institusi yang marginal,lemahnya aliansi sektor perempuan, dan advokasi PUG di pemerintahan

(8)

UPAYA YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER

• Advokasi kepada para pengambil kebijakan di lembaga-lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif

• Pemampuan pelaksana pengarusutamaangender

• Penyusunan perangkat pengarusutamaangender

• Fasilitasi dan mediasi mekanisme pelaksanaanpengarusutamaan gender

• Membuat kebijakan yang ditujukan untukmeningkatkan komitmen segenap jajaranpemerintah dalam upaya pengarusutamaangender

• Pembentukan kelembagaan dan penguatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan

• Pengembangan mekanisme yang mendorong

• terlaksananya proses konsultasi dan berjejaring

(9)

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN

PENGARUSUTAMAAN GENDER

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PUG dilakukan oleh setiap petugas yangbertanggungjawab atas kegiatan pengarusutamaan gender di setiapunit dan dilakukan

secara terus menerus serta disesuaikan dengan tahapan proses pelaksanaanpengarusutamaan gender.

(10)

MENGAPA HARUS DILAKUKAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN

PENGARUSUTAMAAN GENDER

• Sebagai pengendalian terhadap kebijakan,program, proyek, dan kegiatan pembangunanyang responsif gender yang telah direncanakansebelumnya, sehingga dapat dilakukan koreksiapabila diperlukan atau menyimpang

dariperencanaan sebelumnya

• Evaluasi pelaksanaan PUG dilakukan untukmengetahui keberhasilan

pelaksanaan PUGserta untuk mendapatkan umpan balik bagipenyusunan perencanaan selanjutnya dengantetap mengacu pada prinsip tepat waktu, dapat dipertanggungjawabkan, sederhana, transparan, dapat dipercaya dengan data yang mempunyai validitas tinggi, dan menggunakan data terpilah menurut jenis kelamin

(11)

CONTOH PENERAPAN PENGARUSTAMAAN GENDER DI AUSTRALIA

Australia adalah salah satu negara peloporyang melakukan gender mainstreaming dalampembangunannya. Diawali dengan

terpilihnyaElizabeth Reid tahun 1972 sebagai penasihatperempuan bagi Perdana Menteri saat itu, Gough Whitlam. Posisi tersebut mengarahkan ia mendirikan Office for the Status of Women (OSW) pada tahun 1974.

OSW mengembangkan alat-alat pengarusutamaan,termasuk konsep pernyataan dampak kebijakanperempuan, pengembangan anggaran gender, atauyang dikenal di Australia sebagai Womens Budget

Statements (WBS).

(12)

Australia merupakan salah satu negara yangmenandatangani Beijing Platform for Action. Sejalandengan hal tersebut, Australia menyatakan bahwa pemerintah telah menyusun strategi dalam mengintegrasikan isu-isu perempuan ke dalampengarusutamaan penyusunan kebijakan, dan telahmempraktikannya ke seluruh departemen. Semuadepartemen telah mempertimbangkan perempuan di semua program

pengarusutamaan, kebijakan pembangunan, serta evaluasi, dan

pelaporan. Pendekatan ini sudah disahkan oleh Perdana Menteri John Howard. (Office for the Status of Women, 2000).

Dalam rangka mengukur implementasi pengarusutamaan gender,

Australia mengidentifikasi tujuh bidang untuk dianalisis, yaitu struktur

penyusunan kebijakan, konsultasi, political will, sumber daya, capacity

building, serta monitoring, dan statistic gender. (Donaghy,2003)

(13)

Thank You

Referensi

Dokumen terkait

Seseorang yang sudah sadar gender berarti bahwa bahwa ia sudah menyadari adanya ketidakadilan yang dialami oleh sesuatu gender tertentu (yang hingga saat ini lebih

Kebijakan Pengarusutamaan Gender atau disingkat PUG merupakan strategi yang dilakukan pemerintah secara rasional dan sistematis untuk mencapai dan mewujudkan

Tujuan ditetapkannya Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender ini adalah supaya terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi

Kebijakan pengarusutamaan gender pada pendidikan formal dilakukan pada jenjang pendidikan TK, SD, SMP dan SMA. Sosialisasi gender oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Kebijakan Pengarusutamaan Gender atau disingkat PUG merupakan strategi yang dilakukan pemerintah secara rasional dan sistematis untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan

• Pengarusutamaan Gender yang selanjutnya disingkat PUG adalah strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam aspek

Dimana yang menjadi kebijakannya disini adalah Peraturan Gubernur Sumbar Nomor 25 Tahun 2015 Tentang Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender Provinsi Sumbar 2015

bahwa untuk mendorong, mengefektifkan, serta mengoptimalkan upaya pengarusutamaan gender dalam setiap perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi