• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan dan Perlindungan Hukum dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) oleh Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas - Repository Universitas Jenderal Soedirman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Kebijakan dan Perlindungan Hukum dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) oleh Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas - Repository Universitas Jenderal Soedirman"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

283

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

1. Kebijakan Pemberdayaan dan perlindungan Hukum bagi UMKM di Kabupaten Banyumas diatur dengan Perbub Kabupaten Banyumas Nomor 99 Tahun 2021. Program Pemberayaan UMKM dalam Perbub tersebut antara lain : Program Peningkatan Kualitas sumberdaya Manusia dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Program Peningkatan Menejemen Usaha Mikro, Program Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi usaha mikro, Program Pembinaan dan Pemberdayaan Organisasi UMKM, Program Pinjaman Dana Bergulir, Fasilitasi Pengembangan Kemitraan dan Jaringan Kerjasama Promosi dan Pemasaran Usaha Mikro, Program Fasilitasi Dukungan dan Kemudahan Promosi dan Pemasaran Usaha kecil dan menengah. Program perlindungan hukum antara lain : Program Fasilitasi Permohonan Izin Usaha, Program Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual, Program Permohonan Sertifikasi Produk Halal, Program Sertifikasi Hak Atas Tanah.

2. Hambatan dan Solusi dalam melaksanakan program Pemberdayaan dan Perlindungan hukum bagi UMKM di Kabupaten Banyumas dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Program Pemberdayaan UMKM

Pada program Pemberdayaan UMKM terdapat 2 (dua) faktor penghambat yaitu Faktor Internal dan Faktor External. Faktor internal

(2)

284

adalah Faktor kurangnya Anggaran, Anggaran yang terbatas menyebabkan Pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas menjadi kurang maksimal dan merata. Faktor Internal lainya adalah Faktor terbatasnya waktu yaitu Dinas dalam menyelenggarakan Pelatihan waktunya terbatas dan pelatihan hanya bisa diselenggarakan dalam 1- 3 kali pelatihan dalam setahun. Faktor External meliputi Faktor dari pelaku UMKM, dalam faktor ini kembali ke kesadaran dari pelaku UMKM itu sendiri apakah mau mengikuti prosedur yang berlaku.

Solusi dari faktor internal tersebut adalah dengan bekerjasama dengan BUMN, Swasta, dan PTN untuk berkolaborasi dalam membuat program pemberdayaan UMKM. Sedangkan untuk faktor kendala external solusinya yaitu kembali lagi kepada pelaku UMKM apakah mau mengikuti prosedur yang berlaku atau tidak dan apakah mau menerapkan ilmu yang sudah diberikan oleh dinas ataupun tidak, kembali lagi kepada pelaku UMKM.

b. Program Perlindungan Hukum UMKM

Pada program Perlindungan Hukum ini dari Dinas tidak ada faktor kendala internal melainkan hanya ada faktor kendala external. Faktor External meliputi : faktor dari pelaku UMKM yaitu ada beberapa UMKM yang sudah usia lanjut seperti dalam program permohonan izin usaha, kesalahan pengisian data alamat usaha, serta ketidaktahuan pelaku UMKM mengenai alur pendaftaran HAKI dalam program pendaftaran HAKI. Tidak hanya pelaku UMKM, faktor external juga

(3)

285

dapat terjadi karena perbedaan kebijakan antar lembaga atau Dinas seperti pada Program Sertifikasi produk Halal yang mana kebijakan Dinas Provinsi hanya menampung kuota 10-20 UMKM saja pertahun namun peminatnya sangat banyak sehingga tidak semua UMKM dapat mengikuti program ini. Selanjutnya pada program sertifikat tanah yang mana program ini sangat bergantung sekali dengan BPN akibatnya program menjadi tidak rutin dilaksanakan tergantung kebijakan BPN. Solusi dari faktor pengambat tersebut adalah yaitu dengan memanggil pelaku UMKM yang sudah manula untuk pendampingan pendaftaran Nomor Induk Berusaha dan memanggil pelaku usaha untuk perbaikan data ke Mall Pelayanan Publik jika alamat pelaku usaha tidak valid, untuk solusi pendafatran HAKI pihak Dinas hanya bisa menghimbau pelaku usaha untuk lebih teliti lagi dalam hal alur pendaftaran HAKI, pada program halal phak dinas hanya bisa meminta tambahan kuota ke Dinas Provinsi dan tidak dapat berbuat banyak, sedangkan pada program sertifikasi tanah rogram ini sangat bergantung dengan BPN, pihak Dinas tidak dapat berbuat banyak dan hanya bisa menunggu arahan dari BPN.

B. Saran

1. Pemerintah Kabupaten Banyumas perlu mengalokasikan Anggaran yang lebih besar untuk Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas, supaya program Pelatihan Pemberdayaan UMKM dapat mengcover lebih banyak lagi UMKM di Kabupaten Banyumas.

(4)

286

2. Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM perlu membuat jadwal pelatihan yang lebih efisien supaya program pelatihan dapat dileksanakan secara maksimal walaupun dalam waktu yang terbatas.

3. Pelaku UMKM diharapkan untuk bisa mengaplikasikan program yang sudah diberikan oleh Dinas pada program pemberdayaan UMM dan lebih memahami prosedur dalam program Perlindungan hukum bagi UMKM supaya menghindari kekeliruan.

4. Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas harus lebih Berkolaborasi dan Berkomunikasi berkaitan dengan beberapa program yang ada kerjasama dengan Dinas lain supaya program berjalan secara optimal

Referensi

Dokumen terkait

mengadakan penelitian tentang “ Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah di Night Market Ngarsopuro oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil. Menengah (UMKM) Kota Surakarta

Dengan adanya aplikasi tersebut para pelaku UMKM yang sudah memiliki tempat usaha dapat melakukan pendaftaran produk untuk promosi ke dalam aplikasi tersebut,

Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa Perlindungan merek terhadap pelaku usaha UMKM tidak hanya sebagai perlindungan negara terhadap pemilik merek terdaftar tetapi

Pelaksanaan pendampingan dalam menyusun laporan keuangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi di Kelurahan Telaga Sari Kota Balikpapan, membantu pelaku usaha UMKM

Disposisi atau sikap pemerintah kepada pelaku UMKM dimana pemerintah mempunyai komitmen tinggi untuk memajukan UMKM di Kabupaten Kudus, adanya struktur birokkrasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang dalam hal

1. Minimnya kegiatan pelatihan untuk pelaku UMKM yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang menurut informasi dari Dinas Koperasi dan

Cara Mengatasi Pelaku UMKM merasa terbantu dengan adanya kegiatan ini setidaknya memberi ketrampilan pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan keuangan sederhana Pendampingan