• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI BANYUMAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI BANYUMAS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

404

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI

BANYUMAS

THE DEVELOPMENT STRATEGY OF SMALL AND MEDIUM MICRO ENTERPRISES (MSMEs) IN BANYUMAS

1) Mastur Mujib Ikhsani, 2) Selamet Eko Budi Santoso 1,2)Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Jl. KH. Ahmad Dahlan, PO BOX 202 Purwokerto 53182 Kembaran Banyumas *Email: mastur_mujib@yahoo.co.id

ABSTRAK

Keberadaan UMKM tidak dapat diragukan karena terbukti mampu bertahan dan menjadi penggerak ekonomi, terutama setelah krisis ekonomi. Di sisi lain, UMKM juga menghadapi banyak masalah, yaitu keterbatasan modal kerja, sumber daya manusia yang rendah, dan kurang cakapnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga dibutuhkan strategi pengembangan UMKM untuk membangun kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan UMKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan UMKM untuk meningkatkan daya saing UMKM. Mengetahui faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman UMKM. Mengetahui permasalahan serta solusi dalam pengembangan UMKM serta strategi pengembangan UMKM untuk mencapai daya saing yang tinggi. Penelitian ini menggunakan Analytical Network Process (ANP) untuk memperoleh strategi pengembangan UMKM untuk meningkatkan daya saing UMKM. Hasil penelitian menunjukkan Aspek yang menjadi prioritas dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Banyumas yaitu aspek kewirausahaan. Berdasarkan hasil ANP, maka diperoleh prioritas alternatif strategi yang digunakan untuk memecahkan permasalah yang ada yaitu Strategi peningkatan kualitas dan kuantitas produk.

Kata Kunci : ANP, Pengembagan, Strategi, UMKM

ABSTRACT

The existence of MSMEs cannot be doubted because they have proven to be able to survive and become an economic driver, especially after the economic crisis. On the other hand, MSMEs also face many problems, namely limited working capital, low human resources, and inadequate mastery of science and technology. So that the MSME development strategy is needed to build community welfare through the development of UMKM. The purpose of this study is to determine the strategy of developing MSMEs to increase competitiveness MSMEs. Knowing the strengths, weaknesses, opportunities, and threats of MSMEs. Knowing the problems and solutions in the development of MSMEs and strategies for developing UMKM to achieve high competitiveness. This study uses the Analytical Network Process (ANP) to obtain a strategy for developing UMKM to increase the competitiveness of MSMEs. The results showed that the priority aspect in the development of micro, small, and medium enterprises (MSMEs) in Banyumas is entrepreneurship. Based on the ANP results, it is obtained the priority alternative strategies used to solve the existing problems, namely strategies to improve product quality and quantity.

Keywords: ANP, Development, Strategy, MSMEs PENDAHULUAN

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional. Sektor UMKM dapat bertahan dan menjadi pemulih perekonomian di tengah keterpurukan akibat krisis moneter pada berbagai sektor ekonomi. Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) juga berkontribusi aktif untuk bisa mengembangkan suatu daerah/wilayah sehingga dapat meningkatkan usahanya serta meminimalisir angka suatu pengangguran di suatu daerah. Suatu usaha bisa di kataka berkembang baik jika proses usahanya berjalan dengan lancar dengan memaksimalkan pekerja dalam suatu produktifitas yang di jalaninya. Selain itu usaha kecil menengah juga perlu adanya strategi agar dapat mencapai suatu sasaran sehingga dengan itu semua akan terkontrol dengan baik. Dengan menggunakan strategi maka suatu Badan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) akan dapat berkembang sesuai dengan harapan. Pengembangan organisasi adalah usaha terencana dikaitkan dengan peningkatan kreatifitas, ketrampilan, menyelesaikan masalah, pembelajaran dan perkembangan manusia

(2)

405

dalam organisasi. Selain itu juga dapat mengubah tujuan dan strategi, teknologi, desain jabatan, struktur, proses dan orang – orangnya (Aminudin, 2012).

Berbagai peran strategis dimiliki sektor UMKM, namun sektor ini juga dihadapkan berbagai permasalahan. UMKM juga menghadapi banyak sekali permasalahan, yaitu terbatasnya modal kerja, Sumber Daya Manusia yang rendah, dan minimnya penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi. Kendala lain yang dihadapi UMKM adalah keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang jelas serta perencanaan, visi dan misi yang belum mantap. Hal ini terjadi karena umumnya UMKM bersifat income gathering yaitu menaikkan pendapatan, dengan ciri-ciri sebagai berikut: merupakan usaha milik keluarga, menggunakan teknologi yang masih relatif sederhana, kurang memiliki akses permodalan (bankable), dan tidak ada pemisahan modal usaha dengan kebutuhan pribadi (Sedyastuti, 2018).

Persoalan utama yang dihadapi UMKM, antara lain keterbatasan infrastruktur dan akses pemerintah terkait dengan perizinan dan birokrasi serta tingginya tingkat pungutan. Dengan segala persoalan yang ada, potensi UMKM yang besar itu menjadi terhambat. Meskipun UMKM dikatakan mampu bertahan dari adanya krisis global namun pada kenyataannya permasalahan-permasalahan yang dihadapi sangat banyak dan lebih berat. Hal itu dikarenakan selain dipengaruhi secara tidak langsung krisis global tadi, UMKM harus pula menghadapi persoalan domestik yang tidak kunjung terselesaikan seperti masalah upah buruh, ketenaga kerjaan dan pungutan liar, korupsi dan lain-lain.

METODE

Analytic Networking Process (ANP)

Analisis ini untuk menentukan strategi kebijakan dalam rangka pengembangan UMKM di Kabupaten Banyumas dimana variabel-variabel dimasukkan kedalam suatu susunan hierarki, yang memberi pertimbangan numerik pada pertimbangan subyektif tentang relatif pentingnya variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas relatif yang tertinggi. Langkah paling awal dalam penggunaan proses analisis jaringan (network) adalah merinci permasalahan kedalam elemen-elemennya dan mengatur bagian dari elemen-elemen kedalam bentuk hierarki (Saaty, 1993).

Tahapan Penelitian ANP

Tahapan pada metode ANP untuk strategi pengembangan UMKM di Kabupaten Banyumas antara lain:

Gambar 1 Tahapan Penelitian ANP

Sumber: Ascarya (2010)

1. Konstruksi Model

Konstruksi model ANP disusun berdasarkan literature review secara teori maupun empiris dan memberikan pertanyaan pada pakar dan praktisi UMKM serta melalui indepth interview atau focus Group Discussion (FGD) untuk mengkaji informasi secara lebih dalam untuk memperoleh permasalahan yang sebenarnya.

2. Kuantifikasi Model

Tahap kuantifikasi model menggunakan pertanyaan dalam kuesioner ANP berupa pairwise comparison (pembandingan pasangan) antar elemen dalam cluster untuk mengetahui mana diantara keduanya yang lebih besar pengaruhnya (lebih dominan) dan seberapa besar perbedaannya melalui skala numerik 1-9.

(3)

406

Tabel 1 Definisi Skala Penilaian dan Skala Numerik

Sumber: Saaty (2014)

Setelah perbandingan berpasangan selesai, vektor yang sesuai dengan nilai eigen maksimum dari matriks yang dibangun dihitung dan vektor prioritas diperoleh. Nilai prioritas ditemukan dengan menormalkan vektor ini. Dalam proses penilaian, masalah dapat terjadi dalam konsistensi dari perbandingan berpasangan. Rasio konsistensi memberikan penilaian numerik dari seberapa besar evaluasi ini mungkin tidak konsisten. Jika rasio yang dihitung kurang dari 0.10, konsistensi dianggap memuaskan.

Stabilisasi dicapai ketika semua kolom dalam supermatriks yang sesuai untuk setiap node memiliki nilai yang sama. Langkah-langkah ini dilakukan dalam software Super Decisions, yang merupakan paket perangkat lunak yang dikembangkan untuk aplikasi ANP. Setiap subnetwork, prosedur yang sama diterapkan dan alternatif diberi peringkat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan Analytical Network Process Pairwise comparison

Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner selanjutnya diolah menggunakan software Super Decision v2.3 dan Microsoft Excel 2010. Berdasarkan Wawancara dan pengisian kuesioner menghasilkan beberapa temuan yaitu prioritas permasalahan, prioritas solusi dan prioritas strategi. Penjelasan lebih rinci dari temuan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Prioritas Aspek

Aspek dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Banyumas terdiri dari 8 aspek yaitu aspek lingkungan bisnis, aspek industri terkait, aspek permintaan domestik, aspek tenaga kerja, aspek birokrasi, aspek kewirausahaan, aspek manajemen, dan aspek even bisnis. Berdasarkan hasil perhitungan ANP, maka diperoleh aspek yang menjadi prioritas yaitu aspek kewirausahaan.

Gambar 2. Prioritas Aspek

Sumber: Data Primer 2020 (diolah dengan ANP)

Definition Intensity of Importance

Equal Importance 1 Weak 2 Moderate Importance 3 Moderate Plus 4 Strong Importance 5 Strong Plus 6

Very Strong or Demonstrated Importance 7

Very, very Strong 8

(4)

407

2. Prioritas Masalah

Permasalahan dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Banyumas terbagi berdasarkan aspek yang telah diidentifikasi yaitu permasalahan lingkungan bisnis, industri terkait, permintaan domestik, tenaga kerja, birokrasi, kewirausahaan, manajemen, dan even bisnis. Berdasarkan hasil perhitungan ANP, maka diperoleh permasalahan yang menjadi prioritas berdasarkan masing-masing aspek.

a. Permasalahan lingkungan bisnis

Permasalahan aspek ini terdiri dari 3 permasalahan yaitu Diferensiasi Produk Rendah, Sarana Infrastruktur belum memadai, serta Strategi dan organisasi UMKM masih tradisional. Berdasarkan perhitungan ANP, prioritas permasalahan aspek lingkungan bisnis adalah Diferensiasi Produk Rendah.

b. Permasalahan industri terkait

Permasalahan aspek ini terdiri dari 3 permasalahan yaitu Akses terhadap perbankan rendah, belum ada kerjasama dengan industri besar pendukung, belum ada kerjasama dengan industri komunikasi dan transportasi. Berdasarkan perhitungan ANP, prioritas permasalahan aspek industri terkait adalah belum ada kerjasama dengan industri besar pendukung.

c. Permasalahan permintaan domestik

Permasalahan aspek ini terdiri dari 3 permasalahan yaitu Produksi belum mencukupi kuota permintaan ekspor, preferensi konsumen dalam negeri kurang, pelaku UMKM kesulitan memenuhi standar internasional. Berdasarkan perhitungan ANP, prioritas permasalahan aspek permintaan domestik adalah Produksi belum mencukupi kuota permintaan ekspor.

d. Permasalahan tenaga kerja

Permasalahan aspek tenaga kerja terdiri dari 3 permasalahan yaitu Produktivitas rendah, pendidikan rendah, usia tenaga kerja banyak pada usia tidak produktif. Berdasarkan perhitungan ANP, prioritas permasalahan aspek ini adalah produktivitas rendah.

e. Permasalahan birokrasi

Permasalahan aspek birokrasi terdiri dari 3 permasalahan yaitu Kurangnya anggaran pendukung, Implementasi regulasi belum optimal, Kurangnya koordinasi antar SKPD. Berdasarkan perhitungan ANP, prioritas permasalahan aspek ini adalah Kurangnya anggaran pendukung.

f. Permasalahan kewirausahaan

Permasalahan aspek kewirausahaan terdiri dari 3 permasalahan yaitu Pelaku UMKM kurang berinovasi, Belum banyak wirausaha muda, Dukungan bagi pelaku usaha baru belum banyak. Berdasarkan perhitungan ANP, prioritas permasalahan aspek ini adalah Pelaku UMKM kurang berinovasi.

g. Permasalahan manajemen

Permasalahan aspek manajemen terdiri dari 3 permasalahan yaitu Sistem manajemen belum professional, Kemitraan dengan profesional bisnis kurang, Pemilik bertindak sebagai manajer. Berdasarkan perhitungan ANP, prioritas permasalahan aspek ini adalah Sistem manajemen belum professional.

h. Permasalahan even bisnis

Permasalahan aspek even bisnis terdiri dari 3 permasalahan yaitu Belum mampu menangkap peluang perkembangan teknologi informasi, Biaya mengikuti event promosi tinggi, Belum mampu mengoptimalkan peluang yang ada. Berdasarkan perhitungan ANP, prioritas permasalahan aspek ini adalah Belum mampu menangkap peluang perkembangan teknologi informasi.

3. Prioritas Solusi

a. Prioritas solusi lingungan bisnis

Solusi aspek lingkungan bisnis antara lain yaitu Pelatihan desain, packaging, dan inovasi produk, Optimalisasi dana desa untuk infrastruktur, Pelatihan manajerial dan strategi bisnis. Berdasarkan hasil ANP, prioritas solusi aspek ini yaitu Pelatihan desain, packaging, dan inovasi produk.

b. Prioritas solusi industri terkait

Solusi aspek industri terkait antara lain yaitu Pendampingan pemenuhan syarat kredit, Fasilitasi kerjasama dengan industri besar, Fasilitasi kerjasama dengan industri komunikasi & transportasi. Berdasarkan hasil ANP, prioritas solusi aspek ini yaitu Fasilitasi kerjasama dengan industri besar.

(5)

408

c. Prioritas solusi permintaan domestik

Solusi aspek permintaan domestik antara lain yaitu Kerjasama antar pelaku usaha dalam memenuhi permintaan ekspor, Edukasi masyarakat terhadap kualitas produk, Pelatihan standardisasi produk. Berdasarkan hasil ANP, prioritas solusi aspek ini yaitu Edukasi masyarakat terhadap kualitas produk. d. Prioritas solusi tenaga kerja

Solusi aspek tenaga kerja antara lain yaitu Percepatan alih/ adopsi teknologi baru, Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja, Regenerasi tenaga kerja melalui pendidikan vokasi. Berdasarkan hasil ANP, prioritas solusi aspek ini yaitu Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja.

e. Prioritas solusi birokrasi

Solusi aspek birokrasi antara lain yaitu Optimalisasi anggaran melalui skala prioritas, Optimalisasi impelementasi regulasi, Peningkatan intensitas komunikasi antar lembaga. Berdasarkan hasil ANP, prioritas solusi aspek ini yaitu Optimalisasi anggaran melalui skala prioritas.

f. Prioritas solusi kewirausahaan

Solusi aspek kewirausahaan antara lain yaitu Pelatihan kewirausahaan dan pendampingan, Inkubator Bisnis, Hibah bagi wirausaha muda. Berdasarkan hasil ANP, prioritas solusi aspek ini yaitu Pelatihan kewirausahaan dan pendampingan.

g. Prioritas solusi manajemen

Solusi aspek manajemen antara lain yaitu Pelatihan manajerial dan sistem organisasi, Fasilitasi pola kemitraan dengan profesional bisnis, Pembagian tugas menuju binis yang professional. Berdasarkan hasil ANP, prioritas solusi aspek ini yaitu Pelatihan manajerial dan sistem organisasi.

h. Prioritas solusi even bisnis

Solusi aspek even bisnis antara lain yaitu Fasilitasi promosi melalui teknologi informasi, Bantuan biaya pameran dan promosi, Edukasi bagi UMKM menghadapi peluang dan tantangan. Berdasarkan hasil ANP, prioritas solusi aspek ini yaitu Fasilitasi promosi melalui teknologi informasi

4. Prioritas Strategi

Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis pada permasalahan serta solusi masing-masing aspek dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Banyumas, maka diperoleh beberapa alternatif strategi yang ditawarkan yaitu Strategi manajerial dan bisnis, Strategi integrasi vertikal dan horizontal, Strategi peningkatan kualitas dan kuantitas produk, Strategi pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, Optimalisasi peran pemerintah dan instansi terkait, Pelatihan kewirausahaan bagi pengusah umkm dan calon pengusaha, Strategi kemitraan dan pengembangan profesionalita, Strategi peningkatan promosi.

Berdasarkan hasil ANP, maka diperoleh prioritas alternatif strategi yang digunakan untuk memecahkan permasalah yang ada yaitu Strategi peningkatan kualitas dan kuantitas produk.

Gambar 3 Prioritas Strategi

Sumber: Data Primer 2020 (diolah dengan ANP) KESIMPULAN

Studi ini menghasilkan beberapa kesimpulan aspek yang menjadi prioritas dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Banyumas yaitu aspek kewirausahaan. Prioritas permasalahan dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Banyumas. prioritas permasalahan aspek lingkungan bisnis adalah Diferensiasi Produk Rendah. Prioritas permasalahan aspek industri terkait adalah belum ada kerjasama dengan industri besar pendukung. Prioritas permasalahan aspek permintaan domestik adalah Produksi belum mencukupi kuota permintaan ekspor. prioritas permasalahan aspek tenaga

(6)

409

kerja adalah produktivitas rendah. prioritas permasalahan aspek birokrasi adalah Kurangnya anggaran pendukung. prioritas permasalahan aspek kewirausahaan adalah Pelaku UMKM kurang berinovasi. prioritas permasalahan aspek manajemen adalah Sistem manajemen belum professional. prioritas permasalahan aspek even bisnis adalah Belum mampu menangkap peluang perkembangan teknologi informasi.

Prioritas solusi dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Banyumas juga dibagi berdasarkan aspek. prioritas solusi aspek lingkungan bisnis yaitu Pelatihan desain, packaging, dan inovasi produk. prioritas solusi aspek industri terkait yaitu Fasilitasi kerjasama dengan industri besar. prioritas solusi aspek permintaan domestik yaitu Edukasi masyarakat terhadap kualitas produk. prioritas solusi aspek tenaga kerja yaitu Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja. prioritas solusi aspek birokrasi yaitu Optimalisasi anggaran melalui skala prioritas. prioritas solusi aspek kewirausahaan yaitu Pelatihan kewirausahaan dan pendampingan. prioritas solusi aspek manajemen yaitu Pelatihan kewirausahaan dan pendampingan. prioritas solusi aspek even bisnis yaitu Fasilitasi promosi melalui teknologi informasi. Berdasarkan hasil ANP, maka diperoleh prioritas alternatif strategi yang digunakan untuk memecahkan permasalah yang ada yaitu Strategi peningkatan kualitas dan kuantitas produk.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin Aziz, Fathul. (2012). Manajemen dalam perspektif islam, (Majenang, Pustaka EL Bayan, 2012), hlm. 192-194.

Gal, A. N. (2010). Competitiveness of small and medium sized enterprises – a possible analytical framework. Diunduh Tanggal 12 April 2018 dari http://heja.szif.hu/ECO/ECO-100115-A/eco100115a.pdf.

Hunter, L. & Lean, J . (2014). Investigating the Role of Entrepreneurial Leadership and Social Capital in SME Competitiveness in the Food and Drink Industry. The International Journal of Entrepreneurship and Innovation, 15 (3, August), 179-190(12).

Lantu, Donald Crestofel, Mochamad Sandy T riady , Ami Fitri Utami , Achmad Ghazali. (2016) Pengembangan Model Peningkatan Daya Saing UMKM di Indonesia: Validasi Kuantitatif Model. Jurnal Manajemen T eknologi, 15(1), 2016,77-93

Nagy, T. O. (2016). SME Sector, A Crucial Area of The Corporate Competitiveness Measurement. Gradus, 3 (1), 446-453. ISSN 2064-8014.

Rangkuti, Freddy. (2018). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Graedia, Jakarta

Saaty, Thomas L. (1993). Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Setiono L, penerjemah; Peniwati K, editor. Jakarta: PT.Pustaka Binaman Pressindo. Terjemahan dari: Decision Making for Leaders The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World.

_______________. (2014), Decision Making with the Analytic Network Process. Economic, Political, Social, and Technological Applications with Benefits, Opportunities, Costs, and Risks. Springer. RWS Publication, Pittsburgh

Sedyastuti, Kristina. (2018). Analisis Pemberdayaan UMKM dan Peningkatan Daya Saing Dalam Kancah Pasar Global. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia Volume 2, Nomor 1, Desember 2018

Sugiyono.(2006).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&.D.Bandung:Alfabeta.

Suliyanto. (2005). Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran, Bogor: Ghalia. Indonesia.

Susilo,Y., Sri. (2012) Strategi Meningkatkan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi Implementasi CAFTA dan MES.Buletin Ekonomi. ISSN 1410-2293

2017. kementerian UMKM Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia: Data UMKM tahun 2013 - 2017.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, Tentang PerUMKMan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, Tentang Usaha Kecil

Gambar

Tabel 1 Definisi Skala Penilaian dan Skala Numerik
Gambar 3 Prioritas Strategi

Referensi

Dokumen terkait

50% dan 75% pada tanah yang sama, hal ini disebabkan karena bentonite merupakan tanah dalam kategori montmorillonite yang berarti bahwa bentonite memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : waktu optimum, kuat arus optimum, dan batas konsetrasi terbentuknya iod (I 2 ) pada elektrolisis larutan kalium iodida

Keputusan Bapak Abdul Khodir untuk membuat grup tersendiri m Grup Kenthongan Dalan Laras adalah salah satu grup kesenian kenthongan yang ada di desa Kaesugihan,

Studi yang dilakukan adalah untuk mengetahui beban atau konsumen yang akan dialiri listrik, untuk mengetahui panjang jaringan dan jumlah konstruksi tiang yang akan

7.317 Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin P6371031203 CEMPAKA Jl.. Cempaka

Hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah melalui penerapan metode eksperimen berbasis permainan tradisional dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam

yang dilakukan untuk mengungkapkan pengalaman seseorang atau masyarakat agar dihayati secara estetika oleh penikmat atau penontonnya.Sebuah gerakan dinilai baik jika tujuan

Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis eksploratif yaitu suatu teknik analisa data yang menggali informasi secara jelas dan terperinci berdasarkan