• Tidak ada hasil yang ditemukan

kebijakan sosial : studi pada program kartu tani di desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kebijakan sosial : studi pada program kartu tani di desa"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

Judul: Kebijakan Sosial: Kajian Program Kartu Tani di Desa Bumijawa Dapat diajukan kembali ke Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di bidangnya. bidang Pengembangan Masyarakat Islam. Allahu subhanahu wata'ala Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kebijakan Sosial: Kajian Program Kartu Tani di Desa Bumijawa”. Siti Aminah, S.Sos.I., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pengembangan Umat Islam sekaligus pimpinan skripsi yang telah mendukung, memotivasi dan membantu penulis dalam setiap langkahnya hingga selesainya tesis ini.

Poziah Anom Wulan Sari, Kebijakan Sosial: Kajian Program Kartu Tani di Desa Bumijawa, Skripsi, Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan sosial: kajian program kartu tani di desa Bumijawa mempunyai tahapan pelaksanaan yaitu: sosialisasi, pendataan dan verifikasi, pendistribusian, sedangkan kendala dalam pelaksanaan kartu tani adalah kurangnya e sosialisasi, rendahnya pengetahuan dan rendahnya kesadaran, munculnya penyimpangan distribusi, sampah. Dalam memahami dan menghindari kesalahan interpretasi terhadap penelitian penulis yang berjudul Kebijakan Sosial: Program Kartu Tani di Desa Bumijawa.

Program Kartu Tani

Kebijakan sosial dengan demikian merupakan seperangkat kebijakan negara yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan (welfare policy) yang dirancang untuk mengatasi permasalahan sosial atau memenuhi kebutuhan dasar warga negaranya melalui penyediaan pelayanan sosial dan jaminan sosial.2. 2 Program Kartu Tani merupakan upaya pemerintah provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan kesejahteraan petani di desa Bumijawa.

Desa Bumijawa

Latar Belakang Masalah

Salah satunya dengan diperkenalkannya kebijakan program Kartu Tani untuk menjadi alat optimalisasi kebijakan pupuk bersubsidi bagi masyarakat. Program Kartu Tani telah dicanangkan pada tahun 2015 oleh Gubernur Jawa Tengah dan pertama kali diluncurkan di Kabupaten Tegal pada tanggal 21 Januari 2017. Namun dalam praktiknya, kebijakan Kartu Tani masih belum efektif, yaitu di Desa Bumijawa Kabupaten Tegal yang merupakan lokasi penelitian, menurut.

Berdasarkan penjelasan penulis, beliau mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang bagaimana kebijakan sosial: program kartu tani di desa Bumijawa.

Gambar 1. Kartu Tani
Gambar 1. Kartu Tani

Rumusan Masalah

6 Tuan. Narasi Subi sebagai petani di Desa Bumijawa adalah petani saat ini masih belum merasakan haknya12. Untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, petani harus mempunyai tabungan yang cukup untuk membeli pupuk yang dialokasikan kepada mereka. Sebelum Boerekaart ada, petani bisa meminjam pupuk dari pengecer dan baru dibayar ketika sudah panen.13 Namun, dengan Boerekaart ini mereka harus mempunyai uang tunai terlebih dahulu.

Tujuan Penelitian

Kajian Pustaka

8 dan luas lahan dengan persepsi petani terhadap program kartu tani.15 Penelitian ini memiliki fokus yang sama dengan peneliti yaitu sama-sama mempelajari kartu tani, namun objek dan tempatnya berbeda. Penelitian Koko Widyat Moko lebih pada apakah latar belakang petani berpengaruh terhadap persepsi terhadap program kartu tani di Kalijambe. Sementara itu, penulis mengkaji tentang perlindungan sosial bagi petani di Desa Bumijawa dan menjelaskan bagaimana program kartu tani dilaksanakan dan apa saja kendala dalam program kartu tani.

Secara kualitatif, penelitian ini memberikan gambaran mengenai upaya pemerintah dalam melindungi petani secara hukum dalam mencapai negara kesejahteraan melalui penelitian survei.17 Penelitian ini mengkaji baik perlindungan terhadap petani, namun tujuan dan kajiannya berbeda. Sementara itu, peneliti mengkaji perlindungan sosial bagi petani di Desa Bumijawa dengan fokus mempelajari implementasi dan tantangan program Kartu Tani. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan tinjauan pustaka, yang selanjutnya dianalisis untuk memperkuat penjelasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harmonisasi kepemimpinan dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan daerah di Wonosobo belum berjalan sesuai harapan, ego dan gaya kepemimpinan menjadi alasan mengapa setiap pergantian periode cenderung mengubah kebijakan yang dilaksanakan. juga mengkaji kebijakan pertanian, Namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian peneliti terletak pada fokus penelitian dan kajiannya, bahwa penelitian Nur Saudah menitikberatkan pada pengaruh pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Wonosobo dalam kaitannya dengan politik. 17 Suciati, Perlindungan Hukum Petani dalam Mewujudkan Negara Kesejahteraan, Jurnal Akhlak Sosial, Universitas Kanjuruhan Malang, Vol.3, NO.2, (10 Desember pembangunan pertanian, sedangkan peneliti fokus pada perlindungan sosial bagi petani dalam program Kartu Petani di Desa Bumijawa.

Dari keempat referensi di atas, serta dari hasil penelitian terkait perlindungan sosial petani, peneliti ingin lebih fokus pada implementasi program kartu petani dan tantangan yang ada dalam program kartu petani. Berdasarkan tinjauan literatur yang telah peneliti rujuk, ternyata belum ditemukan hasil penelitian serupa, oleh karena itu diharapkan penelitian ini dapat terus membuka pengetahuan dan wawasan baru mengenai perlindungan sosial petani khususnya. dalam Program Kartu Tani.

Kerangka Teori

Pengertian Kebijakan Sosial

Secara umum Edi Suharto dalam bukunya menunjukkan bahwa kebijakan sosial diwujudkan dalam tiga kategori, yaitu pertama dalam peraturan dan perundang-undangan.

Tujuan Kebijakan Sosial

Pemerintah mempunyai kewenangan untuk membuat kebijakan publik yang mengatur pengusaha, lembaga pendidikan, dan perusahaan swasta untuk mengambil peraturan yang berdampak langsung terhadap kesejahteraan. Selain sebagai sumber pendanaan utama kebijakan sosial, perpajakan juga merupakan instrumen kebijakan yang secara langsung bertujuan untuk mencapai pemerataan pendapatan.21. Proses pengambilan kebijakan publik merupakan suatu proses yang kompleks karena melibatkan banyak proses dan variabel yang perlu dikaji.

Oleh karena itu, beberapa pakar politik yang tertarik mempelajari kebijakan publik membagi proses perumusan kebijakan publik menjadi beberapa tahapan. Pada tahap ini, suatu persoalan mungkin tidak dibahas sama sekali, mungkin ada persoalan lain yang ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau bisa juga ada persoalan yang sudah lama tertunda karena alasan tertentu. Solusi dari permasalahan ini berasal dari beberapa alternatif atau pilihan kebijakan yang ada.

Pada fase ini, masing-masing aktor akan berkompetisi dan berusaha mengusulkan solusi terbaik atas permasalahan yang ada. Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh pembuat kebijakan, pada akhirnya satu alternatif kebijakan diambil melalui dukungan mayoritas legislatif, konsensus di antara direktur lembaga, atau keputusan pengadilan. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit administratif yang memobilisasi sumber daya keuangan dan manusia.

Pada tahap ini kebijakan-kebijakan yang telah dilaksanakan akan dinilai atau dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan-kebijakan yang dibuat mampu mencapai dampak yang diinginkan, yaitu solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu ditetapkan pengukuran atau kriteria yang menjadi dasar penilaian apakah kebijakan publik yang dilaksanakan telah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau tidak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan

Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan dari pelaksana, namun ada pula yang mungkin ditentang oleh pelaksana. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mengurangi permasalahan yang menjadi tujuan kebijakan, maka kebijakan tersebut akan gagal meskipun kebijakan tersebut diterapkan dengan sangat baik.25 Sementara itu, model Nakamura dan Smallwood menggambarkan proses implementasi secara rinci. Ada empat faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan, antara lain bekerja secara bersamaan dan berinteraksi satu sama lain untuk membantu dan menghambat implementasi kebijakan.

Komunikasi yaitu mengacu pada setiap kebijakan akan efektif jika pengambil keputusan mengetahui apa yang ingin mereka lakukan. Maksud dan tujuan kebijakan dapat tersosialisasikan dengan baik sehingga tidak terjadi distorsi kebijakan dan program. Hal ini penting karena semakin tinggi pengetahuan kelompok sasaran terhadap kebijakan, maka semakin rendah pula tingkat penolakan dan kesalahan dalam menerapkan kebijakan tersebut di dunia nyata.

Sumber Daya, yaitu setiap kebijakan didukung oleh sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia maupun sumber daya keuangan. Sumber daya manusia merupakan seperangkat pelaksana yang lengkap baik secara kualitas maupun kuantitas yang dapat mencakup seluruh kelompok sasaran. Para pelaksana mendapat fasilitas yang memadai dan mendapat dukungan dari masyarakat untuk menyediakan fasilitas tersebut.

Sikap ini akan mengurangi penolakan masyarakat dan meningkatkan rasa percaya dan kepedulian kelompok sasaran terhadap pelaksana dan kebijakan. Mekanisme pelaksanaan program atau kebijakan ditetapkan melalui Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dituangkan dalam pedoman kebijakan.28.

Metode Penelitian

  • Lokasi Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Subjek dan Obyek Penelitian
  • Data dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Metode Validitas Data
  • Metode Analisis Data
  • Sistematika Pembahasan

Subjek penelitian adalah informan yang tepat dan benar-benar memahami objek atau fokus penelitian.30 Untuk menentukan informan, peneliti mengambil informasi berdasarkan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan informan.31 Subyek dalam penelitian ini adalah. Objek penelitiannya adalah sasaran ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan tertentu dan dipergunakan pada suatu hal yang obyektif, sahih, dan dapat diwujudkan (variabel tertentu) 32 Tujuan penelitian ini berkaitan dengan pelaksanaan program kartu tani di Desa Bumijawa dan kendala atau hambatannya. kendala program kartu tani di desa Bumijawa. Teknik observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung, yaitu peneliti mengamati secara langsung apa yang diperoleh sebagai data.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, artinya dalam proses wawancara peneliti memperoleh bentuk informasi dari seluruh informan, namun susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan karakteristik informan. 33 Djunaidi Ghony dan Faujan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet.II (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2017) hal.34 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya), cet.7 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal.181-183.

Triangulasi sumber adalah tindakan membandingkan dan memeriksa kembali tingkat keandalan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.37 Dalam hal ini yang menjadi sumber adalah Dinas Pertanian Desa Bumijawa, pengurus kelompok tani, dan petani penerima kartu tani. Dengan melakukan triangulasi sumber-sumber tersebut dapat diketahui apakah informan memberikan data yang sama atau tidak. Jika informan memberikan data yang berbeda, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak kredibel. Analisis data merupakan kegiatan menyusun, memilah, mengelompokkan, mengkode atau menyorot, dan mengkategorikan data sehingga diperoleh temuan berdasarkan fokus dan permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian.38 Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan model analisis interaktif, yaitu dengan menggunakan model analisis interaktif. melalui fase.

Penarikan kesimpulan, dimana peneliti merumuskan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip logika, mengemukakannya dengan temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan meninjau secara berulang-ulang data yang ada, mengelompokkan data yang telah terbentuk, dan proposisi yang telah dirumuskan.41. Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 (empat) bab, dimana terdapat sub-subkelompok seperti:

PENUTUP

SARAN

Perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan penggunaan kartu petani agar pengguna kartu petani memahami cara penggunaan kartu petani yang benar. Djoko, Suseno, dkk., “Mewujudkan kebijakan pertanian yang pro petani,” Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UGM, Vol.10, No.2, 2007. Koko Widyat Moko, dkk., “Persepsi Petani terhadap Pertanian program kartu tani di Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen”, diakses 5 November 2018.

Biro Prasarana dan Sumber Daya Manusia Jawa Tengah, Kartu Tani: https://biroinfrasda.jatengprov.go.id/programkegiatan/kartu-tani/ diakses 10 November 2018. Bagi petani yang telah menerima Kartu Tani. a) Bagaimana pertama kali Anda bergabung dengan kelompok petani kaya?

Tabel 6. Pengguna kartu tani
Tabel 6. Pengguna kartu tani

Gambar

Gambar 1. Kartu Tani
Tabel 6. Pengguna kartu tani

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan tingkat pengetahuan petani dengan efektivitas penggunaan kartu tani di Desa Jragung, Kecamatan Karangawen, Kabupaten

selasa 2 agustus 2016 Ezhar, A., 2013, Rancang Bangun Kendali Alat Rumah Tangga dengan Smartphone Android Interfacing Bluetooth Basis Mikrokontroler, Program Studi Teknik Komputer,