Volume 3 Nomor 2, 2023, Hal 122-130
Keefektifan Pembelajaran Matematika melalui Pemberian Tugas Terstruktur pada Setiap Akhir Pembelajaran Siswa Kelas XII MIA MA
Negeri Mangempang Barru
The Effectiveness of Learning Mathematics through Structured Assignments at the End of Learning for Class XII MIA MA Negeri Mangempang Barru Students
Salmah
MA Mangempang Barru, Indonesia
*Corresponding Author. Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk: (1) mencari informasi tentang pelaksanaan pembelajaran dengan pemberian tugas terstruktur setiap akhir pembelajaran dengan umpan balik, (2) untuk memperoleh informasi tentang kualitas hasil pembelajaran matematika melalui pemberian tugas terstruktur setiap akhir pembelajaran.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen jumlah sampel terdiri atas 3 kelas yaitu XII MIA.1, kelas XII MIA.2 dan kelas XII MIA.4 masing-masing kelas berisi 22 orang dengan asumsi kelas ini homogen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa tes prestasi. Hasil analisis data menunjukkan perbedaan kualitas hasil belajar antara ketiga kelompok siswa yang diberi perlakuan umpan balik terhadap pemberian tugas terstruktur pada kompetensi dasar dimensi tiga, diketahui bahwa: (1) ada perbedaan prestasi belajar antara ketiga kelompok siswa yang diberikan umpan balik terhadap tugas terstruktur, (2) ketiga cara perlakuan yang diterapkan pada pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik pada siswa kelas XII MIA, yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran matematika adalah pemberian umpan balik cara I yaitu mengembalikan dengan nilai, yang salah diperbaiki dan yang benar diberi penguatan positif.
Kata Kunci: Keefektifan, pembelajaran matematika, tugas terstruktur
Abstract
This research is experimental research which aims to: (1) find information about the implementation of learning by giving structured assignments at the end of each lesson with feedback, (2) to obtain information about the quality of mathematics learning outcomes through giving structured assignments at the end of each lesson. This type of research is experimental research with a sample size consisting of 3 classes, namely XII MIA.1, class XII MIA.2 and class XII MIA.4, each class containing 22 people with the assumption that these classes are homogeneous. Data collection techniques were carried out using research instruments in the form of achievement tests. The results of data analysis show differences in the quality of learning outcomes between the three groups of students who were given feedback on structured assignments on three-dimensional basic competencies. It is known that: (1) there are differences in learning achievement between the three groups of students
Jurnal Edukasi Saintifik, Vol. 3 No. 2 | 123 who were given feedback on structured assignments, (2) the three treatment methods applied in giving structured assignments with feedback to class
Keywords: Effectiveness, learning mathematics, structured assignments.
Pendahuluan
Dalam proses pendidikan di sekolah tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Selanjutnya keterkaitan antara belajar dan mengajar itulah yang disebut dengan pembelajaran. KBK adalah kurikulum yang diarahkan pada pencapaian sejumlah kompetensi. Oleh karena itu, keberhasilan belajar dilihat dari sejauh mana siswa telah memiliki kompetensi itu melalui proses belajar. Dengan demikian, setelah proses pembelajaran matematika selesai sebaiknya guru memberikan pertanyaan kepada siswa agar dapat mengetahui sejauh mana ketuntasan belajar yang di capai oleh siswa, kemudian sebagai penguatan guru harus memberikan tugas pada akhir pembelajaran.
Matematika merupakan sarana berpikir deduktif dalam menemukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita melakukan pengukuran secara kuantitatif. Sifat kuantitatif matematika ini telah dapat meningkatkan daya produksi dan kontrol dari ilmu pengetahuan.
Dengan matematika, ilmu pengetahuan dapat memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak sehingga memungkinkan pemecahan masalah secara lebih tepat dan cermat. Dewasa ini, matematika tidak lagi dipandang hanya sebagai ilmu pengetahuan dasar, tetap lebih dari itu, matematika telah menjadi sarana untuk mengkaji hakekat keilmuan sehingga tidak dapat disangkal lagi bahwa untuk menunjukkan keberhasilan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi peranan matematika sangat strategis dan menentukan.
Penguasaan matematika untuk menunjang keberhasilan pembangunan bidang pendidikan adalah sangat sentral. Sejalan dengan itu, Soedjadi (Rahman,1997:2) mengemukakan bahwa, pendidikan matematika tidak hanya memungkinkan seseorang dapat menggunakan matematika dalam berbagai aspek kehidupan keseharian, tetapi juga memungkinkan menumbuhkan kemampuan yang dapat dialihgunakan berbagai aspek kehidupan dimasa yang akan datang. Disisi lain perlunya penguasaan peserta didik atas pengetahuan matematika, baik di tingkat pendididkan dasar maupun di tingkat pendidikan menengah sangat penting, karena penguasaan tersebut akan menjadi sarana yang ampuh untuk mempelajari bidang studi yang lain, baik pada jenjang pendidikan dasar maupun pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pernyataan tersebut di atas, didukung oleh beberapa hasil penelitian beberapa tahun terakhir ini baik pada jenjang pendidikan dasar maupun pada jenjang pendidikan menengah, salah satu diantara hasil penelitian tersebut adalah hasil penelitian Djaali yang dikutif oleh Rahman (1997:3) yang mengemukakan bahwa, prestasi belajar matematika berkorelasi positif dengan prestasi belajar dalam mata pelajaran yang lain. Ini berarti bahwa siswa yang pandai dalam bidang studi matematika akan mempunyai peluang yang cukup besar untuk pandai dan berhasil dalam bidang studi yang lain terutama dalam bidang studi yang banyak menggunakan matematika seperti fisika, kimia, ekonomi, tekhnik, dan sebagainya.
Di satu sisi matematika memegang peranan penting sebagaimana yang dikemukakan di atas, namun di sisi lain pengajaran matematika yang diselenggarakan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah, hasilnya, belum sesuai dengan harapan. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya peserta didik yang apriori terhadap pelajaran matematika, bahkan
Jurnal Edukasi Saintifik, Vol. 3 No. 2 | 124 banyak peserta didik menganggap matematika sesuatu yang menakutkan. Sebagai akibat dari kondisi seperti itu prestasi belajar matematika di sekolah-sekolah, baik di sekolah dasar maupun di sekolah menengah masih relatif rendah bahkan sangat rendah dibandingkan dengan prestasi belajar siswa untuk bidang studi yang lain.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika, tetapi hasil yang dicapai masih belum memuaskan. Hal ini disebabkan karena banyaknya variabel yang mempengaruhi keberhaslilan siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemberian umpan balik melalui pemberian tugas terstruktur. Salah satu variabel yang menarik untuk diteliti adalah pemberian tugas terstruktur disertai umpan balik, variabel ini merupakan salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika.
Tugas terstruktur adalah seperangkat soal-soal yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan diluar jam pelajaran. Tugas terstruktur dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar, Slameto (1988:89-90), mengemukakan bahwa : “Mengerjakan tugas dapat berupa pekerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri.
Sesuai dengan prinsip ini, jelas bahwa mengerjakan tugas ini mempengaruhi hasil belajar”.
Pendapat di atas memberikan gambaran yang jelas bahwa pemberian tugas terstruktur kepada siswa akan mempengaruhi prestasi belajarnya, dan dapat pula diartikan bahwa tugas terstruktur adalah soal-soal yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran formal.
Teknik pemberian tugas terstruktur ini adalah siswa diberikan tugas pada setiap akhir kegiatan belajar mengajar untuk diselesaikan di luar jam pelajaran di sekolah kemudian dikumpul lalu diperiksa oleh guru dan diberi nilai. Sedangkan yang dimaksud umpan balik disini adalah tugas terstruktur yang diberikan kepada siswa dan dikerjakan lalu dikumpul kemudian diperiksa oleh guru dan setelah diberi nilai dikembalikan kepada siswa dengan beberapa komentar tentang pekerjaan siswa tersebut.
Umpan balik merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam kegiatan proses belajar mengajar, umpan balik memberikan informasi kolektif kepada siswa, dengan demikian siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan terhadap materi yang dipelajarinya.
Nasution (1984), mengemukakan bahwa: “Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat lainnya, misalnya pekerjaan rumah dan pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam kelas kepada siswa untuk meperbaiki atau meningkatkan pencapaian hasil belajarnya”.
Batasan-batasan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa umpan balik berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar terdahulu yang dievaluasikan dengan suatu alat evaluasi. Pemberian umpan balik ini akan dapat memotivasi siswa untuk mngembangkan dirinya untuk mencapai hasil belajar yang baik di masa-masa yang akan datang. Pemberian tugas terstruktur yang pengembaliannya disertai umpan balik perlu dikembangkan dalam proses belajar mengajar matematika di sekolah. Untuk itu cara ini perlu diketahui seberapa besar pengaruhnya dalam pencapaian hasil belajar siswa. atas dasar ini, maka penulis termotivasi menyelidiki sejauh mana pengaruh umpan balik yang disertai dengan pemberian tugas terstruktur terhadap prestasi belajar matematika, dalam hal ini hasil belajar matematika siswa dalam kompetensi dasar dimensi tiga.
Jurnal Edukasi Saintifik, Vol. 3 No. 2 | 125 Penelitian terkait dengan tugas tersturuktur telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Fitriyah dan Indraswari (2018) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pengembangan koneksi matematis dan daya nalar mahasiswa melalui pemberian tugas terstruktur dan diskusi menggunakan aplikasi WhatsApp. Analisis data menggunakan uji t sampel berpasangan. Selain itu, digunakan juga indeks gain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pemberian tugas terstruktur dan diskusi menggunakan aplikasi WhatsApp efektif mengembangkan kemampuan koneksi matematis dan daya nalar mahasiswa. Wahyuddin (2020) melakukan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan apakah penerapan pembelajaran dengan pemberian tugas terstruktur dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah classroom action research yang dilaksanakan selama dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas X TJK.I SMK Handayani Makassar sebnyak 36 orang. Pengumpulan data dengan tes hasil belajar, lembar observasi, dan angket respons siswa yang kemudian dianalisis dengan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 61,11 dengan standar deviasi 14.88 meningkat pada siklus II dengan rata-rata sebesar 70,83 dan standar deviasi 12,73. Hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal sebanyak 9,72% sehingga dengan diterapkannya pembelajaran dengan pemberian tugas terstruktur disertai umpan balik pada siswa, maka hasil belajar matematika dan keaktifan siswa dapat meningkat. Sriwidiarti (2016) menginvestigasi keefektifan metode penemuan terbimbing dan metode pemberian tugas ditinjau dari prestasi dan motivasi belajar matematika dan membandingkan metode penemuan terbimbing dengan metode pemberian tugas ditinjau dari prestasi dan motivasi belajar matematika. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan non tes. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penemuan terbimbing dan metode pemberian tugas efektif ditinjau dari prestasi dan motivasi belajar matematika dan metode penemuan terbimbing sama efektif dengan metode pemberian tugas ditinjau dari prestasi dan motivasi belajar matematika.
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah pemberian tugas terstruktur disertai dengan umpan balik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas XII MIA, (2) Apakah pemberian tugas terstruktur disertai dengan umpan balik dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.
Berdasarkan pertanyaan dan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan pembelajaran dengan pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik dengan menggunakan tiga cara, (2) Untuk memperoleh informasi tentang prestasi belajar siswa kelas XII MIA. pada materi dimensi tiga melalui pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik cara I, (3) Untuk memperoleh informasi tentang prestasi belajar siswa kelas XII MIA. pada materi dimensi tiga melalui pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik cara II, (4) Untuk memperoleh informasi tentang prestasi belajar matematika siswa kelas XII MIA. pada materi dimensi tiga melalui pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik cara III
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, prioritas utama pada penelitian adalah menunujukkan ada pengaruh perlakuan (treatment) terhadap variabel respon. Kualitas pengaruh yang dimaksudkan adalah terdapat suatu pebedaan rata-rata data observasi setiap kelompok eksprimen. Untuk keperluan penyelidikan pengaruh pemberian tugas terstruktur dengan menggunakan tiga metode umpan balik digunakan desain penelitian sebagai berikut :
Jurnal Edukasi Saintifik, Vol. 3 No. 2 | 126 Dalam penelitian ini, pemberian tugas terstruktur disertai umpan balik dibagi dalam tiga cara pelaksanaan, yaitu:
- Cara I : Pemberian tugas terstruktur disertai umpan balik, yaitu dikembalikan dengan nilai, dan yang salah diperbaiki, serta yang benar diberi penguatan positif.
-Cara II : Pemberian tugas terstruktur disertai umpan balik, yaitu dikembalikan dengan nilai, dan yang salah diperbaiki.
-Cara III : Pemeberian tugas terstruktrur disertai umpan balik, yaitu dikembalikan dengan nilai saja.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka secara operasional dirumuskan sebagai berikut :
Prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai tes untuk kompetensi dasar yang diberikan pada siswa setelah berlangsung proses pembelajaran pada kompetensi dasar tersebut dengan penerapan metode pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik. Prestasi belajar dimensi tiga diperoleh dengan menggunakan tes uraian.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII MIA. MA Negeri Mangempang Barru semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri atas 8 kelas pararel. Kedelapan kelas pararel tersebut diasumsikan homogen (ditinjau dari skor rata-rata untuk bidang studi matematika pada semester genap (nilai semester sebelumnya) masing-masing berada pada nilai rata-rata kelas II MIA.1 (62,1), kelas XII MIA.2 (63,3), dan kelas XII MIA.4 (62,0)..
Karena jumlah kelas XII.MIA pada MA Negeri Mangempang Barru berjumlah 6 kelas, maka siswa dari kedelapan kelas ini diambil secara acak sebanyak tiga kelas diantaranya kelas XII.MIA.1, kelas XII.MIA.2, dan kelas XII.MIA.4. dan masing-masing berjumlah 22 orang, kelas ini dijadikan subyek penelitian, namun dalam penetapan kelas untuk perlakuan cara I, cara II, dan cara III, ditetapkan melalui pemilihan secara random untuk menghindari subyektifitas penulis.
Untuk memperoleh data empirik pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian, yaitu tes hasil belajar berdasarkan kompetensi dasar dimensi tiga. Tes ini dibuat berdasarkan materi yang tercantum pada kompetensi dasar, dan bentuk tes berupa tes Essay dengan jumlah soal adalah 5 Item.
Dalam penyusunan tes prestasi belajar berdasarkan kompetensi dasar dimensi tiga dilakukan beberapa tahapan, secara sistematis tahapan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Analisis silabus atau kurikulum berdasarkan kompetensi dasar, hal ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman materi dimensi tiga yang akan dipelajari siswa kelas XII MIA MA Negeri Mangempang Barru, (2) Pembuatan kisi-kisi tes prestasi belajar pada materi dimensi tiga. Pembuatan kisi-kisi ini dimaksudkan agar penyebaran item-item tes dan aspek kognitif tidak menyalahi tujuan dari suatu tes prestasi belajar, yaitu tes yang digunakan dalam mengumpulkan data prestasi belajar pada materi dimensi tiga dapat mengukur secara tepat yang hendak diukur pada penelitian ini (Valid dan Reliabel), (3) Menyusun item-item tes prestasi belajar pada materi dimensi tiga prestasi yang dibuat berdasarkan kompetensi dasar berjumlah 5 item soal dengan bentuk soal adalah essay test (tes uraian)., (4) Tes yang dibuat berdasarkan tahap ketiga, selanjutnya dikonsultasikan kepada beberapa rekan guru yang dianggap senior atau guru-guru inti dan instruktur mata pelajaran yang mempunyai pengalaman dalam mata pelajaran matematika. Hasil Konsultasi ini sekaligus merupakan
Jurnal Edukasi Saintifik, Vol. 3 No. 2 | 127 validasi item tes, (5) Hasil Konsultasi tentang isi tes, selanjutnya diadakan perbaikan dan ditetapkan sebagai instrumen penelitian pada penelitian ini.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa tes essay. Karena penelitian ini adalah penelitian eksprimen dengan prioritas utama pada penyelidikan keefektifan perlakuan (teratment) eksprimen terhadap variabel respon, maka sebelum pengumpulan data penelitian dilakukan beberapa tahapan operasional sebagai wujud nyata dari prosedur pelaksanaan eksperimen. Adapun tahapan-tahapan yang dimaksud adalah (a) perencanaan, (b) studi pendahuluan dan (c) penerapan perlakuan eksperimen, (d) evaluasi akhir eksperimen.
Data yang terkumpul pada penelitian ini, diolah atau dianlisis dengan menggunakan teknik analisis statistik, yaitu statistik deskriptif meliputi rata-rata standar deviasi, varians, nilai maksimum dan nilai Minimum dan dilakukan program analisis (SAS) untuk membandingkan ketiga perlakukan mana yang lebih efektif.
Hasil dan Pembahasan
Prestasi Belajar Siswa untuk kelompok perlakuan cara I diperoleh nilai maksimum 100 dari nilai maksimumideal 100, sedangkan nilai minimum yang dicapai oleh siswa pada kelompok perlakukan cara I yaitu 70 dari nilai minimum ideal 0,0, skor rata-rata belajarnya 88,1 , standar deviasi 10,4 serta rentang skor adalah 30
Prestasi belajar siswa yang berada pada kelompok perlakuan cara II untuk materi dimensi tiga mempunyai distribusi skor sebagai berikut: nilai maksimum yang dicapai oleh siswa pada kelompok perlakuan cara II yaitu 100 dari nilai maksimum ideal 100 sedangkan nilai maksimum yang dicapai oleh siswa yang pada kelompok perlakuan cara II, yaitu 60,0 dari nilai minimum ideal 0,0 Nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa pada kelompok perlakuan cara II, yaitu 80,6 dan standar deviasi 9,8 serta rentang skor adalah 40
Prestasi belajar siswa yang berada pada kelompok perlakuan cara III untuk kompetensi dasar dimensi tiga mempunyai distribusi skor sebagai berikut: nilai maksimum yang dicapai oleh siswa pada kelompok perlakuan cara III, yaitu 80,0 dari nilai maksimum ideal 100 sedangkan nilai maksimum yang dicapai oleh siswa pada kelompok perlakuan cara III, yaitu 50.0 dari nilai minimum ideal 0,0. Nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa pada kelompok perlakuan cara III, yaitu 67,2 dan standar devisa 10,5 serta rentang skor adalah 30.
Hasil Pengujian Hipotesis
Berdasakan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SAS melalui jasa komputer, diperoleh hasil sebagai berikut.
Berdasarkan hasil analisis varians diperoleh nilai F = 35,07 dengan nilai P = 0,0001 lebih kecil dari nilai a = 0,05. Hal ini menentukan bahwa keputusan pengujian bersifat signifikasi pada a =0,05. Sehingga hipotesis nol (HO) ditolak dalam hipotesis penelitian (H1) diterima. Ini berarti bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi umpan balik terhadap tugas struktur dengan perlakuan cara I, cara II, dan cara III
Karena setiap perlakuan terdapat perbedaan secara signifikan, maka dilanjutkan pengujian hipotesis 2, 3,dan 4, dengan menggunakan anlisis muyltiplay comparison (Sheffe’s Test).
Jurnal Edukasi Saintifik, Vol. 3 No. 2 | 128 Berdasar hasil anlisis multiplay comparison (Sheffe’s Test) dengan taraf signifikan a
=0,05, diputuskan bahwa kelompok perlakuan cara I berbeda dengan kelompok perlakuan cara II. Setelah memperhatikan nilai rata-rata dari kedua kelompok perlakuan, maka hipotesis penelitian yang berbunyi “kelompok yang diberikan tugas terstruktur dengan umpan balik cara I mempunyai prestasi belajar lebih baik dari pada prestasi belajar kelompok perlakuan cara II, terbukti secara statistik.
Berdasrkan hasil anlisis multiplay Comparison (Sheff’s Test) dengan taraf signifikan a
= 0,05, diputuskan bahwa kelompok perlakuan cara I berbeda dengan kelompok perlakuan cara III. Setelah memperhatikan nilai rata-rata dari kedua kelompok perlakuan tersebut, maka hepotesis penelitian berbunyi “ kelompok yang diberikan tugas terstruktur dengn umpan balik cara I mempunyai prestasi belajar lebih baik dari pada prsetasi belajar kelompok perlakuan cara III, terbukti secara statistik.
Berdasrkan hasil anlisis multiplay Comparison (Sheff’s Test) dengan taraf signifikan a
= 0,05, diputuskan bahwa kelompok perlakuan cara II berbeda dengan kelompok perlakuan cara III. Setelah memperhatikan nilai rata-rata dari kedua kelompok perlakuan tersebut, maka hepotesis penelitian berbunyi “ kelompok yang diberikan tugas terstruktur dengan umpan balik cara II mempunyai prestasi belajar lebih baik dari pada prsetasi belajar kelompok perlkuan cara III, terbukti secara statistik
Berdasarkan pada hasil analisis staistik diskriptif menunjukkan bahwa skor rata-rata prestasi belajar siswa kelas XII MIA MA Negeri Mangempang Barru dari masing-masing kelompok perlakuan cara I, Cara II, dan cara III secara berturut-turut adalah 88,1, 80,6, dan 67,2 jika dilihat perkelas ( dalam kurung perlompok perlakuan), maka kelompok perlakuan cara I dan cara II mempunyai nilai rata-rata prestasi belajar yang tergolong tinggi, sedangkan perlakuan cara III mempunyai prestasi belajar tergolong sedang. Hal ini diperkirakan bahwa perlakuan cara III yaitu pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik yaitu dikembalikan dengan nilai saja tidak efektif. Sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam tugas tersebut mereka (siswa) tidak mengetahuinya karena tidak diberikan petunjuk atau pembetulan oleh guru . Sedangkan pada kelompok perlakuan cara I dan cara II, Setiap pengembalian tugas terstruktur selalu diberikan komentar tentang tentang kesalahan yang mereka lakukan dalam tugas mereka, sehingga mereka (siswa) dapat memperbaiki kembali kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dalam tugas tersebut.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa setiap kelompok perlakuan berbeda secara berarti. Setelah memperhatikan nilai rata-rata dari masing-masing kelompok perlakuan tampak bahwa nilai rata – rata kelompok perlakuan cara I (yaitu pemberian tugas struktur dengan umpan balik dikembalikan dengan nilai, yang salah diperbaiki dan yang benar diberi penguatan positif) lebih tinggi dari pada nilai rata – rata dari kelompok perlakuan cara II (yaitu pemberian tugas struktur dengan umpan balik diberikan nilai dan yang salah diperbaiki). Perbedaan rata–rata dari kelompok perlakuan cara I dan Cara II tidak terlalu mencolok yaitu 7,5, hal ini mungkin disebabkan perlakuan yang diberikan hampir sama, yaitu masing – masing yang salah diberi perbaikan oleh guru sehingga masing – masing kelompok perlakuan ini mempunyai acuan untuk memperbaiki tugas-tugas mereka.
Sedangkan kelompok perlakuan cara I dan cara III mempunyai perbedaan rata – rata yang mencolok yaitu 20,9 , begitu pula kelompok perlakuan cara II dan cara III juga
Jurnal Edukasi Saintifik, Vol. 3 No. 2 | 129 mempunyai perbedaan nilai rata – rata yang mencolok yaitu 13,4 , hal ini mungkin disebabkan karena kelompok perlakuan cara III (yaitu pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik dikembalikan dengan nilai saja) tidak diberikan perbaikan pada tugas – tugas mereka yang salah.
Jadi pemberian umpan balik kepada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa sangat diperlukan. Umpan balik yang paling efektiv adalah umpan balik dengan memberi komentar berupa perbaikan pada penyelesaian tugas yang salah dan berupa penguatan kepada penyelesaian tugas yang benar serta setiap pekerjaan yang dilakukan oleh siswa harus diberi nilai.
Simpulan
Berdasarkan temuan penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ada perbedaan prestasi belajar antara ketiga kelompok siswa yang diberi perlakuan umpan balik terhadap tugas terstruktur pada kompetensi dasar dimensi tiga di kelas XII MIA
2. Siswa kelas XII MIA MA Negeri Mangempang Barru yang diberi tugas terstruktur dengan perlakuan cara I (yaitu dikembalikan dengan nilai yang salah diperbaiki dan yang benar diberi penguatan positif) mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang diberi perlakuan cara II (yaitu dikembalikan dengan nilai, dan salah diperbaiki) pada materi dimensi tiga.
3. Siswa kelas XII MA Negeri Mangempang Barru yang diberi tugas terstruktur dengan perlakuan cara I (yaitu dikembalikan dengan nilai, yang salah diperbaiki, dan yang benar diberi penguatan positif) mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang diberi perlakuan cara III (yaitu dikembalikan dengan nilai saja), pada materi dimensi tiga.
4. Siswa kelas XII MIA MA Negeri Mangempang Barru yang diberi tugas terstruktur dengan perlakuan cara II (yaitu dikembalikan dengan nilai,yang salah diperbaiki ) mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang diberi perlakuan cara III (yaitu dikembalikan dengan nilai) pada materi Dimensi tiga.
5. Ketiga cara perlakuan yang diterapkan pada pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik pada siswa kelas XII MIA MA Negeri Mangempang Barru, maka yang paling efektif untuk meningkatkan prestasi belajar adalah pemberian umpan balik cara I (yaitu mengembalikan dengan nilai, yang salah diperbaiki, dan yang benar diberi penguatan positif ).
Penelitian ini bermanfaat dari hasil yang dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Sebagai bahan informasi tentang cara mengatasi kesulitan siswa belajar matematika di MA, (2) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bidang studi matematika dalam melakukan proses pembelajaran di kelas, (3) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di antara ketiga cara pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik ada yang paling efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka kepada guru bidang studi matematika diharapkan dapat menerapkan cara tersebut pada proses pembelajaran yang mereka lakukan.
Jurnal Edukasi Saintifik, Vol. 3 No. 2 | 130 Daftar Pustaka
Fitriyah, L. M. dan Indraswari, N. F. (2018) “Pengembangan Kemampuan Koneksi Matematis dan Daya Nalar Mahasiswa melalui Pemberian Tugas Terstruktur dan Diskusi Menggunakan Aplikasi Whatsapp,” Sigma, 4(1), hal. 20–28.
Hudoya, Herman,.1988. Mengajar Belajar Matematika. PPLPTK.Jakarta
Mappa, Syamsu. 1975. Teori dan Praktek Prosuder Pengembangan Sistem Instruksional.
Diktat Penataran Guru SMP-SMA se Sul-Sel,Maluku dan IRJA . Makassar.
Nasution, 1984. Beberapa pendekatan dalam proses belajar mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Rahman, Abdul. 1997. Analisis Kemampuan Awal Mahasiswa Program mata Pelajaran Baru (MPB) Jurusan Pendidikan Matemtika FPMMIA IKIP Ujung Pandang. Laporan penelitian. IKIP Ujung Pandang.
Side, Sumiati 1984. Pengaruh Pekerjaan Rumah Terhadap Prestasi Siswa. FPMMIA IKIP Ujung Pandang.
Siregar,Tetty A.1988.Tingkat Daya Serap Siswa SPG Dalam Bidang StudiMatematika Di Kotamadya Ujung Pandang. Laporan Penelitian IKIP Ujung Pandang.
Slameto.1988.Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Cet-2, Jakarta: Bina Aksara.
Sriwidiarti, D. (2016) “Keefektifan Metode Penemuan Terbimbing dan Metode Pemberian Tugas pada Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung Dian,” Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 4(1), hal. 63–74.
Sudirman A.M. 1988. Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Cet-2,Jakarta :Rajawali Pers.
Sudjana. 1992. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Sudjana,Nana. 1988. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru
Surahkmad,Winarno,.1973. Dasar-dasar dan Teknik Instruksional Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito.
Wahyuddin, W. (2020) “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Dengan Pemberian Tugas Terstruktur Disertai Umpan Balik,” Media Pendidikan Matematika, 8(2), hal. 61. doi: 10.33394/mpm.v8i2.3142.