• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan Preservasi Koleksi Majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia

N/A
N/A
Ikhwanul Mutamam

Academic year: 2024

Membagikan "Kegiatan Preservasi Koleksi Majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia "

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

di Perpustakaan Pos Indonesia

Mohamad Nur Ichsan1, Ute Lies Siti Khadijah2, Tati Sumiati3 Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Padjadjaran

Corresponding Author : mohamadnur.ichsan@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inti dari penelitian mengenai Kegiatan Preservasi Koleksi Majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung. Penelitian kegiatan preservasi majalah Merpati Pos bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pelaksanaan kegiatan preservasi di Perpustakaan Pos Indonesia berlangsung, serta mengetahui bentuk dan teknik penerapan kegiatan preservasi pada koleksi majalah merpati pos di Perpustakaan Pos Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori Piramida Preservasi oleh Rene Teygeler yaitu preservasi preventif, konservasi pasif, dan konservasi aktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi, studi pustaka dan triangulasi data. Hasil penelitian yang dilakukan, bahwa Kegiatan Preservasi Majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia Bandung yang meliputi preservasi preventif, konservasi aktif, konservasi pasif, adalah cukup baik. Namun masih banyak mengalami kekurangan dalam hal sumber daya manusia, anggaran, dan faktor pencegahan yang dilakukan oleh Perpustakaan Pos Indonesia terhadap kegiatan preservasi pada koleksi majalah Merpati Pos.

Kata kunci : Preservasi, Koleksi Majalah Merpati Pos, Perpustakaan Pos

Indonesia

1Penulis

2Pembimbing Utama

3Pembimbing Pendamping

(2)

1.1 Latar Belakang

Kegiatan pelestarian di Perpustakaan Pos jelas tidak dapat terlaksana dengan sendirinya tanpa adanya dorongan serta bantuan dari semua pihak yang terlibat didalamnya terutama pustakawan Perpustakaan Pos Indonesia. Hal seperti ini yang terjadi pada semua perpustakaan khusus di Indonesia, begitu juga yang terjadi pada Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung, permasalahannya adalah bagaimana upaya atau usaha yang dilakukan oleh pustakawan dan segenap staf Perpustakaan Pos Indonesia dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian dalam kegiatan preservasi majalah Merpati pos ini, yang mampu memenuhi kebutuhan informasi bagi seluruh karyawan perusahaan PT. Pos Indonesia di Bandung.

Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung merupakan perpustakaan satu- satunya yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia persero di Bandung, perpustakaan ini termasuk pada jenis perpustakaan khusus yang merupakan perpustakaan yang didirikan oleh sebuah lembaga atau instansi untuk memenuhi sumber informasinya. Semua koleksi mengenai dunia perposan maupun umum semua disimpan disini termasuk majalah terbitan berseri yaitu majalah internal perusahaan, majalah Merpati Pos.

Kegiatan preservasi koleksi majalah sudah dilaksanakan pada Perpustakaan Pos Indonesia, namun masih sangat sederhana. Perpustakaan dalam mencegah kerusakan yang disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari faktor alam

(3)

dan faktor manusia, untuk faktor alam perpustakaan dituntut mencegah dari serangan dari berbagai macam dari jamur, serangga, cahaya, udara atau debu dan bencana alam yang sewaktu-waktu dapat datang. Untuk pencegahan dari faktor manusia, perpustakaan pos melakukan pencegahan dari faktor manusia, dari faktor kebersihan pada tempat penyimpanan, pencurian dan vandalisme.

Kegiatan pelestarian pada koleksi majalah Merpati Pos ini tidak hanya dilakukan oleh pustakawan saja. Pemustaka juga haruslah bekerja sama dengan pustakawan dalam melakukan kegiatan preservasi majalah Merpati Pos, agar koleksi majalah ini dapat dipergunakan dengan baik. Hal ini disebabkan faktor kerusakan karena penanganan yang salah, baik dari pengguna maupun pustakawanan sendiri adalah hal yang sering terjadi di perpustakaan.

Melihat dari kenyataan tersebut, peneliti menyadari betapa pentingnya kegiatan pelestarian pada preservasi koleksi majalah merpati pos di Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung dengan teknik, pengetahuan dan kesadaran serta kepahaman yang baik dan benar guna merawat dan menjaga kandungan nilai-nilai informasi yang penting dan sangat berguna, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul penelitian “Kegiatan Preservasi Koleksi Majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung”.

1.2 Fokus Penelitian

1. Bagaimana kegiatan preservasi Preventive dalam kegiatan pelestarian majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia Bandung?

(4)

2. Bagaimana kegiatan konservasi Passive yang dilakukan dalam upaya melestarikan koleksi majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia Bandung?

3. Bagaimana kegiatan konservasi active dalam pelaksanaan kegiatan preservasi koleksi Majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia Bandung?

1.3 Kerangka Pemikiran

Untuk mengetahui proses kegiatan pelestarian pada preservasi majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia Bandung, maka peneliti menggunakan model teori dari Rene Teygeler yaitu piramida preservasi (Preservation Pyramid) sebagai berikut :

Bagan 1.1 Teori Piramida Preservasi

Preservation Pyramid

Restoration Active Conservation Passive

Conservation Preventive Preservation

Sumber : Rene Teygeler. 2001. Preservation of Archives in Tropical Climates. An annotated bibliography. Paris: The Hague

(5)

Menurut Teygeler model teori ini kegiatan preservasi mengacu pada empat bagian yaitu :

“Preventive conservation : stands for all direct and indir ect steps and provisions that will optimise the environmental conditions, and the preservation of and access to the object in ord er to prolong the life span.

To start with it encompasses a clear line of policy that includes training, attitude building and professionalization of all staff.

Passive conservation : stands for all direct and indirect steps directed towards the prolongation of the life span of objects. It includes good house keeping, air purification, air conditioning, repository hygiene and repository monitoring. An important feature of passive conservation is the survey of the physical condition of the collection.

Active conservation : stands for all direct and indirect steps an d actions o n objects in o rder to pro long their life span. It includes re-b oxing and re- wrappin g objects, c leaning obj ects, mass-de acidification and disinfecting. This phase in conservation invo lves tasks that can be performed by people who a re not trained conservators.

Restoration : stands for all actions taken to prolong the life span of the object in its perceptible appearance in compliance with the rules of aesthetics and ethics, while maintaining its historical integrity. As it is the work of highly trained conservators who work on individual ob jects this is the most expensive and time-consuming phase in preservation.” (Teygeler, 2001: 60).”

Dari ke empat komponen dalam teori preservasi piramida konservasi yang telah dijelaskan diatas, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan Preventive conservation, passive conservation, active conservation. Komponen restoration dilihat dari pengertian dan bentuk kegiatannya yaitu memperbaiki bahan pustaka yang rusak hingga kembali kepada bentuk aslinya atau semula, dengan menggunakan berbagai macam bahan dan peralatan serta teknik yang sesuai. Sementara itu restoration adalah bentuk kegiatan yang mahal, dan memakan waktu dalam pengerjaannya dan membutuhkan staf tenaga ahli yang mengerti hal ini.

(6)

Maka dari itu peneliti tidak menggunakan komponen dari salah satu teori ini yakni restoration, dikarenakan melihat dari prapenelitian terlebih dahulu yang dilakukan oleh peneliti di Perpustakaan Pos. Unsur restoration digunakan hanya untuk memperbaiki koleksi bahan pustaka yang telah rusak dan diperbaiki agar kembali seperti semula agar dapat digunakan kembali, dan ini menggunakan metode khusus, staf khusus, dan biaya khusus dengan memakan waktu yang agak lama.

Dalam konservasi preventif, Teygeler (2001), menekankan akan pentingnya konservasi preventif dalam kegiatan pelestarian dan konservasi, yaitu :

“For prevention is better than cure, is reflected in the allocation of budgetary policy in conservation can be saved. Indeed, because preventive conservation considers the welfare of the whole collection rather than treatment of individual objects, allowing the use of more efficient, limited resources for the benefit of the greater part of our material heritage.

Maybe that's why preventive conservation, management of environmental conditions in which collections are stored and used”(Teygeler, 2001 : 61) Jadi pada intinya, kegiatan pencegahan lebih baik dari pada mengobati, ini tercermin dari alokasi kebijakan anggaran besar dalam pelestarian yang bisa dihemat. Memang, karena konservasi preventif menganggap kesejahteraan seluruh koleksi bukan pengobatan objek individu, memungkinkan penggunaan yang lebih efisien, sumber daya yang terbatas untuk kepentingan bagian yang lebih besar dari warisan materi kita. Mungkin itulah sebabnya konservasi preventif, pengelolaan kondisi lingkungan di mana koleksi disimpan dan digunakan.

Bagi Perpustakaan sendiri, bentuk kegiatan konservasi preventive berbicara meliputi mulai dari kebijakan yang mengatur dan yang menjadi pedoman bagi kegiatan pelestarian di perpustakaan, pelatihan staf, serta diikuti

(7)

dengan mengoptimalkan kondisi lingkungan tempat penyimpanan untuk memperpanjang kelangsungan bahan pustaka.

Untuk komponen kegiatan konservasi passive, kegiatan ini berkenaan dengan survei terhadap kondisi fisik bahan pustaka, pengawasan terhadap kebersihan lingkungan, udara, dan strerilisasi tempat penyimpanan pada koleksi majalah Merpati Pos, faktor pencegahan, mulai dari cahaya, pencurian, pengawasan koleksi, serta lain sebagainya.

Pada komponen kegiatan konservasi active, kegiatan ini mencakup seluruh tindakan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tertuju langsung pada objek konservasi untuk memperpanjang kelangsungan bahan pustaka tersebut.

Termasuk didalamnya mulai dari kegiatan penyampulan bahan pustaka, penjilidan, membersihkan bahan pustaka, kegiatan ini dapat melibatkan aktifitas yang dapat dilakukan dengan orang yang tidak memiliki pendidikan mengenai konservasi sekalipun, tetapi akan lebih baik bila mereka mendapatkan pelatihan mengenai metode konservasi terlebih dahulu. Terkecuali untuk kegiatan penjilidan ini harus orang yang mempunyai keahlian khusus dan pengetahuan yang baik.

Berbagai koleksi bahan pustaka yang ada di Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung, yang diantaranya adalah koleksi terbitan berseri yakni majalah Merpati Pos. Majalah ini memberikan gambaran kumpulan informasi mengenai perusahaan dan dunia perposan di Indonesia. Merpati Pos Indonesia merupakan majalah terbitan, yang terbit sebulan sekali. Majalah Merpati pos ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan informasi internal para karyawan dan staf yang ada di PT. Pos Indonesia persero sejak tahun 1970. Maka koleksi majalah Merpati Pos

(8)

4.

5.

6.

ini mempunyai arti informasi penting yaitu salah satunya sabagai informasi tolak ukur mengenai perkembangan perusahaan dari tiap waktunya.

Melihat arti pentingnya koleksi majalah Merpati Pos sebagai koleksi bahan pustaka terbitan berseri di Perpustakaan Pos Indonesia, maka diperlukan pelestarian atau preservasi bagi koleksi majalah Merpati Pos, supaya nilai informasi yang terkandung dalam Majalah Merpati Pos tersebut dapat dijaga sehingga dapat digunakan dalam waktu yang lama.

Dengan melihat teori dan definisi dan hasil dari sebuah ketentuan dari para ahli preservasi diatas, dan untuk mengetahui proses pelestarian koleksi bahan pustaka di Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung, maka peneliti membuat sebuah bagan kerangka pemikiran peneliti dalam melakukan penelitian. Bagan kerangka pemikirannya sebagai berikut :

Bagan 1.2 Bagan Kerangka Penelitian

Majalah Merpati

PRESERVASI

Preventive Conservation

Passive conservation

Active conservation

Restoration

Kebijakan Preservasi

Pelatihan Staf/SDM

Anggaran program Pelestarian

 Pencegahan dari faktor lingkungan

& faktor manusia

 Kontrol Kondisi fisik koleksi majalah merpati pos

 Sterilisasi tempat penyimpanan

 Kelembapan suhu udara ruangan

 Kualifikasi Staf/SDM dalam menangani kegiatan pelestarian pada preservasi.

 Shelving(penataan majalahbuku pada rak).

 Penjilidan majalah merpati pos

(9)

Sumber : Aplikasi Penulis dari Teori Rene Teygeler (2001), Piramida Preservasi.

1.4 Nara Sumber / Key Informant

Key informant dalam penelitian ini adalah :

1. Manager atau kepala bagian Museum dan Perpustakaan Pos Indonesia yaitu Drs. Asep Jalil Armanusah.

2. Pustakawan Perpustakaan Pos Indonesia yaitu Dwi Prihatini, S.Sos.

3. Pustakawan BAPUSIPDA Jawabarat bidang akuisisi dan pelestarian yaitu Dra. Hj. Ika Candrawulan.

1.5 Tempat dan Waktu Penelitian 1.5.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian akan dilaksanakan di Perpustakaan Pos Indonesia di Jalan Cilaki No.73 Bandung.

1.5.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012.

(10)

2.1 Metode Penelitian 2.1.1 Metode Kualitatif

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini meyajikan secara langsung hakikat hubungan antar peneliti dan informan. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan seting penelitian, dan mampu melakukan penajaman terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Penelitian ini memakai studi kasus, yang membahas masalah pelestarian bahan pustaka majalah Merpati pos. Studi kasus lebih dikehendaki untuk melacak peristiwa-peristiwa yang bersangkutan tak dapat dimanipulasi. Menurut Yin (2006: 18), studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena didalam konteks kehidupan nyata, bila mana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multi sumber bukti dimanfaatkan.

Studi kasus dalam penelitian ini merupakan penelitian yang khusus membahas mengenai masalah preservasi koleksi majalah Merpati Pos, karena Perpustakaan Pos Indonesia merupakan perpustakaan khusus yang didirikan oleh PT. Pos Indonesia persero Bandung selaku instansi yang menyimpan berbagai jenis koleksi mengenai perposan maupun umum termasuk koleksi majalah internal

(11)

yaitu majalah Merpati Pos. Dalam penelitian ini mengacu kepada mengapa dan bagaimana dalam proses preservasi koleksi majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos.

2.1.2 Studi Kasus Sebagai Pendekatan Penelitian

Studi kasus adalah satu metode penelitian dalam ilmu sosial (Yin, 1996:

1). Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang ada di Perpustakaan Pos Indonesia Bandung dengan sebutan sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.

Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan penelitian berkenaan dengan how dan why, bila penelitian hanya memiliki sedikit peluang atau tidaknya mempunyai peluang sama sekali untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bila pertanyaan penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer(masa kini) didalam konteks kehidupan nyata (Robert K, Yin, 1991: 1).

Kekuatan unik dari studi kasus adalah kemampuannya untuk berhubungan sepenuhnya dengan berbagai jenis bukti dokumen, wawancara, dan observasi

(12)

yang didapat penelitian di Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung atau dari manapun.

Pada penelitian ini digunakan pendekatan secara studi kasus dengan cara melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasil yang didapatkan dalam penelitian “Kegiatan Pelestarian pada Preservasi Koleksi majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung”.

Penelitian studi kasus dibagi lagi menjadi tiga tipe (Robert Yin. Studi Kasus. 1996: 23), yaitu :

1. Eksploratori : memperoleh informasi awal bagi penelitian sosial yang akan dilakukan.

2. Eksplanatori : memberi pengetahuan tentang sebab akibat.

3. Deskriptif : memberikan gambaran yang mendalam atau detil mengenai sebuah kasus.

2.1.3 Studi Kasus Sebagai Pendekatan Penelitian

Pada penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus terfokus pada keinginan untuk mengetahui keragaman (diversity) dan kekhususan (particularity) objek studi. Namun hasil akhir yang diperoleh adalah menjelaskan keunikan kasus yang dikaji. Keunikan kasus umumnya berkaitan dengan enam aspek berikut : (a) hakikat kasus (b) latar belakang historis (c) seting fisik d (d) konteks kasus (khususnya ekonomi, politik, hukum, dan estetika) (e) persoalan lain disekitar kasus lain yang dipelajari dan (f) informan atau mengenai keberadaan kasus lain (Salim, 2001: 122).

(13)

Keunikan kasus pada penelitian ini berdasarkan aspek-aspek diatas termasuk kedalam kategori aspek latarbelakang historisnya. Keunikan kasus pada aspek ini bisa dilihat dari majalah Merpati Pos ini terbitkan, melihat dari latarbelakang perusahaan PT. Pos Indonesia persero merupakan perusahaan pertama dan terbesar di Indonesia yang bergerak didunia jasa pengiriman dan perposan. Selaku perusahaan pertama di Indonesia dalam dunia jasa pengiriman dan pos inilah yang membuat perusahaan harus mampu bersaing dari tahun- ketahun agar selalu bisa berkembang. PT. Pos Indonesia menerbitkan majalah Merpati Pos sebagai majalah terbitan yang berguna sebagai media informasi bagi para karyawannya yang tersebar diseluruh Indonesia. Dengan majalah merpati pos ini, diharapkan para karyawan dapat terpenuhi akan kebutuhan informasi mengenai keorganisasian perusahaan maupun segala bentuk kegiatan perusahaan.

Demi menjaga kandungan informasi yang telah dibuat oleh perusahaan semenjak awal terbitnya majalah Merpati Pos ini, PT. Pos Indonesia menunjuk Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung sebagai tempat menyimpan koleksi majalah Merpati Pos untuk dirawat dan dilestarikan sebagai salah satu koleksi majalah terbitan berseri di Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung.

2.1.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam penelitian, karena metode ini merupakan strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan.

Keberhasilan penelitian sebagain besar tergantung pada teknik-teknik pengumpulan data yang diperoleh dan digunakan. Pengumpulan data dalam

(14)

penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan , kenyataan dan informasi yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

1) Observasi

Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksikan secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian Burns dalam Basrowi (2008: 93). Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan dilapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan ynag diteliti.

Pada pengamatan ini tahap yang dilakukan meliputi, pengamatan secara umum mengenai hal-hal yang sekiranya ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, setelah itu dimulai dengan mengidentifikasi aspek-aspek yang menjadi pusat perhatian, kemudian dilakukan pembatasan objek pengamatan dan dilakukan pencatatan. Penulis melakukan observasi langsung kelapangan dalam melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan segala yang berhubungan dengan pelestarian dan preservasi koleksi majalah merpati pos. Pada Penelitian ini, penulis melakukan kegiatan observasi agar memperoleh data yang benar dan sesuai dengan keadaan dilapangan. Penulis melakukan observasi terfokus yang merupakan sebuah pengamatan yang cukup spesifik dengan merujuk kepada rumusan masalah atau tema penelitian.

(15)

2) Wawancara Mendalam

Maksud dari diadakannya wawancara seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba dalam Basrowi (2008: 127) antara lain : mengkonstruksikan perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian, merekonstruksikan kebulatan-kebulatan harapan pada masa yang akan mendatang, memverifikasikan, mengubah dan memperluas informasi, dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia(triangulasi) dan memverifikasi, mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Pada kegiatan ini penulis, melakukan wawancara dengan menyusun pertanyaan terlebih dahulu, dan terkadang memberikan pertanyaan yang spontanitas kepada informan. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terstruktur dengan informan, dengan menetapkan sendiri pertanyaan yang akan ditanyakan. Mengajukan pertanyaan yang sama kepada informan.

Pertanyaan penelitian diberikan sesuai dengan kebijakan, keadaan, kondisi, dan kegiatan pelestarian dalam kegiatan preservasi di Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung. Kegiatan wawancara dilakukan selama satu minggu agar dapat melakukan wawancara secara mendalam.

3) Studi Pustaka

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan

(16)

pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam. Guba dan Lincoln dalam Basrowi (2009:159) mendefinisikan dokumen dan record adalah sebagai berikut: record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting, dan dokumen ialah setiap bahan tertulis atau film. Studi pustaka dalam penelitian ini segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan diteliti. Informasi itu telah didapatkan dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan- peraturan, ketetapatn-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber- sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lainnya. Penulis mengumpulkan data dengan menggunakan dokumentasi dari Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung agar penulis memperoleh informasi.

Pengumpulan data melalui dokumen ini penulis peroleh dari Pimpinan perpustakaan ditempat penulis meneliti.

4) Triangulasi Data

Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada dasarnya untuk meningkatkan derajat kepercayaan data, maka dilakukan pengecekan terhadap keabsahan data sehingga benar-benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala sisi. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan

(17)

didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Jadi untuk penelitian ini teknik pemeriksaaan keabsahan data yang dipakai adalah kriteria kredibilitas dengan teknik pemeriksaaan triangulasi data. Tujuan dari triangulasi data buka untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan kepahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.

Diantaranya yang akan menjadi triangulasi dalam penelit ian ini adalah Pustakawan di BAPUSIPDA Jawa Barat bidang Akuisisi dan Pelestarian, yakni Ibu Drs. Hj. Ika Candrawulan yang akan menguji kebenaran dari sisi kegiatan preservasinya.

2.2 Objek Penelitian 2.2.1 Lokasi Penelitian

Gambaran Umum Perpustakaan Pos Indonesia

Perkembangan perpustakaan tidak lepas dari sejarah manusia, karena perpustakaan merupakan produk manusia. Seiring perkembangan zaman yang begitu pesat, PT. Pos Indonesia persero sebagai perusahaan pertama dalam dunia jasa pengiriman dan surat menyurat dalam perposan di Indonesia merasakan bahwa pentingnya akan nilai dari sebuah informasi. Maka dari itu PT.Pos Indonesia persero mendirikan Perpustakaan khusus, yaitu Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung. Perpustakaan “khusus” Instansi Pemerintah yaitu salah satu jenis pepustakaan yang dibentuk oleh lembaga pemerintah yang menaungi misi bidang tertentu untuk tujuan demi memenuhi kebutuhan materi perpustakaan/informasi dilingkungannya dalam rangka mendukung pencapaian misi instansi induknya. Perpustakaan ini bernama PERPUSTAKAAN POS INDONESIA, yang terletak di Jl. Cilaki no 73 Bandung yang bersebelahan

(18)

dengan Kantor pusat PT. Pos Indonesia Persero. Letak perpustakaan ini berdampingan dengan Museum Pos Indonesia yang juga milik PT. Pos Indonesia Persero. Perpustakaan ini berdiri pada tahun 1960. Perpustakaan ini dikepalai sekaligus manager Museum Pos Indonesia yaitu Drs. H. Rahmat,SE., dan diagantikan oleh Drs. Asep Jalil Armanusah. Pustakawan yaitu Ibu Dwi Prihatini, S.Sos. Perpustakaan ini memiliki jumlah koleksi kurang lebih 10.000 koleksi dari berbagai macam kajian ilmu, arsip, skripsi dan koleksi terbitan berseri yakni majalah.

Perpustakaan ini berada dibawah wewenang dan bertanggungjawab kepada kepala instansi induk yang langsung membawahinya yaitu Bagian Dokumentasi dan Museum PT. Pos Indonesia Persero. Pengguna perpustakaan ini adalah para pegawai dan karyawan PT. Pos Indonesia terutama yang bekerja di wilayah kota Bandung, bahan koleksi pustaka di perpustakaan ini didominasi dengan informasi-informasi tentang pos, filateli, dan bibiografi seseorang yang berperan penting dalam perjalanan pos. Fasilitas yang ditawarkan oleh perpustakaan ini tidak jauh dengan perpustakaan lainnya yaitu, Internet area hotspot, computer, ruang baca yang nyaman, dan lain sebagainya. Karena ini perpustakaan khusus instansi PT. Pos, jadi pegawai yang memiliki Nomor Induk Pegawai(NIP) Pos maka secara otomatis telah terdaftar sebagai anggota perpustakaan ini.

(19)

2.2.2 Profil Perpustakaan Pos Indonesia

Bagian Perpustakaan Pos Indonesia, bagian ini berada dibawah Divisi dokumentasi dan museum yang merupakan bagian dari struktur organisasi sekretariat perusahaan. Bagian Perpustakaan sendiri dikepalai oleh seorang manager yang dibawahi langsung oleh manager Bagian Dokumentasi dan Museum. Kepala Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung dikepalai oleh Drs.

Asep Jalil Armanusah. Yang bertanggungjawab mengenai pengembangan dan manajemen perpustakaan. Dibawah kepala Perpustakaan diisi oleh sekertaris sekaligus kurator yakni Ibu Yati, dan Pustakawan oleh Ibu Dwi Prihatini, S.Sos.

Anggaran yang diperoleh Perpustakaan Pos Indonesia didapat dari PT.

Pos Indonesia persero selaku perusahaan yang mendirikan Perpustakaan ini, untuk pengadaan koleksi dan perawatan koleksi. Dan terkadang ada sumbangan dari para karyawan namun sangat sedikit. Umumnya yang datang di Perpustakaan Pos merupakan karyawan dan pegawai PT. Pos Indonesia yang datang pada jam istirahat dan disaat kosong pekerjaan ataupun mencari bahan informasi untuk pekerjaan mereka. Perpustakaan Pos Indonesia terletak di Jalan Cilaki No. 73 Kota Bandung.

2.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam Pelaksaan tugas dan tanggung jawab divisi ini tidak hanya pengelolaan Perpustakaan dan perawatan barang koleksi saja, tapi pengelolaan dan pengembangan Perpustakaan Pos Indonesia terdapat program kegiatan sebagai berikut :

(20)

1. Registrasi Koleksi 2. Pengawasan

3. Perawatan dan pemeliharaan 4. Penyajian

5. Pengembangan koleksi 6. Pengelolaan kunjungan

2.2.4 Majalah Merpati Pos

Majalah merpati pos merupakan majalah internal milik perusahaan PT.

Pos Indonesia persero. Majalah ini dibentuk pada tahun 1970 dengan keputusan SK. pimpinan perusahaan pada saat itu. Majalah Merpati Pos didirikan sebagai media pemenuhan kebutuhan informasi perusahaan kepada seluruh pegawai dan karyawan diseluruh Indonesia, karena PT. Pos Indonesia merupakan perusahaan pertama dan BUMN dalam jasa pengiriman dan surat menyurat di Indonesia.

Perusahaan memberikan wewenang penyususnan dan penerbitan majalah ini kepada bagian Humas PT. Pos Indonesia di Bandung untuk menyusun dan menerbitkan majalah Merpati Pos. Humas PT. Pos Indonesia bertempat di Jalan Cilaki No. 55 kota Bandung. Majalah Merpati Pos merupakan majalah warta bulanan atau terbitan berseri. Majalah ini terbit sebualan sekali dalam setahun, namun pada tahun 2000 majalah ini terbit tiga bulan sekali atau edisi triwulan.

Beberapa artikel dalam majalah merpati pos lumayan menarik dan berguna untuk menambah pengetahuan. Misalnya, ada artikel tentang sejarah Kartu Pos.

Selain berisi artikel yang berkaitan dengan dunia pos dan giro, ada juga ruang

(21)

kesehatan, TTS, dan lain-lain. Majalah ini bisa diperoleh di setiap Kantor Pos.

Merpati Pos ini biasanya dilengkapi dengan lampiran berupa majalah bernama

"Sahabat Pena". Hingga saat ini majalah Merpati Pos masih diterbitkan dan tetap memberikan informasi-informasi mengenai keorganisasian dan kegiatan seputar perusahaan. PT. Pos Indonesia menunjuk Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung untuk menyimpan berbagai koleksi majalah Merpati Pos sebagai koleksi bahan pustaka terbitan berseri, yang diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi perusahaan dan seluruh pegawainya serta bisa menjadi bahan penelitian dimasa yang akan datang.

Gambar 2.1 Majalah Merpati Pos edisi No. 5/Tahun VII/Mei 1973.

(22)

5.1 Kegiatan Konservasi Preventif

1. Kegiatan Pelatihan dan penyuluhan Staf yang dilaksanakan oleh Perpustakaan Pos Indonesia di Bandung yakni dengan menunjuk pustakawan mengikuti seminar dan workshop dari Club Perpustakaan Indonesia. Serta studi banding ke Perpustakaan Kementrian Lingkungan Hidup dan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi.

2. Kebijakan Perpustakaan dalam kegiatan preservasi majalah Merpati Pos , kebijakan yang diatur oleh perpustakaan pos adalah dengan melakukan kontrol dan survei terhadap fisik majalah dan kemudian apabila ada yang harus diperbaiki lalu dimasukkan pada agenda dalam satu dokumen berita agenda preservasi majalah supaya dibundle per 10 edisi majalah, menurut tahun terbit, edisi lalu dilakukan penjilidan. Dan kebijakan dalam pengawasan peminjaman majalah yang telah dibundle, dijilid.

3. Ketersediaan anggaran dalam preservasi koleksi majalah Merpati Pos saat ini tidak ada anggaran khusus pada majalah Merpati Pos di Perpustakaan Pos Indonesia Bandung, karena kebijakan mengenai anggaran perawatan bahan pustaka di perpustakaan ini langsung diberi oleh Perusahaan, yakni PT. Pos Indonesia persero Bandung.

4. Kegiatan peencegahan dari faktor lingkungan dan faktor manusia ;

(23)

a. Pencegahan dari faktor cahaya, Perpustakaan Pos Indonesia Bandung memasang tirai kain pada jendela perpustakaan sebagai filter dari sinar ultraviolet dari cahaya matahari dan memasang lampu neon pada 4sisi ruangan didalam perpustakaan, untuk mengganti pencahayaan dalam ruangannya, karena koleksi bahan pustaka tidak boleh terkena langsung oleh cahaya matahari terlalu lama karena radiasi yang ditimbulkan cahaya matahari mengandung sinar ultraviolet yang dapat merusak kertas majalah.

b. Pencegahan kerusakan karena faktor biota dan jamur, pada kegiatan ini Perpustakaan menggunakan kapur barus dan kamper disetiap sudut perpustakaan dan dibawah lemari penyimpanan koleksi majalah Merpati Pos untuk menjaga agar tidak tumbuh jamur dan terhindar dari serangan biota dan hewan lainnya yang dapat mengancam kerusakan kertas majalah Merpati Pos .

c. Pencegahan karena faktor bencana, tindakan dari pencegahan ini Perpustakaan Pos Indonesia memasang tabung racun api didepan pintu masuk perpustakaan, apabila terjadi kebakaran dapat dipadamkan secara dini, dan juga terdapat fire alarm pada pintu depan perpustakaan untuk peringatan kebakaran, dan juga Gedung perpustakaan ini dirancang dilantai dua agar terhindar dari banjir, serta himbauan larangan merokok pada ruangan baca dan perpustakaan untuk mengingatkan penggunan dan pengunjung perpustakaan.

d. Kebersihan, kegiatan ini bertujuan untuk mencegah tumbuhnya jamur dan juga serangan dari hewan-hewan yang mengancam kerusakan kertas

(24)

majalah Merpati Pos, yakni dengan membersihkan tempat penyimpanan koleksi majalah Merpati Pos secara berkala tiap hari yang dibantu oleh cleaning service perusahaan, dan mengawasi pengguna majalah agar tidak makan dan minum didalam ruangan perpustakaan.

e. Pencegahan dari pencurian dan vandalisme, kegiatan ini dilakukan Perpustakaan Pos Indonesia Bandung agar terhindar dari kehilangan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia sebagai penggunan majalah ini di perpustakaan, dengan memberikan loker tempat penyimpanan tas, jaket dan melakukan proses pengawasan pada koleksi majalah agar terhindar dari kehilangan yang disebabkan oleh pencurian. Dan apabila salah satu koleksi majalah Merpati Pos tidak memiliki duplikat, maka majalah tersebut tidak akan dipinjamkan dan dibawa pulang dan disarankan untuk difotokopi saja.

5.2 Kegiatan Konservasi Pasif

1. Kegiatan proses kontrol kondisi fisik majalah Merpati Pos, kegiatan ini adalah proses kontrol pada koleksi majalah Merpati Pos pada rak pameran dan rak penyimpanan, dimana kontrol fisik majalah mulai dari cover majalah, halaman majalah dicek semua, dan biasanya kalau cover nya sudah rusak dan lusuh maka dimasukkan dalam surat agenda preservasi perpustakaan dan apabila halaman sudah ada sobekan dan tidak lengkap biasanya pustakawan melihat duplikat dari majalah tersebut, apakah masih

(25)

ada, kalau masih ada maka, majalah yang sudah tidak layak tadi itu bisa dihancurkan atau dibuang.

2. Kegiatan sterilisasi tempat penyimpanan majalah Merpati Pos, kegiatan ini bertujuan untuk menjaga sterilnya tempat penyimpanan yakni rak pameran majalah, dan rak penyimpanan majalah agar terhindar dari kotoran debu, jamur, dan biota serta kotoran makanan yang disebabkan keteledoran pengguna majalah. Menjaga kebersihan adalah adalah faktor penting dalam kegiatan ini, dan pemilihan rak penyimpanan yang tidak gampang lembab serta pengawasan yang benar terhadap kebersihannya.

3. Menjaga kelembapan suhu udara pada ruangan penyimpanan merupakan faktor penting, karena kertas yang terbuat dari serat kayu yang keasamannya dapat berubah sehingga dapat rusak, maka dari itu Perpustakaan Pos Indonesia menggunakan AC(airconditioner) sebagai alat bantu untuk menjaga kelembaban suhu udara ruangannya, dan juga menghindari polusi udara kota Bandung yang dapat merusak keasaman kertas majalah. Namun kesadaran dan pemahaman dari pustakawan akan temperatur yang baik terhadap keamanan kertas majalah menjadi suatu masalah yang dihadapi, karena suhu udara ditempat penyimpanan juga tidak boleh terlalu dingin yang dapat membuat jamur dan biota dapat tumbuh dan berkembang yang dapat mengancam kerusakan kertas majalah Merpati Pos.

(26)

5.1.3 Kegiatan Konservasi Aktif

1. Shelving atau penataan majalah pada rak penyimpanan, majalah Merpati Pos ini disusun dan ditata pada rak khusus majalah, dan hasil dari restorasi yang dijilid disimpan pada lemari rak penyimpanan. Koleksi majalah Merpati Pos disusun berdasarkan edisi terbit, biasanya kalau sudah lama disimpan dan diganti dengan edisi yang baru. Untuk majalah yang sudah dijilid dan dibundle tadi dikeluarkan apabila ada yang membutuhkan saja dan tidak boleh dipinjam bawa pulang.

2. Kualifikasi Staf/SDM dalam menangani preservasi majalah Merpati Pos di perpustakaan, staf dan SDM diperpustakaan Pos Indonesia Bandung sangat minim maka Pustakawanlah berperan penting dalam kegiatan ini, namun untuk membantu pekerjaannya dalam kegiatan konservasi dan preservasi koleksi majalah Merpati Pos ini maka pustakawan memberdayakan dan memberikan sedikit penyuluhan pada cleaningservice perusahaan yang berguna dalam proses penataan, sterilisasi, dan kebersihan pada tempat penyimpanan koleksi majalah Merpati Pos ini.

3. Kegiatan Penjilidan

Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kelangsungan koleksi yang ada dan agar koleksi majalah ini tetap selalu ada dan terpelihara dengan baik dengan usaha-usaha perbaikan yang ada tergantung dari teknik dan metode yang dipilih. Perpustakaan Pos Indonesia memilih untuk melakukan penjilidan pada koleksi Merpati Pos yang akan diperbaiki, majalah ini dibundle per-sepuluh buah, edisi, tahun terbit dan kemudian dijilid dengan

(27)

cover karton tebal. Setelah dilakukannya proses kontrol dan seleksi pada kondisi majalah dan mendapatkan yang rusak, kemudian diklasifikasikan menurut edisi dan disusun per-sepulu buah dan kemudian diserahkan pada bagian divisi dokumen dan arsip perusahaan PT. Pos Indonesia persero Bandung untuk dilakukan penjilidan, hal ini dikarenakan sumber daya manusia yang tidak ada dan mengerti tentang teknik penjilidan serta peralatan yang tidak memadai di Perpustakaan Pos Indonesia.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Assegaf, Dja’far. 1991. Jurnalistik Masa Kini Pengantar Kewartaan. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Clement, David. 1986. “Policy Planning in the UK: from the national to local

dalam Preservation the word: the library association confrence proceedings. London: Harrogate.

Deureu, J.M dan D.W.G 1990. Clements. Dasar-dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan- bahan Pustaka. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

Feather, Jhon. 1991. Preservastion and the management of library Collection.

London: The Library Association.

Garjito. 1994. Pengantar Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI.

Harvey, Ross. 1993. Preservation in Library. A Reader. London: Bowker-Saur.

Kustadi. Suhandang. 1988. Jurnalistik : publik dan Media. Sinar bar: Bandung.

Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(29)

Perpusnas RI. 1995. Petunjuk Teknis Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI.

Razak, Muhammadin. 1992. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI.

Salim, Agus Ms. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sudarsono, B. 2006. Analogi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia.

Sumiyardi.1997. Pentingnya Pemahaman Preservasi bagi Pustakawan. Buletin FKP2T. No. 2.

Tygeler, Rene. 2001. Preservation of Archives in Tropical Climate, A Annotated Bibliography. Paris: International Council on Archive.

Yin, Robert.K. 2002. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Gambar

Gambar 2.1 Majalah Merpati Pos edisi No. 5/Tahun VII/Mei 1973.

Referensi

Dokumen terkait