• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konservasi dan Preservasi Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Konservasi dan Preservasi Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

KONSERVASI DAN PRESERVASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN YAYASAN PENDIDIKAN

IKAL MEDAN

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Ahlimadya (A.Md) dalam bidang Perpustakaan dan

Informasi

Disusun Oleh: SOUFY RAMADHANI

122201060

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

JudulKertas Karya : Konservasi dan Preservasi Bahan Pustaka Pada

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan

Oleh : Soufy Ramadhani

NIM : 122201060

DosenPembimbing : Dra. Zaslina Zainudin, M.P.d.

NIP : 19570407 198603 2 001

TandaTangan : ________________

Tanggal : ________________

Dosen Pembaca : Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P

NIP : 19720825200604 2 001

TandaTangan : ________________

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : Konservasi dan Preservasi Bahan Pustaka Pada

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan

Oleh : Soufy Ramadhani

NIM : 122201060

PROGRAM STUDI D-III PERPUSTAKAAN

Ketua Jurusan : Dra. ZaslinaZainuddin, M.Pd

NIP : 19570407 198603 2 001

TandaTangan :_________________

(4)

4

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Kertas karya ini berjudul “KONSERVASI DAN PRESERVASI BAHAN

PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN YAYASAN PENDIDIKAN IKAL MEDAN”.

Penulismenyadaribahwa apa yang disajikan dalam kertas karya ini masih belum sempurna baik dari segi materi, pembahasan maupun penyusunan bahasanya. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan kertas karya ini bermanfaat bagi kita semua.

Dalampenulisankertaskaryainipenulisbanyakmendapatbimbingan, dorongansertabantuandariberbagaipihak,

untukitupadakesempataninipenulisinginmengucapkanterimakasihdantuluskepada:

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A,

selakuDekanFakultasIlmuBudayaUniversitas Sumatera Utara.

2. IbuDra. Zaslina Zainuddin, M.Pd,selakuKetua Jurusan Program Studi D-III Perpustakaan dan selaku dosen pembimbing kertas karya ini serta dosen wali yang telah memberikan arahan kepada Penulis.

3. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.P selaku dosen pembaca yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis.

4. Seluruh staf pengajar beserta staf Administrasi Program Studi D-III Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.

5. Kepala Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medansertapegawai

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan yang

telahbanyakmembantupenulisuntukpenyelesaikankertaskaryaini.

6. KhususkepadaAyahanda Drs. H. Fahrial Nasution ,ibunda Dra. Hj.

Suziarti Th. Dan Abangda M.Fahmil Habib Nasution,

(5)

5

Yangsenantiasamencurahkankasihsayang, do’a, semangatdandoronganbaikdarisegimorilmaupunmaterilkepadapenulis.

7. Kepada seluruh teman-temankuliah, khususnya kepada Darari Surya,

SuwestiMardani (tom-tom),ArithaNurmala Sari Surbakti (Mala Queenzhy), Rahmida Yuliasni Nst, Shinta Devi Purba, Bang Jon yang telahberbagisukadandukaselamakuliah.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan kertas karya ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan kertas karya ini, penulis menerima kritik dan saran yang membangun lebih baik lagi untuk kertas karya, penulis berharap semoga kertas karya ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2015 Penulis

Soufy Ramadhani 122201060

(6)

6 2.1 Pengertian Konservasi dan Preservasi ... 4

2.2 Maksud dan Tujuan ... 6

2.3 Fungsi Pelestarian ... 7

2.4 Unsur-Unsur Pelestarian ... 8

2.5 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka ... 9

2.5.1 Faktor Biologi ... 10

2.5.2 Faktor Fisika ... 15

2.5.3 Faktor Kimia ... 17

2.5.4 Faktor Lain ... 18

2.6 Perawatan Baha Pustaka ... 20

2.6.1 Perbaikan Kerusaka Bahan Pustaka………. 20

2.6.2 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka………. 24

2.7 Penyiangan………. 26

2.8 Stock Opname……… 27

BAB III KONSERVASI DAN PRESERVASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN YAYASAN PENDIDIKAN IKAL MEDAN 3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan .. 28

3.2 Struktur Organisasi ... 28

3.2.1 Visi... 31

3.2.2 Misi ... 31

3.3 Sumber Daya Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan ... 31

3.4 Koleksi Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan ... 32

3.5 Keanggotaan Pengguna Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan……….. 34

3.6 Perawatan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan……….. 35

3.7 Perbaikan Bahan Pustaka Pada Perpustakaa Yayasan Pendidikan Ikal Medan………. 37

3.7.1 Menambal………. 37

3.7.2 Meyambung……….. 38

3.7.3 Penjilidan………. 39

(7)

7

3.8 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka Pada

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Medan……… 40

3.8.1 Faktor Fisika……….. .. 40

3.8.2 Faktor Biodata………... 41

3.8.3 Faktor Pengguna dan Penanganan yang Salah……….. 43

3.9 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan……… 44

3.9.1 Meciptakan Ligkungan Penyimpanan………. 44

3.9.2 Memilih Material yag Dipakai Dalam Ruangan Penyimpanan……… 45

3.9.3 Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Cahaya……… 46

3.9.4 Mecagah Kerusakan Karena Pengaruh Suhu dan Kelembapa Udara……… ... 47

3.9.5 Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Biotis………. 47

3.10 Kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan………. 48

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 50

4.2 Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Sturuktur Organisasi Perpustakaan ... 30

(9)

9

DAFTAR TABEL

Gambar 1.2. Tabel Staf Perpustakaan ... 30 Gambar 1.3. Tabel Koleksi Perpustakaan ... 33

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang dan Masalah

Meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini semakin membawa pengaruh dan perubahan dalam semua aspek kehidupan. Hal ini terlihat jelas bahwa manusia setiap waktu membutuhkan informasi tentang banyak hal, dan untuk memenuhi akan hasrat informasi tersebut maka manusia membutuhkan sumber informasi.

Hal ini menimbulkan tersedianya perpustakaan-perpustakaan yang merupakan sumber informasi, penelitian ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan, sangat berperan penting dalam mendukung system pendidikan nasional. Pemahaman arti dan manfaat perpustakaan kemudian menjadi sangat penting. Sebab perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat mengumpulkan,menyimpan dan memelihara koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara kontinu oleh pemakaianya sebagai sumber informasi.

Selain mengumpulkan dan menyimpan, perpustakaan itu juga memelihara koleksi bahan pustaka yang dilakukan secara praktis dan sistematis. Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan telah melakukan langkah kerja yang dikatakan oleh Isa. Bahkan lebih dari itu telah dilaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka pembinaan perpustakaan dan pustakawannya.

(11)

2

Nasional adalah menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan dalam rangka pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan pelayanan informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, Perpustakaan Nasional menyelenggarakan fungsinya antara lain melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan dan pelestarian bahan pustaka.

Oleh karena itu koleksi bahan pustaka merupakan bagian terpenting dari suatu perpustakaan, maka dengan demikian pihak Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan melakukan konservasi dan preservasi bahan pustaka yaitu dengan cara pencegahan kerusakan bahan pustaka, perawatan dan pemeliharaan serta perbaikannya, hal ini dilakukan guna melindungi informasi yang terkandung di dalamnya. Sehubung dengan hal tersebut yang menjadi permasalahan dalam penulisan kertas karya ini adalah usaha-usaha dan cara apa saja yang dilakukan oleh pihak Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan dalam melestarikan bahan pustakanya.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

penulis berminat menulis kertas karya ini dengan judul”KONSERVASI DAN

PRESERVASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN YAYASAN PENDIDIKAN IKAL MEDAN”.

1.2Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan kertas karya ini adalah:

1) Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan sebagai calon

(12)

3

pustakanya agar informasi yang terkandung di dalamnya tetap dapat dimanfaatkan dan selalu menarik untuk dibaca.

2) Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III pada Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.3Ruang lingkup

Sesuai dengan judul kertas karya ini, maka penulis mengadakan observasi pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan bagian konservasi dan preservasi. Disini penulis membatasi ruang lingkup observasi yakni hanya membahas tentang konservasi dan preservasi bahan pustaka yang terbuat dari kertas.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data sebagai bahan analisa dalam penulisan kertas karya ini penulis mengunakan metode sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan, yaitu : Sebelum penulis melakukan penelitian di lapangan terlebih dahulu penulis membaca buku-buku, atau bahan pustaka lainnya yang relevan dengan masalah yang akan di bahas, baik yang ada di perpustakaan maupun yang ada pada penulis sendiri.

2. Studi Lapangan, yaitu : Dalam usaha memperoleh data dalam

penulisan kertas karya ini, penulis mengadakan pinjaman dan pengamatan langsung pada bagian konservasi dan preservasi bahan pustaka pada Perpustakaan Sekolah Yayasan Pendidikan Ikal Medan.

3. Wawancara (Interview), yaitu : Penulis mengadakan wawancara

(13)

4

yang bertanggung jawab pada bagian konservasi dan preservasi bahan pustaka di perpustakaan tersebut.

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konsevasi dan Preservasi

Kata konservasi dan preservasi yang biasa diterjemahkan dengan kata pelestarian berasal dari bahasa inggris yaitu “conservation” dan “preservation”. Menurut Echlos dan Shadly (2000: 140, 445) kedua kata ini mempunyai pengertian yang hampir sama. Konservasi berarti perlindungan, pengawetan. Sedangkan preservasi berarti pemeliharaan, penjagaan dan pengawetan.

Menurut Adishakti (2007) istilah ini biasanya digunakan para arsitek mengacu pada piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981, Piagam ini lebih dikenal dengan Burra Charter. Dalam Burra Charter konsep Konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang dirumuskan pada Piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengolahan suatu tempat atau ruang ataupun obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik. Maka dalam lingkup perpustakaan dapat dikatakan bahwa konservasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perpustakaan untuk melestarikan semua bahan koleksi yang ada agar tetap dalam keadaan yang baik, bisa digunakan serta dalam pelestariannya mengacu pada kebijakan perpustakaan tersebut.

(14)

5

Dalam sepuluh tahun terakhir pada abad ke-20, Preservasi telah berkembang menjadi salah satu macam pekerjaan yang menarik perhatian dalam dunia perpustakaan. Oleh karena itu, akhir-akhir ini setiap perpustakaan selalu menerapkan kegiatan Preservasi ini. Dan kita mengaharapkan dengan semakin berlanjutnuya kegiatan seperti ini, maka akan terjaga pula semua koleksi perpustakaan agar tidak cepat rusak maupun hilang.

Menurut Internatoinal Federation of Library Assosiation (IFLA) member batasan sedalam mendefinisikan tentang pelestarian (Sudarsono, 2006: 314). Pelestarian (Preservation) mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengolahan, metode dan tehnik, sumber

daya manusia, dan penyimpanannya. Pengawetan (Conservation) membatasi

kebijakan dan cara khusus dalam melindungi bahan pustaka dan arsip untuk kelestarian koleksi tersebut. Perbaikan (Restoration) menunjuk pada pertimbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan pustaka dan arsip yang rusak.

. Sedangkan Preservation adalah kegiatan yang tidak bisa dimasukkan

kedalam konservasi karena itu telah masuk pada Preservasi. Hal ini dipisahkan karena ada batasan-batasan dari masing-masing istilah tersebut.

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kata konservasi dan preservasi masih rancu. Namun demikian menganggap kedua kata ini mempunyai arti yang sama yaitu pelestarian, perawatan, pengawetan, perbaikan dan reproduksi.

(15)

6 2.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pelestarian menurut Martoatmodjo (1993: 5-6) adalah mengusahakan agar bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan. Bahan pustaka yang mahal, diusahakan agar awet, bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan. Koleksi yang dirawat dimaksudkan bisa menimbulkan daya tarik, sehingga orang yang tadinya segan membaca atau enggan memakai baju perpustakaan menjadi rajin mempergunakan jasa perpustakaan.

Sedangkan tujuan pelestarian bahan pustaka ini dapat dikatakan sebagai berikut:

1. Menyelamatkan nilai informasi dokumen.

2. Menyelamatkan fisik dokumen.

3. Mengatasi kendala kekurangan ruang.

4. Mempercepat perolehan informasi.

(16)

7

Dengan pelestarian yang baik, diharapkan bahan pustaka dapat berumur lebih panjang, sehingga perpustakaan tidak perlu membeli bahan yang sama, yang dapat membebani pemesanan, pengolahan kembali, penempelan kartu-kartu, yang kesemuanya itu memerlukan uang. Dengan bahan pustaka yang lestari dan terawat dengan baik, pustakawan dapat memperoleh kebanggaan dan peningkatan kinerja. Lingkungan yang sehat, ruang kerja yang baik, rapi dan menarik, membuat kehidupan pustakawan menjadi lebih berarti dan menyenangkan.

2.3 Fungsi Pelestarian

Fungsi pelestarian ialah menjaga agar koleksi perpustakaan tidak diganggu oleh tangan-tangan jahil, sehingga yang iseng, atau jamur yang merajalela pada buku-buku yang ditempatkan diruang yang lembap. Menurut Martoatmodjo (1993: 6-7) pelestarian memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

1) Fungsi Melindungi

Bahan pustaka dilindungi dari serangan, manusia, jamur, panas matahari, air dan sebagaianya. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil tidak akan dapat menyentuh dokumen. Manusia tidak akan salah paham menangani dan memakai bahan pustaka. Jamur tidak akan sempat tumbuh, dan sinar matahri serta kelembapan udara di perpstakaan akan mudah dikontrol.

2) Fungsi Pengawetan

Dengan dirawat baik-baik, bahan pustaka menjadi awet, bisa lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.

3) Fungsi Kesehatan

Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan mengunjungi perpustakaan.

(17)

8

Pemakai perpustakaan dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana cara memakai dan merawat dokumen. Mereka harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam perpustakaan, tidak mengotori bahan pustaka maupun ruangan perpustakaan. Mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.

5) Fungsi Kesabaran

Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua, jadi harus sabar. Bagaimana kita bisa menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi kutu buku dengan baik kalau kita tidak sabar. Menghilangkan noda dari bahan pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi.

6) Fungsi Sosial

Pelestarian tidak bisa dikerjakan oleh seorang diri. Pustakawan harus mengikut sertakan pembaca perpustakaan untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakan. Rasa pengorbanan yang tinggi harus diberikan oleh setiap orang, demi kepentingan dan keawetan bahan pustaka.

7) Fungsi Ekonomi

Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi lebih awet. Keuangan dapat dihemat. Banyak aspek ekonomi lain yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka.

8) Fungsi Keindahan

Dengan pelestarian yang baik, penataan bahan pustaka yang rapi, perpustakaan tampak menjadi lebih indah, sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya. Coba betapa jeleknya bahan pustaka apabila tidak dirawat, penuh dengan binatang perusak, pengap, bau busuk mengembara pada setiap sudut perpustakaan.

2.4 Unsur-unsur Pelestarian

Berbagai unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pelestarian bahan pustaka adalah :

1) Manajemennya, perlu diperhatikan siapa yang bertanggung jawab dalam

(18)

9

kerusakannya, apa saja alat dan bahan kimia yang diperlukan dan sebaginya.

2) Tenaga yang merawat bahan pustaka dengan keahlian yang mereka miliki. Mereka yang mengerjakan pelestarian ini hendaknya mereka yang telah memiliki ilmu atau keahlian/keterampilan dalam bidang ini. Paling tidak mereka sudah pernah mengikuti penataran dalam bidang pelestarian dokumen.

3) Laboratorium, suatu ruangan pelestarian dengan berbagai peralatan yang diperlukan, misalnya alat penjilidan, lem, alat laminasi, alat untuk fumigasi, berbagai sikat untuk membersihkan debu “Vacum Cleaner” dan sebagainya. Sebaiknya setiap perpustakaan memiliki ruang laboratorium sebagai “bengkel” atau gudang buat bahan pustaka yang perlu dirawat atau diperbaiki.

4) Dana untuk keperluan kegiatan ini harus diusahakan dan dimonitor dengan baik, sehingga pekerjaan pelestarian tidak akan mengalami gangguan. Pendanaan ini tentu tergantung dari lembaga tempat perpustakaan ini bernaung. Kalau tidak mungkin menyelenggarakan bagian pelestarian sendiri, dianjurkan diadakan kerja sama dengan perpustakaan lain. Ini dapat menghemat biaya yang besar.

2.5 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka

Pemeliharaan bahan pustaka bukanlah baru bagi pustakawan, namun tugas pelestarian bukanlah tugas yang mudah. Para pustakawan, terutama di Negara tropis seperti Indonesia ini dihadapkan pada berbagai musuh dalam menjaga kelestarian bahan pustaka. Musuh bahan pustaka antara lain manusia, tikus, serangga, mikroorganisme, serta berbagai bencana alam.

(19)

10

lambatnya proses kerusakan kertas tergantung pada mutu kertas dan iklim daerah, serta perawatannya. Jenis perusak bahan pustaka tersebut sangat tergantung pada keadaan iklim dan alam setempat, serta lingkungannya.

Jenis perusak bahan pustaka di daerah yang beriklim sedang atau tropis berbeda dengan perusak bahan pustaka dari daerah yang beriklim dingin. Begitu pula cara penanggulangannya. Di daerah beriklim tropis memiliki perusak bahan pustaka yang lebih banyak dan lebih ganas dari daerah yang beriklim dingin.

Menurut Martoatmodjo (1993: 36-47) kerusakan bahan pustaka itu secara garis besar dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

a) Faktor biologi, misalnya serangga (rayap, kecoa, kutu buku), binatang pengerat, jamur.

b) Faktor fisika, misalnya cahaya, udara/debu, suhu dan

kelembapan.

c) Faktor kimia, misalnya zat-zat kimia, kesamaan, oksidasi. d) Faktor-faktor lain, misalnya banjir, gempa bumi, api, manusia.

2.5.1 Faktor Biologi

Bahan pustaka terdiri dari selulosa, perekat dan protein yang merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup seperti jamur, serangga, binatang pengerat dan lain-lain. Makhluk tersebut dapat hidup dengan kondisi lingkungan yang kelembapan dan suhunya tinggi. Bila ruang tempat menyimpan bahan pustaka lembab dan dibiarkan berlarut-larut maka akan banyak dijumpai bahan pustaka yang rusak berat.

1) Binatang pengerat

Tikus merupakan perusak bahan pustaka yang agak sukar diberantas. Jenis-jenis tikus dapat digolongkan sebagai berikut :

(20)

11 b) Tikus cokelat atu tikus rumah c) Tikus kelabu atu tikus sawah d) Tikus kesutri

e) Tikus putih

Kertas dan buku sering menjadi sasaran untuk dijadikan sarang. Air kencing tikus rumah dapat membahayakan kesehatan manusia. Air kencing dapat menyebabkan penyakit Leptospiral, sejenis penyakit kuning. Isolasi listrik yang terdapat di dalam rumah/gedung juga menjadi sasaran serangan tikus rumah. Hal ini dapat menimbulkan kebakaran. Tikus membuat sarangnya dibawah fondasi bangunan.

Untuk mengatasi serangan tikus itu perlu diadakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk melindungi serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus selalu bersih dan kering. Jika gedung sudah bersarang tikus, pembasmian tikus dapat dilakukan dengan bahan kimia atau racun. Dewasa ini berbagai jenis bahan kimiawi pembasmi tikus banyak diproduksi orang.

2) Serangga

jenis serangga cukup banyak. Serangga merupakan masalah yang pelik di negara tropis. Makanan yang digemarinya adalah lem atau perekat yang terbuat dari tepung kanji. Siklus kehidupan serangga ini terdiri atas beberapa fase (tahap) yaitu telur, larva, kepompong dewasa. Kerusakan yang terbesar terjadi ketika serangga hidup pada fase larva. Lingkungan yang lembap, gelap, sirkulasi udara kurang merupakan tempat yang ideal bagi serangga. Jenis-jenis serangga dapat digolongkan sebagai berikut :

a) Rayap

(21)

12

setumpuk bahan pustaka dalam waktu singkat. Rayap sangat terkenal dengan organisasinya yang rapi. Selain itu rayap juga bersifat kanibalistik, suka memakan kawan-kawannya yang sudah mati. Berdasarkan tempat tinggalnya, rayap dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu rayap bumi dan rayap kayu.

b) Kecoa

Kecoa adalah jenis serangga bersayap dan mempunyai tanduk yang panjang. Jenisnya bermacam-macam. Jenis-jenis kecoa yang dikenal adalah sebagai berikut :

a) Kecoa Timur (Blatta orientalis)

b) Kecoa Amerika (Periplaneta americana)

c) Kecoa Jerman (Blatta germanica)

d) Kecoa Australia (Periplaneta australia)

Kecoa merupakan salah satu penyebab penyakit pes, lepra, kolera, tifus dan lumpuh anak-anak. Kotoran kecoa berupa cairan dapat merusak keutuhan bahan pustaka. Kecoa senang bermukim di tempat-tempat yang gelap, di sudut-sudut ruangan, dan lain-lain. Makanan kegemarannya ialah sisa-sisa makanan, makanan yang busuk, serangga-serangga yan mati, kanji, perekat, sampul buku, serta kain pada punggung buku.

c) Ikan Perak (Silver Fish)

Ikan perak mempunyai banyak nama, antara lain : silver moth, sugar fish, slicker, fish moth dan sugar louse. Serangga ini berbadan ramping, tidak bersayap, dan berwarna abu-abu. Serangga ini lebih aktif di malam hari. Telurnya diletakkan di tempat-tempat yang gelap. Setelah dua minggu apabila kondisi lingkungan mendukung maka telur akan menetas.

(22)

13

utamanya ialah perekat yang terbuat dari tepung kanji. Bagian buku yang paling cepat rusak punggung buku, kulit buku, label buku, gambar dan lain-lain. Serangga ini diperkirakan mempunyai sertaus jenis yang tersebar diseluruh dunia.

d) Kutu Buku (Book Lice)

Bentuk jenis serangga ini sangat kecil sehingga disebut kutu buku. Bagian buku yang diserang adalah punggung dan pinggirnya. Serangga ini memang sangat rakus terhadap kertas. Permukaan kertas selalu dikikisnya sehingga huruf-hurufnya hilang. Di samping itu, kutu buku meghancurkan selulosa. Perusakan kertas dilakukan oleh larva-nya. Jenis serangga ini paling sukar diberantas. Jenis-jenis kutu buku yang dikenal ialah sebagai berikut :

(a) Lipocelis divinatorium,

e) Ngengat Pakaian

Jenis serangga ini memiliki bahan yang tipis dan bewarna coklat. Umurnya tidak lama. Meskipun serangga ini dinamakan ngengat pakaian, namun ini juga mnyerang kulit dan kertas. Ngengat ini lebih senang hidup ditempat-tempat yang gelap. Jenisnya bermacam-macam, tetapi yang paling banyak dikenal ialah :

(23)

14 (b) Tincola biselliela humm,

(c) Tri chorpaga tapetzella,

f)Kumbang

Jenis kumbang yang berbahaya untuk perpustakaan ialah sebagai berikut : (a) Kumbang kulit (Dermestidac)

(b) Kumbang bubuk (Anoobiidae lytidae, Bpstridae) (c) Kumbang bertanduk (Carabycidae)

(d) Kumbang laba-laba (Ptinidae). Larva kumbang bubuk suka

sekali makan selulose bahan-bahan pustaka.

3) Jamur

Jamur (Fungi) merupakan mikroorganisme yang tidak berklorofil. Untuk memperoleh makanan harus memiliki sumber kehidupan lain (parasit) ataupun dari benda mati (sapropit). Jamur berkembang biak dengan spora, dapat menyebar di udara dan apabila menemukan lingkungan yang cocok maka spora tersebut akan berkembang biak. Kertas merupakan tempat yang ideal bagi berkembangnya spora, terutama di lingkungan yang mempunyai kelembaban tinggi.

Jamur yang biasa merusak bahan pustaka ini bukanlah jenis jamur yang bisa dibuat soup dan kita makan, tetapi jenis jamur yang beracun yang lazim kita lihat pada pakaian, kertas atau benda-benda lain. Jamur jenis ini akan bisa membiak dengan leluasa jika benda tersebut kena kotoran, debu, serta tingkat kelmbapan yang tinggi yaitu 80% ke atas, dengan temperatur di

atas 210C. Jamur tersebut memproduksi beberapa macam bahan organik

(24)

15

warna itu berubah menjadi biru, dan akhirnya warna biru itu berubah menjadi hitam. Pada tingkat demikian, kertas sukar diperbaiki, jamur sukar dihilangkan.

Jika punggung buku kena air atau lembap, tumbuh jamur dengan warna putih. Jamur ini bisa dibersihkan dengan alkohol, dan tidak akan tumbuh lagi. Selain faktor biologi, seperti : serangga, mikroorganisme, tikus dan lain sebagainya, ada lagi perusak bahan pustaka yang hebat, yaitu yang disebut faktor fisik, misalnya : debu, cahaya, suhu dan kelembapan. Jenis perusak bahan pustaka ini tidak boleh diabaikan, karena benar-benar membawa kerusakan yang besar.

2.5.2 Faktor Fisika 1) Debu

Debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruang perpustakaan melalui pintu, jendela atau lubang-lubang angin perpustakaan. Apabila debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas menjadi rapuh dan cepat rusak. Di samping itu, apabila keadaan ruang peprustakaan lembap, debu yang bercambur dengan air yang lembap itu akan menimbulkan jamur pada buku. Debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot kendaraan mempunyai daya rusak yang paling tinggi. Debu tersebut sangat mudah bersenyawa dengan kertas, apalagi pada ruangan yang lembap. Untuk menghindari kerusakan pada bahan pustaka yang disebabkan oleh debu, perpustakaan hendaknya selalu bebas dari debu. Caranya ialah dengan selalu membersihkan ruangan perpustakaan. Alat pembersih yang paling bagus untuk bahan pustala ialah vacuum cleaner.

(25)

16

Kerusakan kertas yang disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat pada jilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidannya sendiri menjadi longgar. Disamping itu, suhu yang tinggi itu dapat menyebabkan kertas menjadi rapuh, warna kertas menjadi kuning. Sebaliknya, apabila lembap nisbi teralalu tinggi, buku akan menjadi lembab. Sebagai akibatnya, buku mudah diserang jamur, rayap, kecoa, kutu buku dan ikan perak.

Suhu yang tidak terlalu ekstrim, seperti di Indoensia, tidak begitu berpengaruh pada kekuatan kertas. Masalah baru timbul karena di Indonesia mempunyai kelembapan udara relatif tinggi. Jika udara lembab, maka kandungan air di dalam kertas akan meningkat. Hubungan suhu dan kelempaban sangat erat. Jika suhu naik, kelembaban turun dan kandungan air dalam kertas akan berkurang sehingga kertas menyusut. Serat selulosa saling tarik menarik pada proses penyusutan ini.

Ruangan dengan kelembaban tinggi bisa menimbulkan kursakan pada bahan pustaka. Jamur bisa tumbuh dengan subur dalam kondisi yang lembab ini. Di samping itu kertas yang lembab ini akan mejadi reaksi kimia antara zat yang tersisa dalam pembuatan kertas dengan air. Kalau ini terjadi, kertas akan menjadi rapuh, mudah robek.

(26)

17

jilidannya, kemudian lembar perlembar agar tidak lengket antara lembar yang satu dengan lembar yang lainnya. Setelah kering kemudian dijilid kembali.

3) Cahaya

Kertas yang kepanasan akan rusak berubah warna menjadi kuning dan rapuh akhirnya rusak. Hindarilah sinar ultraviolet (sinar matahari) yang masuk langsung ke peprustakaan. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar ultra adalah memudarnya tulisan, sampul buku dan bahan cetak. Selain itu kertas juga akan menjadi rapuh.

Proses perusakan akan dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam udara, sehingga menibulkan perbahan wana. Buku menjadi kuning kecoklatan dan kadar kekuatan serat pada kertas menurun. Tidak hanya buku, bahan audiovisual lainnya seperti : piringan hitam, kaset audio maupun video akan rusak jika kepanasan.

Demikian pula disket komputer. Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan kain gorden sehingga panas atau sinar yang masuk ke perpustakaan bisa diatur. Sinar alami cukup bagus, tetapi tidak bisa dikontrol dengan mudah. Karena itu di negara maju, penerangan perpustakaan menggantungkan pada sinar listrik karena mudah dikontrol. Lampu pada ruang rak buku hanya dinyalakan pada saat diperlukan. Jika tidak, ruang rak tersebut gelap. Hal ini juga bisa mengehmat listrik. Tetapi AC selalu dihidupkan, sehingga kebersihan, kelembaban dan temperatur bisa dikontrol terus.

2.5.3 Faktor Kimia

(27)

18

Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H2O). Reaksi

hidrolisis pada kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangi kekuatan serat. Akbiatnya, kekuatan kertas akan mempercepat kerusakan kertas karena asam akan mempercepat kerusakan kertas karena asam akan mempercepat reaksi hidrolisis. Tinta merupakan salah satu sumber terbentuknya asam pada kertas, karena tinta dibuat dengan mancapurkan asam tanat dan garam besi serta ditambah dengan asam sulfat atau asam hidroklorida agar tetesan dapat melekat dengan baik. Selain itu, sumber keasaman dapat juga berasal dari udara karena sifat kertas yang mudah mneyerap gas-gas seperti : sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida

(NO2), karbondioksida (CO2) dan gas-gas lain seperti ozon.

2.5.4 Faktor Lain a) Manusia

Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak buku yang hebat. Berdasarkan kenyataan yang ada, kerusakan buku terjadi karena ulah manusia. Misalnya, pembaca di perpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu dari sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, table-tabel statistiknya.

(28)

19

Sering terjadi kerusakan justru disebabkan oleh pustakawan itu sendiri yang sehari-hari bergelimang dengan buku. Petugas perpustakaan yang tidak memiliki rasa sayang kepada buku, dan tidak pernah belajar bagaimana melestarikan merawat buku bisa membuat kesalahan yang sangat fatal, seperti contoh di atas kita harus tahu bagaimana menepatkan buku di rak. Mengambil buku dari rak, atau menepatkan buku kembali ke dalam rak. Rak hendaknya jangan diisi terlalu penuh, cukup sekitar 80% saja. Kemudian juga sewaktu menempatkan buku di rak pengangkut pun tidak boleh sembarangan, misalnya ditumpuk begitu saja tanpa memperhatikan kalau ada buku yang tertindih dalam keadaan terlipat. Kalau petugas perpustakaan melihat sebuah buku mengalami kerusakan ia harus segera mengambil tindakan.

Begitu pula pembaca perpustakaan harus diajari bagaimana membuka halaman dengan tidak menggunakan ludah. Tidak mengotori buku, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam perpustakaan. Kotoran makanan yang jauh di lantai perpustakaan bisa mengundang tikus atau binatang lain untuk datang ke perpustakaan dan merusak buku. Diberikan kesadaran untuk tidak mencuri atau merobek buku. Perpustakaan memberikan fasilitas ruang baca atau fotocopy yang cukup untuk para pembaca. Jika terpaksa hilang mereka harus bertanggung-jawab untuk menggantinya dengan buku yang sama atau sejenis. Tidak sedikit pembaca yang tidak bertanggung-jawab dan mencuri koleksi perpustakaan.

b) Bencana alam

(29)

20

1. Alat-alat di dalam gedung digunakan yang tahan api 2. Perlu dipersiapkan alat pemadam kebakaran

3. Dilarang merokok di dalam ruangan perpustakaan 4. Pemakaian peralatan listrik harus hati-hati,

Selanjutnya bahaya banjir merupakan musibah yang sering melanda

beberapa tempat di Indonesia. Bahan pustaka yang rusak oleh air harus diperbaiki dengan cara dikeringkan atau dianginkan.

2.6 Perawatan Bahan Pustaka

2.6.1 Perbaikan kerusakan bahan pustaka

Sebagai pustakawan kita harus dapat memperbaiki dokumen yang

rusak, baik itu kerusakan kecil maupun kerusakan yang berat. Perpustakaan sebaiknya memiliki ruangan khusus untuk melakukan pekerjaan ini. Menambal buku berlubang oleh larva kutu buku atau sebab lainnya, menyambung kertas yang robek, atau menambal halaman buku adalah pekerjaan yang mesti dapat dikerjakan. Mengganti sampul buku yang rusak total, menjilid kembali, atau mengencangkan penjilidan yang kendur adalah pekerjaan yang harus dikuasai oleh restaurator. Berbagai macam kerusakan yang mungkin terjadi, tidak boleh ditolak oleh bagian pelestarian ini. Bahan-bahan yang diperlukan, serta cara mengerjakan perbaikan ini akan dijelaskan. 1) Menambal kertas

Larva kutu buku sering membuat lubang pada buku, dari halaman

(30)

21

Kertas yang berlubang disebabkan oleh larva kutu buku. Jika tidak

terlalu parah, dapat ditutup dengan bubur kertas tanpa mengganggu isi buku, rendam kertas yang baik dan bersih dengan air suling pada pH 5,5 sampai 8,5. Kemudian diblender sampai menjadi bubur kertas yang halus. Kertas yang akan ditambal diletakkan di atas kertas penyerap. Tutup lubang secukupnya, ratakan, olesi lem kanji, tutup dengan kertas penyerap, kemudian dipres dan dikeringkan. Setelah kering lubang kertas sudah tertutup.

Penambalan kertas yang robek memanjang dapat dilakukan dengan 2

cara, yaitu :

a. Penambalan dengan kertas Jepang (sejenis kertas unutk laminasi) b. Penambalan kertas dengan tisu

Menambal dengan kertas Jepang dikerjakan bila ada halaman buku yang robek, baik robeknya lurus maupun tidak lurus. Penambalan ini dapat dilakukan jika robeknya hanya sepanjang 3 cm sampai dengan diatas 10 cm. kerusakan itu harus segara diperbaiki, kalau tidak robeknya akan merambat dan mengakibatkan keadaan semacam ini, buku yang halamannya robek hendaknya ditarik dari pengedaran, dan dikirim ke bagian perbaikan (restorasi).

2) Memulihkan Kertas

Kertas yang terkena debu atau lumpur akan berwarna kecoklatan. Ini dapat diputihkan dengan menggunakana berbagai zat kimia, seperti :

a) Chloromine T

Chloromine T 2,5% dilarutkan ke dalam air, kertas yang akan

(31)

22

b) Gas Chlorodioksida

Penggunaan gas untuk memutihkan bahan cetakan cukup baik. Seperti

pada Chloromine T, gas ini dilarutkan di dalam air dengan cara

mengalirkannya. Kertas yang akan diputihkan dicelupkan ke dalam larutan selama 5 menit kemudian diangkat. Agar kertas tidak robek, dapat dibantu penyangga kaca. Kemudian dimasukkan ke air bersih untuk

membilas larutan gas Chlorodioksida yang masi masih menempel di

kertas. Tes dahulu apakah tintanya luntur atau tidak. Kalau kertasnya luntur, hanya pada titik noda saja yang diputihkan dengan kuas.

c) Natrium Chlorida

Cara membuatnya ialah dengan mengambil 20 gram NaCI dan dimasukkan ke dalam 3 liter air pada suatu bejana. Kemudian

ditambahkan 75 ml formaldhida 40%. Rendam kertas yang akan

diputihkan sampai noda hilang atau tingkat keputihan yang dikehendaki dicapai. Dengan bantuan kaca, ambil lembaran kertas tadi dan bilas dalam air bersih, agar residu zat pemutihnya hilang.

d) Potassium Permanganate

Bahan yang dipergunakan adalah KMnO4 0,5-5% dilarutkan ke dalam

air. Lembaran yang akan diputihkan direndam di dalamnya selama 5 menit. Kemduian dimasukkan pada bak kedua yang telah diisi air dengan larutan natrium tiosulfat 5% untuk menghilangkan warna coklat larutan

KMnO4. Selanjutnya kertas dimasukkan ke dalam air bersih untuk

menghilangkan residunya.

e) Natrium Hipochlorite

(32)

23

f) Hidrogen Peroksida

Bahan ini bereaksi cepat, biasanya disimpan dalam konsentrasi 30% di dalam botol atau kaleng tertutup.bahan ini tidak tahan terhadap sinar matahari. Kadarnya akan turun jika terkena sinar matahari, karena itu harus disimpan ditempat yang gelap. Sebaiknya kertas yang akan diputihkan sudah diturunkan

kadar keasamannya. Hidrogen peroksida 30% dibuat H2O2 5-10% dengan

ditambah amoniak sampai pH-nnya antara 9,5-10,5. Masukkan kertas yang akan diputihkan ke dalam larutan tersebut sampai tingkat keputihan yang dikehendaki tercapai. Setelah cukup, angkat kertas tersebut dan bersihkan dengan air bersih dengan merendamnya Selma 30 menit. Kemudian dianginkan sampai kering.

Pemutihan kertas ini lebih bersifat sekedar menghilangkan noda pada kertas dari pada memutihkan lembaran buku yang sudah ditulisi, baik tulisan cetak, maupun tulisan tangan. Tetapi kalau memang dianggap sangat perlu, dapat juga seluruh halaman dari suatu buku diputihkan.

3) Mengganti halaman yang robek

Halaman yang robek dan robeknya tak dapat diperbaiki dengan menambalnya, atau sudah hilang, harus diganti dengan membuatkan foto kopinya. Foto kopi tersebut dipotong sesuai dengan luas halaman buku. Kemudian disisipkan dan ditempelkan dengan lem secara hati-hati pada bagian yang hilang. Karena penyisipan dilakukan pada buku yang terjilid, ada kemungkinan terjadi kelebihan lebar halaman tambahan tesebut.

(33)

24

4) Mengencangkan benang jilidan yang kendur

Kalau masih belum terlalu parah, kita cukup mengencangkan benang yang menjadi longgar dengan menariknya. Dengan jarum benang kita jahit dan matikan benang yang longgar tadi. Kalau sudah terlalu parah bukalah kertas pelindung dan sampul buku sekaligus. Lihat benangnya. Kencangkan yang longgar, sambung yang putus, atau ganti benang dengan menjilidnya lagi. Setelah itu, pasanglah lembar pelindung dan sampulnya lagi. Kalau ada yang rusak waktu dibongkar tadi, maka gantilah dengan lembar pelindung yang baru.

5) Memperbaiki punggung buku,engsel, atau buku yang rusak

Dengan alat-alat penjilidan yang sederhana, berbagai kerusakan di atas dapat diperbaiki. Seperti pada perbaikan benang jilidan di atas, maka kerusakan punggung buku, engsel buku dan sampul buku harus dilakukan degan membongkar buku yang rusak itu, kemudian perbaiki atau menggantinya dengan yang baru.

2.6.2 Pencegahan kerusakan bahan pustaka

1) Pencegahan kerusakan bahan pustaka terutama bertujuan agar :

a) Kerusakan yang lebih hebat dapat dihindarkan. Koleksi yang dimakan oleh serangga atau dirusak binatang pengerat dapat diselamatkan; b) Koleksi yang terkena penyakit, misalnya terkena jamur dapat diobati,

yang terkena kerusakan kecil dapat diperbaiki;

c) Koleksi yang masih baik dan dapat terhindar dari penyakit maupun kerusakan lainnya;

d) Kelestarian fisik bahan pustaka terjaga;

(34)

25

f) Pustakawan atau pegawai yang bekerja di perpustakaan sadar bahwa bahan pustaka bersifat rawan kerusakan;

g) Para pemakai terdidik untuk berhati-hati dalam menggunakan buku, serta ikut menjaga keselamatannya;

h) Semua pihak petugas perpustakaan maupun pemakai perpustakaan

selalu menjaga kebersihan lingkungan;

2) Berbagai usaha pencegahan kerusakan bahan pustaka

Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang dilakukan sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dan lebih cepat dari pada melakukan perbaikan bahan pustaka yang telah parah keadaannya. Usaha melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :

a) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia b) Kerusakan bahan pustakayang disebabkan oleh tikus

c) Kerusakan yang disebabkan oleh serangga

d) Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh jamur e) Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh banjir

f) Kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran

g) Kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh debu

h) Mencegah kerusakan sampul buku

i) Mencegah kerusakan pada punggung buku

j) Mencegah kerusakan pada engsel buku k) Mencegah kerusakan pada jilidan buku

l) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena lembaran yang terlepas m) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena coretan tinta

n) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena penyobekan halaman atau pengambilan gambar

(35)

26

p) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena noda makanan dan

minuman

q) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena pemudaran kertas

r) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena bercak noda merah

kecoklatan (foxing)

s) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena noda air dan kebocoran t) Mencegah kerusakan bahan pustaka karena rendahnya mutu bahan

2.7. Penyiangan

Penyiangan (weeding) adalah kegiatan pemilihan terhadap koleksi

bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Kegiatan penyiangan ini dilakukan agar bahan pustaka yang tidak sesuai lagi diganti dengan bahan pustaka yang isinya tidak relevan lagi, sudah usang, isinya tidak lengkap, bahan pustaka yang sudah ada edisi terbarunya dan bahan pustaka yang fisiknya sudah sangat rusak. Tujuan kegiatan penyiangan ini antara lain :

1) Membina dan memperbaiki nilai pelayanan informasi oleh

perpustakaan

2) Memperbaiki kinerja perpustakaan

3) Meningkatkan daya guna dan hasil guna ruangan dan koleksi 4) Meningkatkan mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi

5) Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program sekolah 6) Mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi

7) Menyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi 8) Meningkatkan nilai informasi

Prosedur penyiangan dilakukan dengan langkah sebagai berikut : a) Menentukan bahan perpustakaan yang perlu disaingi

b) Menyisihkan bahan perpustakaan yang masih dapat diperbaiki

c) Menyisihkan bahan perpustakaan yang masih bermanfaat untuk

(36)

27

d) Membutuhkan stempel atau tanda ditarik/dikeluarkan dari

perpustakaan universitas tanpa nama pada setiap bahan perpustakaan yang dikeluarkan

e) Mencabut dan menyisihkan kartu katalog bahan perpustakaan yang

disiangi

f) Menghapus bahan perpustakaan dari inventaris, buku induk,

komputer atau pangkalan data

g) Menghapus data-data bahan pustaka dari inventarisasi, buku induk

dan pangkalan data dari komputer

2.8.Stock Opname

Stock opname ialah suatu kegiatan pengumpulan jumlah koleksi bahan pustaka menurut subjek yang sesuai dengan subjek yang dicakup oleh suatu perpustakaan.

Kegiatan stock opname bertujuan untuk :

a) Mengetahui dengan tepat profil koleksi bahan pustaka yang ada d suatu perpustakaan.

b) Mengetahui jumlah buku (judul/eksemplar) koleksi bahan pustaka menurut golongan klasifikasi dengan tepat.

c) Menyediakan jajaran katalog yang tersusun rapi yang

mencerminkan kondisi koleksi bahan pustaka.

d) Mengetahui dengan tepat bahan pustaka yang tidak ada katalognya. e) Mengetahui dengan tepat bahan pustaka yang dinyatakan hilang.

f) Mengetahui dengan tepat kondisi bahan pustaka, apakah dalam

(37)

28 Keuntungan diadakannya stock opname :

a. Dapat disusun daftar bahan pustaka yang disiangi karena sudah tidak sesuai lagi baik subjek, tahun, kondisi bahan pustakanya serta mendaftar susunan pustaka secara mutahir.

b. Mengetahui bahan pustaka yang paling banyak diminati pengguna. Hal ini digunakan sebagai petunjuk pemilihan bahan pustaka.

c. Mengetahui laju kehilangan bahan pustaka di perpustakaan.

d. Dapat diperolehnya susunan bahan pustaka yang rapi di dalam rak. e. Membersihkan bahan pustaka dari debu dan kotoran lain.

Kerugian diadakannya stock opname :

a. Mengurangi kenyamanan bagi pengguna, karena selama kegiatan stock

opname, semua bahan pustaka yang sedang dipinjam ditagih kembali.

b. Selama kegiatan stock opname, perpustakaan tidak memberikan

pelayanan kepada pengguna. Hal ini kurang diinginkan pengguna. Untuk mengatasinya seringkali stock opname dilakukan pada saat-saat pengguna sedikit (misalnya : waktu libur),

(38)

29

BAB III

KONSERVASI DAN PERSERVASI BAHAN PUSTAKA PADA

PERPUSTAKAAN YAYASAN PENDIDIKAN IKAL MEDAN

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Yayasan Ikal Medan

Yayasan Pendidikan Ikal Medan berawal dari Madrasah yang didirikan pada tanggal 24 Mei 1978, kemudian pada tanggal 15 Juni 1980 namanya diganti menjadi Sekolah Madrasah Ikal.

Pada tanggal 29 Agustus 1983 Sekolah Madrasah Ikal berubah nama menjadi Yayasan Pendidikan Ikal yang kemudiaan bersamaan dengan didirikannya 3 (tiga) tingkatan sekolah yaitu : TK,SD dan SMP.

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan terletak di lantai I, mempunyai luas ruangan 10 x 18 Meter. Di ruangan inilah berlangsung semua kegiatan yang berhubungan dengan perpustakaan dan pelayanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan. Jumlah pengguna perpustakaan adalah sebanyak 416 orang yang terdiri dari para pelajar, guru dan pegawai. Sampai saat ini Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan telah memiliki koleksi sebanyak 537 judul dan 2514 eksemplar.

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan memakai sistem pelayanan tertutup (close acces) yaitu hanya pengunjung yang berasal dari Yayasan Pendidikan Ikal Medan yang boleh masuk ke ruangan koleksi untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

3.2 Struktur Organisasi

(39)

30

gambaran jelas tentang kedudukan, tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam suatu organisasi atau instansi, untuk mencapai kegiatan kerja yang efektif dan efisien.

(40)

31

1.1 Gambar Struktur Organisasi Perpustakaan YAYASAN PENDIDIKAN IKAL MEDAN

Sumber : Profil Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan, 2015

Staf Perpustakaan

1.2 TABEL STAF PERPUSTAKAAN YAYASAN PENDIDIKAN IKAL MEDAN

No Jabatan Pendidikan

1. Kepala Perpustakaan S1 Non Perpustakaan

2. Staf Perpustakaan S1 Non Perpustakaan

3. Staf Perpustakaan SMA

4. Staf Perpustakaan SMA

Sumber : Profil Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan, 2015

Pembantu Bidang Pendidikan

Kepala Yayasan

Wakil Ketua Bendahara

Kepala Perpustakaan

Pelayanan Teknis Pelayanan Pengguna

Pengelolahan

Pemeliharaan

(41)

32 3.2.1 Visi

Menjadi pusat informasi Pendidikan untuk mendukung belajar dan mengajar yang kompentitif secara global tahun 2020

3.2.2 Misi

1. Meneyelenggarakan pengelolahan perpustakaan yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi.

2. Melaksanakan pelayanan berbasis pengguna dengan mengoptimalkan sistem layanan terautomasi.

3. Berperan aktif dalam pengembangan koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna, kurikulum pendidikan.

3.3 Sumber Daya Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan memiliki beberapa jumlah tenaga kerja yang mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dimana jumlah tenaga kerja pada bagian Konservasi dan Preservasi bahan pustaka pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan.

Untuk meningkatkan mutu dan kualitas kerja, tenaga kerja Peprustakaan SD Swasta Ikal Medan mengikuti berbagai jenis pelatihan antara lain yaitu :

a) Manajemen Perpustakaan (Kepemimpinan)

(42)

33

3.4 Koleksi Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan.

Koleksi Perpustakaan adalah seluruh koleksi bahan pustaka yag dihimpun di dalam perpustakaan dan ditunjukan untuk digunakan oleh pemakai perpustakaan. Koleksi Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan diorganisasikan menggunakan sistem Dewey Desimal Classification (DDC). Sistem DDC mengelompokkan disiplin ilmu ke dalam 10 golongan utama, dan setiap golongan utama dikelompokkan kembali ke dalam sub golongan utama dan seterusnya.

Golongan utama dari sistem DDC adalah sebagai berikut : a) 000-099 Karya Umum

b) 100-199 Filsafat c) 200-299 Agama d) 300-399 Ilmu Sosial e) 400-499 Bahasa f) 500-599 Ilmu Murni g) 600-699 Ilmu Terapan h) 700-799 Kesenian i) 800-899 Kesusastraan j) 900-999 Sejarah

(43)

34

1.3 Tabel Koleksi Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan

No. Jenis Koleksi Judul Eksemplar

1. Buku 2338 4408

2. Majalah 241 731

3. Koleksi Referensi 211 324

Jumlah 2790 5463

Sumber Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan

Pengelompokan koleksi di perpustakaan Sekolah Yayasan Pendidikan Ikal Medan dibedakan pada jenis koleksi yang ada, antara lain :

Koleksi Umum

Koleksi umum dapat dipinjam selama seminggu dan dapatdiperpanjang satu kali. Koleksi berada di rak buku nomor klasifikasi 000 sampai 900. Proses peminjaman dan pengembalian melalui petugas sirkulasi .

Koleksi Referensi

Koleksi referensi adalah koleksi yang memuat informasi ringkas, misalnya kamus, ensiklopedia, buku pegangan, peraturan perundang-undangan, dan sebagainya. Koleksi ini tidak dapat dipinjam, hanya saja digunakan di dalam perpustakaan.

Koleksi Terbitan Serial

(44)

35

3.5Keanggotaan Pengguna Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan Perpustakaan Sekolah Swasta Ikal Medan selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi penggunanya yaitu murid, guru dan pegawai Perpustakaan Sekolah Swasta Ikal Medan. Kepuasan pengguna perpustakaan merupakan suatu keberhasilan bagi perpustakaan dalam menjalankan tugasnya sebagai tempat member segala informasi yang dibuthkan oleh pengguna.

1) Jam Kunjung

Senin – Selasa : Pukul 08.00 – 13.00

Rabu – Kamis : Pukul 08.00 – 13.00

Jum’at : Pukul 08.00 – 11.30

Sabtu : Pukul 08.00 – 13.00

2) Pendaftaran Anggota

a) Semua para peajar SD dan SMP terdaftar dan staf pengajar yang masih aktif secara otomatis menjadi anggota Perpustakaan.

b) Untuk para pelajar SD dan SMP dengan menunjukan kartu pelajar yang masih berlaku

c) Staf pengajar dan pegawai dengan melampirkan fotocopy SK

pengangkatan atau surat keterangan dari atasan/kepala unit kerja.

d) Kartu Anggota Perpustakaan berlaku selama para pelajar SD dan SMP, staf pengajar dan pegawai masih berada di Yayasan Pendidikan Ikal Medan

e) Kartu Anggota Perpustakaan tidak dibenarkan digunakan oleh orang

(45)

36 3) Peraturan atau Sanksi

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan memiliki peraturan dan sanksi yang harus dipatuhi oleh setiap anggota Perpustakaan antara lain :

a) Jangka waktu pinjam buku yaitu 1 minggu.

b) Kurasakan atau kehilangan buku harus diganti dengan buku sejenis atau seharga buku yang rusak atau yang hilang tersebut.

c) Terlambat mengembalikan buku dikenakan denda sebesar Rp. 300,00 per buku setiap hari keterlambatan.

d) Di larang makan dan membuang sampah sembarangan di ruangan

perpustakaan.

e) Setiap pengguna perpustakaan wajib melepaskan alas kaki sebelum memasuki ruang perpustakaan.

3.6 Perawatan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan

Semua bahan pustaka pada umumnya terbuat dari kertas pasti akan mengalami kerusakan. Begitu juga koleksi bahan pustaka yang tersedia pada perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan. Untuk menanggulangi kerusakan-kerusakan terhadap bahan pustaka di Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan maka perlu dilakukan beberapa perawatan demi kelangsungan ataupun ketahanan dari bahan pustaka tersebut.

(46)

37

pustaka akan mengalami kerusakan yang cukup parah, bahkan mungkin tidak bisa diperbaiki kembali.

Untuk itu perlu adanya langkah-langkah tindakan pengobatan maupun pembasmian terhadap perusak atau musuh-musuh bahan pustaka tersebut, dan salah satu diantaranya dengan cara fumigasi. Yang dimaksud dengan fumigasi menurut Razak (1992 : 39) adalah “suatu tindakan pengasapan yang bertujuan mencegah, mengobati, dan melestarikan bahan pustaka”. Mencegah dimaksudkan suapaya kerusakan lebih lanjut dapat dihindari. Mengobati artinya mematikan atau membunuh serangga, kuman dan sejenisnya yang telah menyerang dan merusak bahan pustaka, dan melestarikan diartikan menetralisasi keadaan seperti menghilangkan bau busuk yang timbul dari bahan pustaka, menyegarkan udara ataupun bisa menimbulkan gangguan ataupun penyakit.

Fumigasi bahan pustaka dapat dilakukan dalam ruang perpustakaan, gedung atau dalam ruangan yang sengaja dibuat untuk melakukan fumigasi. Bahan yang bisa dipergunakan sebagai methybromide. Cara fumigasi ini dilakukan yakni dengan memasukan buku ke dalam lemari fumigasi, disusun secara berderet dalam keadaan menganga. Hal ini dimaksudkan agar bau kimia dapat meresap ke dalam celah-celah buku. Dengan demikian kuman-kuman terbunuh akibat dari bau kimia itu.

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan sampai pada saat ini belum memiliki lemari fumigasi, sehingga pembasmian hanya dilakukan melalui cara penggunaan kapur barus dan pengusir serangga lainnya.

(47)

38

3.7 Perbaikan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan

Seperti yang telah disebutkan pada uraian sebelumnya bahwa gigitan serangga, frekuensi pemakaian yang tinggi, salah penanganan menyebabkan sebagian kertas dari halaman sebuah buku akan hilang, terkikis, tercabik, berlubang atau sobek. Sedangkan keruapuhan kertas menyebabkan kertas mudah sobek atau patah. Untuk mencegah agar bagian yang sobek atau berlubang tidak semakin lebar serta memulihkan bentuk dan kekuatan kertas, perlu diupayakan perbaikan, disesuaikan dengan kerusakan yang terjadi pada bahan pustaka. Untuk kertas berlubang atau sobek dengan keadaan kertas masih baik dan kuat cukup ditambal atau disambung.

3.7.1 Menambal

(48)

39 3.7.2 Menyambung

Menyambung di lakukan untuk merekatkan bagian yang sobek atau lemah karena lipatan, biasanya diperkuat dengan potongan ketas dar jenis tertentu, agar bagian yang sobek tidak bertambah lebar. Cara yang tepat untuk menyambung bahan pustaka yang yang sobek adalah sebagai berikut :

1) Pilih kertas yang akan dipergunakan untuk memperkuat sambungan.

2) Meletakkan penggaris logam di atas kertas penyambung dengan arah

panjang sesuai serat kertas.

3) Menarik garis sepanjang tepi penggaris dengan menggunakan trekpen yang telah dicelupkan dengan air.

4) Kertas dilipat ke atas dengan menggunakan tulang pelipat. 5) Kertas ditarik dengan hati-hati menurut garis yang basah. 6) Merapatkan bagian kertas yang sobek dengan hati-hati.

7) Mengoleskan perekat di atas kerta penyambung kemudian letakkan di atas bagian yang sobek dan tekan dengan hati-hati.

8) Letakan kertas di antara kertas penyerap, dan kemudian meletakan di

bawah pemberat (dipress), setelah kering bagian yang berlebih/sisa.

(49)

40 3.7.3 Penjilidan

Bahan pustaka yang rusak seperti isi buku, lem atau jahitnya terlepas, lembar pelindung, sampul mengalami kerusakan umpanya terlepas dari kerusakan lainnya masih bisa diatasi. Salah satu tindakan adalah dengan mereperasi atau memperbaiki dan menjilid kembali untuk dapat mempertahankan fisik buku tersebut, sekaligus mempertahankan kandungan informasi di dalamnya.

Pada perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan, perbaikan dengan cara penjilidan kembali merupakan cara yang paling banyak ditempuh. Untuk jenis perbaikan yang biasanya dilakukan di Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan adalah sebagai berikut :

1)Memperbaiki punggung buku yang longgar 2)Mengganti lembar pelindung buku yang sobek

3)Menempel linen baru pada punggung sampul buku asli

Selain menjilid atau mereperasi kembali buku-buku yang rusak, Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan juga melaksanakan penjilidan atau pembundelan terhadap terbitan berseri seperti majalah. Fungsi dari pembundean ini adalah selain bahan pustaka tersebut menjadi rapi dan menarik juga akan memudahkan dalam mencari informasi yang ingin dicari.

(50)

41

3.8 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Medan

Sebagian besar bahan pustaka di perpustakaan umumnya terbuat dari bahan kertas. Dalam penggunaan secara terus-menerus bahan pustaka itu akan mengalami peroses kerusakan dalam penyimpanan meskipun relatif lebih lama. Koleksi bahan pustaka dari suatu perpustakaan dapat terjadi kerusakan yang timbul dari berbagai penyebab.

3.8.1 Faktor fisika a. Cahaya

Cahaya yang digunakan untuk menerangi ruangan perpustakaan merupakan bentuk elektromagnetik yang berasal dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik. Kerusakan bahan pustaka akibar sinar ultraviolet ini adalah tulisan menjadi pudar, warna kertas berubah dan kertas menjadi rapuh, sehingga kekuatan akan hilang.

Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan kerusakan oleh faktor cahaya ini banyak terjadi terutama pada buku-buku yang sudah termakan usia. Lembaran pada buku-buku tersebu berubah warna menjadi kuning.

b. Suhu dan kelembaban

(51)

42

Menurut pendapat penulis kerusakan oleh faktor suhu dan kelmbaban ini juga banyak terdapat di Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan. Hal ini disebabkan karena suhu dan kelembaban di perpustakaan tersebut tidak diatur sebagaimana mestinya.

3.8.2 Faktor biodata

Komponen-komponen yang terdapat pada kertas serat-serat selulosa, perekat dan protein merupakan sumber-sumber makanan bagi makhluk-makhluk hidup seperti jamur, serangga dan binatang pengerat. Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya mereka memerlukan kondisi lingkungan yang ideal seperti suhu dan kelembaban udara. Oleh karena itu ruangan penyimpanan bahan pustaka harus dijaga dan dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak dijadikan sebagai tempat hidup, tumbuh dan berkembang bagi mahluk-makhluk tersebut. Beberapa contoh jenis jamur, serangga dan binatang pengerat yang merusak bahan pustaka adalah :

1. Jamur

Jamur merupakan tumbuhan bersel tunggal dan tidak berklorofil, sehingga makanan yang diperoleh berasal dari sumber lain. Bila buku atau bahan pustaka dalam keadaan kotor, berdebu, dan lembab maka jamur akan timbul dan akan meningglkan noda pada kertas. Contoh salah satu jenis jamur ini adalah

Asspergillus. Kerusakan bahan pustaka pada Perpustakaan Yayasan Perpustakaan

(52)

43 2. Serangga

Serangga merupakan masalah yang pelik di negara tropis dan jenisnya cukup dengan banyak sumber makanan berasal dari kertas. Lingkungan ideal untuk pertumbuhan semua jenis serangga adalah tempat hangat, gelap dan sirkulasi udara yang tidak sempurna. Fase-fase untuk siklus kehidupan serangga yaitu telur, larva, pupa dan dewasa, dimana pada fase larva mengakibatkan kerusakan terbesar.

Jenis-jenis serangga yang banyak dijumpai sebagai perusak bahan pustaka adalah sebagai berikut :

- Kecoa

Kecoa merupakan salah satu jenis serangga yang bersayap dan berbentuk panjang, senang tinggal ditempat yang gelap, di sudut-sudut ruangan. Makanan kegemarannya yaitu sisa-sisa makanan yang busuk, serangga-serangga yang mati. Kecoa ini mengeluarkan cairan perekat bewarna hitam yang membentuk noda dan sulit untuk dihilangkan, disamping itu memakan perekat sampul buku dan kain pada punggung buku.

Informasi yang penulis peroleh dari petugas konservasi maupun petugas lain bahwa serangga ini juga sebagai penyebab kerusakan pada punggung buku dan terjadinya noda pada kertas di Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan. Dan menurut penulis hal ini karena kurangnya kebersihan terutama di sudut-sudut ruangan dan ada sebagian petugas yang membawa makanan ke dalam ruangan perpustakaan sehingga sisa-sisa makanan tersebut sering sebagai penyebab datangnya kecoa di ruangan perpustakaan.

- Rayap

(53)

44

beriklim tropis dan sub tropis, berbadan lunak dan berwarna putih pucat. Karena bentuknya seperti semut maka binatang ini dinamai semut putih (white ant) .

Dari hasil wawancara dengan petugas konservasi dan preservasi petugas Perpustakaan Yayasan Ikal Medan, binatang ini dapat dikatakan sebagai perusak bahan pustaka yang paling merugikan. Dan menurut penulis hal ini disebabkan karena kurang telatennya para petugas dalam membersihkan bahan pustaka tetrsebut.

-Booklice (kutu buku)

Selain jenis serangga yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagijenis-jenis serangga yang dapat merusak dan memakan punggung buku, lem atau perekat pada buku, dan membuat lubang seperti ngenat, book worm dan lain-lain. Pada umumnya semua binatang ini hamper terdapatdi semua perpustakaan. Dan menurut penulis cara yang paling sederhana untuk mengusir atau setidaknya mengurangi frekuensi kerusakan yang disebabkan oleh jenis-jenis serangga tersebut adalah dengan menyemprot ruangan dengan obat hama (bukan pada buku) dan menempatkan obat pengusir serangga pada rak-rak buku dan senantiasa menjaga kebersihannya.

3.8.3 Faktor Penggunaan dan Penanganan yang Salah

Manusia baik sebagai petugas maupun sebagai pemakai perpustakaan mempunyai peranan yang penting dalam menggunakan bahan pustaka. Manusia bisa dikatakan sebagai perusak bahan pustaka bila salah dalam mengurus dan menangani bahan pustaka tersebut.

(54)

45

bahan pustaka maka pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang sederhana. Petugas perpustakaan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari sering kali menggunakan cara-cara yang tidak benar, baik dilakukan dengan sengaja atau tanpa disadari, begitu pula halnya dengan masyarakat umum sebagai pengguna bahan pustaka. Misalnya mengambil buku dari rak sering sekali menggunakan cara-cara yang salah, begitu juga penempatan buku di rak dan yang paling merugikan adalah kebiasaan pemakai perpustakaan misalnya menyobek halaman buku yang dianggap penting, mencoret-coret buku dan sebagainya.

Dengan demikian kerusakan buku tidak dapat dihindari dan hal tersebut menyebabkan kerugian yang tidak sedikit terutama bila terjadi pada buku-buku berharga atau langka. Kebiasaan membaca dengan cara melipat buku juga termasuk kedalam kategori ini. Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan kerusakan oleh faktor manusia ini merupakan yang paling dominan.

3.9 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan

3.9.1 Mencipatakan Lingkungan Penyimpanan

Yang dimaksud dengan lingkungan penyimpanan bahan pustaka adalah

gedung, ruangan, dan peralatan yang ada dalam satu ruangan perpustakaan. Pemeliharaan dan penjagaan bahan pustaka, ruang baca, ruang penyimpanan dan peralatan yang ada di dalamnya.

(55)

46

perpustakaan masih dalam perencanaan, antara lain dalam memilih lokasi, pemilihan bahan bangunan. pemasangan alat pendinginan dan mengatur pencahayaan.

Idealnya lokasi suatu perpustakaan tidak boleh berada di daerah kawasan industri atau daerah yang padat kendaraan yang bermotor, karena industry dan kendaraan bermotor tersebut akan mengeluarkan gas-gas pencemar seperti gas SO dan NO yang berbahaya begi bahan pustaka. Namun demikian, karena perpustakaan juga harus terletak di daerah yang mudah dijangkau oleh masyarakat pemakai jasa perpustakaan berada di pusat kota.

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan termasuk berada di kawasan yang banyak dilalui kendaraan umum. Jarak antara jalan raya dengan lokasi gedung berjarak kurang lebih 15 meter sehingga menurut penulis polusi udara tidak sampai mengganggu bahan pustaka.

3.9.2 Memilih Material yang Dipakai Dalam Ruang Penyimpanan

Setiap bahan pustaka yang harus disimpan dalam suatu tempat seperti rak, lemari yang sesuai. Setia rak/laci harus sedikit lebih besar dari bahan-bahan yang akan disimpan dengan sedikit menyisihkan ruang untuk sirkulasi udara., dan dirancang sedemikian rupa sehingga diperkirakan tidak menyebabkan kerusakan pada jilidan atau lembaran-lembaran bahan pustaka.

(56)

47

Dengan hal ini Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan telah melaksanakannya dengan baik. Rak dan lemari buku telah disesuaikan dengan ukuran bahan pustaka yang disimpan. Peta-peta dihamparkan dalam rak yang sesuai dengan ukurannya.

3.9.3 Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Cahaya

Cahaya matahari masuk ke dalam ruangan, baik langsung maupun pantulan harus dihalangi gorden atau disaring dengan filter untuk mengurangi radiasi ultraviolet. Untuk mencegah kerusakan karena cahaya lampu listrik adalah dengan memperkecil intensitas cahaya, memperpendek waktu pencahayaan dan menghilangkan radiasi ultraviolet dari lampu tersebut dengan memasang filter pada lampu TL.

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan untuk menghindari faktor cahaya ini belum memakai penyaring/filter seperti yang disebutkan di atas. Akan tetapi hanya dengan jalan meletakkan rak-rak buku tidak terlalu dekat dengan jendela dan memakai gorden dapat menghambat sedikit cahaya yang masuk kedalam ruangan perpustakaan.

(57)

48

3.9.4 Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Suhu dan Kelmbapan Udara Untuk mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh temperatur dan kelembaban udara adalah dengan membuat ventilasi yang sempurna. Jika terjadi kelmbaban udara yang tinggi, dapat diturunkan dengan dehumifier atau siliciagel. Dehumidifier digunakan untuk menurunkan kelembaban udara dalam lemari. Untuk mengukur temperaur kelembaban udara dalam lemari. Untuk mengukur temperatur kelembaban udara dapat dilakukan dengan alat thermohygrometer, thermohygrograph, dan psychometer.

Sampai pada penulis membuat tulisan ini alat-alat tersebut di atas belum dimilki oleh Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan. Mengingat betapa pentingnya alat tersebut mencegah kerusakan oleh faktor suhu dan kelembaban udara, maka Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan perlu memiliki alat-alat tersebut.

3.9.5 Mencegah Kerusakan Karena Pengaruh Biotis

Tindakan preventif untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya jamur dan serangga adalah dengan memeriksa bahan pustaka secara berkala, membersihkan tempat penyimpanan, menurunkan kelembaban udara dan buku-buku tidak boleh disusun terlalu rapat karena dapat mengurangi sirkulasi udara.

Untuk mencegah tumbuhnya jamur, pada sela-sela kertas diselipkan kertas tissue yang sebelumnya sudah dicelupkan dalam larutan fungisida seperti laindane

atau thymol. Tindakan ini biasanya dilakukan pada musim hujan, karena

(58)

49

sirkulasi udaranya tidak sempurna hal ini dapat menimbulkan tumbuhnya jamur atau dapat menjadi tempat yang nyaman bagi serangga sebagai perusak bahan pustaka. Menurut penulis usaha yang dilakukan dalam rangka kerusakan karena faktor biologis ini masih sangat minim tetapi hal ini telah memadai.

3.10 Kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan

Kendala yang dihadapi oleh Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan dalam melaksanakan kegiatan konservasi dan preservasi bahan pustaka adalah sebagai berikut :

1) Dana yang terbatas

Dana yang di peroleh Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan bersumber dari Yayasan Ikal Medan, sehingga kegiatan konservasi dan preservasi koleksi perpustakaan tidak maksimal.

2) Kurangnya tenaga ahli

Kurangnya tenaga ahli mengakibatkan kegiatan konservasi dan preservasi bahan pustaka di Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan tidak berjalan baik dikarenakan petugas Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan tidak memiliki latar belakang pendidikan kepustakawanan.

3) Perlatan

(59)

50

4) Sedikitnya referensi untuk preservasi dan konservasi

(60)

51 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan urutan dari bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Pelaksanaan konservasi dan preservasi yang sering diartikan sebagai kegiatan pelestarian bahan pustaka sangat diperlukan untuk menunjang fungsi perpustakaan dalam melaksanakan jasa perpustakaan dengan jalan mengusahakan agar kondisi bahan pustaka terpelihara sebaik mungkin dan siap pakai.

2) Pelaksanaan konservasi dan preservasi bahan pustaka pada

Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan masih di lakukan dengan cara yang sederhana, baik dari segi peralatan yang digunakan maupun dari segi tenaga teknis yang masih kurang.

3) Kerusakan bahan pustaka pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal Medan banyak diakibatkan oleh salah penanganan terhadap bahan pustaka, baik oleh petugas maupun oleh pemakai jasa perpustakaan. Hal ini disebabkan belum adanya kesadaran yang tinggi tentang pentingnya perawatan bahan pustaka dan kurangnya bimbingan atau penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat pemakai tentang tata cara penanganan maupun penggunaan terhadap bahan pustaka.

4) Untuk pencegahan dari faktor biotis, faktor fisika belum memakai

Referensi

Dokumen terkait

Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun

Dengan sampul keras ( hard cover ) yaitu menjilid dengan cover tebal atau karton yang mempunyai berat diatas 320 gram. Sebagai pustakawan kita harus dapat memperbaiki dokumen

“Konservasi Dan Preservasi Bahan Pustaka Pada Badan Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Daerah Provinsi Sumatera’’. Universitas

halaman buku yang koyak adalah pekerjaan yang mesti dapat dikerjakan. Mengganti sampul buku yang rusak total, menjilid kembali, atau mengencangkan penjilidan yang kendur

Jakarta : Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Universitas

BAB III KONSERVASI DAN PRESERVASI BAHAN PUSTAKA PADA BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA 3.1 Sejarah Singkat Badan Perpustakaan, Arsip

Menurut Ibrahim (2014:80) dalam penelitiannya terhadap perawatan dan pelestarian bahan pustaka, dikatakan bahwa kelompok penyebab kerusakan yang ketiga adalah yang

Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada bahan pustaka di Perpustakaan SMA Negeri 7 Padang disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya, yaitu faktor debu, faktor cahaya,