• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH INDUSTRI KERAMIK DI DESA KLAMPOK KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN BANJARNEGARA 1980-2014 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH INDUSTRI KERAMIK DI DESA KLAMPOK KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN BANJARNEGARA 1980-2014 - repository perpustakaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

POTENSI ALAM DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA KLAMPOK

A. Sejarah Desa Klampok

Desa Klampok adalah suatu wilayah yang berada di sisi timur ibu kota Kadipaten/Kabupaten Wirasaba yang merupakan salah satu Kadipaten/Kabupaten pada jaman Kerajaan Mataram. Keberadaan Desa Klampok dahulunya merupakan suatu wilayah yang ditempati penduduk secara mengelompok, dan berada di timur sungai serayu, yang membatasi antara wilayah pusat Pemerintahan Kadipaten Wirasaba dan wilayah tersebut (sekarang Desa Klampok), sekarang sungai serayu merupakan batas antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Purbalingga, disamping itu Desa Klampok pada jaman dahulu merupakan jalan pintas yang sering dilewati Adipati Warga Utama (salah satu Adipati Kadipaten Wirasaba) apabila akan menuju Pusat Pemerintahan Kerajaan Mataram/Kota Yogyakarta. Dari sekilas cerita tersebut, Kata Klampok sendiri di ambil dari masyarakat yang mendiami atau hidup dengan cara mengelompok mengelompok/

menggerombol sehingga wilayah tersebut di namai Klampok. Ada beberapa hal yang masih berhubungan dengan Desa Klampok dan perlu diketaui pula yaitu Desa klampok terdiri dari 5 (lima) wilayah Dusun yaitu : yang pertama, Dusun 1 (satu) atau Dusun Purwasari atau Pekiringan merupakan sebuah wilayah Dusun yang ada di Desa Klampok, yang berada di sebelah paling

(2)

barat. nama pekiringan berasal dari kata iringan yang menurut ceritannya berarti tepi yaitu tepi dari kota Pemerintahan Kadipaten Wirasaba (jaman Kerajaan Mataram), dan Purwasari menurut mitos berasal dari kata Purwa berarti Kayu dan Sari berarti kenikmatan.

Di Dusun Purwasari terdapat komplek makam yang sering disebut oleh masyarakat sekitar pangyoman, adapun antara makam dengan kata pangyoman itu sendiri tidak ada sejarah atau keterangan yang menyatakan hubungan antara kalimat pangyoman dengan makam, namun mereka sering menyebutnya bahwa makam tersebut merupakan makam tokoh budaya atau seniman yang asal usulnya masyarakat tidak tahu. Di dusun Purwasari juga terdapat makam Adipati Wirasaba yang bernama Warga Utama yang merupakan Adipati Wirasaba pertama penganut agama islam, dan menurut sejarahnya kenapa dimakamkan di wilayah ini (Dusun Pekiringan atau Purwasari), menurut sejarahnya beliau meninggal pada saat pulang dari ibu kota kerajaan mataram, setelah menghadap Raja Mataram, untuk mempersembahkan seorang gadis, menurut ceritanya, pada saat Adipati Warga Utama pulang dari pusat kerajaan, Sang Raja Murka, karena ada berita bahwa Adipati Warga Utama telah berdusta kepada sang Raja karena telah mempersembahkan seorang wanita yang sudah pernah menikah, sementara permintaan Raja adalah seorang gadis perawan, maka Sang Raja memerintahkan prajurit kerajaan untuk menyusuli Adipati Warga Utama dan membunuhnya, pada saat yang sama pula, Sang Raja mendapat berita bahwa persembahan sang Adipati memang sudah pernah menikah akan tetapi masih suci (belum pernah melakukan hubungan suami istri) akhirnya sang Raja

(3)

32

memerintahkan prajurit lagi untuk menyusuli prajurit sebelumnya untuk pulang dan membatalkan membunuh Adipati, akan tetapi disuatu tempat yang sekarang disebut bagelen (di wilayah Kabupaten Purworejo) prajurit kedua berhasil menyusul prajurit pertama dan melambaikan tangan untuk pulang ke Kerajaan, akan tetapi, prajurit pertama mengartikan lambaian tangan tersebut untuk segera membunuh Adipati Warga Utama, maka ditempat itulah Adipati Warga Utama dibunuh, setelah terbunuhnya Adipati Warga Utama, para pengikutnya membawa pulang jasad beliau, sementara jarak menuju Kadipaten Wirasaba masih jauh, setelah menempuh jarak yang cukup jauh, maka rombongan tersebut berhenti disuatu tempat untuk beristirahat dengan duduk ditanah beralaskan daun pepaya (bahasa jawa=godong gandul) sambil kakinya dijulurkan kedepan (bahasa jawa=nglekor), maka sampai saat ini tempat tersebut dinamai gandulekor (tempat diwilayah kec.mandiraja), setelah beristirahat rombongan melanjutkan perjalanan dan sampai ditempat yang sekarang disebut pekiringan, sementara ke kota Kadipaten harus menyeberang sungai yaitu sungai serayu dan jasad Adipati harus segera dimakamkan, maka diputuskan Adipati Warga Utama dimakamkan di tempat tersebut yaitu Dusun Pekiringan, untuk mengenang Adipati Warga Utama maka Jalan Desa diwilayah Dusun Pekiringan (Purwasari) dinamakan Jalan Warga Utama.

Yang kedua yaitu dusun Klampok atau Dusun Stasiun. Dusun Klampok atau stasiun biasa disebut Dusun 2 Desa Klampok, merupakan suatu wilayah yang dahulunya didiami sekelompok orang dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Sementara diwilayah ini pula sebuah stasiun

(4)

Kereta Api jurusan Kota Purwokerto sampai Wonososbo berada, dan merupakan salah satu stasiun besar pada jamannya. Menurut cerita kereta api tersebut aktif sampai dengan perkiraan tahun 1975, dan setelah itu sudah tidak aktif lagi, akan tetapi relnya masih dapat dilewati sampai dengan perkiraan tahun 1985.

Yang ketiga yaitu Dusun Besaran, adapun nama Dusun besaran diambil dari kata Tuan Besar yang merupakan sebutan masyarakat untuk orang belanda yang menduduki Jabatan dan berkantor atau menempati bangunan yang sekarang menjadi Kantor BLK Pertanian.

Yang keempat yaitu, Dusun Kemangunan. Dusun Kemangunan menurut cerita diambil dari nama seseorang yang bernama Den Mangun, bahwa beliau dahulunya merawat sebuah rawa menjadi lahan pertanian atau persawahan dan sekarang lahan persawahan tersebut menjadi nama blok pertanian yaitu blok kemangunan, dan nama Den Mangun diabadikan menjadi nama Dusun yaitu Dusun Kemangunan.

Yang kelima yaitu, Dusun Binangun. Dusun Binangun merupakan sebuah dusun yang berada disebelah paling timur dari Desa Klampok dan berbatasan dengan Desa Kalimandi. Dusun Binangun menurut ceritanya, bahwa di wilayah tersebut tinggal dan menetap 2 (dua) orang punggawa dari kerajaan Mataram yang bernama Jati Kusuma dan Jati Negara, selama menetap dan hidup bersama dengan penduduk setempat, punggawa tersebut membina penduduk yang tinggal bersama dalam wilayah tersebut dalam segala aspek kehidupan, setelah bertahun tahun hidup dan menetap, pada suatu ketika punggawa dipanggil untuk mengabdi kembali dikerajaan

(5)

34

Mataram, akan tetapi punggawa tersebut merasa sayang kalau meninggalkan wilayah yang bertahun tahun dibina (bahasa jawa banyumas “ngungun” kalau ditinggal), karena itu akhirnya punggawa tersebut tetapa berada dan menetap di wilayah tersebut sampai meninggal dunia.

B. Keadaan Geografis Desa Klampok 1. Luas dan Batas Desa Klampok

Desa Klampok berada pada perbatasan Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten Purbalingga yang posisinya di sayap barat bagian utara dan merupakan pintuk gerbang masuk ke Kabupaten Banjarnegara dari arah utara yaitu Kabupaten Purbalingga (Profil Desa Klampok Tahun 2002).

Wilayah Klampok berbatasan dengan Sungai serayu/Kabupaten Purbalingga di sebelah utara , Desa Kalilandak dan Desa Purwareja di Sebelah selatan, dengan Desa Kalimandi di sebelah timur, dan dengan Sungai serayu / Kabupaten Purbalingga di Sebelah barat. Dengan luas wilayah 237.918 ha, yaitu terdiri dari 93.745 ha berupa pesawahan, dengan Blok Binangun luas 22 a, Blok Klampok luas 33 ha, Blok sipendem luas 9 ha, Blok pojok luas 18.7 ha. Luas wilayah selain pesawahan yaitu berupa tanah kering luas 19.150 ha, tanah pekaranga luas 71.390 ha, dan lain-lain luas 58.33 ha (Profil Desa Klampok Tahun 2002).

(6)

2. Pola Penggunaan Lahan a. Lahan Sawah 16.041 ha

1) Lahan Irigasi Teknis 6.756 ha

2) Lahan Irigasi Setengah Teknis 541 ha 3) Lahan Irigasi Sederhana 2.105 ha 4) Lahan Irigasi Desa/PU 1.997 ha 5) Lahan Irigasi Tadah Hujan 4.625 ha 6) Lahan Pasang Surut –

7) Lebak/Polder 17 ha

b. Bukan Lahan Sawah 90.930 ha

1) Bangunan Pekarangan dan Halaman 15.645 ha 2) Tegal/Kebun 50.054 ha

3) Ladang/Huma – ha 4) Padang Rumput – ha 5) Rawa-rawa – ha 6) Tambak – ha 7) Kolam 500 ha

8) Hutan Rakyat 1.949 ha 9) Hutan Negara 16.339 ha 10)Perkebunan 2.043 ha

11)Lain-lainnya 4.170 ha (Data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2002).

(7)

36

C. Data Penduduk dan Tenaga Kerja

Jumlah Penduduk Kecamatan Purwareja Klampok berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2002 sekitar 22.776 laki-laki sedangkan perempuan 22.407 dengan Jumlah keseluruhan 45.183 orang. Dari banyaknya jumlah tersebut, Kecamatan Purwareja Klampok merupakan wilayah yang memiliki penduduk yang sedang disbanding kecamatan lainnya di Banjarnegara (Data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2002).

1. Banyaknya penduduk Kabupaten Banjarnegara dirinci menurut Kewarganegaraan Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2002

Tabel 2.1 Banyaknya penduduk Kabupaten Banjarnegara dirinci menurut Kewarganegaraan Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2002

No Kecamatan WNI WNA

Jumlah

L P L P

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Susukan 28.784 28.922 - - 57.706

2 Purworejo Klampok 22.776 22.407 - - 45.183

3 Mandiraja 32.465 33.683 - - 66.148

4 Purwonegoro 33.943 34.046 2 3 67.994

5 Bawang 31.565 31.584 - - 63.149

6 Banjarnegara 41.537 41.800 - - 83.337

7 Sigaluh 14.034 13.513 - - 27.547

8 Madukara 19.880 19.978 - - 39.858

9 Banjarmangu 19.581 19.569 - - 39.150

10 Wanadadi 14.538 14.434 - - 28.972

11 Rakit 23.927 23.981 - - 47.908

12 Punggelan 33.961 34.419 - - 68.380

13 Karangkobar 13.672 13.534 - - 27.266

14 Pagentan 17.834 17.789 - - 35.623

15 Pejawaran 19.974 19.787 - - 39.761

16 Batur 18.219 18.199 - - 36.418

17 Wanayasa 21.060 21.124 - - 42.184

18 Kalibening 30.823 31.208 - - 62.031

Jumlah 438.573 440.037 2 3 878.615

Tahun 2001 435.154 436.381 2 4 871.541

Tahun 2000 430.667 431.809 3 4 882.483

Tahun 1999 426.081 427.803 3 4 853.891

Tahun 1998 420.712 421.464 3 4 842.183

Sumber: Badan Pusat Statistik Banjarnegara, 2002

(8)

2. Jumlah WNI Kecamatan Purwareja Menurut Umur

Jumlah WNI Kecamatan Purwareja Menurut Umur, dewasa, anak-anak, jenis kelamin tahun 2002 berdasarkan data BPS yaitu, sebanyak 15.915 laki-laki dewasa, 15.961 perempuan dewasa, 6.861 anak-anak laki-laki, dan 45.183 anak-anak perempuan. Dari jumlah tersebut, Kecamatan Purwareja Klampok termasuk memiliki penduduk dewasa yang memiliki jumlah sedang disbanding kecamatan lainnya di Banjarnegara, namun berjumlah sedikit daripada jumlah anak-anak di kecamatan lainnya di Banjarnegara (Data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2002).

3. Banyaknya Penduduk Pedesaan di Kecamatan Purwareja Kabupaten Banjarnegara Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 1998- 2002

Tabel 2.2 Banyaknya Penduduk Pedesaan di Kecamatan Purwareja Kabupaten Banjarnegara Dirinci Menurut Kecamatan Tahun 1998-2002

Tahun L P

1998 13.587 13.621

1999 13.777 13.765

2000 11.113 11.110

2001 11.259 11.261

2002 11.424 11.369

Sumber: Badan Pusat Statistik Banjarnegara, 2002 4. Tenaga Kerja

Jumlah Komulatip Pendaftaran Pencari Kerja serta Permintaan dan Pemenuhan Tenaga Kerja pada Dinas Kependudukan Kab.

Banjarnegara Tahun 2002

(9)

38

Tabel 2.3 Jumlah Komulatip Pendaftaran Pencari Kerja serta Permintaan dan Pemenuhan Tenaga Kerja pada Dinas Kependudukan Kab.

Banjarnegara Tahun 2002

No Informasi/Data Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Sisa pencarian kerja yang terdaftar

tahun 2001

7.022 4.727 11.749 2 Pendaftaran pencarian kerja dalam

tahun 2002

1.684 2.044 3.728 3 Sisa permintaan tenaga kerja akhir

tahun 2001

313 469 782

4 Permintaan tenaga kerja dalam tahun 2002

307 508 815

5 Penempatan/pemenuhan tenaga kerja tahun 2002

432 711 1.143

6 Prosentase permintaan tenaga kerja terhadap pendaftar pencari kerja

7,12 14,43 10,32 7 Prosentase penempatan tenaga

kerja terhadap pendaftaran pencari kerja

4,96 10,50 7,38

8 Prosentase pencari kerja terhadap permintaan tenaga kerja

1.404,19 693,04 969,13 Sumber: Badan Pusat Statistik Banjarnegara, 2002

D. Sosial dan Budaya

1. Pendidikan dan kebudayaan

Banyaknya sekolah di banjarnegara dari TK sampai dengan SLTA sebanyak 1.233 sekolah jumlah murid keseluruhan tercatat sebanyak 170.369 murid sedangkan jumlah guru tetap 5.328dan guru tidak tetap sebanyak 2.202. Jumlah angka melek huruf di kabupaten banjarnegara tercatat 621.690 orang dan buta huruf 137.538 orang tingkat partisipasi kasar dan murni pada tahun 2001 ini terbesar pada tingkat SD disusul SLTP dan SLTA.

(10)

2. Kesehatan dan KB

Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam peranannya untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia. Di kabupaten banjarnegara tempat pelayanan kesehatan tersebar merata diseluruh kecamatan, baik itu puskesmas, pos obat desa, pondok bersalin (Polindes) dan Posyandu. Secara umum tidak terjadi peningkatan tempat pelayanan kesehatan bahkan terjadi penurunan jumlah Posyandu sebesar 2,44%; POD=13%; Pondok bersalin = 31,28%. Dari data kunjungan rawat jalan di RSUD Banjarnegara jenis penyakit yang banyak diderita dari pengunjung berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu mata sebesar 2050 orang atau sebesar 22,31%, sedangkan yang terendah yaitu penyakit influenza sebesar 38 orang atau 0,08%. Sedangkan jika dilihat dari golongan umur, penderita terbanyak adalah pada usia produktif 15 sampai 44 tahun sebesar 51,25% dari pengunjung total

3. Sosial lainnya

Jumlah masalah dikabupaten banjarnegara sebanyak 14.388 orang terjadi penurunan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Dilihat dari jenisnya terbanyak adalah anak yatim piatu dan anak terlantar sebesar 2.670 anak atau 18.56%. bnayaknya perkara yang diputuskan oleh Pengadilan Negri Kabupaten Banjarnegara sebanyak 4.056 perkara dengan jumlah terdakwa 4.100, mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 17,06% untuk perkara dan 15,49% untuk terdakwa.

(11)

40

Banyaknya tempat peribadatan di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 4.488 terdiri dari masjid 1.295, langgar/mushola 3.387. gereja Kristen Katolik 6, Gereja Kristen Portestan 20, dan Vihara atau Pura sebanyak 5 buah Banjarnegara (Data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2002).

4. Bahasa

Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa ngapak dengan ciri khasnya sendiri. Terkadang menggunakan bahasa Jawa Alus untuk beberapa warga yang berpendidikan. Penggunaan bahasa Indonesia jarang digunakan.

5. Kesenian

a. Lengger Lanang Tunjung

Lengger Lanang adalah kesenian yang ada di daerah susukan Banjarnegara. Kesenian ini terpengaruh dari wilayah Banyumas yang sangat terkenal Lenggernya. Kesenian tersebut berkembang hingga ke daerah Banjarnegara tepatnya di Gumelem Kecamatan Susukan. Kesenian Lengger terdiri dari dua jenis yaitu, Lengger Lanang dan Lengger Wadon. Lengger Lanang dalam pertunjukannya kurang terekspos berbeda dengan Lengger Wadon yang sudah terkenal.

b. Kuda Lumping

Kesenian kuda lumping di Banjarnegara hampir sama dengan kesenian Kuda Lumping di kota lainnya, hanya saja, di Banjarnegara

(12)

memiliki dua jenis Kesenian Kuda Lumping, yaitu yang diperagakan oleh laki-laki secara keseluruhan dan yang diperagakan oleh pertempuan keseluruhan. Di beberapa desa di Banjarnegara, kesenian Kuda Lumping tidak sepenuhnya ada adegan mendem.

c. Rebana

Rebana adalah kesenian islami yang masih eksis di daerah Banjarnegara khususnya di pedesaan, dengan adanya pondok- pondok di desa, maka kesenian islam ini semakin berkembang.

Masih sering diadakan pertunjukan rebana ketika memperingati Maulud Nabi, Hajatan maupun kegiatan lainnya.

d. Jemblung

Jemblung merupakan kesenian yang berkembang di daerah Banyumas dan Kebumen, namun di Banjarnegara pun mempunyai kesenian Jemblung. Di Banjarnegara, Jemblung memiliki ciri khas dalam pertunjukannya, berbeda dengan di daerah lain. Di Banjarnegara kesenian Jemblung dipentaskan menggunakan peraga berupa wayang-wayangan yang dibuat dari batang daun singkong yang dikeringkan dan dibentuk seperti boneka wayang. Kesenian Jemblung ini baru saja dipentaskan lagi saat adanya festival Kota Lama atau Klampok Tempo Dulu yang digelar di Klampok pada tahun 2019.

(13)

42

6. Agama

Manyoritas Penduduk Kecamatan Purworejo Klampok Memeluk Agama Islam Dan Sebagian Kecil Memeluk Agama Kristen Protestan Dan Katolik Agama Kristen Protestan Dan Katolik Dalam Jumlah Yang Cukup Signifikan Mendiami Desa Klampok Dan Desa Purwareja.

Berikut Jumlah Besaran Agama Yang Di Anut Masyarakat Kecamatan Purworejo Klampok pada tahun 2014:

Tabel 2.4 Agama Manyoritas Penduduk Kecamatan Purworejo Klampok

No Agama Jumlah

1 Islam 39.446

2 Kristen Protestan 1.268

3 Katolik 741

4 Buddha 0

5 Hindu 0

6 Kong Hu Cu 0

Sumber: Profil Desa Klampok Tahun 2014

E. Data Kependidikan

1. Banyaknya anak usia sekolah dan yang bersekolah di Kabupaten Banjarnegara

Banyaknya anak usia sekolah dan yang bersekolah di Kabupaten Banjarnegara dirinci menurut Kelompok usia tahun 2002. Data tersebut dibagi menjadi dua yaitu, yang pertama jumlah anak usia sekolah dengan 4.436 untuk usia 7-12 tahun, 3.142 untuk usia 13-15 tahun, 2000 untuk usia 16-18 tahun. Yang kedua yaitu jumlah anak yang bersekolah sebanyak, 2.500 untuk usia 7-12 tahun, 1.500 untuk usia 13-15 tahun, dan 598 untuk usia 16-18 tahun.

(14)

2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pendidikan

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah

S2 18 orang

Tamat PT 273 orang

Tamat akademi 45 orang

Tamat SLTA 941 orang

Tamat SLTP 935 orang

Tamat SD 2223 orang

Belum tamat SD 620 orang

Belum tamat SD 20 Orang

Sumber: Profil Desa Klampok Tahun 2002

F. Potensi Alam Desa Klampok

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa wilayah Desa Klampok condong pada pesawahan dan irigasi. Selain itu letak yang strategis memudahkan dibangunnya industri- industri besar di area pinggir jalan raya Klampok. Dengan wilayah yang seperti itu, potensi alam yang ada berupa pengolahan lahan pertanian dan industri maupun pabrik yang mendorong masyarakat untuk mengolah dan mengembangkan potensi alam tersebut agar menjadi nilai lebih.

Misal dengan adanya Industri- Industri tersebut masyarakat memiliki peluang keluar dari kondisi pengangguran. Serta dengan potensi alam pesawahan, selain menjadi media penanaman padi, pesawahan tersebut bisa juga diinovasi menjadi obyek wisata alam bercocok tanam maupun membuka peluang pengusaha makanan untuk membuka restoran dengan konsep pesawahan (Profil Desa Klampok Tahun 2002).

(15)

44

G. Sarana Prasarana 1. Sarana Keamanan

Desa Klampok dalam sistem dan sarana keamanan cukup memadai. Adanya Pos Kamling dan kegiatan Ronda Malam dalam masyarakat membuat keamanan desa menjadi terjamin (Profil Desa Klampok Tahun 2014).

2. Sarana Pemerintahan

a. BLK (Balai Latihan Kerja)

Balai Latihan Kerja adalah prasarana dan sarana tempat pelatihan untuk mendapatkan ketrampilan atau yang ingin mendalami keahlian di bidangnya masing- masing secara umum.

Secara umum keberadaab BLK adalah membuka beberapa bidang kejuruan seperti, kejuruan teknik sepeda motor, kejuruan teknisi computer, kejuruan operator computer, kejuruan tata busana, kejuan teknik pendingin, kejuruan tata graha, kejuruan tata boga dan lainnya. Bahkan keberadaan BLK juuga bisa memfasilitasi untuk keahlian dalam bidang bahasa asing, seperti bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa korea. Di Klampok memiliki BLJK sebagai sarana pemerintahan yang memadai dan cukup bagus.(Data BLK Klampok 2014)

b. Kantor Kecamatan

Kecamatan merupakan bagian dari wilayah kabupaten atau kota yang dipimpin oleh camat. Kecamatan diatur sesuai dengan

(16)

ketentuan pasal 1 angka 2004 UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah yang menyatakan bahwa kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah daerah kabupaten/ kota yang dipimpin oleh camat. (Profil Desa Klampok Tahun 2014).

c. Dinas Pendidikan

Dinas Pendidikan adalah unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang Pendidikan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya (Profil Desa Klampok Tahun 2014).

d. Kantor Balai Desa Klampok

Adalah pusat dimana segala kepentingan dan urusan administrasi desa berada. Balai desa di pimpin oleh seorang lurah dan perangkat desa lainnya.

Balai desa Klampok dalam pelayanannya cukup bagus dan memadai, perangkat desa Klampok terbilang ramah tamah.

Letak kantor balai desa ini berada di sebelah kantor kecamatan dengan posisi yang strategis yaitu dipinggir jalan raya/

jalan utama.

3. Sarana Kesehatan

Desa Klampok memiliki tiga sarana kesehatan yaitu berupa Puskesmas, Posyandu Lansia dan Posyandu Balita yang selalu aktif dan

(17)

46

tanggap demi kesehatan masyarakat desa Klampok. (Profil Desa Klampok Tahun 2014)

4. Sarana Olahraga

Sarana Olahraga yang ada di Desa Klampok terdiri dari lapangan sepak bola berjumlah dua buah, dan memiliki satu lapangan voli. Sarana tersebut ada sebagai wadah agar masyarakat Desa Klampok hidup sehat mengutamakan olahraga sekaligus mengasah kemampuan generasi Desa Klampok dalam hal olahraga. (Profil Desa Klampok Tahun 2014)

5. Sarana Peribadatan

Sarana Peribadatan Desa Klampok cukup banyak dan memadai, yang terdiri dari 6 buah Masjid, 3 buah Gereja/ Kebaktian. (Profil Desa Klampok Tahun 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Seeing the need for geography field practice, namely media and geography field practice guidelines, the authors aim to develop interactive multimedia based on Android, which can