• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH: HADIS TENTANG PETUNJUK MEMULAI KOMUNIKASI PIDATO

N/A
N/A
Sauma Wulandari

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH: HADIS TENTANG PETUNJUK MEMULAI KOMUNIKASI PIDATO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HADIS TENTANG PETUNJUK MEMULAI KOMUNIKASI PIDATO

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadis Tematik KPI) Dosen Pengampu: H. Agus Syamsul Huda, Lc. MA

Disusun oleh:

1. Putri Nur Aini (2201026041)

2. M. Hanibal (2201026056)

3. Sauma Wulandari (2201026057)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN WALISONGO SEMARANG

2023/2024

(2)

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... ii

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

PEMBAHASAN ... 3

A. Cara Memulai Komunikasi Pidato ... 3

1. Pidato dimulai dengan mengucapkan basmalah ... 3

2. Mengucapkan Salam ... 4

3. Membaca Hamdalah ... 6

4. Membaca Sholawat ... 8

PENUTUP ... 12

A. Kesimpulan ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(3)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Dalam berbagai situasi, komunikasi menjadi sarana utama untuk menyampaikan pesan, gagasan, ide, dan informasi kepada individu atau kelompok. Salah satu bentuk komunikasi yang sangat penting adalah pidato. Pidato adalah cara untuk menyampaikan pesan atau gagasan secara verbal kepada khalayak umum dengan tujuan memengaruhi, menginspirasi, atau memberikan pemahaman yang lebih baik tentang suatu topik.

Kemampuan memulai komunikasi pidato dengan baik adalah keterampilan yang sangat diperlukan dalam berbagai konteks, termasuk dalam dunia dakwah, pendidikan, bisnis, dan sosial. Memulai pidato dalam Islam tentunya harus sesuai dengan aturan yang dianjurkan oleh para ulama sehingga dapat memberikan keberkahan di dalamnya. Pidato yang dimulai dengan baik dapat memikat perhatian pendengar, membangun koneksi emosional, dan membuat pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami dan diingat.

Namun, memulai komunikasi pidato bukanlah hal yang mudah bagi banyak orang. Banyak yang merasa gugup atau bingung tentang bagaimana memulai pidato yang sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk membahas secara mendalam tentang pentingnya memulai komunikasi pidato dengan baik, strategi-strategi yang dapat digunakan untuk mencapai hal tersebut, serta contoh-contoh praktis yang dapat memberikan panduan kepada mereka yang ingin meningkatkan keterampilan memulai pidato mereka.

Dalam era informasi yang begitu dinamis, kemampuan memulai komunikasi pidato yang efektif menjadi semakin penting. Makalah ini akan memberikan wawasan dan panduan praktis bagi individu yang ingin meningkatkan kemampuan berbicara mereka, baik dalam konteks profesional maupun pribadi. Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana memulai komunikasi pidato dapat membantu membangun pemimpin yang

(4)

2 mampu memengaruhi, menginspirasi, dan membawa perubahan positif dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara memulai komunikasi pidato?

2. Apa keutamaan memulai komunikasi pidato dengan basmalah, salam, tahmid, dan sholawat?

C. Tujuan

1. Memahami cara memulai komunikasi pidato.

2. Meningkatkan wawasan tentang keutamaan komunikasi pidato dengan basmalah, salam, tahmid, dan sholawat.

3. Memahami dalil hadis yang berkaitan dengan komunikasi pidato dalam Islam.

(5)

3

BAB II PEMBAHASAN

A. Cara Memulai Komunikasi Pidato

Komunikasi pidato adalah suatu bentuk komunikasi lisan yang diucapkan di depan audiens dengan tujuan tertentu. Pidato dapat berlangsung dalam berbagai konteks, seperti acara formal, seminar, presentasi bisnis, kampanye politik, atau bahkan dalam setting sehari-hari seperti pidato dalam keluarga atau di sekolah. Komunikasi Pidato memiliki tujuan komunikasi tertentu, seperti menyampaikan informasi, menginspirasi, meyakinkan, atau menghibur. Tujuan ini akan membimbing struktur dan isi dari pidato tersebut. Pidato biasanya memiliki struktur yang terorganisir dengan baik, terdiri dari pengenalan atau pendahuluan, pengembangan, dan kesimpulan.

Dalam Islam komunikasi pidato sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw sejak dahulu. Pidato Nabi Muhammad SAW merupakan contoh komunikasi yang sangat penting dalam sejarah Islam. Pidato-pidatonya mencakup berbagai topik, mulai dari ajaran agama, etika, sosial, politik, hingga panduan praktis bagi umat Islam. Salah satunya, pidato Nabi Muhammad SAW pada saat penaklukan kota Mekkah.

Sebagai seorang muslim yang diperintahkan berdakwah penting untuk mengikuti tata cara Nabi Muhammad SAW dalam berpidato yang sudah diaplikasikan oleh para ulama hingga saat ini. Adapun cara untuk memulai pidato dalam Islam yaitu, dimulai dengan basmalah, ucapan salam, tahmid, dan sholawat.

1. Pidato dimulai dengan mengucapkan basmalah

Ketika memulai pidato, seorang da’i dianjurkan untuk memulainya dengan mengucapkan basmalah. Hal ini ditunjukkan melalui hadis nabi yang berbunyi:

ِمْسِب : ـِب ِهْيِف ُأَدْبُي َلا ٍلاَب ْيِذ ٍرْمَأ ُّلُك ُرَتْبَأ َوُهَف ِمْي ِحَّرلا ِنمْحَّرلا ِالله

Artinya: "Setiap urusan yang tidak dimulai dengan 'Bismillahirrahmanirrahim' (dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang), maka urusan tersebut adalah terputus (tidak diberkahi)."

(6)

4 Dalam Islam, penggunaan "Bismillahirrahmanirrahim" adalah tindakan yang sangat dianjurkan sebelum memulai hampir segala aktivitas. Ini adalah bentuk mengakui kehadiran dan kekuasaan Allah dalam setiap tindakan dan mencari berkah serta perlindungan-Nya. Jadi, hadis ini menggarisbawahi pentingnya memulai setiap tindakan atau urusan dengan menyebut nama Allah, dan jika seseorang tidak melakukannya, urusan tersebut mungkin tidak akan mendapatkan berkah atau keberkahan dari Allah.

Hikmah yang tersimpan dalam mengawali perbuatan dengan bismillahirrahmaanirraahiim adalah demi mencari barakah dengan membacanya.

Karena ucapan ini adalah kalimat yang berbarakah, sehingga apabila disebutkan di permulaan kitab atau di awal risalah maka hal itu akan membuahkan barakah baginya. Selain itu di dalamnya juga terdapat permohonan pertolongan kepada Allah ta’ala. Praktik ini mengingatkan umat Islam untuk selalu mengakui dan mengingat Allah dalam semua aspek kehidupan mereka, sehingga tindakan mereka dapat menjadi lebih bermakna, bermanfaat, dan mendapatkan berkat- Nya.

2. Mengucapkan Salam

Di antara para penceramah atau tokoh, atau siapa saja dari kaum Muslimin yang biasa berbicara di depan publik seperti ustadz, kiai, atau pejabat, tidak ada keseragaman dalam membaca salam sebelum memulai ceramah atau pidato sambutannya. Seperti pada hadis:

ر( َمَّلَس َرَبْنِمْلا َدِعَص اَذِإ َناَك َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاللَّ ىَّلَص َّيِبَّنلا َّنَأ ِ َّاللَّ ِدْبَع ِنْب ِرِباَج ْنَع هاو

)هجام نبا

Artinya: Dari Jabir Ibnu Abdillah (diriwayatkan) bahwa nabi saw mengucapkan salam apabila naik mimbar [HR Ibnu Majah, No. 1099].

ْمِ لَسُيْلَف هاخأ مكُدحأ َيِقَل اذإ« :لاق ملسو هيلع الله ىلص الله لوسر نع ةريره يبأ نع هيلع ْمِ لَسُيْلَف ،هَيِقَل مث ،ٌرَجَح وأ ،ٌراَد ِج وأ ،ةرجش امهنيب ْتَلاَح نإف ،هيلع».

Artinya: “Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- beliau bersabda, "Apabila salah seorang di antara kalian bertemu dengan saudaranya maka hendaknya ia mengucapkan salam padanya. Jika

(7)

5 keduanya dihalangi pohon, tembok, atau batu, kemudian bertemu lagi hendaknya ia mengucapkan salam lagi kepadanya."

Salam merupakan tahiyyatul islam, yang artinya simbol-simbol penghormatan dalam agama islam. Kita bisa saling sapa dengan mengucapkan salam. Dan bagi orang yang hendak membuka pembicaraan, maka disunnahkan untuk mengucapkan salam terlebih dahulu.

Berdasarkan hadist dan pendapat mashur ulama' memulai perkataan sunnah diawali dengan salam, sabda Nabi Muhammad SAW: "Barang siapa memulai bicara tanpa diawali salam maka jangan didengar sampai dia mengucapkan salam" (Ihya' II/200). Bukan hanya memulai perkataan yang sunnah diawali dengan salam, tapi segala perbuatan baik sunnah diawali dengan salam, seperti mengarang kitab dan membuat surat dll. dengan sarat apa yang dikerjakan bukan hal ma'siat.

Ibarot: Ihyaa' Uluumiddin II/200:

نم ىبنلا لاق ملاسلا دنع هحفاصيو ملاكلا لبق ملاسلاب مهنم ملسم لك أدبي نأ اهنمو ـها. ملاسلاب أدبي ىتح هوبيجت لاف ملاسلا لبق ملاكلاب أدب

Ibarah di atas merujuk kepada prinsip-prinsip etika dan adab dalam Islam terkait dengan salam dan berbicara. Maksud dari ibarat tersebut adalah: Setiap Muslim seharusnya memulai pertemuan dengan salam sebelum berbicara.

Dalam Islam, salam (ملاس) adalah salam tradisional yang digunakan untuk mengucapkan kebaikan, kedamaian, dan keselamatan kepada orang lain. Oleh karena itu, saat bertemu dengan seseorang, seorang Muslim sebaiknya memulai dengan mengucapkan salam, seperti "Assalamu 'alaikum" (مكيلع ملاسلا) yang berarti "Salam sejahtera atas kamu." Adapun dalam hadis lain:

لاَّسَلا ِمَلاَكلا َلْبَق ُم

Artinya: Ucap salam sebelum bicara (H.R Bukhari)

Ketika seseorang mengucapkan salam, orang lain seharusnya menjawab salam tersebut dengan salam yang lebih baik atau setidaknya dengan cara yang ramah. Jawaban yang umum adalah "Wa 'alaikum assalam" (ملاسلا مكيلعو), yang berarti "Dan atas kamu juga salam sejahtera." Ini adalah cara yang baik untuk memulai interaksi dengan baik dan ramah.

(8)

6 Hadis yang disebutkan dalam ibarat tersebut menyatakan bahwa jika seseorang memulai berbicara sebelum mengucapkan salam, maka orang lain seharusnya tidak menjawab sampai orang tersebut mengucapkan salam terlebih dahulu. Ini adalah tindakan untuk mengingatkan pentingnya salam dalam komunikasi antar-Muslim dan menjaga etika yang baik dalam berinteraksi.

Jadi, pesan dari ibarat ini adalah pentingnya salam dalam Islam dan tata cara berinteraksi dengan baik antara sesama Muslim, di mana salam sebaiknya diberikan sebelum memulai pembicaraan.

3. Membaca Hamdalah

Alhamdulillah merupakan ungkapan syukur yang biasa kita dengar dan ucapkan. Saat mendapatkan rezeki, hadiah, kejutan dan lain-lain. Dalam beberapa literatur keislaman, kata alhamdulillah bahkan selalu berada di awal kata pengantar muallif (pengarang kitab). Hampir seluruh muallif mengawali karyanya dengan bacaan alhamdulillah.

Namun, ternyata alhamdulillah tidak hanya disunnahkan untuk dibaca setelah mendapat nikmat saja. Imam an-Nawawi dalam al-Adzkâr an-Nâwâwî menjelaskan beberapa hal yang disunnahkan untuk membaca hamdalah.

لاب ةءادبلا بحتسيف : ءاملعلا لاق ، بطاخو ، بيطخو ، سردمو ، سرادو ، فنصم لكل لله دمح

ةمهملا روملأا رئاس يدي نيبو

Artinya: “Disunnahkan memulai dengan ‘alhamdulillah’ untuk setiap muallif, orang yang belajar, orang yang mengajar, orang yang diceramahi dan orang yang berceramah, serta dalam perkara-perkara penting yang lain.” (Imam an-Nawawi, al-Adzkâr an-Nâwâwî, [Beirut: Dâr Kutub Islamiyah, 2004 M), j. 1, h. 172.)

Pertama, disunnahkan membaca alhamdulillah dalam setiap permulaanulullah SAW. (lihat: Imam an-Nawawi, al-Adzkâr an-Nâwâwî, [Beirut: Dâr Kutub Islamiyah, 2004 M), j. 1, h. 172.)

Dalam kitab al-adzkar dijelaskan juga bahwasanya disunahkan menutup doa dengan Alhamdulillaahi rabbil 'aala- miin dan ketika membukanya dengan

(9)

7 Alhamdulillaah, saat berceramah, baik untuk orang yang berceramah maupun orang yang mendengarkan ceramah. Hal ini disebutkan oleh Imam as-Syafii, bahwa ia sangat menganjurkan setiap orang yang melakukan hal-hal penting untuk membaca alhamdulillah, termasuk ceramah.

قي نأ بحأ : الله همحر يعفاشلا لاق دمح : هبلط رمأ لكو هتبطخ يدي نيب ءرملا مد

ﷺ الله لوسر ىلع ةلاصلاو ، ىلاعتو هناحبس هيلع ءانثلاو ، ىلاعت الله

Artinya: “Imam as-Syafii Rahimahullah berkata: Aku lebih suka orang yang mengawali setiap khutbahnya (ceramahnya) dan setiap hal yang dicari dengan: memuji kepada Allah SWT (membaca alhamdulillah) dan membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. (lihat: Imam an-Nawawi, al- Adzkâr an-Nâwâwî, [Beirut: Dâr Kutub Islamiyah, 2004 M), j. 1, h. 172.)

Hamdalah juga menjadi salah satu rukun dalam khotbah Jumat dan khotbah lainnya. Tidak sah khotbah itu tanpa membaca hamdalah. Batas minimal wajib ialah ucapan Alhamdulillaah. Yang paling afdal, hendaklah ditambah kalimat- kalimat pujian dengan sebaik-baiknya. Adapun hadisnya yaitu:

َق ِ َّاللَّ ِدْبَع ِنْب ِرِباَج ْنَع ُدَمْحَي ِهِتَبْطُخ يِف ُلوُقَي َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاللَّ ىَّلَص ِ َّاللَّ ُلوُسَر َناَك َلا

ُهُلْهَأ َوُه اَمِب ِهْيَلَع يِنْثُي َو َ َّاللَّ

Artinya: “Dari Jabir Ibnu Abdillah (diriwayatkan bahwa) ia berkata:

Adalah Rasulullah saw dalam khutbahnya memuji Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya.”

ُعَطْقَأ ِدْمَحْلاِب ِهيِف ُأَدْبُي َلا ٍلاَب ىِذ ٍرْمَأ ُّلُك

Artinya:“Setiap perkara penting yang tidak dimulai di dalamnya dengan

‘alhamdu’, maka berkahnya terputus.” (HR. Ibnu Majah, no. 1894; Abu Daud, no. 4840)

(10)

8

4. Membaca Sholawat

Dalam ajaran Islam, sholawat merupakan doa yang mengandung pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat adalah bentuk penghormatan dan kasih sayang terhadap Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Dalam banyak kesempatan, Islam mendorong umatnya untuk memulai segala aktivitas dengan sholawat, termasuk saat memulai pidato.

Tidak ada hadis yang secara khusus menyebutkan anjuran untuk memulai pidato dengan sholawat (salawat atau salam kepada Nabi Muhammad SAW). Namun, dalam budaya Islam, banyak ulama dan pemimpin agama yang mengawali pidato atau ceramah mereka dengan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada Rasulullah.

Penggunaan sholawat pada awal pidato atau ceramah adalah tindakan yang sangat dianjurkan dalam tradisi Islam, karena Nabi Muhammad SAW adalah contoh utama bagi umat Islam dan penghormatan terhadap beliau sangat penting. Dalam Al-Quran, Allah SWT juga telah memberikan perintah untuk mencintai dan menghormati Nabi Muhammad SAW

Ada beberapa hadis yang menggambarkan keutamaan memulai pidato atau ucapan dengan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Salah satu hadis yang sering dikutip dalam konteks ini adalah sebagai berikut:

يضر َةَرْيَرُه يِبَأ ْنَع ُدْمَح ِهيِف َرِكُذ ٍل ْوَق ُّلُك" :ملسو هيلع الله ىلص ِ َّاللَّ ُلوُسَر َلاَق :َلاَق ،هنع الله

يذمرتلا هاور ."اَجَن َّلاِإ ٌدَحَأ ُهَصْحُي ْمَلَف ِهِ يِبَن ىَلَع ىَّلَص َو ِ َّاللَّ

Artinya: Dari Abu Hurairah ra., dia berkata: Rasulullah SAW bersabda,

"Setiap perkataan yang diawali dengan pujian untuk Allah dan bershalawat kepada Nabi-Nya, tidak ada yang dapat menghitung seberapa besar balasan yang Allah berikan untuknya." (HR. At- Tirmidzi)

Dari Abdullah bin 'Amr RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

ا َبَرْقَأ َّنِإ ة َلاَص َّيَلَع ْمُهُرَثْكَأ ِةَماَيِقْلا َم ْوَي يِ نِم ِساَّنل

(11)

9 Artinya: "Orang yang paling dekat dengan saya pada hari kiamat adalah mereka yang paling banyak bersholawat kepadaku." (HR.

Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

َد اَذِإ

،َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاللَّ ىَّلَص ِ يِبَّنلا ىَلَع ِ لَصُيِل َّمُث ،ىَلاَعَت ِ َّ ِلِلّ ِدْمَحْلاِب ْأَدْبَيْلَف ْمُكُدَحَأ اَع َءاَش اَمِب ُعْدَيِل َّمُث

Artinya: "Jika salah satu dari kalian berdoa, maka hendaklah dia memulainya dengan memuji Allah, kemudian bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan setelah itu dia boleh berdoa sesuai dengan yang diinginkannya." (HR. Abu Dawud)

Beberapa hadits diatas menerangkan bagaimana pentingnya memulai pidato atau ucapan dengan pujian kepada Allah SWT dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini tidak hanya menghormati Rasulullah, tetapi juga mendatangkan berkah dan keberkatan dalam ucapan kita. Namun, penting untuk diingat bahwa hadis ini perlu dipahami dalam konteks yang lebih luas, yaitu pentingnya memulai setiap aktivitas atau perbuatan dengan doa dan pujian kepada Allah SWT. Ini adalah tindakan yang dianjurkan dalam Islam untuk mengingat Allah dalam segala aspek kehidupan kita. Dari beberapa hadits diatas pula dapat disimpulkan bahwa keutamaan Memulai Pidato dengan Sholawat adalah sebagai berikut:

a. Balasan Besar dari Allah

Hadits pertama menyatakan bahwa setiap perkataan yang diawali dengan pujian untuk Allah dan bersholawat kepada Nabi-Nya akan mendapatkan balasan yang sangat besar dari Allah. Ini menunjukkan bahwa Allah sangat menghargai tindakan bersholawat dan memberikan ganjaran yang besar kepada orang yang melakukannya.

b. Kedekatan dengan Nabi pada Hari Kiamat

Hadits kedua mengatakan bahwa orang yang paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat adalah mereka yang paling banyak bersholawat kepada beliau. Ini menunjukkan bahwa bersholawat kepada

(12)

10 Nabi adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada beliau dan mendapatkan syafa'atnya pada hari kiamat.

c. Doa yang Dikabulkan

Hadits ketiga menekankan pentingnya memulai doa dengan memuji Allah dan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sebelum meminta sesuatu. Hal ini menunjukkan bahwa doa yang diawali dengan sholawat memiliki peluang yang lebih besar untuk dikabulkan oleh Allah.

d. Menghormati Nabi Muhammad SAW

Memulai pidato dengan sholawat adalah bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Rasulullah adalah teladan yang sempurna bagi umat Islam, dan dengan memulai pidato dengan sholawat, kita menunjukkan penghargaan dan kasih sayang terhadap Nabi yang telah membimbing umat manusia ke jalan yang benar.

e. Menyucikan Pidato

Sholawat juga berfungsi sebagai cara untuk mensucikan pidato atau ucapan kita. Dalam Islam, kata-kata yang kita ucapkan memiliki dampak besar, baik secara moral maupun spiritual. Dengan memulai pidato dengan sholawat, kita berusaha untuk memastikan bahwa ucapan kita akan membawa berkah dan keberkatan.

f. Membawa keberkahan, Kedamaian dan Rezeki

Ada keyakinan dalam Islam bahwa memulai segala aktivitas dengan sholawat akan membawa kedamaian, rahmat, dan berkah dalam hidup kita. Karena sholawat mengandung zikir kepada Allah. Sehingga menjadikan Sholawat sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon berkah-Nya. Dengan demikian, memulai pidato dengan sholawat diharapkan akan membawa rezeki yang lebih baik dalam berkomunikasi.

g. Menyebarkan Kebaikan

Melakukan sholawat kepada Nabi juga dapat menjadi cara untuk mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan. Ini dapat menjadi bentuk dakwah dan berbagi nilai-nilai Islam dengan orang lain.

h. Menghindari Kesalahan dan Kesalahan Berbicara

(13)

11 Memulai pidato dengan sholawat juga dianggap sebagai cara untuk menghindari kesalahan dan kesalahan berbicara. Karena melalui sholawat, seseorang akan terus mengingat Allah dan Rasul-nya.

Sehingga, ketika seseorang merenungkan pujian kepada Nabi Muhammad SAW sebelum berbicara, dia cenderung lebih berhati-hati dalam pemilihan kata-kata dan tindakan komunikasinya.

(14)

12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam konteks berpidato, penggunaan basmalah, salam, tahmid dan sholawat memiliki peran penting dalam mengukuhkan nuansa spiritual dan keberkahan dalam komunikasi. Basmalah menunjukkan penghormatan dan kesadaran akan Allah sebelum memulai, salam menciptakan atmosfer keramahan, tahmid mengekspresikan rasa syukur, dan sholawat adalah penghormatan kepada Nabi yang menginspirasi. Menggabungkan elemen- elemen ini dalam pidato menciptakan landasan yang kuat untuk berkomunikasi dengan etika yang baik, menanamkan nilai-nilai Islam dalam setiap kata, dan menghadirkan pesan dengan berkah dan keberkahan.

Dengan demikian, memulai pidato dengan basmalah, salam, tahmid, dan sholawat bukan hanya tradisi, tetapi juga cara yang sangat penting dalam memperkaya makna dan makna dalam komunikasi.

(15)

13

DAFTAR PUSTAKA

Imam As Suyuthi, Jami’ Al-Hadits, Juz 15 hal 314 no 15584

Imam Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, Juz 4 hal 517 no 5202, Dar Al-Kitab Al-

‘Araby. Beirut

Imam Ibnu Abi Syaibah, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah, Juz 9 hal 116, Dar Al- Salafiyah al-hindiyah alqadimah

Imam At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, Juz 5 hal 461 no 3380, Dar Ihya at-turats al-Araby

Sulistyarini, D., & Zainal, A. G. (2020). Buku Ajar Retorika. Serang: CV. AA.

Rizky.

Referensi

Dokumen terkait

Iran City Tehran Postal code 1981619573 Approval date 2009-05-03, 1388/02/13 Ethics committee reference number 5814 Health conditions studied 1 Description of health condition