Rasulullah SAW Memaafkan Penduduk Makkah
Sesampainya di kota Makkah, Rasulullah Saw memerintahkan sahabat mendirikan tenda lengkung, berbentuk kubah, tidak jauh dari makam Abu Talib dan sayyidah Khadijah. Kemudian Rasulullah Saw masuk ke dalam kemah lengkung tersebut dan beristirahat seraya mengungkapkan rasa syukur. Rasulullah Saw bersyukur kembali ke Makkah dengan terhormat.
Rasulullah SAW Memaafkan Penduduk Makkah
Rasulullah Saw teringat kota Makkah dulu penduduknya telah mengganggu dan mengusirnya dari keluarga dan kampung halamannya. Rasulullah Saw
melepaskan pandangannya ke lembah wadi dan gunung-gunung yang ada di sekelilingnya. Gunung-gunung, tempat Rasulullah berkhalwat untuk
menenangkan diri atas perlakukan kasar kafir Quraisy. Di gua Hira daerah pegunungan itu pula, beliau menerima wahyu yang pertama.
Rasulullah SAW Memaafkan Penduduk Makkah
Rasulullah Saw hanya sebentar beristirahat. Beliau segera menaiki untanya Al - Qashwa, pergi meneruskan perjalanan ke Ka'bah. Beliau bertawaf di Ka'bah tujuh kali dan menyentuh sudut (hajar aswad). Selesai melakukan tawaf, Rasulullah Saw memanggil Utsman bin Talha untuk membuka pintu Ka'bah. Rasulullah Saw berdiri di depan pintu, penduduk Makkah mulai berbondong-bondong hadir di hadapan beliau. Beliau pun berpidato di hadapan mereka.
Rasulullah SAW Memaafkan Penduduk Makkah
Kemudian Rasulullah Saw bertanya kepada penduduk Makkah: "Orang-orang Quraisy. Menurut pendapat kalian, apa yang akan aku perbuat terhadap kalian sekarang?"
Kaum Quraisy pun menjawab: “Yang baik-baik. Saudara yang pemurah, sepupu yang pemurah."
Rasulullah Saw kemudian bersabda: "Pergilah kamu sekalian. Kalian sekarang sudah bebas!”
Rasulullah SAW Memaafkan Penduduk Makkah
Rasulullah Saw kemudian membaca surat Yusuf ayat 92:
Artinya: “Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang” (Q.S. Yusuf : 92)
Dengan pidato Rasulullah Saw tersebut, maka seluruh penduduk Makkah mendapatkan
pengampunan umum (amnesti).
Rasulullah Saw bersikap santun dengan memaafkan kesalahan penduduk Makkah di masa lalu.
Rasulullah SAW Memaafkan Penduduk Makkah
Rasulullah menunjukkan kepada seluruh dunia sikap memaafkan setelah
memperoleh kemenangan. Rasulullah Saw benar-benar teguh pada prinsip dan menepati janjinya yakni akan membuat kota Makkah aman. Sikap ini sebelumnya tidak pernah dimiliki dalam sejarah penguasa yang memperoleh sebuah
kemenangan.
Rasulullah SAW Memaafkan Penduduk Makkah
Pemaaf adalah bukti keimanan kepada Allah. Karena dengan pemaaf berarti
meniru sifat-sifat Allah dan Rasul-Nya yang sangat bijaksana, mentaati perintah- Nya dan menjadikan Rasul sebagai teladan. Rasululah Saw tidak pernah
mengajarkan balas dendam, sebaliknya menekankan sikap lapang dada dan pemaaf.
Rasulullah SAW Membersihkan Berhala di Ka’bah
Selama kafir Quraisy menguasai Makkah. Ka‟bah dipenuhi dengan berbagai
macam berhala. Mereka menyekutukan Allah Swt dengan menyembah berhala di Ka‟bah. Mereka menghina kemuliaan Ka‟bah. Karena itu, Rasulullah Saw dan
para sahabatnya segera membersihkan berhala dari Ka‟bah.
Rasulullah SAW Membersihkan Berhala di Ka’bah
Rasulullah Saw kemudian memasuki Ka'bah. Beliau menyaksikan dinding- dinding Ka'bah sudah penuh lukisan-lukisan malaikat dan para nabi. Di antaranya adalah lukisan Nabi Ibrahim a.s. yang memegang panah untuk mengadu nasib (azlam).
Ada juga sebuah patung burung dari kayu. Kemudian beliau menghancurkan patung tersebut. Ketika melihat gambar Nabi Ibrahim, Rasulullah Saw tertegun sejenak lalu bersabda: “mudah-mudahan Allah Swt. membinasakan orang- orang yang membuat lukisan ini!”
Rasulullah SAW Membersihkan Berhala di Ka’bah
Nabi Ibrahim a.s. mengajarkan syariat yang benar. Mengadu nasib adalah adalah ajaran keliru yang tidak diajarkan oleh Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim bukan orang Yahudi, juga bukan orang Nasrani. Tetapi ia adalah seorang hanif (yang murni imannya), yang menyerahkan diri kepada Allah dan bukan termasuk orang- orang yang mempersekutukan Tuhan.
Rasulullah SAW Membersihkan Berhala di Ka’bah
Rasulullaw Saw pun menyaksikan banyak lukisan malaikat-malaikat yang
dilukiskan sebagai wanita-wanita cantik, gambar-gambar itu oleh Rasulullah Saw disangkal sama sekali, sebab malaikat-malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan. Lalu diperintahkannya supaya gambar-gambar itu dihancurkan.
Rasulullah SAW Membersihkan Berhala di Ka’bah
Patung-patung berhala di sekitar Ka‟bah yang berjumlah 360 buah dihancurkan.
Dengan tongkatnya, Rasulullah Saw menunjuk kepada berhala-berhala tersebut seraya membaca firman Allah SWT surat al-Isra‟ ayat 81:
Artinya : "Dan katakanlah yang benar itu sudah datang, dan yang palsu segera menghilang; sebab kepalsuan itu pasti akan lenyap." (Q.S al-Isra‟: 81)
Rasulullah SAW Membersihkan Berhala di Ka’bah
Rasulullah Saw berhasil membersihkan Ka‟bah dari berhala. Berhala-berhala tersebut sebelumnya sangat dipuja kaum kafir Makkah. Pada hari itu, penduduk Makkah menyaksikan berhala-berhala yang selama ini mereka sembah sama sekali tidak berdaya. Berhala-berhala tersebut tidak bisa menolong dirinya
sendiri, apalagi menolong kaum kafir Makkah. Berhala tidak dapat memberikan manfaat atau mendatangkan bahaya. Karena itu, berhala tidak layak disembah.
Siapa yang menyembah berhala berarti telah berbuat syirik dan tersesat.
Rasulullah SAW Membersihkan Berhala di Ka’bah
Setelah berhala-berhala itu dibersihkan dari Ka'bah, Rasulullah Saw
memerintahkan sahabat Bilal mengumandangkan azan dari atas Ka'bah. Sebagian penduduk Makkah kaget, karena sebelumnya tidak mengetahui sahabat Bilal
terbiasa mengumandangkan azan. Sebagian mereka berkata: "Budak hitam inikah yang azan di atas Ka„bah?” Lalu turunlah ayat 13 surat al-Hujurat, berikut ini:
Rasulullah SAW Membersihkan Berhala di Ka’bah
Artinya : “Wahai manusia. Kami menciptakan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Tetapi orang yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah ialah orang yang paling takwa (menjaga diri dari kejahatan).
Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengerti." (Q.S. al-Hujurat : 13)
Rasulullah SAW Membersihkan Berhala di Ka’bah
Peristiwa itu dijelaskan oleh firman Allah Swt. Kita tidak boleh menghina
seseorang karena warna kulit, ras, atau sukunya. Karena semua adalah ciptaan Allah Swt. Sahabat Bilal yang berkulit hitam adalah sahabat yang mendapat kemuliaan mengumandangkan azan.
Rasulullah SAW Membersihkan Berhala di Ka’bah
Selama dua minggu Rasulullah Saw tinggal di Makkah. Beliau berhasil
membersihkan Ka‟bah dari berhala-berhala Jahiliyah. Sejak saat itu, kewenangan mengurus Masjidil Haram, Ka‟bah dan air zam-zam berada di tangan umat Islam.
Kaum kafir Makkah tidak berhak lagi mengurusnya. Kota Makkah, khususnya Ka‟bah dan Masjidil Haram benar-benar bebas dari berhala-berhala milik kaum kafir Makkah yang dulunya diwarisi dari nenek moyang mereka.
Rasulullah SAW Menjaga Kehormatan Penduduk Makkah
Peristiwa kemenangan atas kota Makkah tersebar luas ke seluruh dunia Arab.
Para saudagar yang melewati Makkah mengetahui dengan mata kepala mereka bahwa kaum muslimin tidak melakukan pertumpahan darah. Kaum muslimin yang selama ini dicaci maki, diejek, disiksa, diancam mau dibunuh, bahkan berulangkali diperangi oleh kaum kafir Makkah tidak membalas dendam. Padahal, kekuatan kaum muslimin sudah berhasil masuk ke kota Makkah. Tetapi mereka ta‟at sepenuhnya kepada perintah Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah SAW Menjaga Kehormatan Penduduk Makkah
Allah dan Rasulullah Saw mengajarkan kedamaian, melarang dendam kesumat, memaafkan kesalahan antarsesama manusia, melindungi kaum yang mau
menyerah, menghormati hak-hak manusia, menjaga akhlak mulia, dan
menjauhkan diri dari hal yang melampaui batas. Rasulullah Saw benar-benar menjaga kehormatan penduduk Makkah. Penduduk yang tertaklukkan
diperlakukan dengan santun sehingga menunjukkan kemuliaan ajaran Islam.
Rasulullah SAW Menjaga Kehormatan Penduduk Makkah
Masa peperangan sudah berakhir. Kaum muslimin diperintahkan melakukan dakwah di Makkah dengan damai. Melanjutkan dakwah Islamiyah kepada penduduk Makkah yang masih kafir dan menyekutukan Allah SWT.
Kaum muslimin membangun peradaban baru di Makkah dengan menekankan ukhuwah Islamiyah, kedamaian, keadilan, musyawarah, saling menyayangi dan menolong, serta melindungi sesama.
Rasulullah SAW Menjaga Kehormatan Penduduk Makkah
Dengan terjadinya peristiwa Fathu Makkah terbuka peluang strategis untuk
mengembangkan Islam ke seluruh Jazirah Arab. Makkah adalah kota dagang yang sangat strategis dan mempunyai daya tarik luar biasa. Letaknya yang menjadi
jalur perdagangan ke Syam, menjadikan Makkah kota yang memberikan jalan yang lapang bagi penyebaran Islam berikutnya.
Rasulullah SAW Menjaga Kehormatan Penduduk Makkah
Terbukanya kota Makkah, membuat penduduk jazirah Arab di sekitarnya mudah dimasuki Islam. Hal ini karena Makkah adalah pusat perlawanan kafir.
Ditaklukkannya Makkah menjadikan Rasulullah Saw mudah menyatukan kabilah- kabilah suku badui yang selama ini sulit dijangkau dakwah Islamiyah.
Rasulullah SAW Menjaga Kehormatan Penduduk Makkah
Peristiwa besar Fathu Makkah membawa hikmah yang besar. Rasulullah Saw berhasil menunjukkan kepada masyarakat Arab, bahwa Islam adalah agama yang membawa ajaran mulia dan menjunjung tingi nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.
Rasulullah Saw telah menunjukkan kekuatan dakwahnya yang berhasil
menaklukkan hati para pemimpin kafir Quraisy Makkah dan kaumnya. Banyak dari mereka yang memeluk Islam secara suka rela setelah mengetahui kemuliaan
Nabi dan sahabatnya, mengetahui kemuliaan ajaran Islam.
Rasulullah SAW Menjaga Kehormatan Penduduk Makkah
Setelah lima belas hari Makkah, Rasulullah Saw kembali ke Madinah. Pada mulanya kaum Ansar khawatir Rasulullah Saw akan terus tinggal di Makkah, namun Rasulullah Saw mengetahui kekhawatiran itu dan bersabda:
"Berlindunglah kita kepada Allah! Hidup dan matiku akan bersama kamu."
Rasulullah Saw setia dengan baiat Aqabah dan kembali ke Madinah dan tinggal di Madinah sampai akhir hayat.