• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN REAKTOR NUKLIR

N/A
N/A
Evindo

Academic year: 2024

Membagikan "KELEBIHAN DAN KEKURANGAN REAKTOR NUKLIR "

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Evindo Ebrena Sinuhaji NIM : 120400106

Program Studi : Teknik Telekomunikasi Mata Kuliah : Energi Alternatif

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN REAKTOR NUKLIR

Reaktor nuklir merupakan sebuah konstruksi yang menggunakan bahan bakar nuklir untuk menghasilkan reaksi inti berantai yang dapat diperlambat atau dipercepat sesuai kebutuhan.

Fungsinya meliputi pembangkit listrik, penelitian, dan produksi radioisotop. Prinsip operasinya berdasarkan pada fisi nuklir di mana inti atom yang besar terbelah menjadi dua bagian yang lebih kecil, menghasilkan energi yang besar. Reaktor nuklir dilengkapi dengan berbagai komponen dan sistem, termasuk batang kendali yang mengatur laju reaksi nuklir dengan cara memperlambat, mempercepat, atau menghentikan reaksi tersebut sesuai kebutuhan.

Setiap fasilitas nuklir memiliki karakteristik khusus termasuk desain, kapasitas, mode operasi, dan tujuan penggunaannya, yang menyebabkan perbedaan dalam struktur organisasi pengoperasiannya. Salah satunya adalah perbedaan dalam kualifikasi dan kompetensi petugas, mengingat peran mereka sangat menentukan keamanan dari operasi fasilitas nuklir.

1. Kelebihan Reaktor Nuklir A. Produksi Energi Berkelanjutan

Bahan Bakar Melimpah: Bahan bakar nuklir seperti uranium memiliki ketersediaan yang cukup melimpah di berbagai belahan dunia. Meskipun cadangan uranium bukanlah tak terbatas, namun dengan teknologi yang tepat, penggunaan uranium dapat menjadi sumber energi yang berkelanjutan untuk jangka waktu yang panjang.

Reaktor nuklir memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dalam menghasilkan energi. Meskipun biaya pembangunan dan operasional awalnya tinggi, namun reaktor nuklir mampu menghasilkan jumlah energi yang besar dengan menggunakan jumlah bahan bakar yang relatif sedikit.

Reaktor nuklir mampu menghasilkan daya listrik secara konsisten tanpa terpengaruh oleh fluktuasi cuaca atau kondisi alam lainnya. Ini membuatnya menjadi pilihan yang dapat diandalkan dalam menyediakan pasokan energi listrik yang stabil.

B. Emisi Karbon yang Rendah

Reaktor nuklir menghasilkan emisi karbon yang rendah atau bahkan tidak menghasilkan emisi karbon sama sekali karena proses pembangkitan energinya tidak melibatkan pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, atau gas alam. Sebaliknya, reaktor nuklir menggunakan proses fisika nuklir, yaitu fisi nuklir, untuk menghasilkan energi.

Proses fisi nuklir terjadi ketika inti atom berat, seperti uranium atau plutonium, dibelah menjadi inti-inti atom yang lebih kecil. Proses ini menghasilkan energi yang sangat besar dalam bentuk

(2)

panas. Panas ini kemudian digunakan untuk menghasilkan uap air, yang selanjutnya digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan energi listrik.

Karena reaksi nuklir ini tidak melibatkan pembakaran bahan bakar, tidak ada emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan selama proses tersebut. Oleh karena itu, reaktor nuklir dianggap sebagai sumber energi yang bersih dalam hal emisi gas rumah kaca dan tidak menyumbang terhadap pemanasan global.

C. Ketersediaan Bahan Bakar

Reaktor nuklir didesain untuk memanfaatkan bahan bakar nuklir sebagai sumber energi. Bahan bakar nuklir ini diolah agar dapat menyebabkan reaksi fisi nuklir yang menghasilkan panas, yang kemudian diubah menjadi energi listrik.

Manfaat menggunakan bahan bakar nuklir adalah bahwa pasokannya umumnya lebih stabil dan dapat diandalkan jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil seperti batu bara atau minyak. Terlebih lagi, cadangan bahan bakar nuklir ini bisa bertahan untuk jangka waktu yang lama jika dikelola dengan baik.

Selain itu, penggunaan bahan bakar nuklir juga membuka peluang untuk mengembangkan teknologi reaktor yang lebih efisien atau menggunakan jenis bahan bakar alternatif seperti thorium, yang lebih melimpah dan lebih mudah diakses daripada uranium.

Dengan demikian, reaktor nuklir dapat menjadi bagian dari strategi energi yang berkelanjutan karena ketersediaan bahan bakar nuklir yang stabil serta potensi untuk mengembangkan teknologi reaktor yang lebih maju dan efisien di masa depan.

2. Kekurangan Reaktor Nuklir

A. Risiko Kecelakaan

Kecelakaan pada reaktor nuklir dapat memiliki konsekuensi serius terhadap kerusakan lingkungan, dan ini merupakan risiko yang memerlukan perhatian serta penelitian yang cermat dalam pembangunan PLTN. Kecelakaan besar seperti yang terjadi di Chernobyl adalah bukti akan dampak kerusakan lingkungan yang luas dalam jangka waktu yang Panjang.

Kecelakaan pada reaktor nuklir Chernobyl disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pengungkungan yang lemah dan kesalahan dalam desain reaktor serta perhitungan neutron.

Reaktor yang direncanakan untuk dibangun di Indonesia menggunakan desain Pressurised Water Reaktor (PWR), yang telah terbukti handal dan memiliki fitur keselamatan yang lebih baik, seperti sistem otomatis untuk mengatasi kondisi tidak stabil. Dalam skenario kecelakaan, produk fisi yang volatil memiliki potensi untuk tersebar ke lingkungan melalui udara, terutama jika sistem pengungkung tidak berfungsi dengan baik. Pengujian karakteristik produk fisi menunjukkan bahwa emisi ke lingkungan tergantung pada suhu bahan bakar dan lingkungan reaktor, dengan sebagian besar iodium radioaktif bergabung dengan Cesium (Cs) dan berubah menjadi Cesium Iodida (Csl), yang lebih mudah menjadi aerosol. Analisis kecelakaan pada reaktor PWR (seperti TMI-2) menunjukkan bahwa emisi ke lingkungan sangat kecil karena pengungkungan yang kuat dan adanya air di sepanjang jalur emisi.

(3)

B. Pembuangan Limbah Radioaktif

Reaktor nuklir menghasilkan limbah radioaktif sebagai hasil dari proses fisi nuklir yang terjadi di dalamnya. Proses fisi nuklir melibatkan pembelahan inti atom yang berat, seperti uranium atau plutonium, menjadi inti-inti atom yang lebih kecil. Selama proses ini, partikel-partikel radioaktif dilepaskan, termasuk dalam bentuk elemen-elemen radioaktif baru.

Limbah radioaktif yang dihasilkan memiliki tingkat radioaktivitas yang tinggi, yang berarti mereka dapat memancarkan radiasi yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak ditangani dengan benar. Limbah ini bisa berasal dari beberapa sumber, termasuk bahan bakar nuklir yang digunakan dalam reaktor nuklir mengalami proses pembelahan nuklir yang menyebabkan terbentuknya elemen-elemen radioaktif baru.

Bahan pendingin yang digunakan dalam reaktor nuklir juga dapat menjadi sumber limbah radioaktif. Kontak dengan inti reaktor atau produk-produk reaksi nuklir dapat menyebabkan bahan pendingin menjadi terkontaminasi. Material-material yang ada di sekitar inti reaktor juga dapat menjadi terkontaminasi oleh radiasi dan menjadi limbah radioaktif.

C. Proliferasi Senjata Nuklir

Proliferasi senjata nuklir merujuk pada penyebaran senjata nuklir ke negara-negara atau entitas non-negara yang sebelumnya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan atau memproduksi senjata nuklir. Fenomena ini menjadi perhatian global karena dapat meningkatkan risiko konflik bersenjata yang melibatkan senjata nuklir serta meningkatkan potensi ancaman terhadap keamanan internasional.

Proliferasi senjata nuklir dapat terjadi melalui beberapa jalur, antara lain:

1. Penyebaran Teknologi

Negara yang memiliki kemampuan teknologi nuklir dapat menyebarkan pengetahuan dan teknologi terkait pengembangan senjata nuklir kepada negara lain yang berminat. Ini dapat terjadi melalui kerja sama internasional yang sah atau melalui penyelundupan teknologi secara ilegal. Negara-negara yang memiliki senjata nuklir dapat mengirim senjata atau bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir kepada negara lain atau kelompok non-negara.

2. Pengembangan Sendiri

Negara yang memiliki infrastruktur nuklir yang maju dan sumber daya yang mencukupi dapat memutuskan untuk mengembangkan senjata nuklir secara mandiri. Proliferasi senjata nuklir dapat mengancam stabilitas dan keamanan regional maupun global karena meningkatkan risiko penggunaan senjata nuklir dalam konflik, meningkatkan tekanan terhadap rezim non- proliferasi internasional, dan memperburuk situasi keamanan di seluruh dunia.

Upaya internasional telah dilakukan untuk mencegah proliferasi senjata nuklir, termasuk melalui Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (Nuclear Non-Proliferation Treaty/NPT) yang bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan mendorong pengurangan senjata nuklir secara global. Selain itu, sanksi ekonomi, diplomasi, dan tekanan politik juga dapat digunakan untuk mencegah negara-negara yang bermaksud memperoleh senjata nuklir secara ilegal.

(4)

Berdasarkan evaluasi, reaktor nuklir menawarkan sejumlah keunggulan penting seperti rendahnya emisi karbon, kestabilan pasokan bahan bakar, efisiensi energi yang tinggi, dan potensi untuk pengembangan teknologi yang lebih maju. Namun, keberadaannya juga dihadapkan pada sejumlah kelemahan, seperti risiko keselamatan yang serius, tantangan dalam mengelola limbah radioaktif, biaya pembangunan dan operasional yang tinggi, dan kontroversi di masyarakat terkait dampak lingkungan dan kesehatan. Karenanya, penentuan penggunaan reaktor nuklir dalam strategi energi berkelanjutan haruslah didasarkan pada penilaian yang cermat terhadap manfaat dan risikonya, serta komitmen yang kuat terhadap standar keamanan dan perlindungan lingkungan yang tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Peran Fisika Reaktor dalam komisioning nuklir RSG-GAS(2) antara lain meliputi perencanaan, palaksanaan dan pengevaluasian eksperimen reaktor yang bertujuan

Dalam kerangka evaluasi keselamatan reaktor nuklir (PLTN) hasil analisis suku sumber dari hasil analisis konsekuensi radiologis merupakan tolok ukur tingkat keselamatan PLTN dan

- Dalam teras reaktor bahan bakar nuklir U235 di bakar.. untuk mendapatkan panas yang akan untuk mendapatkan panas

 DID  tersebut  disampaikan  pada  saat mengajukan  izin  tapak  untuk semua instalasi nuklir 2, 3.. pengajuan izin konstruksi 

Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa sistem instrumentasi dan kendali pada reaktor nuklir mengelola input-output ke dan dari reaktor yang bertujuan untuk dapat

Untuk mengganti semua listrik bahan bakar fosil dengan energi nuklir dan tidak terlambat, kita akan perlu membangun reaktor baru 3000 lebih dari 60 tahun, yang setara dengan 50 GW

Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa sistem instrumentasi dan kendali pada reaktor nuklir mengelola input-output ke dan dari reaktor yang bertujuan untuk dapat

Dokumen ini membahas konsep presisi dan akurasi dalam pengukuran, serta berbagai jenis kesalahan pengukuran dalam konteks pengukuran daya reaktor