MAKALAH
ASPEK MATERI : NORMATIF DAN HISTORY ASPEK METODOLOGI : ISOLASI DAN INTERGRASI-
INTERKONEKSI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Studi Islam dalam Kebhinekaan
Dosen Pengampu : Zaenal Muttaqin, S.Ag.,M.A.,Ph.D.
Disusun oleh:
Uma Khasanah Khakim 234051009
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA TAHUN 2023
2
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang bejudul “Aspek Materi : Normatif dan History, Aspek Metodologi : Isolasi dan Intergrasi-Interkoneksi” ini disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengembangan Studi Islam dalam Kebhinekaan.
Melalui makalah ini, kami berharap agar pembaca dan kami pribadi dapat mengenal serta memahami lebih dalam mengenai aspek materi dan metodologi dalam studi islam.
Kelancaran penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai belah pihak, untuk itu kami menyampaikan terimakasih banyak kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah Pengembangan Studi Islam dalam Kebhinekaan, yaitu Bapak Zaenal Muttaqin, S.Ag.,M.A.,Ph.D. yang bersedia membimbing dan mengarahkan kami dalam penyusunan makalah ini.
Demikian, makalah ini kami selesaikan dan kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi penulisan maupun tata bahasanya.
Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini sangat kami harapkan. Terimakasih.
Sukoharjo, 20 September 2023
Uma Khasanah Khakim,S.Pd.
3 DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI ... 3
BAB I PENDAHULUAN ... A. Latarbelakang Masalah ... 4
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Masalah ... 5
BAB II PEMBAHASAN ... A. Pengertian Normatif dan History ... 6
B. Ruang Lingkup Normatif dan History ... 8
C. Hubungan Materi Normative dan History ... 13
D. Konsep Isolatif dan Integrasi-interkoneksi ... . 14
BAB III PENUTUP Kesimpulan ... 16
DAFTAR PUSTAKA ... 17
4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Islamic Studies merupakan islam sebagai objek kajian ilmu, yang mengkontribusikan sebagian besar pemahaman oleh masyarakat pada islam itu sendiri, dan terkhusus bagi para cendekiawan, ilmuwan islam.
Para kelompok cendikiawan dan ilmuwan islam ini melalui kajian Islamic Studies sadar akan Islam tidak lagi dilihat kaku, atau tidak mudah dirubah namun sebenarnya Islam telah membuka dirinya untuk dikaji ataupun mendalaminya dari berbagai ilmu pengetahuan.
Manusia tidak akan lepas dari berbagai aspek yang berpengaruh pada kehidupannya, misalnya aspek budaya, agama, sosial, ekonomi dll.
Manusia melakukan sesuatu pasti dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai, sebab manusia mengetahui potensi yang ada pada dirinya maka akan melakukan pekerjaaan yang semestinya dan tidak akan sia-sia dalam pekerjaannya karena dilakukan dengan baik dalam berfikir atau bertindak itu harus membawa kebaikan dan manfaat. Salah satu bagian sifat manusia itu dari aspek keagamaan dimana hal itu merupakan penerapan dari sifat spiritual dan ruhani manusia. Maka agama juga merupakan faktor yang harus ada pada setiap diri manusia, terlepas apakah itu taat atau tidak taat pada tuhan-Nya.
Akan tetapi, problematika terkait agama ini sering terjadi kontraversi. Terkadang perihal agama dapat menyatukan/ merekatkan hubungan antara sesame manusia, tapi kadang malah sebaliknya mengakibatkan perpecahan dan permusuhan sebab perbedaan pandangan dan pemahaman dalam agamanya saja. Masalah ini terjadi bukan hanya antara beda agama saja tetapi bahkan juga bisa terjadi dalam agama yang sama/internal. Oleh karena itu, penulis ingin membahas terkait metode dalam mengkaji agama islam dengan berbagai aspek pendekatan.
5 B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian normatif dan history?
2. Apa ruang lingkup normative dan history?
3. Bagaimana hubungan materi normative dan history?
4. Bagaimana konsep isolative dan integrasi-interkoneksi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian normatif dan history 2. Untuk mengetahui ruang lingkup normative dan history 3. Untuk mengetahui hubungan materi normative dan history 4. Untuk mengetahui konsep isolative dan integrasi-interkoneksi
6 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Normatif dan Historis 1. Normatif
Normatif menurut bahasa berasal dari bahasa inggris yaitu norm artinya norma ajaran, acuan, ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk atau yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Dan secara istilah, pendekatan normatif ialah sebuah usaha yang terfokus pada agama dari sisi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang belum ada didalamnya pemikiran dari manusia.1 . Normatif merupakan suatu keyakinan yang menyatakan bahwa agama islam ialah agama wahyu yang kebenarannya bersifat universal dan mutlak, maka dari itu tidak dapat menyimpulkan yang bertentangan dengan teks wahyu.2 Dapat kita lihat bahwa normatif merupakan segala sesuatu yang masih berkaitan dengan norma-norma, ajaran-ajaran yang bersifat umum termasuk norma dalam islam.
Pendekatan normatif merupakan pendekatan yang berbentuk tekstual islam mempunyai sifat mutlak dan universal yaitu yang termuat dalam Al Qur’an dan Hadits. Al Qur’an dan Hadits adalah dua pokok yang memiliki nilai yang sakral dan tidak bisa di ubah sampai kapanpun. Pemahaman islam secara normative ini memiliki sifat doktriner yakni objek studinya agama islam yang diyakini suci dan merupakan ajaran-ajaran asalnya dari Tuhan/Allah SWT yang nilai kebenarannya itu absolut, mtlak atau tidak dapat diganggu gugat, dan universal.
Cendekiawan muslim dari Pakistan yang bernama Muhammad Iqbal mengatakan :
1 Chuzaimah Batubara,dkk, Handbook Metodologi Studi Islam, (Jakarta:Prenadamedia Group), Hlm.42
2 Waston,dkk.Metodologi Studi Islam, Muhammadiyah University Press. hlm39
7
“the propher of Islam seems to stand between the ancient and the modern world. In so far as the source of his revelation in concerned he belong to the ancient world, in so far as the spirit of his revelation is concerned he belongs to the world” yang artinya Nabi Muhammad, rupanya berdiri diantara dunia purba dan dunia modern, sejauh mengenai sumber masa wahyu, maka dia memiliki dunia purba, sejauh dengan spirit dan jiwa wahyunya, maka dia adalah milik dunia modern, kapan saja tidak pernah usang3.
Dari pernyataan cendekiawan muslim tersebut dapat kita lihat bahwa nomativitas mempunyai sifat yang kekal abadi dan tetap terjaga walaupun beralih ke generasi-generasi selanjutnya.
2. Historis
Menurut bahasa histori berasal dari bahasa inggris history yang artinya sejarah, yang artinya pengalaman dimasa lalu pada kehidupan manusia. Dan secara bahasa histori adalah ilmu dalam pembahasannya meliputi berbagai peristiwa atau gejala yang memperhatikan unsur waktu, tempat,latar belakang, obyek, dan pelaku dari peristiwa tersebut4. Sejarah sebagai ilmu ialah sebuah kajian terkait urutan kejadian-kejadian yang tidak dapat ditarik kembali maupun diulang kembali.
Islam historis adalah islam yang berkaitan dengan sejarah kehidupan manusia yang berada di ruang dan waktu. Memiliki artian islam telat tersusun dalam kehidupan bagi pemeluknya sebab memang memiliki perbedaan di realita ketuhanan, islam historis merupakan islam yang real atau nyata. Bentuk dari islam historis merupakan sebuah usaha pengkajian dari nilai-nilai melalui berbagai pendekatan diberbagai bidang seperti ilmu hadits, fiqih, tafsir, ushul fiqih, tasawuf,
3 Waston,dkk.Metodologi Studi Islam, Muhammadiyah University Press.hlm.40
4 Chuzaimah Batubara,dkk.Handbook Metodologi Studi Islam,(Jakarta:Prenadamedia Group).2018 Hlm.44
8
teologi,dll yang kebenarannya bersifat relative dan terbuka untuk dipersoalkan.
Dalam bukunya Studi Agama Normativitas dan Historitas, menurut M.Amin Abdullah Islam Historitas adalah islam yag ditelaah lewat berbagai sudut pendekatan keilmuan social keagamaan yang bersifat multi dan inter displiner, baik lewat pendekatan historis, filosofis, psikologis, sosiologis, kultural, maupun antropologis.5
Dalam pendekatan histori ini dibutuhkan juga memahami agama, dimana agama akan diperlukan dalam kondisi yang penting bahkan dalam bersosial di masyarakat. Kuntowijoyo dalam hal ini yang telah melakukan pengkajian yang mendalam pada agama terutama islam menurut pendekatan sejarah. Sewaktu beliau belajar Al Quran, beliau pada suatu kesimpulan bahwa Al Quran itu memiliki dua bagian yakni pertama berisi konsep-konsep, dan yang kedua berisi kisah sejarah dan perumpamaan.
B. Ruang lingkup normatif dan historis
Dari pengertian studi Islam normative diatas menyatakan bahwa pemahaman agama itu terdapat pada teks bersifat tekstual, berikut ini ruang lingkup dalam memahami Islam :
1) Tafsir
Tafsir merupakan ilmu yang fungsinya untuk mengetahui kandungan kitabullah (Al Quran) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, caranya melalui menjelaskan maknanya, hukum ataupun hikmah yang terkandung di dalamnya6. Yang menjadi objek dalam tafsir dan juga sumber pokok agama Islam adalah Al Qur’an. Kitab Al Qur’an ini berkedudukan sebagai pusat, tidak hanya dalam pengembangan dan perkembangan ilmu
5Chuzaimah Batubara,dkk.Handbook Metodologi Studi Islam,(Jakarta:Prenadamedia Group).
Hlm.44
6 Kuntowijaya, Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi, (Bandung:Mizan), hlm.328
9
keislaman namun juga sebagai inspiratory, pemandu gerakan – gerakan umat uslam sepanjang sejarah umat Islam.
2) Hadits
Hadits secara bahasa artinya baru, sesuatu yang dibicarakan dan dinukil, sesuatu yang sedikit dan banyak. Secara istilah hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa ucapa, perbuatan, ketetapan be;iau baik sebelum atau sesudah kenabian. Menurut para ahli ushul fiqih, hadits ialah perkataan, perbuatan, dan ketetapan yang disandarkan kepada Rasulullah SAW setelah kenabian 7.
Semakin berjalannya waktu, salah satu disiplin ilmu islam adalah ilmu hadits. Penelitian hadits ini sifatnya masih terbuka misalnya pada penelitian hadis yang berhubungan dengan berbagai masalah actual itu masih terbuka luas, belum banyak pendekatan- pendekatan dalam pemahaman sebuah hadis contohnya pendekatan pedagogis, sosiologis, antropologis, filosofis, ekonomi, politik sepertinya belum banyak dipergunakan oleh para peneliti hadits sebelumnya.
3) Teologi
Teologi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani yakni theologia, theos artinya tuhan sedangkan logos artinya ilmu, jadi teologi itu adalah pengetahuan ketuhanan. Teologi menurut William L.Resse berasal dari bahasa Inggris theology artinya discourse or reason concerning god (pemikiran tentang tuhan).
Menurut Ibnu Khaldun teologi merupakan disiplin ilmu yang terkandung berbagai argumentasi terkait aqidah iman yang diperkuat dalil-dalil rasional8.
Pendekatan teologi dalam pemahaman agama menurut Abuddin Nata ialah sebuah pendekatan yang memfokuskan pada
7 Lukman Hakim,Pengantar Ilmu Hadits, (Jawa Barat:CV Jejak).2021.hlm.4
8 Mubaidi Sulaeman, Teologi Islam, (Batu:CV.Prabu Dua Satu).2020.hlm.18
10
bentuk formal atau symbol keagamaan masing-masing yang menyatakan dirinya paling benar dan menganggap selain dirinya salah. Aliran teologi yang satu begitu fanatik terhadap pemahamannya yang beranggapan paling benar dan yang lain itu disalahkan, sehingga dapat beranggapan orang lain itu keliru, kafir, sesat ataupun murtad dsb demikian juga sebaliknya orang yang dituduh keliru,murtad dsb juga beranggapan orang lain itu keliru, seat dsb juga. Situasi ini menjadikan permusuhan saling mengkafirkan, saling menyalahkan yang mengakibatkan perpecahan. Dari pernyataan tersebut Amin Abdullah menyatakan bahwa pendekatan teologi tidak dapat memecahkan masalah esensial agama tsb.
Studi islam historis mengarah kepada aspek-spek kebudayaan dan masyarakat muslim, dalam pengertiannya yang luas meliputi antropologi agama, sosiologi agama, dan psikologi agama,berikut ini rinciannya:
1) Antropologi
Antropologi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani anthropos artinya manusia/orang, logos artinya ilmu pengetahuan jadi ilmu yang mempelajari manusia. Menurut Conrad Phillip Kotak, antropologi ialah sebuah ilmu yang mempelajari keragaman manusia secara holistic meliputi aspek social budaya, biologis, kebahasaan dan lingkungannya dalam dimensi waktu lampau, saat ini, dan dimasa yang akan datang.9
Dalam agama, antropologi yang dipelajari adalah antropologi agama yaitu agama merupakan fenomena budaya, tindak ajaran agama yang datang dari Tuhan. Maka yang menjadi pusat perhatian atau point nya adalah keragaman umat manusia dan juga masyarakat. Dalam ilmu sosial, antropologi
9 Laksanto Utomo, Buku Ajar Antropologi dan Sosiologi (Jakarta:Lembaga Hukum Studi Indonesia).2020.hlm.5
11
agama itu bukan membahas salah benarnya suatu agamanya seperti kepercayaannya, ritualnya, ataupun kepercayaan pada yang bersifat sakral.10
Pendekatan antropologi ini dalam memahami agama ialah salah satu usaha untuk memahami agama dengan melakukan pengamatan secara langsung praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat. Dengan pendekatan ini tampak lebih dekat dan akrab dengan masalah yang dihadapi manusia dan upaya menjelaskan dan memberikan jawabanya.
2) Sosiologi
Sosiologi menurut bahasa , berasal dari bahasa latin yaitu Socius yang artinya kawan, dan Logos artinya ilmu pengetahuan11. Sosiologi agama ini memprlajari terkait sistem relasi antara social bermasyarakat berhubungan dengan agama.
Teori Sosiologis terkait watak agama dan kedudukan, signifikansinya di dunia social mendorong terbentuk kategori- kategori sosiologis meliputi :
a) Stratifikasi social masyarakat seperti kelas-kelas, dan juga etnisitas
b) Kategori biososial, seperti gender, perkawinan, keluarga masa anak-anak dan usia
c) Pola organisasi meliputi politik produksi ekonomis, sistem pertukaran dan birokrasi.
d) Proses social seprti formasi batas relasi inter grup, interaksi personal, penyimpangan dan globalisasi.
Pendekatan agama lainnya adalah pendekatan sosiologis, karena banyaknya kajian agama yang dapat dipahami secara proporsional dan tepat jika menggunakan ilmu
10 Kusmiran dan Amril, Islam Normatif dan Islam Historis, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia, Vol.2 No.3. 2023. Hlm.247
11 Laksanto Utomo, Buku Ajar Antropologi dan Sosiologi (Jakarta:Lembaga Hukum Studi Indonesia).2020.hlm.6
12
soiologi. Ilmu sosial sebagai lat untuk memahami agama, ini menarik perhatian yang lebih. Jalaludin Rahmat dalam bukunya Islam Alternatif menunjukkan perhatian besar dari agama Islam terhadap masalah social dengan beralasan 5 alasan berikut ini :
a) Di dalam dua sumber hukum pokok Al Qur’an dan Hadits, berisi urusan muamalah(sosial) dengan porsi yang besar.
b) Islam menekankan masalah muamalah(sosial), realitanya bila perihal ibadah bersamaan dengan urusan muamalah yang penting, maka ibadah diperbolehkan ditangguhkan atau diperpendek sehingga masih tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya.
c) Ibadah yang berhubungan dengan kemasyarakatan diberikan ganjaran yang lebih daripada ibadah yang dikerjakan individu atau sendiri.
d) Denda bagi pelanggar aturan agama atau kifarat itu biasanya berupa sesuatu yang berhubungan dengan kemasyarakatan.
e) Ibadah yang mengandung hubungan kemasyarkatan diberikan ganjaran yang lebih daripada ibadah sunah.12
3) Psikologi
Psikologi menurut bahasa berasal dari kata psyche dan logos yang mempunyai arti jiwa dan ilmu. Psikologi ialan sebuah ilmu yang membahas terkait perbuatan ataupun sikap perilaku manusia13. Psikologi merupakan disiplin ilmu yang
12Chuzaimah Batubara,dkk.Handbook Metodologi Studi Islam,(Jakarta:Prenadamedia) .2018.Hlm.49
13 Kusumawaty Matara,Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta:Selat Media Patners).2023 .Hlm.98
13
mempelajari aspek kejiwaan seorang manusia yang berhubungan dengan agama.
Psikologi merupakan ilmu kejiwaan yang dipelajari dengan mengamati melalui gejala prilaku seseorang. Zakiyah Drajat mengatakan bahwa perilaku seseorang yang tampak terjadi karena dipengaruhi oleh suatu keyakinan yang telah dianutnya/diprcaya. Misalnya sikap seseorang yang sopan hormat kepada kedua orang tua maupun guru, sikap ketika berjumpa dengan teman saling mengucapkan salam, menutup aurat, dan rela berkorban terhadap kebenara merupakan gejala- gejala yang bersifat keagamaan yang dapat dijelaskan melalui jiwa agama.
C. Hubungan materi antara normatif dan historis
Hubungan normative dan history ini dapat mengakibatkan hubungan dialektis dan ketegangan antar keduanya. Terjadi hubungan dialektis jika dialog bolak-balik saling menerangi/membantu menguatkan dalam teks dan konteks, namun jika hubungan tersebut tidak berjalan dengan baik atau menganggap lainya sebuah lawan dan ancaman terjadilah hubungan ketegangan antara keduanya.
Dalam menentukan suatu bentuk hubungan yang tepat antara normative dan history ini dengan mengurangi ketegangan antara dua pendekatan ini. Ketegangan terjadi jika masing-masing pendekatan beranggapan eksistensi dari pihak sendirilah yang paliing kuat dan menganggap pihak lain itu lemah jadi menghilangkan manfaat nilai pendekatan keilmuwan masing-masing tradisi ilmu yang dimiliki.
Hubungan keduanya menurut Amin Abdullah ialah diumpamakan ibarat uang koin yang terdapat dua sisi dalam satu benda, jadi hubungan normative dan history ini tidak dapat dipisahkan namun secara tegas dan jelas dapat dibedakan. Hubungan normative dan history ini tidak berdiri sendiri-sendiri namun saling berkaitan antara
14
keduanya bersatu dalam satu kesatuan yang utuh yang kompak dan kokoh. 14
D. Konsep Isolatif dan integrasi-interkoneksi
Isolated entities merupakan ilmu yang berdiri sendiri, mengetahui adanya rumpun ilmu lain tapi tidak saling bersentuhan secara metodologis15. Jadi konsep isolative ini adalah berdiri sendiri tidak bisa dicampuri oleh ilmu yang lain. Misalnya ilmu kalam dalam pandangannya ilmu kalam sebagai ilmu ketuhanan berdasar ilmu agama saja.
Integrasi mempunyai arti yakni menggabungkan atau menyatukan sedangkan interkonektif artinya dengan menghubungkan. Intergratif dalam permendikbud No.49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi percaya akan unsur pendekatan antardisiplin didalam studi integrasi meskipun tidak adanya penjelasan terkait hal tersebut. Istilah – istilah yang identic dengan integrative dan interkonektif yaitu pertama tematik yaitu menyeluruh dalam satu tema, kedua holistic atau menyeluruh, tiga pemaduan dan sinkron atau keserasian.
Konsep intergrasi-interkonektif ini memberikan sebuah pandangan bahwa ilmu pengetahuan semua telah berkembang dalam berbagai aspek/bidang merupakan yang saling berhubungan sehungga menjadi satu kesatuan yang utuh. Contohnya dalam sekolah dasar dalam terkait pembelajaran tematik, pembelajaran integrasi-interkonektif hamper sama dengan pembelajaran tematik namun ada hal yang menjadi pembedanta yaitu setiap tema berisikan berbagai macam ilmu tetapi jika integrasi- interkonektif lebih mengutamakan setiap ilmu tersebut tidak dapat dipisahkan dengan nilai ilmu agama islam. Jadi para ilmuwan muslim dalam mengembangkan ilmunya harus berlandaskan nilai-nilai agama islam.
14 Kusmiran dan Amril, Islam Normatif dan Islam Historis, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia, Vol.2 No.3. 2023. Hlm.247
15 Perluhutan Siregar,Integrasi Ilmu Keislaman dalam Perspektif M.amin Abdullah.
Miqot,Vol.XXXVIII No.2.2014.Hlm.338
15
Pendekatan integrasi-interkonektif ini merupakan sebuah pendekatan yang tidak dapat saling melebur antara ilmu bersifat umum dengan ilmu agama. Jadi pendekatan ini berupaya saling toleran, menghargai, ilmu umum dan ilmu agama masing-masing menyadari bahwa akan kekurangan atau keterbatasan dalam menghadapi permasalahan manusia16.
16 Atika Yulanda,Epistemologi Keilmuwan Integratif-Interkonektif M.Amin Abdullah dan Implementasinta dalam Keilmuwan Islam. Tajdid. Vol.18 No.1. 2019Hlm.97
16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Pendekatan normatif merupakan pendekatan yang berbentuk tekstual islam mempunyai sifat mutlak dan universal yaitu yang termuat dalam Al Qur’an dan Hadits. Dalam pendekatan histori ini dibutuhkan juga memahami agama, dimana agama akan diperlukan dalam kondisi yang penting bahkan dalam bersosial di masyarakat.Hubungan keduanya menurut Amin Abdullah ialah diumpamakan ibarat uang koin yang terdapat dua sisi dalam satu benda, jadi hubungan normative dan history ini tidak dapat dipisahkan namun secara tegas dan jelas dapat dibedakan.Pendekatan integrasi-interkonektif ini merupakan sebuah pendekatan yang tidak dapat saling melebur antara ilmu bersifat umum dengan ilmu agama
17
DAFTAR PUSTAKA
Amril, 2019. Islam Normatif dan Historis, Jurnal Kependidikan Islam,Vol.5,No.1.
Batubara Chuzaimah,dkk. 2018. Handbook Metodologi Studi Islam,(Jakarta:Prenadamedia Group).
Hakim Lukman,2012.Pengantar Ilmu Hadits, (Jawa Barat:CV Jejak).
Ikhwan Afiful, 2015.Teori Dasar Metode Studi Islam. At Tasyrih,Vol.1 No.1.
Kuntowijaya, Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi, (Bandung:Mizan), Kusmiran dan Amril,2023. Islam Normatif dan Islam Historis, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia, Vol.2 No.3.
Matara Kusumawaty,2023.Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta:Selat Media Patners).
Mubaidi Sulaeman,2020. Teologi Islam, (Batu:CV.Prabu Dua Satu).
Siregar Perluhutan, 2014.,Integrasi Ilmu Keislaman dalam Perspektif M.amin Abdullah. Miqot,Vol.XXXVIII No.2.
Utomo Laksanto,2020. Buku Ajar Antropologi dan Sosiologi (Jakarta:Lembaga Hukum Studi Indonesia).
Waston,dkk. Metodologi Studi Islam, Muhammadiyah University Press.
Yulanda Atika,2019. Epistemologi Keilmuwan Integratif-Interkonektif M.Amin Abdullah dan Implementasinta dalam Keilmuwan Islam. Tajdid. Vol.18 No.1.
18