LEMBAR KERJA MAHASISWA
PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI PENYAKIT GANGGUAN SISTEM SARAF, KULIT, DAN THT (FAF 413)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS Tanggal: 7 November 2023 Kelompok: 5
Objek praktikum: VI
Farmakoterapi Otitis Media
Anggota kelompok:
1. Chyntia Dhiya Ulhaq 2011011011 2. Aurora Putri Latifah 2011011034 3. Cindy Ananda Putri 2011012028
4. Safitri Almi 2011012055
5. Anggun Mutia Rahmah 2011013017 Identitas Pasien dan Informasi Admisi
Nama : Jim
Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 2 tahun Tanggal masuk : Tidak diketahui
Pengumpulan Data dan Informasi
Keluhan utama Sudah seminggu ini semakin rewel, sering memegang telinga nya karena ada rasa sakit pada telinga nya dan disertai mengalirnya cairan yang sedikit berbau dari telinga kirinya .
Riwayat penyakit sekarang
Sudah seminggu ini semakin rewel, sering memegang telinga nya karena ada rasa sakit pada telinga nya dan disertai mengalirnya cairan yang sedikit berbau dari telinga kiri nya.
Sejak kemarin, Jim menjadi susah makan dan semalam sempat demam dengan suhu tubuh 39,1°C
Riwayat penyakit keluarga
tidak ada informasi terkait
Riwayat sosial dan kebiasaan
tidak ada informasi terkait
Riwayat pengobatan
tidak ada informasi terkait
Hasil
pemeriksaan fisik
Parameter Hasil Nilai normal Keterangan
Suhu tubuh 39,10C 36,5 - 37,50C Di atas normal
(demam)
Berat badan 12,5 kg - -
Hasil
pemeriksaan penunjang
Parameter Hasil Nilai normal Keterangan
tidak ada informasi terkait
Diagnosis Otitis Media Akut Pengobatan
yang diterima
Nama obat Potensi Aturan pakai Durasi terapi Amoxan (Sirup kering
Amoksisilin)
125 mg/5 ml 3 kali sehari 1 sdt
-
Rhemafar
(Metilprednisolon)
4 mg 2 kali sehari ½ kaplet
-
Dumin supp.
(Acetaminophen)
125 mg Bila demam -
Analisa Kasus Subject (S) :
Rasa sakit pada telinga, cairan dari telinga kiri mengalir dan sedikit berbau, susah makan, demam, dan rewel
Object (O) :
Suhu tubuh 39,1°C (Demam)
Assesment (A) :
● Pemberian Rhemafar (Methylprednisolone) sebagai antiinflamasi pada pasien kurang tepat karena peradangan disebabkan oleh adanya infeksi bakteri, sehingga cukup diberikan antibiotik.
Selain itu, methylprednisolone pada otitis media akut pasien tidak direkomendasikan, karena dapat meningkatkan risiko efek samping (anak dibawah 2 tahun) dan terbukti tidak memberikan efek yang maksimal pada pasien.
● Terapi penggunaan Amoxan (Amoxicillin) sudah tepat. Amoxicillin oral merupakan antibiotik lini
pertama terapi otitis media namun dosis belum optimal. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) and American Academy of Family Physicians (AAFP) dosis otitis media akut adalah 80 - 90 mg/kg/hari peroral dibagi dalam 2 dosis (drugs.com) dan menurut formularium spesialistik anak 2013 (IDAI) Otitis media akut dengan strain S. pneumonia yang resisten 80-90 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam. maka dosis pasien perlu ditingkatkan menjadi 1000-1125 mg/
hari dalam 2 dosis terbagi.
● Pemberian Dumin Suppositoria sudah tepat untuk usia dua tahun dan diberikan bila demam dengan tujuan menghasilkan efek terapi yang lebih cepat dibandingkan oral, sekaligus lebih efektif diberikan karena pasien susah makan dan rewel. Jika dilihat dari gejala, termasuk otitis media yang berat (suhu tubuh di atas 39,1°C) sehingga diperlukan sediaan suppos. Namun jika demam sudah bisa dikontrol (suhu <38,5°C) boleh diganti dengan sediaan oral seperti sirup. pemberian dumin yang mengandung acetaminophen ini juga sudah sesuai dengan tatalaksana untuk mengurangi nyeri akibat infeksi. dosis acetaminophen untuk nyeri ringan-sedang, demam menurut IDAI adalah Rektal: 1 – 5 tahun : 125 – 250 mg. maka dosisnya sudah tepat
● Perlunya data kultur bakteri jika infeksi disebabkan oleh bakteri tertentu.
Plan (P) :
● Memberikan saran kepada dokter untuk mempertimbangkan kembali pemberian Rhemafar (Methylprednisolone) dari regimen pengobatan, karena kurang tepat diberikan pada pasien yang terinfeksi bakteri yang cukup diberikan dengan antibiotik. Pemberian kortikosteroid ini akan meningkatkan risiko efek samping pada pasien.
● Melanjutkan terapi Amoxan dengan peningkatan dosis menjadi 1000 mg/hari dalam 2 dosis terbagi atau setara dengan 3x1 sdm.
● Melanjutkan terapi Dumin karena dosisnya dan rutenya sudah tepat.
● Memberikan saran kepada dokter untuk memberikan Paracetamol Oral (Sirup) dosis..untuk meredakan peradangannya
● Merekomendasikan dokter untuk melampirkan data kultur bakteri pasien guna memberikan
antibiotik yang lebih tepat.
Identifikasi Masalah Masalah: (Kode P)
1. (P1.2) Efek terapi obat tidak optimal, yaitu dosis penggunaan antibiotik Amoxan (Amoxicillin) kurang.
2. (P3.1) Terapi obat tidak diperlukan, yaitu penggunaan obat Rhemafar (Methylprednisolone).
3. (P3.2) Masalah/keluhan tidak jelas, butuh klarifikasi lebih lanjut. Data kultur bakteri perlu dimintai keterangannya karena tidak dilampirkan sehingga antibiotik yang dipilih adalah yang kerjanya spesifik.
Penyebab Masalah: (Kode C)
1. 1) Dosis terlalu rendah. Dosis Amoxan (Amoxicillin) yang digunakan kurang dari rentang dosis terapi sesuai literatur.
2. (C1.2) Terapi tanpa indikasi. Penggunaan Rhemafar (Methylprednisolone) kurang tepat karena otitis media disebabkan karena infeksi bakteri. Menurut literatur (Acute Otitis Media - StatPearls -
NCBI Bookshelf), pemberian steroid sistemik dan antihistamin pada otitis media akut belum terbukti memiliki manfaat yang signifikan.
3. (C5.2) Informasi yang diperlukan tidak diberikan. Data kultur bakteri tidak dilampirkan sehingga antibiotik yang diberikan bukan antibiotik yang kerjanya spesifik.
Rencana Penyelesaian Masalah Tujuan terapi Otitis Media Akut:
1. Mengurangi gejala penyakit otitis media.
2. Mengontrol rasa sakit dan mengobati infeksi.
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien.
4. Mencegah keparahan dan penyakit penyerta dari otitis media.
Rencana penyelesaian masalah terkait obat:
1. (I1.3) Menyarankan penyelesaian masalah kepada dokter untuk menaikkan dosis penggunaan Amoxan (Amoxicillin) menjadi 1000 mg/hari dalam 2 dosis terbagi atau setara dengan 3x1 sdm.
2. (Il.3) Menyarankan penyelesaian masalah kepada dokter untuk tidak memberikan Rhemafar (Methylprednisolone) dari regimen pengobatan kepada pasien, karena peradangan pasien disebabkan karena infeksi bakteri dan pemberian steroid sistemik tidak memberikan manfaat yang signifikan terhadap otitis media pasien.
3. (I1.3) Menyarankan penyelesaian masalah kepada dokter untuk melakukan kultur bakteri dan menentukan antibiotik definit yang tepat bagi pasien.
Rencana monitoring terapi:
1. Monitoring efek terapi obat terhadap kondisi otitis media (warna dan bau cairan telinga) pasien 2. Monitoring efek samping obat seperti amoxicillin menyebabkan mual, muntah, diare.
3. Monitoring suhu tubuh pasien hingga mendekati normal yaitu 36,5-37,5 0C.
4. Monitoring rasa nyeri, bengkak, dan susah menelan pada pasien.
Rencana edukasi pasien:
1. Edukasi kepada orang tua pasien terkait cara untuk melakukan rekonstitusi syrup kering amoksisilin dengan benar yaitu dengan langkah berikut :
● Sirup kering antibiotik dilarutkan dengan cara menambahkan sejumlah air ke dalam botol berisi serbuk obat sampai tanda batas.
● Air yang digunakan adalah air putih matang dengan suhu ruang, tidak panas dan tidak dingin.
2. Edukasi terkait cara penggunaan obat suppositoria. Lakukan seperti langkah berikut :
● Cuci kedua tangan, lalu buka bungkus obat dan lunakkan suppositoria dengan air putih atau dihangatkan dengan genggaman tangan selama 10-15 detik.
● Jika suppositoria terlalu lunak sebelum digunakan, masukkan ke dalam lemari es.
● Ambil posisi berbaring dengan memeluk guling, masukkan suppositoria ke dalam anus dengan
jari.
● Setelah obat dimasukkan, merapatkan kedua kaki dan pertahankan posisi tersebut hingga 5 menit.
● Cuci tangan kembali.
3. Edukasi kepada orang tua pasien terkait penyimpanan obat suppositoria disimpan di kulkas (bukan freezer) dan obat oral dapat disimpan pada suhu ruang
4. Edukasi kepada orang tua pasien terkait beyond use sirup rekonstitusi.
5. Edukasi kepada keluarga pasien agar pasien dapat menghabiskan obat antibiotik walaupun gejala dirasa sudah mereda agar tidak terjadi resistensi.
6. Edukasi kepada ibu pasien agar pasien membersihkan telinga 1-2 kali sehari.
7. Beritahu ibu pasien untuk tidak memasukkan apapun, seperti air ke dalam telinga pasien.
8. Edukasi kepada orang tua pasien untuk dapat mengeringkan telinga apabila keluar cairan menggunakan kasa steril.
Referensi:
1. Gerald K. AHFS Drug Information Essentials. Maryland: American Society of Health-System
Pharmacists; 2011.
2. Pusat Informasi Obat Nasional. Petunjuk Praktis Penggunaan Obat. Badan POM RI. 2015
3. BNF. British National Formulary 74th Edition. London : BMJ Group and The Royal Pharmaceutical Society; 2018.
4. AHFS Drug Information Essentials. Maryland: American Society of Health-System Pharmacists; 2011 5. IDAI. 2013. Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: IDAI
TABEL PENGKAJIAN OBAT
No Nama Obat Tinjauan
1. Amoxan (Amoxicillin) Regimen dosis yang diresepkan Dosis:125 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 3 x 1 hari
Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis: 80-90 mg/kgBB/hari (untuk pasien 1000-1125 mg/hari) Rute:
Frekuensi pemberian oral: 2-3 kali sehari (BNF 2018-2019) Indikasi terapi
obat lini pertama pengobatan otitis media akut Tanggal dimulainya terapi
-
Durasi terapi -
Efek samping obat
Gangguan GI (misalnya, mual, muntah, diare), reaksi hiper sensitivitas (misalnya, ruam). (AHFS,2011)
2. Rhemafar (Metilprednisolon) Regimen dosis yang diresepkan Dosis: 4 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 2 x sehari Regimen dosis berdasarkan literatur Dosis: 0.117-1.66 mg/kg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 3-4 x sehari (AHFS) Indikasi terapi
antiinflamasi dan immunosupresan Tanggal dimulainya terapi
-
Durasi terapi -
Efek samping obat
Terkait dengan terapi jangka panjang: pengeroposan tulang, katarak, gangguan pencernaan, kelemahan otot, sakit punggung, memar, kandidiasis oral (AHFS,2011)
3. Dumin Supp (Paracetamol) Regimen dosis yang diresepkan Dosis: 125 mg
Rute: rectal
Frekuensi pemberian: bila demam Regimen dosis berdasarkan literatur Dosis: 125-250 (anak 1-5 tahun) Rute: ectalr
Frekuensi pemberian:
Indikasi terapi
Tanggal dimulainya terapi -
Durasi terapi -
Efek samping obat
Hepatotoksik (terapi jangka panjang)
TABEL INTERAKSI OBAT
No Obat I Obat II Interaksi
1. Amoxsan Rhemafar Tidak ada interaksi obat
Tidak ada interaksi obat
2. Amoxsan Dumin
Tidak ada interaksi obat
3. Rhemafar Dumin