• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK HAPPY BILLIONAIRES CLUB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KELOMPOK HAPPY BILLIONAIRES CLUB"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALSISI VARIABEL-VARIABEL YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN DALAM BERINVESTASI SAHAM (STUDI KASUS:

KELOMPOK HAPPY BILLIONAIRES CLUB)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh : Amel Intan Pratiwi

135020400111040

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2017

(2)

Analisis Variabel-Variabel yang Memengaruhi Keputusan dalam Berinvestasi Saham (Studi Kasus: Kelompok Happy Billionaires Club)

Amel Intan Pratiwi Prof.Dr.Agus Suman.,SE.,DEA.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: amelintanpratiwi@gmail.com

Penenilitian ini memaparkan mengenai variabel-variabel yang dapat memengaruhi keputusan dalam berinvestasi saham. Penelitian ini menggunakan perbandingan Binary Logistic Model dan Linear Probability Model. Hasil peneltian menunjukkan bahwa variabel Risiko (D1) sebesar 25,1% , Tingkat Pendidikan (D2) sebesar 24,2%, Pelatihan Keuangan yang pernah diikuti (D3) sebesar 25,7%, dan Kepemilikan Aset (D6) sebesar 39% secara serentak dapat memengaruhi keputusan seseorang dalam berinvestasi saham. Sedangkan variabel Alokasi Dana Investasi (X4) sebesar 0,3% dan Kepemilikan Akses Kredit Perbankan (D7) sebesar 0,5% tidak memengaruhi keputusan seseorang dalam berinvestasi saham. Investor saham di Indonesia masih dikatakan sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Hal ini disebabkan oleh minimnya informasi dan rendahnya pengetahuan serta keterampilan mengenai investasi saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mayoritas responden tergolong kedalam kelompok literasi keuangan Surfficient Literate. Responden laki-laki dapat mentolerir risiko atas investasi.

Sedangkan responden perempuan cenderung berhati-hati dalam berinvestasi dengan memilih emas dan tabungan sebagai instrument investasi yang dianggap lebih aman.

Kata kunci: saham, investasi, literasi keuangan

ABSTRAC

This research describes the variables that can influence the decision in stock investing. This research uses comparison of Binary Logistic Model and Linear Probability Model. The result of the research shows that Risk variable (D1) is 25,1%, Education Level (D2) is 24,2%, Financial Training that has been followed (D3) equal to 25,7%, and Asset Owner (D6) equal to 39% Can simultaneously affect a person's decisions in stock investing. While Investment Fund Allocation (X4) variable equal to 0,3% and Banking Credit Access Ownership (D7) equal to 0,5% does not influence one's decision in stock investment. Stock investors in Indonesia are still said to be few in number compared to some neighboring countries. This is due to the lack of information and low knowledge and skills regarding stock investments. Based on the results of research conducted majority of respondents belonging to the financial literacy group Surfficient Literate. Male respondents can tolerate risks to investment. While female respondents tend to be careful in investing by choosing gold and savings as an investment instrument that is considered more secure.

Keywords: stock, investation, variabel, financial literation

(3)

A. PENDAHULUAN

Dewasa kini perkembangan investasi di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Terlebih posisi Indonesia sendiri merupakan negara yang sedang berkembang. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri bagi sebagian banyak pengembang. Menurut hasil survei dari Emerging Trends in Real Estate Asia Pacific beberapa tahun belakangan ini Indonesia meraih peringkat yang memiliki kencenderungan berpeluang positif. (Indonesia Investment Coordinating Board, 2006). Berdasarkan historikal selama 10 tahun terakhir Indonesia meraih posisi yang membanggakan dengan mengalahkan beberapa Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Cina dalam hal penilaian prospek investasi. Pada tahun 2007-2012 posisi Indonesia mengalami fluktuatif dengan berkecenderungan positif. Sehingga pada tahun 2012 Indonesia bisa menempati posisi peringkat ke 11. Hal ini dapat menjadi signal positif bagi para investor untuk berinvestasi di Indonesia. Pada tahun 2013 secara mengejutkan Indonesia mampu menembus peringkat pertama. Hal tersebut menjadi prestasi yang sangat membanggakan bahwa Indonesia mampu menempati peringkat pertama sebagai negara paling berprospek dalam pengembangan tren dan investasi properti. Pada posisi ini Indonesia mampu mengalahkan beberapa negara lain seperti Australia, Jepang, Cina, dan Singapura.

Kondisi tersebut menyebabkan mulai banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Tingkat prospek yang baik dengan kecenderungan bagus dalam pembangunannya, membutuhkan banyak modal bagi para perusahaan pembangun. Kebutuhan likuid ini disiasati oleh berbagai perusahaan pengembang/pembangun dengan mencari tambahan likuiditas melalui jalur perbankan dengan mengajukan kredit misalnya. Namun adanya kebijakan batas maksimum pemberian kredit pada perbankan, menyebabkan perusahan tidak dapat memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Sehingga banyak dari perusahaan tersebut yang menggunakan sarana Pasar Modal guna memenuhi kebutuhan likuiditasnya.Salah satu caranya dengan menerbitkan saham atas perusahaan di Pasar Modal. Saham merupakan surat berharga atas kepemilikan sebuah perusahaan yang diperdagangkan di Pasar Modal (Tandelilin, 2001).

Tidak sedikit dari para investor yang melakukan investasi hanya untuk berspekulasi demi mendapatkan keuntungan atau capital gain dari investasi yang dimilikinya. Tindakan mereka sering tidak terduga dan sering menyebabkan volatilitas pasar dan crash pasar saham yang disebabkan oleh kepanikan investor.

Hal tersebut menurunkan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan modal (Ryan Wood, 2005). Perilaku tersebut juga dapat memberikan dampak yang serius bagi stabilitas Pasar Modal Indonesia. Jika investor asing yang berinvestasi di Indonesia lebih mendominasi dari pada investor dalam negeri, dikhawatirkan jika terjadi guncangan yang memberi signal negatif pada Pasar Modal maka akan menyebabkan terjadinya rush atau dengan kata lain terjadi penarikan dana investasi oleh para investor secara serempak. Hal ini akan berakibat buruk bagi kondisi Pasar Modal Indonesia terlebih para perusahaan yang diinvestasikan oleh para investor terancam collapse. Gap yang terjadi antara jumlah investor asing dan investor dalam negeri (domestik) dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat dalam melakukan investasi di Pasar Modal Indonesia terkhusus pada jenis investasi saham.

(4)

Faktor internal dan eksternal yang mewakili faktor demografi dapat menjadi salah satu penyebabnya (Retno, 2014). Faktor internal dapat berupa jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, dan agama.Pada kedudukannya faktor internal berkorelasi dengan tingkat konsumsi seseorang. Berdasarkan teori siklus hidup yang dikemukakan oleh Andro, Brumberg, dan Mondigliani (dalam Makoesoebroto, 1991) menjelaskan bahwa pada usia produktif (t1) sampai (t2) dimana seorang individu sudah dapat menghasilkan pendapatan sendiri lebih besar dari konsumsinya cenderung akan melakukan saving kedalam berbagai jenis instrumen investasiuntuk masa depannya. Sehingga pada kategori usia produktif (t1) sampai (t2) berpotensi akan melakukan investasi lebih banyak.Sedangkan disisi lain faktor eksternal berupa jumlah pendapatan bulanan yang diterima dan kepemilikan aset juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang/masyarakat dalam memilih jenis investasinya (Retno, 2014).

Kurangnya informasi tentang Pasar Modal juga dapat mempengaruhi minat masyarakat dalam berinvestasi. Faktor ekonomi menjadi alasan paling utama karena berhubungan langsung dengan tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi seseorang. Hubungan keduanya akan berdampak pada jumlah tingkat investasi seseorang. Seorang individu akan menyisihkan sebagian pendapatannya untuk diinvestasikan ke dalam berbagai jenis bentuk investasi yang diyakini dapat menghasilkan keuntungan lebih di masa mendatang. Hal ini dilakukan dengan berlandaskan pada motif spekulasi terhadap setiap kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang (Keynes dalam Nopirin, 1998). Sehingga banyak dari masyarakat yang kemudian mulai merencanakan keuangan mereka guna menutupi setiap resiko yang terjadi akibat ketidakpastian di masa depan.

B. TINJAUAN TEORITIS Hubungan Investasi dengan Pendapatan

Invesatasi adalah komitmen atas sejumlah dana yang berasal dari pendapatan atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang (Tandelilin, 2001). Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil (tanah, emas, mesin/ bangunan) maupun asset finansial (deposito, saham, atau obligasi) yang merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Bagi investor yang lebih pintar dan lebih berani menanggung resiko, aktivitas investasi yang mereka lakukan juga bisa mencangkup investasi pada aset-aset finansial lainnya yang lebih kompleks seperti warrant, option, dan futures maupun ekuitas internasional.

Tujuan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah keuntungan, dengan arti luas untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan ini bisa dikatakan sebagai kesejahteraan moneter, yang bisa diukur dengan penjumlahan pendapatan saat ini ditambah pendapatan masa depan. Menurut Reksoprayitno (2004) pendapatan dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan. Menurut Soekartawi (2002) Pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan. Seiring bertambahnya pendapatan maka barang yang dikonsumsi bukan saja bertambah tapi dari segi kualitas pun ikut meningkat Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal

(5)

periode ditambah dengan keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh Friedman (dalam Mangkoesoebroto, 1991).Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income).Pendapatan permanen merupakan pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertunda.Sedangkan pendapatan sementara merupakan tambahan atau pengurangan pendapatan yang tidak diperkirakan (diharapkan).Perilaku individu dalam berinvestasi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan yang dimilikinya.

Semakin tinggi tingkat pendapatan seorang individu, maka tingkat alokasi terhadap minat investasi pun akan semakin tinggi.

Hubungan Literasi dengan Investasi

Investasi dapat dibedakan mejadi dua jenis, yaitu invetasi riil dan investasi finansial. Investasi riil merupakan investasi terhadap barang-barang yang tahan lama (barang-barang modal) yang akan digunakan untuk proses produksi. Jenis investasi ini dibedakan lagi menjadi tiga komponen, yaitu investasi tetap perusahaan (Business Fixed Investment), Investasi untuk perumahan (Residential Construction), dan Investasi Perubahan bersih perusahaan (Net Change in Business Inventory).Sedangkan Investasi Finansial merupakan investasi terhadap surat-surat berharga, misalnya pembelian saham, obligasi, dan lain sebagainya.Hal tersebut merupakan pengetahuan atau dengan kata lain informasi yang digunakan oleh masyarakat dalam memutuskan jenis investasinya. Pengetahuan tersebut bisa didapatkan dari berbagai sumber mulai dari literatur hingga media informasi lainnya. Menurut Hudson dan Bush (dalam Widayati, 2012) mengartikan bahwa literasi keuangan sebagai kemampuan untuk memahami kondisi keuangan dan konsep-konsep keuangan dengan tujuan untuk merubah pengetahuan tersebut secara tepat kedalam suatu perilaku. Pengetahuan mengenai konsep-konsep dan tata kelola keuangan dapat diperoleh dari berbagai sumber pengetahuan. Terdapat empat hal yang paling umum dalam finansial literasi diantaranya : penganggaran, tabungan, pinjaman, dan investasi (Remund, 2010). Menurut Jhonson (2007) pendidikan keuangan memiliki peran yang sangat penting bagi investor untuk memiliki kemampuan memahami, menilai, dan bertindak dalam kepentingan keuangan seorang individu atau kelompok individu.

Hubungan Resiko dan Pengembalian dengan Investasi Saham

Saham adalah surat berharga atau sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan (Tandelilin, 2010). Saham adalah salah satu jenis investasi keuangan yang diperjualbelikandi pasar modal melalui bursa efek.Perdagangan saham pada bursa efek bertujuan untuk memenuhi kebutuhan likuid para perusahaan/emiten anggota bursa efek.Surat berharga tersebut diperjualbelikan kepada investor di pasar modal dalam satuan jumlah yang disebut sebagai lot.Setiap satu persatuan lot suatu jenis saham terdiri dari 100 lembar saham.Perdagangan saham dilakukan pada jam bursa selama hari aktif kerja (weekday).

Para investor dapat melakukan perdagangan sendiri melalui teknologi online atau melalui jasa broker atau manajer investasi.Perdagangan tersebut dilkaukan

(6)

oleh para investor demi mendapatkan imbal hasil atas investasi yang dilakukannya. Imbal hasil atau return adalah pengembalian yang diperoleh dari kegiatan investasi (Halim, 2015).Seorang investor dalam menentukan keputusan investasinya akan dihadapkan dengan berbagai macam pilihan. Banyak berbagai kemungkinan yang akan menyertai pilihan tersebut termasuk masalah/kendala didalamnya. Salah satunya adalah masalah ketidakpastian yang diakibatkan oleh kurang sempurnanya informasi yang didapatkan. Ketidakpastian tersebut akan memengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi karena berhubungan dengan risiko yang akan dihadapi. Risiko yang dihadapi pada situasi dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan hasil yang akan didapatkan dari keputusan investasi tersebut. Risiko atas ketidakpastian tersebut dapat diestimasi dengan menggunakan probabilitas kemunculan dari masing-masing hasil yang diruntut berdasarkan historikal informasi dimasa lalu.Probabilitas adalah suatu kemungkinan terjadinya peristiwa yang nilainya antara 0-1 (Nugroho, 2012).

C. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian ini didasarkan pada beberapa penelitian yang telahdilakukan sebelumnya. Penelitian ini menjelaskan adanya hubungan antara tingkat pendidikan dan literasi terhadap keputusan investasi seseorang. Informasi yang didapatkan dapat diperoleh melalui pendidikan formal (institusi) atau melelui pendidikan non-formal (seperti peatihan/seminar). Berdasarkan hasil penelitian terdahulu terdapat beberapa kesamaan karakteristik. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Natapura (2009) dengan judul “Analisis Perilaku Investor Institutional dengan Pendekatan Analictycal Hyerarchy Process (AHP)”.

Mengungkapkan jika sebagian besar investor institusional termasuk kedalam investor rasional dengan identifikasi perilaku yang dimiliki melalui berbagai informasi yang diperoleh. Informasi tersebut digunakan secara akurat dalam menentukan keputusan investasi. Sehingga dapat meminimalisir resiko akibat keputusan investasi. Jenis investasi yang lebih diminati oleh para investor institusional adalah berupa investasi jangka panjang.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahadjeng (2010) dengan judul penelitian

“Analisis Perilaku Investor Prespektif Gender dalam Pengambilan Keputusan Investasi di Pasar Modal”. Penelitian ini menjelaskan adanya hubungan antara jenis kelamin atau gender dalam pengambilan keputusan di Pasar Modal Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa investor di Pasar Modal masih di dominasi oleh kaum laki-laki. Meskipun begitu investor perempuan cenderung memiliki tingkat kehati-hatian yang lebih tinggi dalam menentukan keputusan investasinya. Optimalisasi informasi yang dilakukan oleh para investor perempuan menghasilkan tingkat akurasi yang tinggi dalam pengambilan keputusan investasi. Sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan ekspektasi awal.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Septiyanto (2013) dengan judul penelitan “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investor Individu dalam Pengambilan Keputusan Investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Penelitian ini menjelaskan adanya hubungan antara pendapatan dan tingkat konsumsi dengan pengambilan keputusan investasi. Berdasarkanhasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pendapatan dan konsumsi individu berpengaruh secara signifikan

(7)

terhadap keputusan investasi yang dilakukan. Tingkat akurasi terhadap informasi yang tinggi juga bepengaruh terhadap keputusan pemilihan investasi pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penelitian menurut Riyadi (2016) dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa untuk Berinvestasi di Pasar Modal (Studi Kasus : Mahasiswa FEB UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)”. Penelitian ini menjelaskan adanya hubungan antara modal dan edukasi dengan minat berinvestasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel manfaat investasi, modal investasi minimal, dan motivasi berpengaruh secara siginifikan terhadap minat mahasiswa dalam berinvestasi di Pasar Modal. Sedangkan variabel return dan edukasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat mahasiswa dalam berinvestasi di Pasar Modal.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Retno (2014) dengan judul “Analisis Keputusan Investasi Oleh Tenaga Kerja Indonesia (Studi Kasus : Kecamatan Watumulyo Kabupaten Trenggalek)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis investasi residensial masih mendominasi minat para TKI dibandingkan jenis investasi lainnya seperti modal usaha, beternak, bertani, dan lain sebagainya.

Faktor tingkat pendidikan, status, jumlah tanggungan keluarga, kepemilikan tanah, dan kepemilikan rumah berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan investasi yang dilakukan oleh para Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Penelitian yang dilakukan oleh Insler, Compton, dan Schmitt (2016) yang berjudul “The Investmen Decisions of Young Adult Under Relaxed Borrowing Constrait” yang menjelaskan tentang kecenderungan perlaku individu terhadap pinjaman dan investasi yang diolah berdasarkan tingkat pemahaman finansial.

kemampuan kognitif adalah positif terkait dengan investasi yang lebih dan pilihan berisiko.Beberapa ciri-ciri kepribadian MBTI adalah prediktor kuat perilaku investasi. Individudengan pengalaman investasi sebelumnya atau yang melihat diri mereka sebagai melek finansial, cenderung untuk berinvestasi lebih banyak dan dengan risiko yang lebih.Temuanini sebagian besar konsisten dari seluruh semua tingkat pendapatan.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Hlouskova, Fortin, dan Tsigaris (2017) dengan judul “The Investment-Decisions of A Prospect Theory Household: A Two-Period Model”. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rumah tangga yang berada pada tingkat kurang cukup memutuskan konsumsi optimal dan investasi dalam portofolio dengan satu bebas risiko dan salah satu aset berisiko. Solusi optimal tergantung terutama pada apakah nilai rumah tangga sekarang dari tingkat referensi konsumsi di bawah, sama untuk, atau di atas nilai sekarang dari pendapatan.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagian besar mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang diwakilkan kedalam beberapa variabel. Variabel-variabel tersebut dapat memengaruhi keputusan seorang investor dalam menetapkan keputusan investasinya. Mulai dari variabel pendapatan, konsumis, gender, hingga informasi menjadi faktor penentu yang dapat mempengaruhi keputusan investasi seorang investor di Pasar Modal. Oleh karena itu, variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu risiko, tingkat pendidikan, pelatihan keuangan yang pernah diikuti, alokasi dana investasi, pendapatan bulanan, kepemilikan asset, dan kepemilikan akses kredit perbankan.

(8)

D. KERANGKA PIKIR

Suatu penelitian, diperlukan suatu kerangka berpikir agar tujuan penelitian dapat berjalan secara sistematis. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis tentang variabel-variabel apa saja yang dapat memengaruhi keputusan seseorang dalam berinvestasi saham. Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka, serta penelitian terdahulu yang telah dilakukan, maka adapun kerangka pikir alur penelitian ini dapat dijelaskan pada gambar sebagai berikut:

Gambar : Kerangka Pikir Alur Penelitian

Sumber : Hasil Ilustrasi Peneliti

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2010), hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan latar belakang, uraian pada penelitian terdahulu serta kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis dari penelitian ini adalah “Diduga jumlah zakat produktif, lama usaha, frekuensi kehadiran dalam pembinaan, usia, dan jenis kalamin merupakan variabel-variabel

Pendapatan Masyarakat

Konsumsi

Keputusan Investasi saham dipengaruhi oleh Variabel-variabel berikut:

1. Risiko (D1)

2. Tingkat Pendidikan (D2)

3. Pelatihan literasi keuangan yang pe rnah diikuti(D3)

4. Alokasi dana investasi (X4) 5. Jumlah Pendapatan (X5) 6. Kepemilikan Aset (D6) 7. Kepemilikan Akses Kredit

Perbankan (D7) Saving

Meliputi:

1. Tabungan 2. Emas 3. Obligasi 4. Saham Meliputi:

1. Property/ Resi densial 2. Usaha 3. Kendaraan

bermotor Konsumsi

Masa Sekarang

Konsumsi Masa Mendatang

Memilih Jenis Investasi

Investasi Riil (Langsung)

Investasi Finansial (Tidak Langsung)

Keputusan Investasi Saham (Y)

(9)

yang berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan usaha mikro mustahik”.

Penjelasan masing – masing variabel adalah :

1. Risiko diduga memengaruhi keputusan investasi saham.

2. Tingkat pendidikan diduga memengaruhi keputusan investasi saham.

3. Pengalaman mendapatkan pelatihan literasi keuangan diduga memengaruhi keputusan investasi saham.

4. Alokasi dana Investasi memengaruhi keputusan investasi saham.

5. Jumlah pendapatan bulanan diduga memengaruhi keputusan investasi saham.

6. Kepemilikan aset diduga memengaruhi keputusan investasi saham.

7. Kepemilikan akses kredit perbankan diduga memengaruhi keputusan invetasi saham.

F. METODE PENELITIAN

Dalam skripsi ini menggunakan metode kuantatif dengan menggunakan pendekatan Binary Logistic Model dan Linear Probability Model. Kedua model tersebut dibandingkan guna mengetahui variabel-variabel yang dapat berpeluang memengaruhi keputusan seseorang dalam berinvestasi saham. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada peserta seminar Happy Billionaires Club di Kota Malang. Pengujian Validitas dan Reabilitas dilakukan pada hasil data yang terkumpul. Periode pengumpulan informasi dilakukan sekitar 2 minggu, dimulai pada pertengahan bulan April hingga awal bulan Mei 2017. Penggunaan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua. Pertama, data primer yang berasal dari responden yang mengikuti seminar literasi keuangan yang diadakan oleh kelompok Happy Billionaires Club bersama anggota salah satu bursa. Kedua, data sekunder yang berasal dari studi literatur (yang berasalkan dari buku, jurnal, thesis, dan penelitian terdahulu).

Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 70 responden.

Teknik pengumpulan data yang dipilih dalam penelitian ini yaitu melalui wawancara terstruktur dimana peneliti telah mempersiapkan bahan pertanyaan yang akan diajukan kepada responden dalam waancara nantinya (Idrus, 2009).

Daftar pertanyaan yang telah terangkum dalam sebuah tatanan pertanyaan yang akan diajukan dapat disebut sebagai kuisioner. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari data primer dan data sekunder, dimana wawancara yang akan dilakaukan merupakan wawancara langsung dan dukungan dari sumber-sumber literasi lain berupa data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, majalah, data dari instansi terkait, dan literaute lainnya digunakan sebagai pelengkap dan sumber pendukung dalam penelitian ini.

G. HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Happy Billionaires Club

Happy Billionaires Club adalah sebuah komunitas yang memiliki tujuan untuk meningkatkan minat masyarakat dalam berinvestasi di Pasar Modal, terkhusus pada jenis investasi saham. Komunitas ini mengajarkan para anggotanya untuk

(10)

berinvestasi jangka panjang secara rutin di Pasar Modal. Happy Billionaires Club didirikan pada tahun 2014 oleh Kurnadi Halim dan Johan NG. Happy Billionaires Club bekerjasama dengan salah satu anggota bursa Indonesia dalam kegiatan edukasi mengenai pasar modal yang didukung oleh para tenaga ahli profesional.

Tenaga ahli professional yang diterjunkan berasal dari Caylum Institute. Caylum Institute sendiri adalah sebuah institusi pendidikan trading yang berpusat di Filipina. Caylum Institute memiliki cabang dibeberapa negara seperti di Amerika Serikat, Hongkong, Jepang, dan salah satunya di Indonesia. Caylum Institute didirikan oleh Edward Lee pada tahun 2013.

Berada dibawah naungan Caylum Institute dengan dibantu oleh salah satu anggota bursa, Happy Billionairs Club memulai kegiatannya dalam meningkatkan minat masyarakat Indonesia dalam berinvestasi saham mulai tahun 2014.

Kegiatan tersebut dilakukan melalui berbagai seminar edukasi dan pelatihan keuangan yang dilakukan bersama anggota bursa diberbagai kota di Indonesia.

Kantor pusat Happy Billionaires Club yang pada awalnya terletak di Jakarta. Kini sudah tersebar dibeberapa kota lainnya seperti di Kota Bandung, Cilegon, Malang, dan Surabaya. Total jumlah anggota yang terdaftar sebanyak 1250 anggota.

Anggota Happy Billionaires Club berasal dari berbagai macam latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, pegawai, sampai pengusaha.

Hasil Analisis

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian ditemukan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki sebanyak 41 responden dan sebanyak 21 redponden lainnya adalah perempuan. Rata-rata rentang usia responden pada usia 20-25 tahun. Sebanyak 36 responden diantaranya berstastus lajang dan 34 responden lain berstatus menikah/pernah menikah, dengan rata-rata jumlah anggota keluarga yang ditanggung sebanyak 2-3 orang. Mayoritas pekerjaan responden penelitian ini adalah karyawan dan swasta dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 4.000.000- Rp 8.000.000 per bulan. Pendidikan terakhir responden didominasi oleh responden yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan strata satu (S1) sebanyak 57%, SMA sebanyak 34%, dan D3 sebanyak 9%. Kemudian sebanyak 55 responden pernah mengikuti pelatihan keuangan dan 15 lainnya tidak. Hasil penelitian menunjukkan pada penggolongan tingkat literasi keuangan, sebanyak 42% dari jumlah responden tergolong kedalam kelompok Surfficient Literate.

Kemudian sebanyak 37% tergolong kedalam kelompok Less Literate dan 21%

lainnya adalah Well-Literate.

Tingkat kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada responden penelitian terbilang tinggi. Hal ini terbukti, sebanyak 61 responden memiliki aset investasi dan 9 diantaranya tidak memiliki. Responden menyisihkan sebagian pendapatannya untuk alokasi dana investasi. Sebanyak 32 orang dari 70 responden yang ada mengalokasikan 6%-10% pendapatan bulanannya untuk dana investasi. Kemudian sebanyak 15 responden mengalokasikan dana investasinya sebesar lebih dari 20%. Selanjutnya alokasi dana sebesar 5% tiap bulannya dari pendapatan dilakukan juga oleh 15 orang responden lainnya. Sedangkan pada tingkat alokasi dana investasi 11%-15% dilakukan oleh 6 orang responden dan sisanya 2 responden memilih untuk menyisihkan 16%-20% pendapatannya untuk dana investasi. Respon atas risiko investasi yang dihadapi oleh para responden

(11)

menunjukkan bahwa sebanyak 40 responden tolerir terhadap risiko yang dihadapi sedangkan sisanya tidak.

Uji Validitas Data

Tabel 1. Tabel Correlations

Variabel D1 D2 D3 X4 X5 D6 D7

Y

Pearson Correlation

0,545 0,666 0,328 0,418 0,371 0,395 0,259

Sig. (2-tailed)

0,000 0,000 0,006 0,000 0,002 0,001 0,031

Sumber : Hasil Data Diolah, 2017

Berdasarkan pada uji validitas diatas menunjukkan bahwa nilai pearson correlation dari setiap variable independen terhadap variable dependennya bernilai baik. Selian daripada itu nilai dari Sig.(2-tailed) dari setiap variable secara keseluruhan bernilai kurang dari alfa 5% yang berarti bahwa pada penelitian kali ini seluruh data penelitian bersifat valid. Artinya seluruh responden dapat memahami dengan baik setiap butir pertanyaan yang terdapat pada penelitian kali ini. Sehingga didapatkan data penelitian yang bersifat valid.

Uji Reabilitas

Tabel 2. Tabel Reability Statistic

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

,780 8

Sumber : Hasil Data Diolah, 2017

Berdasarkan pada uji reabilitas diatas menunjukkan bahwa pada penelitian kali ini sebanyak 70 data respodnen yang diperoleh bersifat reliabel. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha yang dihasilkan sebesar 0,780 dengan jumlah total variable (N of items) sebanyak 8 variabel. Hasil Cronbach’s Alpha yang dihasilkan sebesar 0,780 yang mana nilainya lebih besar dari t tabel.

Sehingga dapat dinyatakan pada penelitian kali ini variable-variabelnya stabil dan reable.

Uji Perbandingan Binary Logistic dengan Linear Probability Model Persamaan Binary Logistic Model adalah sebagai berikut:

(12)

(

)

Tabel 3. Tabel Omnibus Test of Model Coefficients

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.

Step 1

Step 55,739 7 ,000

Block 55,739 7 ,000

Model 55,739 7 ,000

Sumber : Hasil Data Diolah, 2017

Berdasarkan pada tabel Ommnibus Test of Model Coefficients diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari tabel Omnibus Test diperoleh nilai signifikansi model sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut (0,000)< 0,05 atau 5 persen dari alfa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketujuh variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan investasi saham.

uji hipotesis ini juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji Hosmer and Lemeshow.

Tabel 4. Tabel Hosmer and Lemeshow Test

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig.

1 3,385 8 ,908

Sumber : Hasil Data Diolah, 2017

Berdasarkan tabel Hosmer and Lemeshow Test diatas menunjukkan bahwa tingkat siginifikansi model pada penelitian ini sebesar 0,908. Artinya model yang digunakan sudah sesuai (fit) dikarenakan nilai sig. (0,908)> dari alfa (0,05).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa presentase ketepatan model dalam mengklasifikasikan observasi ini adalah sebesar 90 persen, dimana sekitar 63 observasi dari 70 observasi yang dilakukan statusnya tepat diklarifikasi dengan menggunakan model regresi logistik.

Tabel 5. Tabel Model Summary

Model Summary Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

(13)

1 41,244a ,549 ,732 a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached.

Final solution cannot be found.

Sumber : Hasil Data Diolah, 2017

Kemudian bedasarkan pada tabel Model Summary diatas menunjukkan bahwa Nagelkerke R-square pada penelitian ini sebesar 0,732. Artinya kebaiksuaian model sebesar 73,2%, dimana model yang digunakan pada penelitian ini dapat menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan investasi saham dengan baik. Jadi secara keseluruhan ketujuh variabel independen pada penelitian berpengaruh terhadap keputusan investasi saham, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lainnya yang terakumulasi pada nilai residual (e).

Penelitian ini menggunakan jenis analisis model persamaan regresi yakni Binary Logistic Model yang diestimasikan dengan menggunakan alat aplikasi SPSS 20. Melalui persamaan hasil model dapat dilihat variabel mana saja yang lebih berpeluang besar untuk mempengaruhi keputusan investasi saham.

Berdasarkan tabel penjelasan sub bab sebelumnya diketahui bahwa variabel risiko (D1), Tingkat Pendidikan (D2), Pelatihan Keuangan (D3), dan Kepemilikan Aset (D6) berpengaruh secara postif terhadap keputusan berinvestasi saham. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Beta yang dimiliki oleh masing-masing variabel dengan menggunakan kedua model.

Variabel risiko (D1) pada model Binary Logistic bernilai positif sebesar 0,251 atau setara dengan 25,1%. Artinya pada variabel risiko (D1) dapat mempengaruhi keputusan investasi saham sebesar 25,1 persen. Pada variabel tingkat pendidikan (D2) dengan menggunakan model Binary Logistic bernilai positif sebesar 0,242 atau setara dengan 24,2%. Artinya pada variabel tingkat pendidikan (D2) dapat mempengaruhi keputusan investasi saham sebesar 24,2 persen.Kemudian pada variabel pelatihan keuangan (D3) dengan menggunakan model Binary Logistic bernilai positif sebesar 0,257 atau setara dengan 25,7%.

Artinya variabel pelatihan literasi keuangan (D3) dapat mempengaruhi keputusan investasi saham sebesar 25,7 persen. Variabel kepemilikan aset lain (D6) dengan menggunakan model Binary Logistic bernilai positif sebesar 0,390 atau setara dengan 39%. Artinya pada variabel kepemilikan aset lain (D6) dapat mempengaruhi keputusan investasi saham sebesar 39 persen.

Berdasarkan hasil nilai Beta dari model regresi terdapat tiga variabel penelitian yang berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan invesatsi saham.

Kedua variabel tersebut yakni variabel alokasi dana investasi (X4), pendapatan bulanan (X5) dan kepemilikan akses kredit perbankan (D7). Variabel alokasi dana investasi (X4) dengan menggunakan model Binary Logistic bernilai positif sebesar 0,005 atau setara dengan 0,5%. Artinya pada variabel alokasi dana investasi (X4) dapat mempengaruhi keputusan investasi saham sebesar 0,5 persen.

Selanjutnya pada variabel kepemilikan akses kredit perbankan (D7) menunjukkan hasil yang signifkan benilai negatif. Variabel kepemilikan akses kredit perbankan (D7) dengan menggunakan model Binary Logistic bernilai positif sebesar 0,141 atau setara dengan 14,1%. Artinya pada variabel

(14)

kepemilikan akses kredit perbankan (D7) dapat mempengaruhi keputusan investasi saham secara negatif sebesar 14,1 persen.

H. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa hasil peneltian menunjukkan bahwa variabel Risiko (D1), Tingkat Pendidikan (D2), Pelatihan Keuangan yang pernah diikuti (D3), dan Kepemilikan Aset (D6) secara serentak dapat memngaruhi ketusan seseorang dalam berinvestasi saham. Sedangkan variabel Alokasi Dana Investasi (X4) dan Kepemilikan Akses Kredit Perbankan (D7) tidak memengaruhi keputusan seseorang dalam berinvestasi saham. Investor saham di Indonesia masih dikatakan sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Hal ini disebabkan oleh minimnya informasi dan rendahnya pengetahuan serta keterampilan mengenai investasi saham. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mayoritas responden tergolong kedalam kelompok literasi keuangan Surfficient Literate. Responden laki-laki dapat mentolerir risiko atas investasi.

Sedangkan responden perempuan cenderung berhati-hati dalam berinvestasi dengan memilih emas dan tabungan sebagai instrument investasi yang dianggap lebih aman.

Saran

Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini masih terbatas pada beberapa variabel saja. Sehingga memungkinkan adanya variabel yang tidak signifikan , seperti variabel alokasi dana investasi dan kepemilikan akses redit perbankan.

Oleh karena itu diharapkan kedepannya melakukan pengembangan model penelitian. Sehingga dapat ditemukan variabel-variabel lainnya yang dapat memengaruhi keputusan seseorang dalam berinvestasi saham. Variabel-variabel tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan minat berinvestasi saham. Kemudian perlu adanya dukungan lebih dari berbagai pihak untuk menyukseskan program gemar menabung saham. Selain penyuluhan juga diperlukan pelatihan trading saham. Sehingga masyarakat dapat paham dengan baik melalui praktek trading saham. Sehingga masyarakat akan mulai tergerak untuk berinvestasi saham dengan berbagai keuntungan dan kemudahan yang menyertainya. Saran-saran tersebut diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam menyempurnakan ide dan temuan-temuan pada hasil penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA

Barber dan Odean. 2001. The Behavior of Individual Investors. UC : Berkeley Christanti, Natalia dan Mahastanti Linda Ariany. 2011. Faktor-Faktor yang

Dipertimbangkan Investor Dalam Melakukan Investasi. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan I. Vol. 4. No.3

Gujarati, Damondar N.2003. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi 4.Jakarta :Salemba Empat

http://happybillionaires.club/ diakses pada tanggal 3 April 2017 pada pukul 12.35 WIB

(15)

Hlouskova et al. 2017. The Investment-Decisions of A Prospect Theory Household:

A Two-Period Model. Journal of Matemathical Economic Vol. 70 No.74-89

Hungu. 2007. Pengertian Jenis Kelamin. Diakses pada situs (http://www.scribd.com/doc/143354392/BAB-II-Tinjauan-Gender) pada tanggal 12 Maret 2017 pada pukul 12.45 WIB

Huston, Sandra J. 2010. Measuring Financial Literacy. The Journal of Consumer Affairs. Vol. 44. Pages 296-316

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial.Jakarta :Erlangga Indonesia Investment Coordianting Board. 2016. Jakarta

Insler et al,. 2016.The Investmen Decisions of Young Adult Under Relaxed Borrowing Constrait. Journal of Behavioral and Experimental Economics 2016 Vol. 64 Pages 106-121

Kusumawati. 2011. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di PasarModal Dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat.Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius) Vol. 1 No. 2 Mangkoesoebroto,G., danA lgifari. 1991. Ekonomi Makro. Yogyakarta :STIE YKPN

Natapura, Cecilia. 2009. Analisis Perilaku Investor Institusional dengan Pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi Vol. 16 No. 3

Nugroho, Bernadus Y. 2012. Metode Kuantitatif Pendekatan Pengambilan Keputusan untuk Ilmu Sosial dan Bisnis.Jakarta: Salemba Empat

Rahadjeng, Ema Retno. 2011. Analisis Perilaku Investor Prespektif Gender Dalam Pengambilan Keputusan Investasi di Pasar Modal.HUMANITY.Vol.6. No.2

Retno, Ratri Noor Hayu. 2016. Analisis Keputusan Investasi Oleh Tenaga Kerja I ndonesia (Studi Kasus :Kecamatan Watulimo KabupatenTrenggalek).Jur nal Ekonomi. Vol.2. Nomor 2

Riyadi, Adha. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Untuk Berinvestasi di Pasar Modal.(Studi Kasus Mahasiswa FEB Islam UIN Kalijaga Yogyakarta).Jurnal Ekonomi. Vol.3. Nomor 5.

Septiyanto, Dhini. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investor Individudalam

Pengambilan Keputusan Investasi di Bursa Efek Indonesia.Jurnal Ekonomi. Vol.4. Nomor 2

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta

Tandelilin,Eduardus.1999. Analisis Investasi dan Mnajemen Portofolio.Yogykarta: BFPE

Widayati, Irin. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan. Vol.1 Nomor 1

Referensi

Dokumen terkait

With this being said, it is important to acknowledge and applaud the success of the facility and the care and protection it has provided to the vulnerable youth of Imizamo Yethu,