PERSAINGAN TANAMAN DENGAN GULMA
K E L O M P O K 3
Eunike Gabriella Mysde (205040200111068)
Veva Retsa Priyani (205040200111099)
Syilvia Fajriati
(205040200111095)
Rafli Adam Hibatillah (205040200111118)
A N G G O T A
Periode Kritis Persaingan
Tanaman Periode dari waktu tanam
(hari) Umur Panen
Jagung 49 120
Kedelai 42 125
Kacang Hijau 21 - 35 60 - 65
Kacang Tanah 42 105
Bawang tanam pindah 56 95
Padi gogo 40 120
Padi sawah tanam pindah 30 - 40 120
Faktor yang
Mempengaruhi
Kemampuan Bersaing
Tanaman Terhadap Gulma
Persaingan Echinochloa crusgalli dengan padi tanam pindah terjadi pada kepadatan 20
tanaman/meter selama periode kritis persaingan 40 hari.
Gulma Monochoria vaginalis menunjukkan penurunan hasil yang nyata bila berada pada kepadatan 100 tanaman/meter.
1. Spesies Gulma, Kepadatan,
dan Lamanya Persaingan
2. Metode Penanaman
Tanaman yang tumbuh lebih cepat atau lebih tinggi memiliki kemampuan bersaing lebih baik dari pada gulma
Metode penanaman dengan sistem pindah tanam menunjukan persaingan lebih baik dengan gulma
3. Varietas Tanaman
CONTOH:
Adanya perbedaan varietas tanaman maka kualitas tanaman dalam bersaing dengan gulma juga berbeda
A. Kedelai Varietas Wilis dengan gulma Cyperus rotundus (Rokhlani, 2021)
B. Kacang hijau Varietas Lokal Timur dengan Varietas Merak
(Gomes et al., 2014)
Unsur hara pada tumbuhan berfungsi agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang serta menjaga ketersediaan makanan. Gulma tumbuh lebih baik pada kondisi unsur hara yang cukup sehingga membuat gulma menjadi lebih kompetitif bersaing dengan tanaman.
Menurut Soepardi (1983) dalam Nyoman (2007), terpenuhinya unsur hara pada tanah berpengaruh terhadap kemantapan agregat, bobot volume, total ruang pori, plastisitas dan daya pegang air. Hal tersebut tentu berpengaruh langsung terhadap persaingan tanaman terhadap gulma.
4. Kandungan Unsur Hara
Faktor Utama
Persaingan Tanaman
terhadap Gulma
Pada kenyataannya, bertumbuhnya suatu gulma pada sebuah tanaman akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang tanaman yang ditanam akibat perebutan unsur hara yang dibutuhkan dari kedua tumbuhan tersebut.
Berdasarkan Hasanuddin et al. (2012), derajat persaingan antara gulma dan tanaman tergantung pada densitas jenis gulma, varietas tanaman dan tingkat pemupukan. Perbedaan spesies juga menyebabkan kemampuan bersaing yang berbeda-beda karena memmiliki karakterisitk morfologi dan fisiologi yang berbeda sedangkan densitas gulma sendiri berpengaruh pada penurununan hasil tanaman (semakin tinggi densitas maka hasil tanaman semakin menurun).
1. Persaingan Unsur Hara
2. Persaingan Air
Jumlah dan distribusi curah hujan maupun aliran dari irigasi menentukan jenis tanaman yang ditanam di suatu areal.
Penggunaan air yang lebih efisien oleh gulma
dibandingkan tanaman budidaya terlihat pada
pertumbuhannya yang lebih cepat dan
kemampuan bersaingnya lebih besar.
Cahaya matahari adalah salah satu bahan penting dalam proses fotosintesis, akan tetapi efisiensi penggunaannya sering kali dibatasi oleh naungan.
Persaingan antara padi dengan Scirpus maritimus menunjukkan penurunan indeks luas daun padi karena struktur padi yang lebih pendek dibandingkan dengan S. maritimus (Mercado, 1979).
3. Persaingan Cahaya
Gulma Scirpus maritimus atau Bolboschoenus maritimus L.
(Gaol et al., 2021)
Tanaman dengan sistem perakaran yang menyebar dan bercabang-cabang akan memperoleh keuntungan suplai hara dan air yang lebih besar.
Sistem akar tunggang akan menyebar lebih dalam ke dalam tanah dapat bersaing lebih baik terhadap air pada kondisi suplai air yang sangat terbatas.
Gulma yang memiliki sistem perakaran yang banyak, menyebar, dan membentuk ayaman cenderung memiliki peluang yang lebih besar untuk bersaing dengan tanaman budidaya.
Contoh: Phyllanthus niruri L. (Handayani dan Nurfadillah, 2014).
4. Sistem Perakaran
DAFTAR PUSTAKA
Gaol, M. L., Danong, M. T., Refli, Boro, T. L., Damanik, D. E. R., dan Wunga, E. E. 2021.
Struktur dan Komposisi Gulma Tanaman Padi (Oryza sativa L.) pada Areal Persawahan Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Biotropikal Sains, 18(2): 20-29.
Gomes, E. U. S. E. B. I. O., Wijana, G., dan Suada, I. K. (2014). Pengaruh Varietas dan Waktu Penyiangan Gulma Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Jurnal Arotrop, 4(1): 19-26.
Hasanuddin, E. Gina, dan Safmaneli. 2012. PENGARUH PERSAINGAN GULMA Synedrella nodiflora L. Gaertn. PADA BERBAGAI DENSITAS TERHADAP PERTUMBUHAN HASIL KEDELAI. Universitas Syiah Kuala. Jurnal Agrista Vol. 16 No. 3.
Mercado, L. B. 1979. Introduction to weed science. Searca, College, Laguna, Philippines.
p.291.
Nyoman, N. A. M. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jarak Tanaman terhadap Pertubuhan Gulma dan Hasil Jagung Manis. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Unud. Agritrop, 26 (4): 153 – 159.
Rokhlani. 2021. Cekaman Gulma Terhadap Tanaman Budidaya (Weed Stress).
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/97505/Cekaman-Gulma-Terhadap Tanaman- Budidaya-weed-Stress-/ Diakses pada tanggal 23 Februari 2023.
Handayani, V., dan N. Nurfadillah. 2014. Kajian Farmakognostik Herba Meniran Hijau (Phyllanthus niruri L.) dan Herba Meniran Merah (Phyllanthus urinaria L.). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 1(1): 18-23.