• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelurahan Maleer

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kelurahan Maleer "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Bantaran Sungai Cikapundung

Kelurahan Maleer

Noor Biadinanti Putri Tiaraningrum1, Yulianti Pratama2*

1,2Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional, Bandung Indonesia

*Koresponden email: [email protected]

Diterima: 16 September 2022 Disetujui: 29 September 2022

Abstract

Cikapundung River is a river located in the city of Bandung which is currently crowded with settlements with a population of 750,559 people. Maleer Village is a village that is crossed by the Cikapundung River. Maleer Village has a population of 16,770 people in 2021 with a population density of 393 people/ha. Based on SNI 03-1733-2004, Maleer Village is included in the population density area of 201-400 people/ha. In addition, based on the Bandung City Waste Management System Master Plan document for 2017-2037, Maleer Village is also the first priority area in waste management. The increase in the population in Maleer Village can affect the generation, volume and type of waste produced. so that disposing of river waste will have a negative impact on public health, the environment and poor sanitation, community participation is very important in waste management. Community participation that can be done in waste management is maintaining environmental cleanliness, reducing waste, giving suggestions and suggestions for activities. care for the community who play an active role in waste management by 19%. People who want to participate but do not play an active role in the low income category 16%, the middle income category 22% and the high income category 16%. Waste reduction is divided into two scenarios, where waste reduction in scenario I is 19.50% and waste reduction in scenario II is 30%.

Keywords: community participation, river banks, waste management, waste reduction, cikapundung

Abstrak

Sungai Cikapundung merupakan sungai yang berada di Kota Bandung yang saat ini dipadati pemukiman dengan jumlah penduduk 750.559 jiwa. Kelurahan Maleer merupakan kelurahan yang dilintasi oleh Sungai Cikapundung. Kelurahan Maleer memiliki total jumlah penduduk sebanyak 16.770 jiwa pada tahun 2021 dengan kepadatan penduduk sebesar 393 jiwa/Ha. Berdasarkan SNI 03-1733-2004 Kelurahan Maleer masuk ke dalam klasifikasi kawasan berdasarkan kepadatan penduduk tinggi yaitu 201-400 jiwa/Ha. Selain itu, berdasarkan dokumen Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah Kota Bandung tahun 2017-2037, Kelurahan Maleer juga merupakan kawasan zona prioritas pertama dalam penanganan sampah. Peningkatan jumlah penduduk di Kelurahan Maleer dapat mempengaruhi timbulan, volume dan jenis sampah yang dihasilkan. Kegiatan membuang sampah ke sungai akan berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, estetika lingkungan dan sanitasi yang buruk, sehingga peran serta masyarakat sangat penting dalam pengelolaan sampah. Peran serta masyarakat yang dapat dilakukan dalam pengelolaan sampah yaitu menjaga kebersihan lingkungan, pengurangan sampah, pemberian usul dan saran suatu kegiatan. Keinginan masyarakat yang bersedia berperan aktif dalam pengelolaan sampah sebesar 19%. Masyarakat yang ingin ikut berpastisipasi namun tidak berperan aktif pada kategori low income 16%, kategori middle income 22% dan kategori high income sebesar 16%. Pengurangan sampah terbagi ke dalam dua skenario, dimana pengurangan sampah pada skenario I sebesar 19,50% dan pengurangan sampah pada skenario II sebesar 30%.

Kata Kunci: cikapundung, pengurangan sampah, peran masyarakat, bantaran sungai, pengelolaan sampah

(2)

[1]. Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, Kelurahan Maleer termasuk ke dalam klasifikasi kawasan berdasarkan kepadatan penduduk tinggi yaitu 201-400 jiwa/Ha [2].

Peningkatan jumlah penduduk di Kelurahan Maleer akan mempengaruhi terhadap timbulan, volume dan jenis sampah yang dihasilkan. Selain itu, kegiatan membuang sampah ke sungai yang dilakukan oleh masyarakat akan berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat ataupun estetika lingkungan di sepanjang aliran sungai. Berdasarkan Peraturan Presiden No 83 tahun 2018 bahwa sampah plastik merupakan komponen yang paling sulit diurai oleh proses alam sehingga berbahaya bagi ekosistem perairan dan kesehatan manusia [3]. Peran serta masyarakat yang dapat dilakukan meliputi menjaga kebersihan lingkungan, berperan aktif dalam kegiatan pengurangan sampah, pemberian usul, dan saran suatu kegiatan [4].

Menurut Peraturan Gubernur Jawa Barat (Pergub) Nomor 91 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategis Provinsi Jawa Barat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga Tahun 2018-2025, yaitu target pengurangan sampah sebesar 30%, dan target penanganan sampah sebesar 70% [5]. Mengacu kepada peraturan tersebut, Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam melakukan pengurangan sampah dan penanganan sampah di Kelurahan Maleer.

2. Metode Penelitian

Observasi lapangan terkait peran serta masyarakat dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Maleer mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di Kelurahan Maleer dengan cara wawancara dan kuesioner. Alur tahapan survei peran serta masyarakat dapat dilihat pada Gambar 1.

Penentuan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu, karena Kelurahan Maleer dilewati oleh aliran Sungai Cikapundung, kondisi sosial ekonomi yang beragam, dan juga berdasarkan hasil observasi lapangan sudah terdapat beberapa jenis sistem pengelolaan sampah yang telah diterapkan di Kelurahan Maleer.

Penentuan Jumlah Sampel

Penentuan jumlah sampel ini dapat ditentukan dengan menggunakan metode SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan, dengan persamaan sebagai berikut [6]:

𝑺 = 𝑪𝒅 𝒙 √𝑷𝒔 .……… (1) dimana:

𝑆 = Jumlah Sampel (jiwa)

𝑃𝑠 = Jumlah Penduduk Total (bila ≤ 106 jiwa) 𝐶𝑑 = Koefisien

𝐶𝑑 < 1 bila kepadatan penduduk jarang 𝐶𝑑 > 1 bila kepadatan penduduk padat

𝑲 = 𝑺

𝑵 ……..……….……(2)

dimana:

𝑆 = Jumlah Sampel (jiwa) 𝑁 = Jumlah Jiwa per KK

(3)

Gambar 1. Alur tahapan survei peran serta masyarakat

Setelah didapatkan jumlah sampel yaitu sebanyak 32 KK atau 32 rumah selanjutnya dibutuhkan dalam penentuan distribusi sampel menggunakan metode Stratified Random Sampling [7], dimana metode ini dibagi berdasarkan sosial-ekonomi dengan mengacu kepada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2018 menggunakan kriteria kesejahteraan keluarga untuk mengukur tingkat kemiskinan atau tingkat kesejahteraan [8]. Tabel 1 menunjukkan tingkatan kesejahteraan di Kelurahan Maleer dengan nilai persentase (%) pada kategori low income (LI) sebesar 31%, kategori mid income (MI) sebesar 38% dan kategori high income (HI) sebesar 31%.

Tabel 1. Tingkat kesejahteraan Kelurahan Maleer Tingkat Kesejahteraan Kelurahan Maleer (KK)

Pra Sejahtera KS1 KS2 KS3 KS3+

290 (1) 1010 (1) 749 (1) 862 (1) 1.283 (1)

Low Income (LI) Middle Income (MI) High Income (HI)

1.300 1.611 1.283

31% (2) 38% (2) 31% (2)

Sumber: (1) BKKBN, 2018 (2) Hasil perhitungan, 2022

Perancangan Daftar Pertanyaan Kuesioner

Pengumpulan informasi mengenai partisipasi masyarakat dapat diketahui berdasarkan observasi lapangan dengan teknik wawancara atau kuesioner [9]. Pembahasan partisipasi masyarakat ini difokuskan mengenai tingkat pengetahuan, tingkat keinginan, dan tingkat kepedulian masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah. Tingkat pengetahuan masyarakat dapat merubah cara berfikir masyarakat mengenai definisi sampah, cara pengurangan sampah, dan cara pengelolaan sampah.

Tingkat keinginan akan sangat berpengaruh terhadap inisiatif masyarakat dalam melakukan pengurangan dan pengelolaan sampah sejak dari sumber.

Tingkat kepedulian diharapkan akan berpengaruh terhadap tindakan masyarakat dalam

Peran Serta Masyarakat

Pengisian Kuesioner dengan Teknik

Wawancara

Pengetahuan Masyarakat Keinginan dan

Kepedulian Masyarakat

Sampah Pemilahan Pengolahan Pewadahan Pengolahan

Rekapitulasi Data

Tingkat Keinginan dan Kepedulian

Masyarakat Tingkat

Pengetahuan Masyarakat

Pengambilan Data Primer

Pemilahan

(4)

kuesioner.

Tabel 2. Komponen pertanyaan kuesioner

No. Komponen

1. Menyediakan makanan untuk sehari-hari

2. Pengetahuan tentang definisi sampah dan jenis sampah 3. Pengetahuan tentang pengolahan sampah

4. Tanggapan masyarakat mengenai pengolahan sampah

5. Ketersediaan Masyarakat Menyediakan Wadah Sampah Sesuai dengan jenis sampah 6. Kesiapan masyarakat dalam pemilahan sampah

7. Kesiapan masyarakat mengolah sampah di rumah 8. Kesiapan masyarakat mengolah sampah di kawasan

9. Ketersediaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah

10. Apakah pernah membuang sampah ke sungai? Jika pernah kendala apa yang menyebabkan membuang sampah ke sungai?

Analisis Hasil Kuesioner

Setelah melakukan wawancara dengan kuesioner dengan beberapa pertanyaan, diantaranya seperti yang terlampir pada Tabel 2, selanjutnya dilakukan analisis untuk tingkat pengetahuan masyarakat yang dinyatakan dalam persentase (%) dengan persamaan (3) mengenai pengetahuan masyarakat terhadap sampah, pemilahan, pengolahan, keinginan dan kepedulian masyarakat terhadap upaya pemilahan dan upaya pengolahan sampah, selain itu juga, partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.

% Jawaban = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100% ………..…(3)

3. Hasil dan Pembahasan

Pengelolaan sampah di Kelurahan Maleer dapat berlangsung dengan baik apabila adanya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya sampah untuk diolah dan kegiatan pengelolaan sampah sejak dari sumber. Partisipasi masyarakat merupakan perilaku dimana seseorang atau kelompok masyarakat ikut berpartisipasi baik dalam saran, pendapat dan terlibat dalam kegiatan pengelolaan sampah. Partisipasi masyarakat dapat dikaitkan dengan tingkat pengetahuan, tingkat keinginan dan tingkat kepedulian [11].

3.1. Kegiatan Masyarakat

Berdasarkan wawancara dan hasil kuesioner, sebagian besar masyarakat Kelurahan Maleer lebih memilih memasak untuk menyediakan makanan sehari-hari, hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil komposisi sampah dimana sampah organik merupakan komposisi sampah yang paling banyak. Selain itu, karakteristik masyarakat di bantaran sungai merupakan permukiman dengan kepadatan penduduk tinggi dimana sebagian besar masyarakat memiliki tingkat ekonomi menengah dan ekonomi rendah dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga, sehingga aktivitas sehari-hari banyak dilakukan di rumah termasuk dalam mendapatkan makanan dengan cara memasak. Hasil persentase pola konsumsi makanan masyarakat Kelurahan Maleer dapat dilihat pada Gambar 2. Masyarakat yang membeli makanan berdasarkan tingkat ekonomi yaitu LI sebesar 0%, MI 3%, HI 6%, sedangkan masyarakat yang memasak untuk menyediakan makanan sehari-hari yaitu LI sebesar 28%, MI 25%, HI 9%. Sementara masyarakat yang memasak dan membeli makanan yaitu LI 9%, MI 16%, dan HI 3% dari total responden 32 orang.

(5)

Gambar 2. Pola konsumsi makanan masyarakat Kelurahan Maleer Sumber: Hasil kuesioner, 2022

3.2. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Sampah

Berdasarkan hasil survei dengan menggunakan kuesioner mengenai pembahasan definisi sampah dan jenis sampah kepada 32 responden dapat dilihat pada Gambar 3, yang menyatakan masyarakat di Kelurahan Maleer tidak mengetahui bahwa sampah dapat dimanfaatkan kembali dan tidak mengetahui jenissampah berdasrkan tingkat ekonomi yaitu LI sebesar 25%, MI 31%, HI 22%. Sedangkan masyarakat yang mengetahui bahwa sampah dapat dimanfaatkan kembali dan jenis sampah apa saja sebanyak LI 6%, MI 9% dan HI 6%. Hal ini dikarenakan kurangnya keinginan masyarakat untuk mengetahui jenis sampah apa saja serta kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat.

Gambar 3. Pengetahuan masyarakat mengenai sampah Sumber: Hasil kuesioner, 2022

3.3. Pengetahuan Masyarkat Terhadap Pengelolaan Sampah

Pembahasan ini membahas mengenai pengolahan sampah dari sumber yang diketahui oleh masyarakat berupa komposter, biopori, bank sampah, dan takakura. Berdasarkan survei yang telah dilakukan mengenai pengolahan sampah dapat dilihat pada Gambar 4, dimana yang mengetahui komposter berdasarkan tingkat ekonomi sebesar LI 13%, MI 16% dan HI 9%. Masyarakat yang sudah mengetahui pengolahan dengan metode biopori sebesar LI 6%, MI 9% dan HI 3%, selain itu terdapat pengolahan sampah dengan metode bank sampah yang sudah diketahui masyarakat sebesar LI 13%, MI 16% dan HI 9%. Masyarkat Kelurahan Maleer sudah mengetahui terkait metode takakura namun persentasenya tidak sebesar metode-metode lain, untuk tingkatan ekonomi yang sudah mengetahui pengolahan takakura sebesar LI 0%, HI 3% dan MI 3%. Pengetahuan masyarakat mengenai pengolahan sampah didapatkan dari adanya sosialisasi mahasiswa yang melakukan penelitian atau kerja lapangan di tahun sebelumnya.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

LI MI HI LI MI HI LI MI HI

Membeli makan Memasak Memasak dan Membeli Makan 0%

3%

6%

28%

25%

9% 9%

16%

3%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

LI MI HI LI MI HI

Tidak Mengetahui Definisi dan Jenis Sampah

Mengetahui Definisi dan Jenis Sampah 25%

31%

22%

6% 9%

6%

(6)

Gambar 4. Pengetahuan masyarakat terhadap pengolahan sampah Sumber: Hasil kuesioner, 2022

Selanjutnya, pembahasan mengenai tanggapan masyarakat terkait pengolahan sampah dapat dilihat pada Gambar 5 yang dimana sebesar 13% dengan tingkat ekonomi low income dan middle income menyatakan rumit, untuk tingkatan ekonomi high income sebanyak 9% yang menyatakan rumit.

Sedangkan yang menyatakan mudah hanya sedikit dengan persentase terbesar pada tingkat ekonomi middle income sebesar 6%.

Gambar 5. Tanggapan masyarakat mengenai pengolahan sampah Sumber: Hasil kuesioner, 2022

Berdasarkan pembahasan di atas mengenai proses pengolahan sampah, masyarakat di Kelurahan Maleer masih kurang peduli terhadap pengolahan sampah dan belum adanya pengetahuan mengenai pengolahan sampah. Sehingga, perlunya sosialisasi berkala kepada masyarakat Kelurahan Maleer agar mendapatkan informasi mengenai pengolahan sampah sehingga meningkatkan pengetahuan masyarakat bahwa proses pengolahan mudah dan sederhana untuk dilakukan [12].

3.4. Kesediaan Masyarakat Menyediakan Wadah Sampah

Kesediaan warga untuk menyediakan wadah sesuai jenis sampah untuk mendukung sarana pemilahan, berdasarkan hasil survei tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Masyarakat yang tidak bersedia menyediakan wadah sampah paling tinggi pada tingkatan ekonomi middle income sebesar 16%

dari total responden. Hal ini di karenakan masyarakat mengharapkan dalam melakukan kegiatan pemilahan tersebut terdapat sarana pewadahan yang disediakan langsung oleh pemerintah di daerah Kelurahan Maleer sehingga masyarakat hanya tinggal melakukan kegiatan pemilahan tanpa harus menyediakan sarana pewadahan dalam kegiatan pemilahan. Selain itu, masyarakat masih kurang kesadaran terhadap penanganan sampah sejak dari sumber disebabkan masih ada beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa kegiatan pemilahan dilakukan oleh petugas kebersihan dan bukan dilakukan oleh masyarakat, sehingga masih belum adanya masyarakat yang melakukan pemilahan sejak dari sumber [13].

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

LI MI HI LI MI HI LI MI HI LI MI HI Komposter Biopori Bank Sampah Takakura 13%

16%

9%

6%

9%

3%

13%

16%

9%

0%

3% 3%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

LI MI HI LI MI HI LI MI HI LI MI HI

Tidak Tahu Rumit Mudah Mahal

13%

9%

6%

13% 13%

9%

3%

6%

3%

9% 9%

6%

(7)

Gambar 6. Kesediaan masyarakat menyediakan wadah sampah Sumber: Hasil kuesioner, 2022

Permasalahan lain yang dilakukan oleh beberapa masyarakat ketika sampah tidak diangkut oleh petugas kebersihan maka sampah tersebut nantinya akan di buang langsung ke aliran Sungai Cikapundung. Hal tersebut merupakan kegiatan buruk yang sering dilakukan oleh masyarakat, namun semenjak dikeluarkannya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan bahwa masyarakat yang ditemukan membuang sampah sembarangan ke sungai akan dikenakan denda sebesar 1-5 juta, sehingga dengan adanya sanksi tersebut masyarakat lebih memperhatikan sampah yang dihasilkan dari setiap rumah untuk tidak dibuang langsung ke sungai [14].

3.5. Kesiapan Masyarakat Dalam Pemilahan Sampah

Kesiapan masyarakat terhadap kesiapan untuk memilah sampah sesuai dengan jenis sampah dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Kesiapan masyarakat dalam pemilahan sampah Sumber: Hasil kuesioner, 2022

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat, masih banyak masyarakat yang mau memperbaiki lingkungan terutama pada tingkat ekonomi MI yang bersedia dalam memilah sampah dengan 2 jenis sampah dan 3 jenis sampah sebesar 16% melalui pemilahan sampah dari sumber sehingga dengan adanya kesadaran dari masyarakat dapat memberikan penanganan terhadap sampah yang dihasilkan, meskipun masyarakat masih membutuhkan bimbingan atau edukasi mengenai pemilahan sampah yang didampingi oleh pemerintahan atau pihak swasta yang dapat memberikan informasi mengenai pentingnya pemilahan sampah dari sumber [15].

3.6. Kesiapan Masyarakat Melakukan Pengolahan Sampah di Rumah

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

LI MI HI LI MI HI LI MI HI

Tidak Siap dengan 2 Jenis Sampah

Siap dengan 3 Jenis Sampah 13%

16%

13%

9%

16%

9%

6%

9% 9%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

LI MI HI LI MI HI LI MI HI

Tidak Bersedia Bersedia dengan 2 jenis sampah

Bersedia dengan 3 jenis sampah 6%

9%

6%

13%

16%

9%

13%

16%

13%

(8)

Gambar 8. Kesiapan masyarakat melakukan Pengolahan sampah di rumah Sumber: Hasil kuesioner, 2022

3.7. Kesiapan Masyarakat Melakukan Pengolahan Sampah di Kawasan

Berdasarkan Gambar 9, hasil wawancara dengan masyarakat tingkat keinginan masyarakat terhadap pengolahan sampah lebih banyak masyarakat pada tingkat ekonomi MI (16%) yang mau melakukan pengolahan sampah di kawasan jika diberikan fasilitas agar pengolahan sampah dapat berjalan. Adapun proses pengolahan dikawasan yang direncanakan pada studi ini adalah dengan memanfaatkan keberadaan bank sampah atau kegiatan lainnya yang memiliki manfaat secara langsung bagi masyarakat. Sehingga diharapkan pengurangan sampah pada skala kawasan dapat menjadi alternatif dalam upaya pengurangan sampah menuju ke TPA [17].

Gambar 9. Kesiapan masyarakat melakukan Pengolahan sampah di kawasan Sumber: Hasil kuesioner, 2022

3.8. Partisipasi Pengelolaan Sampah

Dapat dilihat pada Gambar 10, masyarakat Kelurahan Maleer dengan tingkat ekonomi MI (19%) bersedia berperan aktif dalam melakukan pengelolaan sampah sejak dari sumber, sementara masyarakat Kelurahan Maleer tidak bersedia untuk berperan aktif karena kesibukan dan tidak mampu untuk menyediakan wadah untuk pemilahan. Walau di satu sisi masyarakat itu sendiri memenuhi kewajiban dalam membayar retribusi sampah yang menunjukan bahwa masyarakat tersebut telah ikut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah.

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

LI MI HI LI MI HI LI MI HI LI MI HI Mau, jika

diberikan fasilitas

Mau, jika diberikan sosialisasi

Ragu-Ragu Tidak Mau 13%

16%

9%

13%

16%

13%

6%

9%

3%

0%

3%

0%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

LI MI HI LI MI HI LI MI HI LI MI HI Mau, jika

diberi fasilitas

Mau, jika diberikan sosialisasi

Ragu-Ragu Tidak Mau 13%

16%

9% 9%

13%

9%

6%

9%

6%

0% 0% 0%

(9)

Gambar 10. Partisipasi pengelolaan sampah Sumber: Hasil Kuesioner, 2022

3.9. Perbandingan Peran Serta Masyarakat pada Perencanaan Daerah Lain

Perbandingan peran serta masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh peran serta masyarakat terhadap pengelolaan sampah pada Kelurahan Babakan Sari, Kelurahan Babakan Surabaya, Kelurahan Pajajaran dan Kelurahan Sukaraja Kota Bandung. Pada Kelurahan Babakan Sari dan Babakan Surabaya, masyarakat yang bersedia melakukan pemilahan sebanyak 92% dan yang bersedia menyediakan wadah pemilahan sebanyak 46% dari total responden 48 orang. Jika pada kelurahan tersebut peran serta masyarakatnya berperan aktif dalam pengelolaan sampah, maka sampah yang dapat dikurangi sebesar 30% dari sumber sampah yang dihasilkan [18].

Masyarakat Kelurahan Pajajaran dan kelurahan Sukaraja yang siap menyatakan ikut berpartisipasi dalam pengelolaan sampah sebesar 32%, dan masyarakat yang ikut berpartisipasi tetapi tidak berperan aktif sebanyak 68% dari total responden 52 orang. Jika masyarakat dari kelurahan tersebut dapat berperan aktif dalam melakukan pengelolaan sampah, maka pengurangan sampah yang dapat dilakukan sebanyak 30% [19]. Jika dilihat persamaan pada Kelurahan Maleer, Kelurahan Babakan Sari, Kelurahan Babakan Surabaya, Kelurahan Pajajaran dan Kelurahan Sukaraja adalah jika masyarakat ikut berperan aktif melakukan pengelolaan sampah maka sampah yang dapat dikurangi sebesar 30% dari sumber sampah yang dihasilkan pada setiap daerah perencanaan. Persamaan persentase pengurangan sampah tersebut dikarenakan adanya peraturan Presiden RI No 97 Tahun 2017 yang menargetkan bahwa sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga harus dikelola sebanyak 70% dan pengurangan sebanyak 30% Tahun 2018-2025. Meskipun target pengurangan sampah sama pada setiap daerah, namun jumlah timbulan sampah yang dikurangi berbeda karena tergantung pada jumlah sampah yang dihasilkan di sumber. Maka dari itu peran serta masyarakat sangat berperan penting dalam kegiatan pengelolan dan pengurangan sampah sejak dari sumber.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner di Kelurahan Maleer terkait pengelolaan sampah, masih banyak masyrakat yang belum mengetahui terkait definisi sampah dan jenis-jenis sampah. Selain itu tingkat keinginan dan kepedulian masyarkat Kelurahan Maleer terhadap pengelolaan sampah perlu ditingkatkan kembali, terutama pada tingkat ekonomi LI dan HI. Untuk masyarakat dengan tingkat ekonomi MI sudah banyak mengetahui terkait pentingnya pengelolaan sampah, dibuktikan dengan keinginan masyarakat yang bersedia berperan aktif dalam pengelolaan sampah sebesar 19%. Namun ada juga masyarakat yang ingin ikut berpastisipasi namun tidak berperan aktif sebesar LI 16%, MI 22% dan HI sebesar 16%. Dengan adanya peran serta masyarakat pada skenario I pengurangan sampah yang dapat dilakukan sebanyak 13% dan pada skenario II sebanyak 30%.

5. Daftar Pustaka

[1] B. P. Statistik, “Kecamatan Batununggal dalam Angka 2021,” Bandung, 2021.

0%

5%

10%

15%

20%

25%

LI MI HI LI MI HI LI MI HI

Berperan aktif dalam pengelolaan

Ikut Berpartisipasi namun tidak berperan aktif

Tidak berpartisipasi 13%

19%

13%

16%

22%

16%

0%

3%

0%

(10)

Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sukaluyu,” J. Online Inst. Teknol. Nas., vol. 2, no. 1, hal. 1–

12, 2017.

[5] Gubernur Jawa Barat, Kebijakan dan Strategi Daerah Provinsi Jawa Barat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga Tahun 2018-2025. Provinsi Jawa Barat, 2018, hal. 1–35.

[6] Badan Standarisasi Nasional, Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Indonesia, 1994, hal. 16.

[7] Y. Marihot, S. Sari, dan A. Endang, Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, I., vol. 1, no. 1. Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu, 2020.

[8] BKKBN, “Laporan Kinerja BKKBN 2018,” 2019.

[9] A. F. Widiyanto, A. Kurniawan, G. Jurusan, dan K. Masyarakat, “Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Domestik sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Berbasis Lingkungan,”

Peran Serta Masy. dalam Pengelolaan Sampah Domest., vol. 12, no. 2, hal. 85–90, 2018.

[10] S. M. Hutagaol, M. Arif Nasution, dan A. Kadir, “Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kabupaten Pakpak Bharat,” J. Ilm. Magister Adm.

Publik, vol. 2, no. 2, hal. 204–2016, 2020, [Daring]. Tersedia pada:

http://jurnalmahasiswa.uma.ac.id/index.php/tabularasa.

[11] H. F. Jayanti dan M. Mirwan, “Peran serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Elektronik di Wilayah Surabaya Utara,” J. Ilm. Tek. Lingkung. Vol, vol. 8, no. 2, hal. 112–117, 2018, [Daring]. Tersedia pada: http://eprints.upnjatim.ac.id/7325/1/6._hilda_f._jurnal.pdf.

[12] N. R. Sulistiyorini, R. S. Darwis, dan A. S. Gutama, “Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di,” Share Soc. Work J., vol. 5, no. 1, hal. 71–80, 2015.

[13] R. Sasanto dan R. Purwanti, “Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Lingkungan Perumahan Studi Kasus: Kampung Banjar Sari Kelurahan Cilandak Barat, Jakarta Selatan,” J. Planesia, vol. 2, no. 1, hal. 80–88, 2011.

[14] W. Bandung, Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung No. 03 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan. Indonesia, 2005.

[15] Artiningsih, N. K. A., & Hadi, S. P, “Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga,” Serat Acitya, vol. 1, no. 2, hal. 107, 2012, [Daring]. Tersedia pada:

http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/sa/article/view/29.

[16] W. Bank, “Plastic Waste Discharges from Rivers and Coastlines in Indonesia,” 2021. doi:

10.1596/35607.

[17] Y. Pratama dan M. R. Kurniawan, “Strategi Pengembangan Bank Sampah Sahdu Skala Kelurahan di Desa Tanimulya Kabupaten Bandung Barat,” J. Serambi Eng., vol. 7, no. 1, hal.

2663–2671, 2022, doi: 10.32672/jse.v7i1.3829.

[18] R. Maulana, Y. Pratama, dan L. Apriyanti, “Perencanaan Sistem Pengurangan Sampah Permukiman Bantaran Sungai Cidurian Kota Bandung,” J. Serambi Eng., vol. 4, no. 2, hal. 664–

676, 2019, doi: 10.32672/jse.v4i2.1466.

[19] R. D. Pambudi, Y. Pratama, dan L. Apriyanti, “Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah di Daerah Bantaran Sungai Citepus Studi kasus Kelurahan Pajajaran dan Kelurahan Sukaraja Kota

Bandung,” Tugas Akhir, 2019.

https://etd.lib.itenas.ac.id/index.php?p=show_detail&id=10529&keywords=rafi+pambudi (diakses Sep 22, 2022).

Referensi

Dokumen terkait

Authors and/or their employers shall have the right to post the accepted version of articles pre-print version of the article, or revised personal version of

Namun masih terdapat beberapa modul yang belum komprehensif mencakup indikator; 2 ranah konstruksi disusun secara jelas, menghindari adanya alternatif jawaban, butir soal tidak saling