• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

PENGERTIAN, SEJARAH, DAN BENTUK-BENTUK KORUPSI

Pengertian Korupsi

  • Korupsi Dilihat dari Asal Kata-nya
  • Korupsi Menurut Para Ahli
  • Korupsi dalam UU No. 31 Tahun 1999 junto UU No. 20

Sejarah Korupsi

  • Sejarah Korupsi dalam Kontek yang Luas (umum)
  • Sejarah Korupsi dalam Konteks yang Khusus (Indonesia) 13

Sehingga siswa akan merumuskan dan mempunyai pemahaman sendiri mengenai “korupsi” berdasarkan hasil analisisnya terhadap kasus-kasus yang diberikan. Dengan membahas konsep korupsi dari ketiga sudut pandang di atas, kita akan dapat memahami “korupsi” secara gamblang. Jadi, dalam konteks umum (konsep umum) kita dapat menggunakan kata “korupsi” untuk menunjukkan atau memberi identitas pada suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang bertentangan atau tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

Berbicara mengenai pengertian “korupsi” dalam perspektif hukum Indonesia berarti memberikan pengertian “korupsi” berdasarkan pasal-pasal yang mengatur perbuatan yang termasuk dalam tindak pidana korupsi. Kata “korupsi” tidak lagi dapat digunakan untuk menyebut segala tindakan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan norma-norma sosial. Sebelum membahas materi dengan judul “Sejarah Korupsi” di atas, mari kita ingat kembali dulu apa yang telah kita pelajari sebelumnya.

Oleh karena itu saya ingin menggunakan istilah 'tindakan serupa korupsi' yang sudah dilakukan sejak kerajaan-kerajaan pertama ada di Indonesia.

Tabel 2. Format Tugas Arti Sejarah, Arti Korupsi, Sejarah                       Korupsi
Tabel 2. Format Tugas Arti Sejarah, Arti Korupsi, Sejarah Korupsi

KORUPSI DALAM PERSPEKTIF AGAMA-AGAMA DI

  • Korupsi dalam Perspektif Agama Islam
  • Korupsi dalam Perspektif Agama Kristen
  • Korupsi dalam Perspektif Agama Hindu
  • Korupsi dalam Perspektif Agama Budha

Jadi subtopik bab ini adalah: (1) Konsep korupsi dalam perspektif Islam, (2) Konsep korupsi dalam perspektif Kristen, (3) Konsep korupsi dalam perspektif Hindu, dan (4 ) konsep korupsi dalam perspektif agama Buddha. KORUPSI DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM Pertama-tama yang ingin saya sampaikan disini bahwa Pertama-tama saya ingin sampaikan disini bahwa tidak ada ayat dalam Kitab Suci Al-Quran yang menjelaskan tentang konsep “korupsi”. Demikian pula tidak ada satupun ulama (ulama) yang menekankan adanya konsep 'korupsi' dalam Islam.

KORUPSI TERHADAP AGAMA KRISTEN Dalam agama Kristen, korupsi dalam bentuk perbuatan atau perbuatan sudah dikenal sejak awal mula agama ini. Selain dalam bentuk cerita seperti di atas, penjelasan tentang korupsi dalam sudut pandang Kristiani juga dijelaskan dalam bentuk larangan seperti yang dijelaskan dalam Keluaran 20:15 dimana Tuhan berfirman. Secara umum konsep korupsi dalam pandangan agama Hindu dapat dibaca pada kitab suci Weda dimana.

Korupsi dalam filsafat Hindu melanggar Trikaya Parisudha (berpikir, berkata dan berbuat baik dan benar).

Tabel 31. Format Tugas Kategorisasi Korupsi dalam                               Perspektif Agama
Tabel 31. Format Tugas Kategorisasi Korupsi dalam Perspektif Agama

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

Faktor Penyebab Korupsi Dalam Perspektif Teoritis

  • Korupsi Menurut Teori Means ends Scheme Robert
  • Korupsi Menurut Teori Social Solidarity Emile Durkhime 44
  • Korupsi dalam Perspektif Teori Sistem

Setelah memahami kasus-kasus tersebut, maka kita akan mengkaji lebih dalam “apa itu korupsi” ditinjau dari asal kata (etimologinya) dan juga menurut konsep yang diberikan oleh para ahli. Sebab hanya tindak pidana yang termasuk dalam undang-undang saja yang masuk dalam kategori tindak pidana korupsi. Syekh Hussein Alatas memberikan definisi korupsi sebagai berikut; “Korupsi adalah penaklukan kepentingan umum di bawah kepentingan pribadi, yang meliputi pelanggaran norma, tugas, dan kesejahteraan umum, yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, pengkhianatan, penipuan.

20 Tahun 2001 tentang tindak pidana korupsi, terdapat 30 pasal dalam undang-undang yang mengatur perbuatan yang dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi. Perbuatan yang termasuk dalam tindak pidana korupsi dapat berbeda-beda di setiap negara, tergantung hukum masing-masing negara.

Faktor Internal Dan Eksternal Penyebab Korupsi

  • Faktor Internal
  • Faktor Eksternal

Setelah Anda selesai mengerjakan tugas-tugas di atas, sekarang mari kita bahas satu per satu apa saja faktor internal dan faktor eksternal penyebab korupsi. Yang dimaksud dengan faktor internal adalah sebab-sebab yang berasal atau timbul dari dalam diri individu. Unsur syahwat juga terdiri dari dua jenis, yaitu; nafsu yang membawa kepada keburukan (nafsu al-amarah bissu') dan nafsu yang membawa kepada kebaikan (nafsu al-mutmainnah)33.

Berkaitan dengan perbuatan rasuah, persoalannya manakah di antara unsur-unsur manusia di atas yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan rasuah. Dalam konteks perbuatan rasuah yang dilakukan oleh seseorang, syahwat yang mempengaruhinya ialah syahwat yang buruk (nafsu al-ammarah bissu'), dan akal akan menjadi faktor penentu kepada kualiti perbuatan rasuah itu. Sikap tamak, kurang bersyukur atas rezeki yang dikurniakan Allah, keinginan di luar kemampuan, dan sifat caci yang menyebabkan rasuah akan terkawal apabila kuatnya keimanan kepada Allah YME dalam jiwa kita.

Selain itu, gaya hidup hedonis juga dapat mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan tercela, termasuk korupsi. Faktor eksternal adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berasal dari luar orang tersebut atau dari lingkungan. Yang menjadi pertanyaan, manakah di antara kedua lingkungan tersebut yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan korupsi.

Dari sini dapat dipahami bahwa faktor eksternal yang mendorong terjadinya korupsi adalah pengaruh lingkungan sosial. Jadi, yang paling berpotensi menjadi penyebab seseorang melakukan tindak pidana korupsi adalah perempuan, laki-laki atau anak-anak. Selain pengaruh orang-orang terdekat kita, korupsi menjadi faktor penyebab korupsi lainnya karena sistem organisasi yang ada tidak anti korupsi.

Masih banyak celah yang bisa dimanfaatkan oleh para calon koruptor untuk melakukan tindakan korupsi. Kelemahan sistem yang dapat menimbulkan korupsi adalah; norma yang tidak tegas dan interpretatif, aparat penegak hukum yang tidak tegas dan tidak memiliki integritas yang kuat, sistem yang tidak transparan dan tidak mengedepankan akuntabilitas.

Faktor-Faktor Penyebab Korupsi Di Indonesia

Korupsi tidak akan muncul apabila setiap individu warga negara telah menanamkan nilai-nilai antikorupsi. Berdasarkan gambar di atas juga dapat dijelaskan lebih lanjut tahapan internalisasi nilai-nilai antikorupsi yang dapat dilaksanakan, yaitu; Artinya, nilai-nilai antikorupsi yang sudah mendarah daging dijadikan sebagai pedoman hidup.

Contoh ini menggambarkan betapa konsep dan nilai-nilainya terhadap korupsi tidak bersifat personal, masih sebatas retorika belaka. Pembentukan nilai-nilai antikorupsi dapat dilakukan melalui lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai antikorupsi. Jelaskan perbedaan antara pendekatan kognitif, arousal, dan empiris dalam membangun nilai-nilai antikorupsi.

Menjelaskan metode-metode yang dapat digunakan untuk menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi menurut pendekatan kognitif.

DAMPAK MASIF KORUPSI

Dampak Korupsi Terhadap Ekonomi (Kemiskinan)

Dampak Korupsi Terhadap Sosial Dan Budaya Masyarakat

Dampak Korupsi Terhadap Politik Dan Demokrasi

Dampak Korupsi Terhadap Penegakan Hukum

Dampak Korupsi Terhadap Pertahanan Dan Keamanan

Dampak Korupsi Terhadap Kerusakan Lingklungan

UPAYA-UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA

Sejarah Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

  • Pemberantasan Korupsi pada Masa Orde Lama
  • Pemberantasan Korupsi pada Masa Orde Baru
  • Pemberantasan Korupsi Pada Masa Orde Reformasi

Begitu pula dengan korupsi, semua orang tentu akan mengatakan “korupsi mempunyai dampak yang luar biasa terhadap seluruh aspek kehidupan. Bab ini akan membahas bagaimana upaya pemberantasan korupsi dapat dan harus dilakukan di Indonesia untuk menghilangkan terjadinya tindak pidana korupsi.

Pendekatan Pemberantasan Korupsi

  • Pendekatan Personal
  • Pendekatan Institusional
  • Pendekatan Hukum

Adapun pada era pemerintahan Joko Widodo saat ini, pemberantasan korupsi masih terkonsentrasi terutama oleh KPK. KPK telah mengungkap banyak kasus korupsi besar, misalnya E-KTP dan pembukaan kembali kasus BLBI yang tak ada kejelasan ujungnya. Namun, kerja KPK bukannya tanpa hambatan; ada banyak pertentangan dan hinaan baik dari politisi maupun pelaku korupsi.

Upaya pelemahan KPK yang dilakukan adalah bergulirnya hak penyidikan KPK oleh DPR RI yang digerakkan oleh partai politik penguasa. Hak penyidikan KPK menurut banyak pihak muncul karena banyaknya politisi yang dituntut KPK, dan menjadi upaya melemahkan komisi antirasuah. Berdasarkan keterangan di atas jelas bahwa individu merupakan faktor utama dan pertama terjadinya perbuatan buruk, termasuk korupsi.

Selain pendekatan personal, pendekatan lain yang harus dilakukan untuk memberantas korupsi adalah pendekatan institusional. Oleh karena itu, terciptanya sistem kelembagaan good governance merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya tindakan korupsi.

Strategi Pemberantasan Korupsi Di Indonesia

Dengan penanaman nilai-nilai antikorupsi sejak dini, diharapkan Indonesia terbebas dari tindakan korupsi. Oleh karena itu, jika nilai-nilai antikorupsi ditransformasikan oleh para ulama di setiap organisasi yang ada, maka akan terjamin. Bacalah contoh cerita di bawah ini, lalu pikirkan secara mendalam dan kenali nilai-nilai antikorupsi yang terkandung di dalamnya.

Selanjutnya mari kita bahas nilai-nilai antikorupsi yang harus dimiliki setiap warga negara untuk menjadi individu antikorupsi. Selain nilai-nilai di atas, nilai-nilai yang harus dimiliki seseorang untuk membentuk pribadi antikorupsi adalah nilai-nilai; Mengapa dalam kasus-kasus korupsi yang terjadi selama ini, orang-orang yang terlibat dalam tindakan korupsi adalah mereka yang memahami konsep dan nilai-nilai antikorupsi.

Metode penanaman nilai-nilai termasuk nilai-nilai antikorupsi menurut pendekatan ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran kognitif83. Dengan cara-cara tersebut maka penanaman konsep akan berjalan dengan baik yang secara otomatis akan menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi. Selain nilai-nilai yang harus diperoleh melalui pendekatan dan metode di atas, hal lain yang penting untuk dipahami adalah prinsip antikorupsi.

Setelah mempelajari bab ini, tugas selanjutnya adalah menganalisis kelemahan pengenalan nilai-nilai antikorupsi di Indonesia. Setelah itu berikan pendapat Anda bagaimana cara mengenalkan nilai-nilai antikorupsi yang benar kepada masyarakat Indonesia. Banyak nilai-nilai antikorupsi yang harus ditanamkan untuk membentuk warga negara yang antikorupsi.

Dalam proses perolehan nilai-nilai antikorupsi, kita harus mampu memilih pendekatan yang tepat agar nilai-nilai tersebut bersifat personal. Penanaman nilai-nilai antikorupsi dapat dilakukan melalui pembelajaran konsep-konsep yang secara langsung mempengaruhi sikap dan tindakan moral b.

NILAI-NILAI DAN PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI

Nilai-Nilai Anti Korupsi

Format Penugasan Hasil Analisis Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia Pertanyaan/Permintaan Hasil Analisis Berikan pendapat anda. Berdasarkan keputusan presiden tersebut, dibentuk Tim Pemberantasan Korupsi (TPK) yang diketuai oleh Jaksa Agung. Selain strategi pemberantasan korupsi di atas, Komite Pemberantasan Korupsi telah mengemukakan beberapa strategi pemberantasan korupsi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan, yaitu;

Hal ini ditandai dengan dibentuknya lembaga pemberantasan korupsi yang disebut Panitia Pembenahan Aparatur Negara (PARAN) yang diketuai oleh A. Selain itu, berbagai strategi pemberantasan korupsi dapat dilakukan, yaitu; Pada masa SBY strategi yang digunakan adalah; (1) pendekatan persuasif, (2) pendekatan detektif, dan (3) pendekatan represif. Strategi yang diterapkan KPK dalam pemberantasan korupsi antara lain: (1) strategi represif, (2) perbaikan sistem, dan (3) strategi edukasi dan kampanye.

Jalur pemberantasan korupsi yang dapat dilakukan terdiri dari 4 jalur yaitu; (1) jalur keluarga, (2) jalur sekolah, (3) jalur organisasi massa/masyarakat keagamaan, dan (4) jalur lembaga pemerintah dan swasta.

Prinsip-Prinsip Anti Korupsi

Pendekatan-Pendekatan Dan Metode-Metode

Asas “kebijakan” antikorupsi yang dimaksud adalah suatu peraturan atau ketentuan yang mengatur pengelolaan agar tugas, wewenang, hak dan kewajibannya dipahami dengan jelas oleh penguasa atau pejabat. Mungkin kita masih ingat iklan TV dengan slogan “HENTIKAN KORUPSI” yang dilakukan oleh politisi partai tertentu.

Gambar

Tabel 3. Farmat Tugas Analis Subyek Korupsi  No  Pernyataan/Pertanyaan  Pendapat/Jawaban
Tabel 2. Format Tugas Arti Sejarah, Arti Korupsi, Sejarah                       Korupsi
Tabel 4. Format Tugas Materi Sejarah Korupsi
Tabel 31. Format Tugas Kategorisasi Korupsi dalam                               Perspektif Agama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang diatur dalam Pasal 12 huruf a Menyatakan “Pegawai Negeri