• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN "

Copied!
101
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam artikel ini adalah: 'Bagaimana asuhan keperawatan keluarga terhadap hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Juanda Samarinda?'.

Manfaat Penulisan

  • Bagi Penulis
  • Bagi Keluarga
  • Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

E dan keluarganya mengaku belum mengetahui banyak tentang hipertensi secara detail. definisi, tanda dan gejala, komplikasi dan pengobatan).

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dipersatukan oleh kesatuan dan kedekatan emosional serta mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari keluarga. Keluarga terdiri dari orang-orang yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah tangga (Friedman, dkk, 2014). Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan hidup dalam satu atap dalam keadaan saling bergantung (Effendi dalam Harmoko, 2012).

Tipe atau Bentuk Keluarga

Sebuah keluarga yang terdiri dari seorang pria dan seorang wanita (tanpa anak) yang tinggal bersama dalam satu rumah. Keluarga yang terdiri dari laki-laki tua dan perempuan dengan anak-anak memisahkan diri. d) Keluarga Tanpa Anak. Sebuah keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah ibarat sebuah keluarga inti yang ditemani oleh paman, bibi, orang tua (kakek dan nenek), keponakan dan keponakan. f) Keluarga Orang Tua Tunggal.

Sebuah keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dan anak, hal ini biasanya terjadi karena perceraian, kematian atau penelantaran (pelanggaran hukum perkawinan). g) Keluarga komuter. Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihan atau perpisahannya, seperti: perceraian atau kematian. Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan yang belum menikah b) Keluarga orang tua tiri Keluarga dengan orang tua tiri.

Beberapa pasangan keluarga yang tidak berkerabat (memiliki anak) tinggal bersama dalam satu rumah, sumber daya dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama: bersosialisasi dengan anak melalui kegiatan kelompok/membesarkan anak bersama. Keluarga menerima anak-anak yang bukan saudara untuk sementara waktu ketika orang tua anak tersebut membutuhkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya. j) Keluarga Tunawisma.

Struktur Keluarga

Keluarga yang terbentuk dan tidak mendapat perlindungan permanen karena krisis pribadi yang berkaitan dengan kondisi ekonomi dan/atau masalah kejiwaan. k) gang. Bentuk keluarga destruktif yang terdiri dari generasi muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang penuh perhatian, namun hidupnya berkembang dalam kekerasan dan kejahatan. Kekuatan keluarga sebagai ciri sistem keluarga adalah kemampuan, baik potensial maupun aktual, yang dimiliki seorang individu untuk mengubah perilaku anggota keluarga.

Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tingkat Kemandirian

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang harus dipahami dan dilaksanakan. Perubahan sekecil apa pun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, sehingga jika Anda menyadari adanya perubahan sebaiknya segera mencatat kapan terjadinya, perubahan apa saja yang terjadi dan seberapa besar perubahan tersebut. Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa dalam keluarga yang mempunyai kemampuan untuk memutuskan tindakan keluarga kemudian segera mengambil langkah yang tepat agar gangguan kesehatan dapat dikurangi atau bahkan diatasi.

Perawatan ini dapat dilakukan di rumah jika keluarga memiliki akses terhadap pertolongan pertama atau layanan kesehatan untuk ditindaklanjuti guna mencegah masalah yang lebih serius. Suasana rumah yang tidak sehat juga dapat mempengaruhi kesehatan keluarga, sehingga keluarga perlu mengetahui cara menjaga suasana di rumah. Jika ada anggota keluarga yang sakit, sebaiknya segera menjalani pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat untuk mengurangi risiko penyakit serius.

Jadi hipertensi adalah tekanan darah atau detak jantung yang lebih tinggi dari biasanya akibat penyempitan pembuluh darah atau kelainan lainnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia (2018)). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg.

Tabel 2.1 Tingkat Kemandirian Keluarga
Tabel 2.1 Tingkat Kemandirian Keluarga

Etiologi

Pada lansia, penyebab hipertensi disebabkan oleh perubahan elastisitas dinding aorta, penurunan katup jantung sehingga menebal dan kaku, kemampuan jantung memompa darah, hilangnya elastisitas pembuluh darah, dan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer. Setelah usia 20 tahun, kemampuan jantung dalam memompa darah menurun sebesar 1% setiap tahunnya sehingga menyebabkan kontraksi dan volume menurun.

Manifestasi Klinis

Patofisiologi

Pada saat yang sama sistem saraf simpatik menstimulasi pembuluh darah sebagai respons terhadap rangsangan emosional, kelenjar adrenal juga terstimulasi, sehingga menghasilkan aktivitas vasokonstriksi. Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor, yang pada akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.

Penatalaksanaan

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga

  • Pengkajian
  • Diagnosa Keperawatan
  • Rencana Asuhan Keperawatan
  • Implementasi
  • Evaluasi

METODE PENULISAN

Subyek Studi Kasus

Individu yang digunakan dalam penulisan ini adalah dua orang responden dari dua keluarga penderita hipertensi ringan yang datang berobat ke Puskesmas Juanda Samarinda.

Batasan Istilah

Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Prosedur Studi Kasus

Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Keabsahan Data

Analisa Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Juanda Samarinda yang beralamat di Jalan Juanda 8 Gang Salak III No. Puskesmas ini mempunyai wilayah kerja 2 kelurahan yaitu Kelurahan Air Hitam dan Kelurahan Gunung Kelua Samarinda , Kalimantan Timur. Puskesmas Juanda didirikan pada tahun 1994 dan dalam perkembangannya selalu berperan aktif dalam pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah operasinya, baik dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan wajib maupun dalam pelayanan kesehatan pembangunan.

Dalam penelitian ini digunakan kunjungan ke keluarga penderita kasus hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Juanda Samarinda.

Data Asuhan Keperawatan

Pembahasan

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi klien yang merawat anggota keluarga penderita hipertensi agar keluarga dapat menjaga kesehatannya dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Agar dapat melakukan pengkajian di tingkat keluarga untuk memperoleh data yang akurat, perawat harus mampu meningkatkan keterampilan interpersonalnya serta infrastruktur pendukung untuk melakukan pengkajian dan menegakkan diagnosis yang muncul dari pengkajian yang telah dilakukan. Dalam menetapkan diagnosa keperawatan hendaknya perawat melibatkan keluarga secara langsung, sehingga mampu memberikan informasi yang tepat mengenai tujuan yang ingin dilaksanakan, dan keluarga mempunyai pemahaman yang baik terhadap proses yang sedang berlangsung.

Dalam menyusun rencana asuhan keperawatan, perawat harus beradaptasi dengan permasalahan yang ada dalam keluarga bersama keluarga. Dalam proses tindakan keperawatan, perawat melaksanakan pendidikan kesehatan yang disesuaikan dengan kebutuhan permasalahan yang ada dalam keluarga dengan pemahaman yang mudah diterima dan dipahami oleh keluarga. Dalam melakukan pengkajian, perawat harus benar-benar memperhatikan pencapaian tujuan perencanaan dan respon keluarga agar pemberian asuhan keperawatan lebih optimal.

Kami berharap hasil studi kasus ini dapat menjadi landasan yang kuat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan topik keperawatan keluarga untuk hipertensi. Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada dewasa (20-44 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kendari Tahun 2017. Hubungan kepatuhan minum obat dengan keberhasilan terapi pada pasien hipertensi di RSUD Surakarta pada tahun 2010.

Faktor yang berhubungan dengan terjadinya hipertensi pada dewasa muda di wilayah Puskesmas Sibela Surakarta. Faktor lingkungan sosial berhubungan dengan tingkat kepatuhan terapi pada penderita hipertensi primer di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.

Gambar

Tabel 2.1 Tingkat Kemandirian Keluarga
Tabel 2.2  Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Tabel 2.4  Daftar Anggota Keluarga  N
Tabel 2.5  Prioritas Masalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sample in this study 700 employees spread across several companies in JABODETABEK by responding to a questionnaire from the Utrecht Work Engagement Scale UWES by Schaufeli, et al,