• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.M DENGAN MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI DI DESA CURAH DRINGU, KECAMATAN TONGAS PROBOLINGGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.M DENGAN MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI DI DESA CURAH DRINGU, KECAMATAN TONGAS PROBOLINGGO"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.M DENGAN MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI

DI DESA CURAH DRINGU, KECAMATAN TONGAS PROBOLINGGO

Oleh :

SRI WAHYUNINGSIH 1801036

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO

2021

(2)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.M DENGAN MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI

DI DESA CURAH DRINGU, KECAMATAN TONGAS PROBOLINGGO

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) Di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Oleh :

SRI WAHYUNINGSIH 1801036

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO

2021

ii

(3)

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sri Wahyuningsih

NIM 1801036

Tempat, Tanggal Lahir : Probolinggo, 17 Juli 2000

Institusi : Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.M DENGAN MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI DI DESA CURAH DRINGU, KECAMATAN TONGAS PROBOLINGGO” adalah bukan Karya tulis orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.

Sidoarjo.. ………….

Yang Menyatakan,

Sri wahyuningsih 1801036

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing 2

Ns .Kusuma Wijaya R.P, Skep.MNS Ns.Riesmiyatiningdyah,S.Kep.M.Kes

NIDN.0731108603 NIDN. 0725027901

iii

(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Sri Wahyuningsih

Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu Tongas Kab.Probolinggo.

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan penguji karya tulis ilmiah pada tanggal……….

Oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns .Kusuma Wijaya R.P, Skep.MNS Ns. Riesmiyatiningdyah, S.Kep.M.Kes

NIDN.0731108603 NIDN. 0725027901

Mengetahui, Direktur

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes NIDN. 0703087801

iv

(5)

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada sidang di program D3 Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Tanggal : 22 Maret 2021

TIM PENGUJI

Tanda Tangan

Ketua : Ns.Meli Diana, S.Kep, M. Kes (………)

Anggota : Riesmiyatiningdyah, S.Kep.Ns,M.Kes (………) : Kusuma Wijaya Ridi P, S.Kep.Ns.,MNS (………)

Mengetahui Direktur

v

Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo

Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes NIDN. 0703087801

(6)

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d : 11)

“Orang yang unggul adalah orang yang bertindak sebelum berbicara, setelah itu berbicara sesuai dengan tindakannya”

vi

(7)

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Maka untuk itu Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya bagi kita semua Teruntuk kedua orang tua tersayang, kakak perempuan saya, dan keluarga besarku terimakasih tak terhingga atas semua dukungan, doa, dan semangat selama menempuh pendididkan di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo.

2. Kepada kedua Dosen pembimbing karya tulis ilmiah ini Riesmiyatiningdyah, S.Kep.Ns,M.Kes dan Kusuma Wijaya Ridi P, S.Kep.Ns.,MNS terimakasih atas bimbingan, doa dan motivasinya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar tanpa satu halangan

3. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti

4. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang tidak bisa disebutkan satu persatu

vii

(8)

melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul ini dengan tepat waktu sebagai persyaratan akademik.

Penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi Di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo” dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Ibu dan Ayah yang senantiasa mendukung saya selama ini.

3. Agus Sulistyowati., S. Kep., M.Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan Kerta Cendekia

4. Ns. Kusuma Wijaya R.P, Skep.MNS selaku Pembimbing I 5. Ns. Riesmiyatiningdyah, S.Kep.M.Kes selaku Pembimbing II

6. Teman dan Sahabat saya yang selama ini memberikan dukungan kepada saya 7. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

Penulis sadar bahwa asuhan keperawatan ini belum mencapai kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan. Penulis akan berterima kasih apabila para pembaca berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi kesempurnaan asuhan kepearawatan ini. Penulis berharap asuhan keperawatan ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.

Sidoarjo, ... 2021

Penulis

Sri Wahyuningsih

viii

(9)

Lembar Judul ... ii

Lembar Judul ... iii

Lembar Surat Pernyataan ... iv

Lembar persetujuan Karya Tulis Ilmiah ... v

Lahaman Pengesahan ... vi

Motto ... vii

Lembar Persembahan ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar isi ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.1.1 Rumusan Masalah ... 3

1.1.2 Tujuan Penelitian... 3

1.1.3 Tujuan Umum ... 3

1.1.4 Tujuan Khusus... 4

1.2 Manfaat ... 4

1.3 Metode Penulisan ... 5

1.3.1 Metode ... 5

1.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 5

1.3.3 Sumber Data ... 6

1.3.4 Studi Kepustakaan ... 6

1.4 Sistematika Penulisan Metode ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Konsep Keluarga ... 8

2.1.1 Pengertian Keluarga ... 8

2.1.2 Tugas Keluarga ... 8

2.1.3 Karasteristik Keluarga ... 9

2.1.4 Struktur Keluarga ... 9

2.1.5 Ciri-ciri ... 10

2.1.6 Tadisional ... 10

2.1.7 Tahap ... 11

2.2 Konsep Penyakit ... 13

2.1.8 Pengertian ... 13

2.1.9 Etilogi ... 13

2.1.10 Klasifikasi... 16

2.1.11 Manifestasi klinis ... 16

2.1.12 Pathofisiologis ... 17

2.1.13 Diagnosa Banding. ... 19

2.1.14 Komplikasi ... 19

2.1.15 Pemeriksaan penunjang ... 21

2.1.16 Penatalaksanaan ... 22

2.1.17 Pencegahan ... 23

2.3 Konsep Keperawatan ... 23

2.1.18 Pengkajian ... 23

ix 2.1.19 Diagnosa Keperawatan ... 32

(10)

DAFTAR ISI

2.1.20 Rencana tindakan Keperawatan ... 32

2.1.21 Implementasi Keperawatan ... 36

2.1.22 Evaluasi Keperawatan ... 37

BAB III TINJAUAN KASUS ... 40

3.1 Pengkajian ... 40

3.1.1 Tipe Keluarga ... 40

3.1.2 Genogram ... 41

3.1.3 Sifat Keluarga ... 41

3.1.4 Status Sosial Ekonomi Keluarga ... 41

3.1.5 Kebiasaan Keluarga Terkait Dengan Kesehatan ... 42

3.1.6 Untuk Penanganan Masalah Kesehatan Anggota Keluarga .. 42

3.1.7 Aktivitas rekreasi ... 42

3.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga ... 42

3.2.1 Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini ... 42

3.2.2 Tugas Perkembangan Keluarga ... 42

3.2.3 Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi ... 42

3.2.4 Riwayat keluarga inti ... 43

3.3 Lingkungan ... 43

3.3.1 Perumahan ... 43

3.3.2 Denah Rumah ... 43

3.3.3 Pengolahan Sampah ... 44

3.3.4 Sumber Air ... 44

3.3.5 Jamban keluarga ... 44

3.3.6 Pembuangan Air ... 44

3.3.7 Fasilitas sosial dan Fasilitas Kesehatan... 44

3.3.8 Sarana Komunikasi ... 44

3.3.9 Fasilitas Hiburan ... 45

3.3.10 Fasilitas Pelayanan Kesehatan ... 45

3.4 Sosial ... 45

3.5 Struktur Keluarga ... 45

3.6 Fungsi Keluarga ... 46

3.6.1 Fungsi Afektif ... 46

3.6.2 Fungsi Sosial ... 46

3.6.3 Fungsi Perawatan Kesehatan ... 46

3.6.4 Fungsi Reproduksi ... 46

3.6.5 Fungsi Ekonomi ... 46

3.7 Stres dan Koping Keluarga ... 46

3.8 Spiritual ... 47

3.9 Riwayat Keluarga ... 48

3.10 Pola Aktifitas Keluarga Sehari-hari ... 48

3.11 Faktor Resiko Masalah Kesehatan ... 49

3.12 Pemeriksaan Fisik Keluarga ... 49

3.13 Tingkat Kemandirian ... 54

3.14 Harapan Keluarga ... 54

x

(11)

BAB IV ... 62

4.1 Pengkajian ... 63

4.2 Diagnosa Keperawatan ... 65

4.3 Intervensi Keperawatan ... 66

4.4 Implementasi Keperawatan ... 67

4.5 Evaluasi Keperawatan ... 67

BAB V ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 70

xi

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

Bab III Tabel Gambar 3.1 Identitas Pengkajian… ... 40

Bab III Tabel Gambar 3.1.14 Analisa Data ... 55

Bab III Tabel Gambar 3.1.14 Skoring ... 56

Bab III Tabel Gambar 3.1.14 Intervensi Keperawatan ... 58

Bab III Tabel Gambar 3.1.14 Implementasi dan Keluarga ... 60

xii

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis.

Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darahuntuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto,2014).Meskipun hipertensi merupakan penyakit yang dikenal luas oleh masyarakat, namun penyakit ini kurang begitu dipahami sehingga masyarakat beranggapan jika badannya sudah enakan maka tak perlu lagi minum obat dan tidak kontrol ke dokter. Pengobatan hipertensi tidak sama dengan pengobatan penyakit yang lainnya, pengobatan hipertensi merupakan proses pengobatan jangka panjang jadi harus rutin kontrol ke dokter untuk mengecek tekanan darahnya agar sesuai target dan tidak menimbulkan kerusakan organ dan keluhan lainnya. Jadi, meskipun badan sudah enakan obat hipertensi harus tetap diminum sesuai anjuran dokter (Willy, 2018).

Menurut World Health Organization (WHO) 2019 hipertensi Menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang didunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya

1

(14)

kebanyakan usia ≥ 75 tahun (WHO, 2019). Di Indonesia prevalensi hipertensi bedasarkan hasil pengukuran pada penduduk jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian . hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%) (Riskesdas, 2018). Hipertensi Provinsi Jawa Timur, persentase hipertensi sebesar sebesar 22,71% atau sekitar 2.360.592 penduduk, dengan proporsi laki-laki sebesar 18,99% (808.009 penduduk) dan perempuan sebesar 18.76% (1.146.412 penduduk) (Dinkes, 2018).

Hipertensidisebabkan oleh penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan katub jantung yang membuat kaku katub, menurunnya kemampuan memompa jantung, kehilangan elastisitas pembuluh darah perifer, dan meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (Nurarif & Kusuma, 2016).

Factor lain yang menyebabkan terjadinya hipertensi adalah gaya hidup, seperti konsumsi junkfood, rokok, alkohol, dan olahraga yang kurang. Pada makanan junkfood yang tinggi kalori, tinggi lemak, rendah serat, dan tinggi natrium atau garam (Ridwan & Nurwanti, 2013). Tanda dan gejala pada umumnya sakit kepala (rasa berat ditengkuk), mudah lelah, keringat berlebihan, tremor otot, penglihatan kabur, dunia terasa berputar atau vertigo (Udjianti, 2010). Masalah yang perlu diperhatikan ialah nyeri akut, resiko jatuh, gangguan pola tidur, dan resiko penurunan curah jantung. Penyakit hipertensi apabila tidak ditangani dengan cepat akan menimbulkan komplikasi yang lebih serius seperti stroke, kerusakan ginjal, penyakit jantung, kebutaan, diabetes, dan penyakit berbahaya lainnya (Willy, 2018).

(15)

Indonesia perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah tumbuhnya penyakit seperti hipertensi dan dengan memperikan penyuluhan tentang tanda dan gejala penyakit hipertensidan cara pengobatannya. Penyakit hipertensi dapat dicegah dengan menjaga pola hidup sehat yaitu olahraga secara teratur, mengosumsi makanan yang bergizi, berhenti merokok, menghindari konsumsi minumam beralkohol dan istirahat yang cukup. Merubah gaya hidup tentu saja tidak dapat dilakukan sendiri, peran kita sebagai perawat memberikan edukasi kepada keluarga untuk selalu mengingatkan dan mengawasi, karena keluarga memiliki peran penting dalam mengubah gaya hidup . Penatalaksanaan penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara minum obat secara teratur dan benar sesuai dengan anjuran dokter (Suswandi Y.D., 2016).

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan hipertensi dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo?”

1.3 Tujuanpenelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

(16)

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengkaji Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

1.3.2.2 Merumuskan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

1.3.2.3 Merencanakan tindakan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

1.3.2.4 Melaksanakan tindakan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

1.3.2.5 Mengevaluasi tindakan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

1.3.1.6 Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

1.4 Manfaat

Terkait dengan tujuan, maka tugas ini dapat memberi manfaat :

Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam hal Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan

(17)

Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

1.4.1 Secara praktis, tugas ini akan bermanfaat bagi : 1.4.1.1 Bagi pelayanan keperawatan di Rumah Sakit

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pelayanan di RS agar dapat melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

1.4.1.2 Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

1.4.1.3 Bagi profesi kesehatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

1.5 Metode Penulisan 1.5.1 Metode

Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan

(18)

studi pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan evaluasi.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data 1.5.2.1 Wawancara

Data diambil atau diperoleh melalui percakapan baik dengan pasien, keluarga maupun tim kesehatan lain.

1.5.2.2 Observasi

Data yang diambil melalui pengamatan kepada pasien.

1.5.2.3 Pemeriksaan

Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat menunjang menegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya.

1.5.3 Sumber Data 1.5.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari pasien.

1.5.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat pasien, catatan medik perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim kesehatan lain.

1.5.4 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

(19)

1.6.1 Bagian awal, memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi.

1.6.2 Bagian inti, terdiri dari lima bab yang masing-masing bab terdiri dari sub bab berikut ini :

Bab 1 : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat penelitian, sistematika penulisan studi kasus.

Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut medis dan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu, Kecamatan Tongas Probolinggo.

Bab 3 : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Bab 4 : Pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori dengan kenyataan yang ada di lapangan.

Bab 5 : Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

1.6.3 Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep penyakit dan asuhan keperawtan. Konsep penyakit akan diuraikan definisi, etiologi dan cara penanganan secara medis. Asuhan keperawatan akan diuraikan masalah- masalah yang muncul pada penyakit hipertensi dengan melakukan asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2.1 Konsepkeluarga

2.1.1 Pengertian keluarga

Keluarga adalah unit kecil dalam masyarakat. Keluarga didefinisikan dengan istilah kekerabatan dimana individu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang disebabkan oleh kelahiran, adopsi, maupun perkawinan (Stuart, 2014)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubugan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010)

Menurut Duval keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran, yang bertujuan

8

(21)

menciptakan dan mempertahankan upaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik mental, emosional dan social dari tiap anggota keluarga (Harnilawati, 2013)

2.1.2 Tugas keluarga pada kesehatan (Andarmoyo, 2012) 2.1.2.1 Mengenal masalahkesehatan keluarga

2.1.2.2 Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga 2.1.2.3 Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit

2.1.2.4 Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga 2.1.2.5 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

2.1.3 Karakteristikkeluarga (Robert M.Z. Lawang, 2020)

2.1.3.1 Terdiri atas orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan 2.1.3.2 Anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah dan membentuk

rumah tangga.

2.1.3.3 Merupakan satu kesatuan yang berinteraksi dan berkomunikasi.

2.1.3.4 Melaksanakan dan mempertahankan kebudayaan yang sama.

2.1.4 Strukturkeluarga

2.1.4.1 Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah..

2.1.4.2 Matrilineal : keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.

2.1.4.3 Matriloka : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu 2.1.4.4 Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama sedarah ayah.

2.1.4.5 Keluarga kawin : hubungan suai istri sebagai dasar bagi Pembina keluaga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

(22)

hubungan dengan suami atau istri 2.1.5 Ciri-ciri strukturkrluarga

2.1.5.1 Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

2.1.5.2 Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

2.1.5.3 Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinyamasing-masing (Aderson Carter).

2.1.5.4 Macam-macam struktur/ tipe/ bentuk kluarga 2.1.6 Tradisional

2.1.6.1 Keluarga inti

Yaitu suatu rumah tanggayang terdiri dari suami, istri, dan anak (kandung atau angkat)

2.1.6.2 Keluarga besar

Yaitu keluarga inti yang ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek, nenek, keonakan, paman, bibi.

2.1.6.3 Keluarga “Dyad”

Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak 2.1.6.4 Single perent

Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondiri ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian

(23)

2.1.6.5 Single Adult

Suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).

2.1.6.6 Non-Tradisional

1) Commue family yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah.

2) Orang tua (suami istri) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup dalam satu rumah tangga.

3) Homo seksual yaitu dua individu yang sejenis (laki-laki) hidup satu rumah tangga.

2.1.6 Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga (Friednam, 2010).

2.1.6.1 Beginning Family(keluarga baru)

Tahap pertama sebuah keluarga dimulai pada saat seorang laki-laki dan seorang perempuan membentuk keluarga melalui proses perkawinan.

Setelah menikah mereka berdua mulai diakui sebagai sebuah keluarga yang eksis di tengah kehidupan masyarakat.

2.1.6.2 Childbearing Family (Keluarga dengan Kelahiran Anak Pertama)

Keluarga baru yang terbentuk, akan mulai mengalami perubahan ketika sudah terjadi kehamilan. ada yang mulai berubah dalam interaksi di antara suami dan istri karena hadirnya “pihak ketiga” berupa janin yang harus dijaga dan dirawat oleh mereka berdua.

2.1.6.3 Family With Preschoolers (Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah)

Tahap ketiga sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama melewati usia 2,5 tahun, dan berakhir saat dia berusia 5 tahun. Pada rentang waktu

(24)

sekitar 2,5 tahun ini, ada hal yang spesifik pada sebuah keluarga. Anak pertama mereka sudah mulai menjadi balita yang mungil, imut dan lucu, dengan segala tingkah polahnya.

2.1.6.4 Family with school-age children (keluara dengan anak sekolah)

Tahap keempat dalam kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama mulai berumur 6 tahun, berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Anak pertama mulai masuk Sekolah Dasar, maka orangtua harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak pada usia sekolah tersebut.

2.1.6.5 Family With Teenagers (Keluarga dengan anak remaja)

Tahap kelima kehidupan sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama mencapai umur 13 tahun, berlangsung sampai 6 atau 7 tahun kemudian ketika anak pertama berumur 19 atau 20 tahun.

2.1.6.6 Launching Family (keluarga dengan anak dewasa)

Tahap keenam dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah, berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah menjadi kosong. Maka disebut sebagai Launching Family, karena ada peristiwa “pelepasan” anak meninggalkan rumah induk. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada tidaknya anak yang belum berkeluarga serta tetap tinggal bersama orangtua.

2.1.6.7 Middleage Family (keluarga usia pertengahan)

Tahap ketujuh dalam kehidupan sebuah keluarga dimulai saat anak yang terakhir telah meninggalkan rumah, dan tahap ini berakhir saat masa pensiun atau salah satu dari suami atau istri meninggal dunia. Pada tahap sebelumnya, masih ada anak yang ikut bersama orangtua, pada tahap ini

(25)

sudah tidak ada lagi anak yang tinggal bersama mereka.

2.1.6.8 Aging Family (Keluarga Usia Lanjut)

Tahap kedelapan yang menjadi tahap terakhir dari perjalanan sebuah keluarga, dimulai ketika salah satu dari suami dan istri atau keduanya sudah mulai pensiun kerja, sampai salah satu atau keduanya meninggalkan dunia.

2.2 Konsep Penyakit 2.2.1 Pengertian

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis.

Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darahuntuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto,2014).

2.2.2 Etiologi (Ardiansyah M., 2012) 2.2.2.1 Hipertensi primer (esensial)

Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hipertensi yang 90%

tidak diketahui penyebabnya. Beberapa factor yang diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial diantaranya:

1) Genetik

2) Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi mendapatkan penyakit hipertensi.

3) Jenis kelamin dan usia

(26)

Lelaki berusia 35-50 tahun wanita yang telah menopause berusia 54- 65 tahun berisko tinggi mengalami penyakit hipertensi.

4) Diet konsumsi tingi garam atau kandungan lemak.

Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi secara langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.

5) Berat badan obesitas

Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.

6) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam keduanya.

2.2.2.2 Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui yang penyebabnya. Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu:

1) Coarctatio aorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi beberapa tingkat pada aorta toraksi atau atau aorta abdominal.

Penyembitan pada aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah diatas area kontraksi.

2) Penyakit parenkim dan vascular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan penyempitan.

(27)

3) Satu atau lebih arteri besar, yng secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh aterossklerosis atau fibrous dyplaysia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit perenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.

4) Penggunaan kontrasepsi hormonal (esterogen).

Kontrasepsi secara oral yang dimiliki kandungan esterogen dapat menyebabkan terjadinya hipertensi melalui meknisme renin- aldosteron-mediate-volume expantuon. Pada hipertensi ini, tekanan darah akan kembali normal setelah beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.

5) Gangguan endokrin. Disfungsi mendulla adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal-mediate hypertension disebabkan kelebihan primer aldosterone, kortisol, dan katekolamin.

6) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga

7) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk sementara waktu

8) Kehamilan 9) Luka bakar

10) Peningkatan tekanan vaslkuler 11) Merokok.

(28)

2.2.3 Klasifikasi

Gambar Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

Kategori Sistolik

mmHg

Diastolik mmHg

Normal <130

mmHg

<85 mmHg

Normal Tinggi 130-139

mmHg

85-89 mmHg Stadium 1

(Hipertensi ringan)

140-159 mmHg

90-99 mmHg Stadium 2

(Hiperetensi sedang)

160-179 mmHg

100-109 mmHg Stadium 3

(Hipertensi berat)

180-209 mmHg

110-119 mmHg Stadium

(Hipertensi sangat berat atau maligna)

4201 mmHg atau lebih

120 mmHg atau lebih

Sumber : Heniwati, 2008 2.2.4 Manifestasi Klinis

Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H, & Kusuma H., 2015), tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

2.2.4.1 Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter

(29)

yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi aterial tidak kan pernah terdiagnosa jika tekanan darah tidak teratur.

2.2.4.2 Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalaam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. pasien yang menderita hipertensi yaitu :

1) Beberapa Mengeluh sakit kepala, pusing 2) Lemas, kelelahan

3) Sesak nafas 4) Gelisah 5) Mual 6) Muntah 7) Epistaksis

8) Kesadaran menurun 2.2.5 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembulu darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asctilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke

(30)

pembulu darah, dimana dengan dilepaskannya norcepieprinmengakibatkan konstriksi pembulu darah, berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembulu darah terhadap rangsang vasokontriksi individu dengan hipertensi sangt sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bias terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Modulla adrenal menskresi kortisol dan lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosterone oleh korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembulu perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembulu darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

Konsekuensinya, aorta da arteri besar berkurang kemampuannya dalam

(31)

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2010).

2.2.6 Diagnosa Banding (Nadiatul Haque Prasena, 2014) 2.2.6.1 Hipertensi emergency

Hipertensi emergency adalah kondisi ketika tekanan darah melonjak terlanjur tinggi secara tiba-tiba. Hipertensi emergensi termasuk dalam kondisi darurat medis yang perlu penanganan secepatnya karena bisa menyebabkan komplikasi yang fatal.

2.2.6.2 Hipertensi urgency

Hipertensi urgency adalah jenis krisis hipertensi yang terjadi ketika tekanan darah anda sangat tinggi hingga mencapai 180/120 mmHg atau lebih, tetapi tidak ada kerusakan pada organ tubuh.

2.2.6.3 TIA (transient iskemi attack)

TIA (transient iskemi attack) adalah hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal secara cepat yang berlangsung urang dari 24 jam, dan diduga diakibatkan oleh mekanisme vascular emboli, thrombosis, atau hemodinamik.

2.2.6.4 Stroke

Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembulu darah (stroke hemoragik).

2.2.7 Komplikasi

Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi adalah :

(32)

2.2.7.1 Stroke

Stroke akibat dari pecahnya pembuluh darah yang ada di dalam otak atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis darah melemah dan meningkatkan terbentuknya aneurisma.

2.2.7.2 Infark Miokardium

Infark miokardium terjadi saat arteri coroner mengalami arterosklerotik tidak pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium apalagi terbentuk thrombus yang dapat menghabat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi venntrikel maka kebutuhan oksigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.

2.2.7.3 Gagal Ginjal

Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-kapiler glomelurus. Rusaknya glomelurus membuat darah mengalir ke unti fungsional ginjal, neuron terganggu, dan berlanjutan menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya glomelurus menyebabkan protein keluar melalui urine dan terjadilah tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema pada penderita hipertensi kronik.

2.2.7.4 Ensefalopati

Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang

(33)

tinggi disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Akibatnya neuro-neoro disekitarnya terjadi koma dan kematian.

2.2.8 Pemeriksaan Penunjang (Nurarif & Kusuma, 2015) 2.2.8.1 Pemeriksaan Laboratorium

1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengidentifikasi faktor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.

2) BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal 3) Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.

2.2.8.2 CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

2.2.8.3 EKG : Dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi 2.2.8.4 IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,

perbaikan ginjal

2.2.8.5 Photo dada : Menunjukkan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

(34)

2.2.9 Penatalaksanaan (Manca, 2013) 2.2.9.1 Nonfarmakologi

1) Pembatasan garam

Kosumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan hipertensi resisten. Asupan garam biasa adalah antara 9 – 12 g / hari di banyak negara dan telah menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi garam sekitar 5 g / hari menurunkan 4 – 5 mmHg tekanan darah sistolik individu hipertensi.

2) Konsumsi alkohol secukupnya

Hubungan antara konsumsi alkohol, tingkat tekanan darah dan prevalensi hipertensi adalah linier. The Prevention And Treatment of Hypertension Study (PATHS) meneliti efek dari pengurangan alkohol pada tekanan darah.

3) Perubahan Pola Makan

Pasien hipertensi dianjurkan makan sayur, produk susu lemak, serat makanan larut, biji-bijian dan protein nabati mengurangi lemak jenuh dan kolestrol.

4) Penurunan berat badan

Hipertensi erat berkorelasi dengan berat badan berlebihan dan penurunan berat badan diikuti dengan penurunan tekanan darah.

Penurunan berat badan 5,1 kg dapat menurukan 3,6 – 4,4 mmHg.

5) Latian fisik secara teratur

Studi epidemiologis menunjukkan bahwa aktivitas teratur bermanfaat untuk pencegahan dan pengobatan hipertensi, menurunkan risiko

(35)

kematian dan penyakit kardiovaskuler. Pelatihan ketahanan aerobic mengurangi tekanan darah sebesar 2,4 – 3,0 mmHg bahkan 4,9 – 6,0 mmHg.

6) Berhenti merokok

Merokok merupakan factor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular aterosklerosis. Jika diperlukan, obat berhenti merokok, seperti terapi pengganti nikotin, bupropion, atau varenicline.

2.2.10 Pencegahan

Menurut Febry, et al (2013), pencegahan hipertensi meliputi :

2.2.10.1 Mengosumsi kosumsi garam, kebutuhan garam per hari yaitu 5 gr (1 dst).

2.2.10.2 Mencegah kegemukan 2.2.10.3 Membatasi kosumsi lemak 2.2.10.4 Olah raga teratur

2.2.10.5 Makan buah dan sayuran segar

2.2.10.6 Hindari merokok dan tidak minum alkohol 2.2.10.7 Latihan relaksasi / meditasi

2.2.10.8 Berusaha membina hidup yang positif 2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Untuk mendapatkan data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan setiap hari), lugas dansederhana. Asuhan

(36)

keperawatan keluarga menurut teori aplikasi model pengkajian Friedman (2013) dalam kasus keluarga dengan penyakit Hipertensi yaitu:

2.3.1.1 Data Umum

1) Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

Nama kepala keluarga, Usia, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku/Bangsa, Alamat, Komposisi keluarga, Genogram keluarga (genogram dalam tiga generasi),

2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut missal keluarga inti keluarga besar, janda/duda

3) Sifat keluarga, menjelaskan tentang proses pengambilan keputusan dalam keluarg dalam bentuk apa missal musyawaroh/diskusi bersama, dan kebiasaan sehari-hari keluarga seperti kebiasaan tidur berapa jam/hari normalnya 8 jam/hari, kebiasaan rekreasi berapa kali dalam satu bulan, kebiasaan makan keluarga.

4) Status Ekonomi Sosial Keluarga, status sosial ekonomi dapat dilihat dari pendapatan keluarga dan kebutuhan membuat seseorang - kebutuhan yang dikeluarkan keluarga. Pada pengkajian status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari ketidakmampuan keluarga enggan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.

5) Kebiasaan keluarga terkait dengan kesehatan menjelaskan bagaimana tindakan keluarga ketika salah satu keluarga ada yang sakit.

(37)

2.3.1.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi:

1) Tahap perkembangan

Keluarga saat ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga ini.

2) Tahapa keluarga

Yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti.

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga ini yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit, sumber pelayann kesehatan yang biasa digunakan keluaga serta pengalaman- pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami dan istri)

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suai dan istri.

2.3.1.3 Lingkungan, menjelaskan tentang Karasteristik rumah yaitu menjelaskan mengenai jenis rumah meliputi (permanen, semi permanen, non- permanen), luas bangunan, luas penerangan, status rumah meliputi (milik pribadi, sewa bulanan, kontrakan), atap rumah meliputi (genteng, sirap/atap, seng/asbes), ventilasi rumah, penerangan meliputi (listrik, petromak, lampu tempel), lantai meliputi (keramik, ubin, plaster, papan, tanah), kondisi rumah, pengelolahan sampah meliputi (dibuang kesungai/got, diambil petugas, ditimbun, dibakat), sumber air yang

(38)

digunakan keluarga meliputi (sumur galih, pompa listrik, pompa tangan, PAM, sungai, membeli),jenis WC seta jarak WC ke sumber air, fasilitas social dan fasilitas kesehatan missal (bidan desa, posyandu, ibu-ibu pkk, dll), sarana komunikasi dan transpotasi missal (menggunakan HP dan sepeda motor), fasilitas hiburan missal (TV, Radio, dll), Data karakteristik rumah disertai juga dalam bentuk denah.

2.3.1.4 Sosial

1) Karakteristik tetangga dan komunitas dan komunitas RW yaitu menjelaskan mengenai lingkungan fisik setempat, kebiasaan dan budaya yang mempengaruhi kesehatan.

2) Mobilitas geografis keluarga menjelaskan sudah berapa lama keluarga bertempat dirumahnya.

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat menjelaskani bagaimana interaksi dengan keluarga maupun tetangga terdekatnya.

4) Sistem pendukung keluarga menjelaskan ketika ada permasalahan maka bermusyawaroh dan mendukung kesehatan keluarga, keluarga memiliki fasilitas untuk menunjang kesehatan keluarga yaitu berupa Jamkesmas, BPJS dll.

2.3.1.5 Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga yaitu, menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga yaitu, kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran yaitu, menjelaskan peran dari masing-masing anggota

(39)

keluarga baik secara formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga yaitu, menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

2.3.1.6 Fungsi keluarga :

(1) Fungsi efektif yaitu : perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

(2) Fungsi sosialisai yaitu : perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

(3) Fungsi perawatan kesehatan yaitu :

(1)) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor penyebab tanda dan gejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap masalah, kemampuan keluarga dapat mengenal masalah , tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan keperawatan, karena Hipertensi memerlukan perawatan yang khusus yaitu mengenai pengaturan makanan dan gaya hidup.

(2)) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah bagaimana

(40)

keluarga mengambil keputusan apabila anggota keluarga menderita penyakit Hipertensi.

(3)) Untuk mengetahui sejauh mana kemmpuan keluarga merawat keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit dan cara merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi.

(4)) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana keluarga mengetahui keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan akan dapat mencegah kekambuhan dari pasien Hipertensi.

(5)) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas Kesehatan yang mana akan mendukung kesehatan seseorang.

(4) Fungsi Reproduksi yaitu, Pada penderita hipertensi perlu dikaji riwayat kehamilan (untuk mengetahui adanya tanda-tanda hipertensi saat hamil).

(5) Fungsi Ekonomi yaitu, Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit. Biasanya karena faktor ekonomi rendah individu segera untuk mencari pertolongan dokter maupun petugas kesehatan lainnya (Friedman, 2013).

2.3.1.7 Stres dan Koping Keluarga 1) Pola Koping

2) Sresor Jangka Pendek Dan Jangka Panjang

(41)

(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktukurang dari 5 bulan

(2) Stressorr jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktulebih dari 6 bulan.

3) Keadaan Emosi pada saat (Marah, Sedih, Ketakutan, Putus asa, Stress), Kurang interaksi dengan orang lain misal, menarik diri dengan lingkungan sekitar, konflik dengan keluarga, penurunan harga diri, gangguan gambaran diri, kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi atau Stressor, strategi koping yang digunakan, trategi daptasi disfungsional

2.3.1.8 Spiritual seperti : Taat beribadah (seluruh keluarga slalu beribadah menurut kepercayaan masing-masing), kepercayaan yang berlawanan dengan kesehatan misal (percaya adanya kejaiban ketika beribadah), keluarga slalu percaya dengan keyakinan masing-masing, distress spiritual.

2.3.1.9 Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga seperti (ayah, ibu, anak), keluarga berencana, imunisasi, pemeriksaan tumbuh kembang anak (anak 1 dan anak 2), pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak.

2.3.1.10 Pola Aktifitas Keluarga sehari-hari

Pola makan, pola minum, istirahat/tidur, pola BAK, pola BAB, pola kebersihan diri, olahraga.

2.3.1.11 Faktor Resiko Masalah Kesehatan

(42)

Tidak pernah/jarang periksa kesehatan, sosial ekonomi, rumah/lingkungan tidak sehat, hubungan keluarga tidak harmonis, mengkonsumsi alcohol/obat zat adiktif, obesitas, status gizi kurang, merokok, minum kopi, mengkonsumsi garam berlebihan, mengkonsumsi gula berlebihan

2.3.1.12 Pemeriksaan Fisik

Permeriksaan fisik yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarga meliputi (ayah, ibu, anak 1, anak 2, dan anggota keluarga lainnya), peemriksaan fisik keluarga bersifat head to toe.

1) Keadaan Umum

Kaji tingkat kesadaran (GCS): kesadaran bisa compos mentis sampai mengalami penurunan kesadaran, kehilangan sendi, sususan saraf dikaji (I-XII), gangguan penglihatan, gangguan ingatan, tonus otot menurun dan kehilangan reflek tonus, BB biasanya mengalami penurunan.

2) TTV :

a) Tekanan darah 130/80 b) Nadi 60-100 x/menit c) Pernafasan 12-20 x/menit d) Suhu 36,5-37,5

3) Kepala

(1) Rambut : persebaran rambut merata, tidak ada kebotakan, warna rambut hitam

(43)

(2) Mata : Pada kasus hipertensi, terdapat gangguan penglihatan seperti penglihatan menurun, buta total, kehilangan daya liat sebagian (kebutuhan monokuler), penglihatan ganda, (diplopia) atau gangguan yang lain. Ukuran reaksi pupil tidak sama, kesulitan untuk melihat objek, warna dan wajah yang pernah dikenali dengan baik

(3) Hidung : simetris, tidak keluar cairan, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

(4) Mulut : bibir simetris, tidak sumbing, tidak ada susah menelan, gigi tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

4) Dada/Thorax

(1) Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada lesi, pergerakan dada sama kanan kiri, tidak ada benjolan

(2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan

(3) Perkusi : tidak ada suara tambahan (sonor),

(4) Auskultasi : tidak ada bunyi jantung tambahan, suara nafas dan bising usus

5) Perut/Abdomen

(1) Inspeksi : tidak ada lesi, rata kanan dan kiri (2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan

(3) Perkusi : tidak kembung (timpani)

(4) Auskultasi : tidak ada suara tambahan pada lambung

6) Genetalia/Anus : tidak ada benjolan, tida nyeri pada saat BAB 7) Ekstermitas : tidak ada perubahan fisik maupun sensorik

(44)

2.3.1.13 Harapan Keluarga

Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi.

2.3.2 Diagnosa Keperawatan yang Kemungkinan Muncul

2.3.2.1 Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi penyakit

2.3.2.2 Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurangnya dukungan sosial ( ADP, 2013 )

2.3.3 Rencana Tindakan Keperawatan

2.3.3.1 Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi penyakit

Tujuan/Kriteria Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan keluarga memahami informasi penyakit dengan baik Kriteria hasil :

Kognitif : Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang penyakit , mampu mengontrol kondisinya dan keluarga mampu mengetahui informasi tentang penyakit yang dijelaskan oleh perawat

Afektif : Mampu melakukan aktivitas untuk meningkatkan kesehatannya Psikomotor : keluarga mampu mendemonstrasikan cara untuk mengatasi masalah penyakit dengan baik dan benar dan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan benar

1) Intervensi : jelaskan pengertian penyakit hipertensi ( hipertensi adalah , tanda dan gejala hipertensi , penyebab dari tekanan darah tinggi . Menurut ( Udjiantu, 2010 ), hipertensi adalah suatu peningkatan

(45)

abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat meimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah

1) Rasional : untuk memberi informasi kepada keluarga tentang penyakit untuk memahami kondisi dan suatu proses pengobatan yang harus dilakukan

2) Intervensi : ajarkan klien dan keluarga dalam menangani penyakit Rasional : untuk membantu proses penyembuhan pada anggota keluarga yang sakit

3) Intervensi : anjurkan keluarga dan klien untuk melakukan aktivitas ADL

Rasioanl : untuk mengkaji tingkat aktivitas yang dilakukan oleh klien penderita hipertensi

4) Intervensi : kolaborasi dengan dokter dalam menentukan terapi dan pemberian analgesic sesuai program

Rasional : pemberian analgesic untuk mengendalikan nyeri yang disebablan oleh penyakit hipertensi

2.3.3.2 Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan Keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Tujuan/kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan baik dan dapat memelihara kesehatan keluarga dengan baik

Kriteria hasil :

(46)

Kognitif : anggota keluarga mampu mejelaskan kembali tentang pentingnya merawat anggota keluarga yang sakit

Afektif : keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kepada keluarga yang sakit .

Psikomotor : keluarga mampu mendemonstrasikan cara untuk meredakan penyakit hipertensi misalnya dengan mengurangi konsumsi garam tinggi, tidak merokok, sering beraktivitas, menghambat kegiatan yang dapat menimbulkan stress, konsumsi minuman yang beralkohol

1) Intervensi : jelaskan kepada keluarga bagaimana pentingnya merawat anggota keluarga yang sakit.

Rasional : agar keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan mandiri ketika penyakit timbul

2) Intervensi : anjurkan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang sakit

Rasional : untuk meningkatkan rasa peduli kepada satu sama lain anggota keluarga dan memberi motivasi bagi anggota keluarga yang sakit

3) Intervensi : jelaskan kepada keluarga dampak yang terjadi apabila tidak selalu merawat anggota yang sakit

Rasional : untuk mendukung proses keperawatan keluarga secara mandiri 4) Intervensi : anjurkan keluarga untuk melakukan tindakan yang dapat

mengurangi peningkatan penyakit hipertensi seperti dengan mengurangi konsumsi garam tinggi, tidak merokok, sering beraktivitas, menghambat

(47)

kegiatan yang dapat menimbulkan stress, konsumsi minuman yang beralkohol

Rasional : untuk mempercepat proses penyembuhan

Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurangnya dukungan sosial

Tujuan/kriteria hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan keluarga mampu menjaga perilaku kesehatan Kriteria hasil :

Kognitif : keluarga dan klien menjelaskan kembali tentang dampak kurangnya dari dukungan sosial bagi penderita penyakit

Afektif : keluarga dan klien melaporkan mampu mengubah gaya hidup dengan pola hidup sehat , serta aktif dalam megikuti kegiatan yang terkait dengan kesehatannya

Psikomotor : keluarga mampu mendemonstrasikan lingkungan keluarga seperti memberi dukungan kepada anggota keluarga yang sakit

1) Intervensi : jelaskan kepada keluarga tentang dampak kurangnya dari dukungan sosial bagi penderita penyakit

Rasional : untuk membangun harapan , dukungan kepada anggota keluarga yang sakit

2) Intervensi : ajarkan keluarga untuk merawat dalam membantu melaksanakan ADL

Rasional : mempermudah klien untuk mengidentifikasi yang diperbolehkan untuk kesehatannya dan membantu meringankan kegiatan pasien

(48)

3) Intervensi : anjurkan keluarga untuk mampu memodifikasi lingkungan dalam hal untuk memfasilitasi perubahan gaya hidup klien

Rasional : untuk memanajeman perilaku dan lingkungan serta merubah pola hidup klien dengan baik

4) Intervensi : ajarkan keluarga untuk mendemonstrasikan lingkungan keluarga seperti memberi dukungan kepada anggota keluarga yang sakit Rasional : untuk proses penyembuhan klien

2.2.4 Implementasi

Pada tahap implementasi dengan diagnosa Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi penyakit didapatkan perencanaan keperawatan yang meliputi , jelaskan pengertian penyakit hipertensi ( hipertensi adalah , tanda dan gejala hipertensi , penyebab dari tekanan darah tinggi . ajarkan klien dan keluarga dalam menangani penyakit. anjurkan keluarga dan klien untuk melakukan aktivitas ADL. kolaborasi dengan dokter dalam menentukan terapi dan pemberian analgesic sesuai program.

Pada diagnosa Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit didapatkan perencanaan keperawatan yang meliputi , jelaskan kepada keluarga bagaimana pentingnya merawat anggota keluarga yang sakit.

anjurkan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang sakit. jelaskan kepada keluarga dampak yang terjadi apabila tidak selalu merawat anggota yang sakit. anjurkan keluarga untuk melakukan tindakan yang dapat mengurangi peningkatan penyakit

(49)

hipertensi seperti dengan mengurangi konsumsi garam tinggi, tidak merokok, sering beraktivitas, menghambat kegiatan yang dapat menimbulkan stress, konsumsi minuman yang beralkohol. Pada diagnosa Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurangnya dukungan sosial didapatkan perencanaan keperawatan yang meliputi, : jelaskan kepada keluarga tentang dampak kurangnya dari dukungan sosial bagi penderita penyakit . ajarkan keluarga untuk merawat dalam membantu melaksanakan ADL. anjurkan keluarga untuk mampu memodifikasi lingkungan dalam hal untuk memfasilitasi perubahan gaya hidup klien . ajarkan keluarga untuk mendemonstrasikan lingkungan keluarga seperti memberi dukungan kepada anggota keluarga yang sakit.

2.2.5 Evaluasi

Pada tahap evaluasi pada diagnosa Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi penyakit didapatkan kriteria hasil : Keluarga mampu menjelaskan kembali tentang penyakit , mampu mengontrol kondisinya dan keluarga mampu mengetahui informasi tentang penyakit yang dijelaskan oleh perawat, Mampu melakukan aktivitas untuk meningkatkan kesehatannya, keluarga mampu mendemonstrasikan cara untuk mengatasi masalah penyakit dengan baik dan benar dan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan benar

Pada diagnosa Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit didapatkan kriteria hasil : anggota keluarga mampu mejelaskan kembali

(50)

tentang pentingnya merawat anggota keluarga yang sakit , keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kepada keluarga yang sakit , keluarga mampu mendemonstrasikan cara untuk meredakan penyakit hipertensi misalnya dengan mengurangi konsumsi garam tinggi, tidak merokok, sering beraktivitas, menghambat kegiatan yang dapat menimbulkan stress, konsumsi minuman yang beralkohol

Pada diagnosa Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurangnya dukungan sosial didapatkan kriteria hasil : keluarga dan klien menjelaskan kembali tentang dampak kurangnya dari dukungan sosial bagi penderita penyakit, keluarga dan klien melaporkan mampu mengubah gaya hidup dengan pola hidup sehat , serta aktif dalam megikuti kegiatan yang terkait dengan kesehatannya, keluarga mampu mendemonstrasikan lingkungan keluarga seperti memberi dukungan kepada anggota keluarga yang sakit

(51)

Hipertensi Tinggal dengan anak

Perkmbangan keluarga

Kurangnya informasi

Kurangnya pengetahuan

tentang penyakit

Kurangnya dukungan

sosial Perilaku kesehatan cenderung beresiko 2.2.6 Pathway

Mempertahankan penganturan hidup yang memuaskan

Mempertahankan ikatan keluarga antara generasi

Proses penurunan fisik, psikologis maupun social

yang saling berinteraksi

satu sama lain

Menyusaikan masalah ekonomi

Bergantung pada anak

Menghilangnya kemampuan

untuk memperbaiki

diri

Ketebalan dinding ventrikel cenderung meningkat

Mengetahui masalah kesehatan anggota

keluarga

Mengambil keputusan mengenai tindakan

kesehatan

Merawat anggota keluarga yang

sakit

Memodifikasi lingkungan

yang sehat

Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di

masyarakat

Gambar 2.2 Pathway Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny.M dengan Masalah Kesehatan Hipertensi (Nurarif & Kusuma, 2015).

Terapi : obat, pengaturan obat, latihan fisik Penurunan kondisi

anatomis dan sel akibat menumpuknya

metabolis dalam sel

Menurunnya kemampuan untuk

meningkatkan respon terhadap

peningkatan kebutuhan tubuh

Sistem kerja jantung dan

perubahan dari segi sinkron dan

fungsi

Tugas keluarga pada kesehatan

(52)

...

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Nama kepala keluarga : Tn.B

Usia : 50 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Nelayan

Asuku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Ds.Curah Dringu Kec.Tongas Kab.Probolinggo

Komposisi Keluarga :

NO. Nama Usia Jenis kelamin Tanggal lahir pendidikan pekerjaan keterangan

1. Tn.B 50 Laki-laki 22-08-1971 SMA Nealayan Kepala keluarga

2. Ny.M 48 Perempuan 07-07-1973 SD IRT Istri

3. Tn.R 23 Laki-laki 22-04-1998 SMA Wira swasta Menantu

4. Nn.K 22 Perempuan 04-09-199 SMK Guru Anak

Gambar 3.1 Komposisi Keluarga Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu Tongas Probolinggo.

3.1.1 Tipe Keluarga :

Keluarga inti Keluarga besar Janda/Duda

Lain-lain ...

40

(53)

3.1.2 Genogram

Keterangan

: Laki-Laki

: Perempuan : Meninggal

: Pasien

: Tinggal Bersama

Gambar 3.2 Genogram Keluarga Ny.M Dengan Masalah Kesehatan Hipertensi di Desa Curah Dringu Tongas Probolinggo.

3.1.3 Sifat keluarga :

3.1.3.1 Pengambilan keputusan : keluarga mengatakan keputusan dalam keluarga adalah kepala keluarga yaitu Tn. B.

3.1.3.2 Kebiasaan sehari-hari : keluarga mengatakan tidur/istirahat : Bapak “B”

tidur siang ± 5 jam, tidur malam ± ½ jam (karena beliau bekerja sebagai nelayan dan untuk mencari ikan dimalam hari), Ibu “M” tidur siang ± 2 jam, tidur malam ± 8 jam, Anak “K” tidak pernah tidur siang ± 1 jam, tidur malam ± 8 jam.

3.1.3.3 Kebiasaan rekreasi : keluarga mengatakan tidak pernah melakukan rekreasi, hanya menonton tv.

3.1.3.4 Kebiasaan makan keluarga mengatakan makan pagi jam 07.30, makan siang jam 13.00, makan malam jam 18.30)

3.1.4 Status Sosial Ekonomi Keluarga

3.1.4.1 Total pendapatan keluarga per bulan (Rp. 600.000-, s/d Rp.1000.000,-)

(54)

3.1.4.2 Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya sehari-hari : keluarga mengatakan cukup

3.1.4.3 Apakah keluarga mempunyai tabungan : keluarga mengatakan tidak mempunyai tabungan

3.1.4.4 Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan dalam keluarga 3.1.4.5 Siapa yang mengelola keuangan dalam keluarga? : keluarga mengatakan

Ny.M yang mengelola

3.1.4.6 Adakah dana yang disiapkan keluarga untuk masalah kesehatan anggota keluarga? : keluarga mengatakan ada

3.1.5 Kebiasaan keluarga terkait dengan kesehatan (baik secara kesukuan/kebudayaan/agama) ; keluarga mengatakan apabila ada yang sakit biasanya beli obat diwarung atau dibawah ke klinik terdekat

3.1.6 Untuk penanganan masalah kesehatan anggota keluarga, dana diperoleh dari mana? : keluarga mengatakan KIS

3.1.7 Aktivitas rekreasi : keluarga mengatakan tidak pernah rekreasi hanya menggunakan waktu senggang dengan menonton TV

3.2 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

3.2.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga mengatakan keluarga berada pada tahap ke VI yaitu anak pertama meninggalkan rumah dan anak terakhir tinggal bersama orang tua

3.2.2 Tugas perkembangan keluarga : perkembangan dapat dijalankan

3.2.3 Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : anak terakhir belum meninggalkan rumah

(55)

3.2.4 Riwayat keluarga inti : keluarga mengatakan riwayat masing-masing keluarga yaitu bapak “B” dalam keadaan sehat (tidak pernah sakit serius), ibu “M” memiliki riwayat penyakit hipertensi, anak pertama dan anak kedua sehat dan tidak menderita penyakit apapun

3.3 Lingkungan 3.3.1 Perumahan

3.3.1.1 Jenis rumah : permanen 3.3.1.2 Luas bangunan : 12x6 M 3.3.1.3 Luas penerangan

3.3.1.4 Status rumah : milik pribadi 3.3.1.5 Atap rumah : genteng 3.3.1.6 Ventilasi rumah : ada

3.3.1.7 Bila ada beberapa luasnya : ˃ 10% luas lantai Tinggi langit-langit : 3,5 M dari lantai

3.3.1.8 Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari : iya 3.3.1.9 Peneranga : listrik

3.3.1.10 Lantai : keramik

3.3.1.11 Bagaimanakah kondisi kebersihan rumah secara keseluruan : bersih

3.3.2 Denah rumah keterangan:

Kamar Jendela Pintu

R.Tamu K.Mandi

R.Tv Dapur

Gambar 3.3 Denah Rumah Keluarga Ny.M di desa Curah Dringu Tongas Probolinggo.

(56)

3.3.3 Pengolahan sampah

3.3.3.1 Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah : Ya 3.3.3.2 Bagaimana cara pengelolahan sampah rumah tangga : dibakar 3.3.4 Sumber air

3.3.4.1 Sumber air yang digunakan oleh keluarga : sumur 3.3.4.2 Sumber minum yang digunakan oleh keluarga : sumur 3.3.5 Jamban keluarga

3.3.5.1 Apakah keluarga mempunyai WC sendiri : Ya Bila ya, apa jenis jamban keluarga : Cemplung

3.3.5.2 Berapa jarak antara sumber air dengan penampung tinja : ˃10 meter 3.3.6 Pembuangan air limbah : Ya (selokan depan rumah)

3.3.7 Fasilitas sosial danfasilitas kesehatan

3.3.7.1 Adakah perkumpulan social didalam masyarakat setempat : Ada (PKK) 3.3.7.2 Adakah fasilitas kesehatan dimasyarakat setempat : Ada (posyandu, bidan

desa)

3.3.7.3 Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut : Ada 3.3.7.4 Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga

dengan kendaran umum? : Ya (sepeda motor) 3.3.8 Sarana komunikasi dari transpotasi

Sarana komunikasi : keluarga mengatakan menggunakan sarana komunikasi verbal dan media elektronik seperti handphon

Sarana transpotasi : keluarga menggunakan sepeda motor

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Judul Kegiatan : Pelatihan Pemanfaatan Buah Carica Pepaya sebagai Inovasi Produk Sari Buah Pekat yang Bervitamin Dan Mempunyai Rasa Yang Segar Di Dieng Kecamatan

Model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan tanggung jawab siswa karena dengan menggunakan model ini siswa terhindarkan dari kecurangan dalam

SDS = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda pendek SD1 = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda 1 detik SMS = parameter spektrum

MRI merupakan modalitas radiologi yang banyak dipilih terutama dalam kasus karsinoma sel skuamosa. Gambaran abnormal dari MRI memiliki korelasi dengan gambaran patologi. Invasi tumor

Semakin tinggi tingkat keuntungan ( earning per share ) maka laba yang diperoleh perusahaan semakin baik. Perusahaan yang memiliki nilai EPS yang tinggi akan menarik

Untuk mengakomodir permasalahan dalam lingkup konflik sosial saat pra dan purna operasional BRT Mebidangro, maka dilakukan survei kuesioner dan interview terhadap 500 orang

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu pendapat dari responden mengenai Kualitas Layanan yang diukur dari Bukti Langsung, Kehandalan, Daya Tanggap,