MAKALAH STATISTIKA SAMPLING
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ir. H Ujang Hidayat Tanuwiria, MS.
Disusun Oleh:
Andika Sastra Wijaya (200110230018)
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teknik Sampling: Metode dan Penerapannya dalam Penelitian”.
Dimana makalah ini saya susun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Statistika.
Terima kasih kami ucapkan kepada pak Dr. Ir. Dudi, S.Pt., M.Si., IPM.
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman–teman yang telah mendukung saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa makalah saya masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan kemampuan yang saya miliki, masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi ejaan, kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu saya sangat mengharapkan dan menghargai kritik/saran seluas–luasnya dari pembaca yang kemudian akan saya jadikan sebagai bahan evaluasi.
Demikian saya harap semoga makalah mengenai Teknik Sampling:
Metode dan Penerapannya dalam Penelitian, dapat bermanfaat menambah wawasan dan memberi inspirasi terhadap pembaca.
Sumedang, 27 Maret 2024
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...1
DAFTAR ISI...2
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Rumusan Masalah...1
1.3 Tujuan...1
BAB II PEMBAHASAN...2
2.1 Definisi Air dan Karbohidrat...2
2.2 Sumber Karbohidrat...2
2.3 Metabolisme Air dan Karbohidrat...2
2.4 Fungsi Air dan Karbohidrat...3
BAB III PENUTUP...6
3.1 Kesimpulan...6
DAFTAR PUSTAKA...7
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada suatu survey, umumnya tujuan yang akan dicapai adalah mencari sebuah informasi dari sebuah fenomena dari suatu obyek dengan cara mengumpulkan data. Oleh karena itu, sebelum melakukan survey, peneliti perlu memastikan bahwa data yang akan diperoleh harus valid yang berarti peneliti harus mengetahui kondisi populasi yang ada. Akan tetapi, kita terkadang tidak mungkin mengamati keseluruhan populasi. Hal ini dikarenakan, jika peneliti melakukan survey dengan mengamati seluruh populasi yang terjadi adalah akan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Hal yang dapat dilakukan adalah peneliti dapat mengambil sampel dari populasi itu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya, kecepatan lebih besar, cakupan lebih besar dan tingkat keteiltian lebih besar (Cochran, 1991).
Setelah populasi dan kerangka sampel ditentukan oleh peneliti sebagai obyek penelitian, langkah selanjutnya peneliti mengumpulkan data dari obyek itu.
Sampel diambil sedemikian sehingga mempunyai sifat representatif sehingga diperoleh informasi yang cukup untuk menduga populasinya. Selain itu, sampel ditentukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga dan biaya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari sampling?
2. Apa tujuan dari pengunaan sampling?
3. Apa kriteria sampel?
4. Apa saja teknik pengambilan sampel?
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari sampling 2. Mengetahui apa tujuan dari sampling 3. Mengetahui kriteria sampel
4. Mengetahui apa saja teknik pengambilan sampel
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sampling
Sampling adalah proses pengambilan atau memilih n buah elemen/objek/unsur dari populasi. Sampling juga bisa disebut dengan metode pengambilan sampel untuk sebuah tujuan tertentu. Sampling merupakan cara pengumpulan data, jika sebagian populasi diteliti. Sebuah populasi harus mewakili semua sampel. Kerangka sampling adalah daftar atau list yang berisi satuan-satuan sampling yang ada dalam populasi.
2.2 Tujuan Sampling
Tujuan dari sampling dalam penelitian adalah untuk membuat kesimpulan atau generalisasi tentang populasi berdasarkan informasi yang diperoleh dari sampel. Jika sampel dipilih secara representatif dan dengan metode yang tepat, hasil penelitian dapat dianggap mewakili populasi yang lebih besar.
Tujuan pengambilan sampel adalah untuk memperoleh gambaran deskriptif tentang ciri-ciri unit pengamatan yang termasuk dalam sampel dan untuk melakukan generalisasi untuk memperkirakan parameter populasi. Hal ini terjadi karena peneliti tidak dapat mengamati secara langsung seluruh unit analisis atau individu dalam populasi penelitian yang berjumlah orang.
Peneliti mengambil data dari sebagian populasi yang disebut sampel untuk mewakili populasi sebanyak orang. Dalam memilih metode pengambilan sampel yang akan digunakan, pertimbangkan anggaran penelitian, biaya penelitian, tenggat waktu penelitian, ketersediaan pengetahuan tentang populasi, informasi tentang ukuran populasi, kemudahan akses ke unit observasi, dan umum Tingkat penataan harus dipertimbangkan seperti apa yang dicapai. Ketersediaan Fasilitas Pendukung. Sangat umum dalam penelitian untuk menggunakan kombinasi beberapa metode pengambilan sampel untuk mencapai tujuan penelitian dan memberikan hasil penelitian yang berkualitas tinggi, akurat, memenuhi standar, dan dapat diandalkan.
3
2.3. Kriteria Sampel
Penelitian yang menggunakan sampel yang mewakili populasi (disebut sampel representatif) menghasilkan hasil yang dapat digeneralisasikan atau dapat diterapkan secara luas pada populasi tersebut. Kriteria sampel yang representatif bergantung pada dua aspek yang saling terkait: keakuratan dan kelengkapan sampel..
2.4 Teknik Pengambilan Sampel
Sebelum pembicaraan lebih lanjut, perlu dijelaskan bahwa pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu (1) pengambilan sampel secara acak (random sampling) atau probability sampling, dan (2) pengambilan sampel yang bersifat tidak acak (non-probability sampling), dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
a) Sampling Acak Sederhana
Sampel acak sederhana (simple random sampling) ialah suatu sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian dari suatu populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipiih sebagai sampel. Dalam prakteknya, sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan (a) undian, atau (b) bilangan acak.
b) Sampling Sistematis
Apabila banyaknya satuan elementer yang akan dipilih cukup besar, maka pemilihan sampel acak sederhana akan berat mengerjakannya. Dalam keadaan seperti ini ahli statistic cenderung memakai metode lain. Pengambilan sampel acak sistematis (systematic random sampling) ialah suatu metode pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu.
Sampel sistematis seringkali menghasilkan kesalahan sampling (sampling error) yang lebih kecil, disebabkan anggota sampel menyebar secara merata di seluruh propinsi. Ada pendapat bahwa pengambilan sampel dengan metode ini tidak acak, karena yang diambil secara acak unsur pertama saja, sedangkan unsur selanjutnya
diurutkan berdasarkan interval yang sudah tertentu dan tetap. Karena itu, untuk dapat mempergunakan metode ini, harus dipenuhi beberapa
syarat yakni (1) populasi harus besar, (2) harus teredia daftar kerangka sampel, (3) populasi harus bersifat homogen
c) Sampling Acak Berlapis
Dalam praktek sering dijumpai populasi yang tidak homogen. Makin heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifat antara lapisanlapisan tersebut. Presisi dan hasil yang dapat dicapai dengan penggunaan suatu metode pengambilan sampel, antara lain dipengaruhi oleh derajat keseragaman dari populasi yang bersangkutan. Untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan dibagi ke dalam lapisanlapisan (stratum) yang seragam dan dari setiap lapisan diambil sampel secara acak. Dalam sampel berlapis, peluang untuk terpilih satu strata dengan yang lain mungkin sama, mungkin pula berbeda. Ada dua syarat yag harus terpenuhi untuk dapat mempergunakan metode pengambilan sampel acak berlapis, yaitu (a) ada kriteria jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk menstratifikasi populasi, dan (b) diketahui dengan tepat jumlah satuan-satuan elementer dari tiap lapisan dalam populasi itu. Besarnya sampel yang diambil dari tiap-tiap strata dapat berimbang dan dapat pula tidak berimbang. Dalam pengambilan sampel yang berimbang, unsur-unsur satuan yang diambil dari setiap strata berbanding lurus dengan jumlah satuan-satuan elementer dalam strata yang bersangkutan. Kalau peneliti akan mempergunakan metode tidak berimbang, maka ia dapat menentukan sendiri jumlah unsur-unsur sampel yang akan diambilnya.
d) Samping Gugus (Cluster) Sederhana
Jika seorang peneliti ingin meneliti besarnya pendapatan per bulan dari tiap-tiap keluarga di suatu kecamatan, sedangkan data mengenai jumlah keluarga di kecamatan tersebut tidak tersedia, maka kecamatan tersebut dibagi menjadi desa-desa. Desa-desa itu dijadikan gugus atau unsur sampling. Semua desa yang ada diberi nomor dan dipilih secara acak sebuah desa atau lebih
5
sebagai sampel. Karena unsur penelitian adalah keluarga atau rumah tangga, maka semua rumahtangga yang ada dalam desa tersebut yang diteliti.
e) Sampling Wilayah
Adakalanya peneliti dihadapkan pada wilayah penelitian dengan berbagai ciri khusus pada beberapa bagian wilayah tersebut. Dalam keadaan seperti itu, sampling wilayah (area) mungkin akan lebih tepat digunakan. Sebagai contoh, Mubyarto (1993) membedakan empat macam pola usahatani di Kalimantan Tengah yaitu :
Pola usahatani perladangan berpindah, yang terdapat di kecamatan- kecamatan Gunung Purei, Tanah Siang, dan Balai Riam
Pola usahatani perikanan, khususnya darat yang dijumpai di hampir semua desa di tepian sungai
Pola usahatani tanaman pangan pasang surut, yang terdapat di kecamatan Kahayan Kuala, dan Kahayan Hilir
Polo usahatani perkebunan yang terdapat di kecamatan Kumai.
Masyarakat dari keempat wilayah dengan pola usahatani yang berbeda itu akan memiliki ciri-ciri khusus yang menarik untuk diungkap. Jika penarikan sampel dalam suatu penelitian tidka dilakukan dengan prinsip probabilitas, hasil penelitiannya tidak seharusnya digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas.
Porpusive sampling dan i samping, merupakan dua contoh teknik pengambilan sampel yang tidak menggunakan prinsip probability sampling.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampling adalah sebuah kegiatan/metode/cara mengambil sampel dengan tujuan tertentu.
Tujuan dari sampling dalam penelitian adalah untuk membuat kesimpulan atau generalisasi tentang populasi berdasarkan informasi yang diperoleh dari sampel. Jika sampel dipilih secara representatif dan dengan metode yang tepat, hasil penelitian dapat dianggap mewakili populasi yang lebih besar.
Penelitian yang menggunakan sampel yang mewakili populasi (disebut sampel representatif) menghasilkan hasil yang dapat digeneralisasikan atau dapat diterapkan secara luas pada populasi tersebut. Kriteria sampel yang representatif bergantung pada dua aspek yang saling terkait: keakuratan dan kele Sebelum pembicaraan lebih lanjut, perlu dijelaskan bahwa pada dasarnya
ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu (1) pengambilan sampel secara acak (random sampling) atau probability sampling, dan (2) pengambilan sampel yang bersifat tidak acak (non-probability sampling), dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.ngkapan sampel.
7
DAFTAR PUSTAKA
A, S. M. (2023). Sampling dalam penelitian.
Ervi Herawati, S. (2016). Modul Praktikum Statistika Peternakan. Garut.
Setiawan, N. (2005). Teknik Sampling, 1-2.
Triyono. (2003). Teknik Sampling dalam Penelitian. 1-7
Nurdiani, N. (2014). TEKNIK SAMPLING SNOWBALL, 3.