• Tidak ada hasil yang ditemukan

KENIKMATAN EMAS BAGI PENDUDUK SURGA DALAM KAJIAN AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR LUGHAWI (KAJIAN BALAGHAH) - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "KENIKMATAN EMAS BAGI PENDUDUK SURGA DALAM KAJIAN AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR LUGHAWI (KAJIAN BALAGHAH) - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

KENIKMATAN EMAS BAGI PENDUDUK SURGA DALAM KAJIAN AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR

LUGHAWI (KAJIAN BALAGHAH)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir

Oleh :

Mohammad Imran Bin Mohammad Rozli Nim : 11730213772

Pembimbing I Dr. H. Ali Akbar, MIS

Pembimbing II Jani Arni S.Th.I.M.Ag

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

263/IAT-U/SU-S1/2022

(2)
(3)

Drs.H.AliAkhbar,MIS

DOSEN FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

NOTA DINAS

Perihal : Pengajuan Skripsi

Kepada Yth :

Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau

di-Pekanbaru

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Setelah kami membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan terhadap isi skripsi saudara :

Nama :Mohammad Imran bin Mohammad Rozli NIM :11730213772

Program Studi : Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir

Judul :KENIKMATAN EMAS BAGI PENDUDUK SURGA

DALAM KAJIAN AL-QUR‟AN PERSPEKTIF TAFSIR LUGHAWI ( KAJIAN BALAGHAH )

Maka dengan ini dapat disetujui untuk diuji dan diberikan penilaian, dalam sidang ujian Munaqasyah Skripsi Fakultas Ushuluddin Uin Suska Riau.

Demikianlah kami sampaikan dan atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

Pekanbaru, 27 Agustus 2022 Pembimbing I

Dr. H. Ali Akhbar, MIS NIP

.

19642171991031001

(4)

Jani Arni, S.Th,I., M.Ag

DOSEN FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

NOTA DINAS

Perihal : Pengajuan Skripsi

Kepada Yth :

Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau

di- Pekanbaru

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Setelah kami membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan terhadap isi skripsi saudara :

Nama : Mohammad Imran bin Mohammad Rozli NIM : 11730213772

Program Studi : Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir

Judul : KENIKMATAN EMAS BAGI PENDUDUK SURGA

DALAM KAJIAN AL-QUR‟AN PERSPEKTIF TAFSIR LUGHAWI ( KAJIAN BALAGHAH )

Maka dengan ini dapat disetujui untuk diuji dan diberikan penilaian, dalam sidang ujian Munaqasyah Skripsi Fakultas Ushuluddin Uin Suska Riau.

Demikianlah kami sampaikan dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 26 Agustus 2022 Pembimbing II

Jani Arni, S.Th,M.Ag

Nip

.

198201172009122006

(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Alhamdulillah, puji syukur kehadrat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat gelar sarjan dalam ilmu Ushuluddin ( S.Ag).

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada teladan umat manusia yaitu Rasulullah S.a.w. yang kasih sayangnya pada umat tidak akan pernah padam, bahkan hingga ke akhir hayat beliau.

Pembahasan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tentang konsep Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga didalam Al-Qur‟an Perspektif Lughawi Kajian Balaghah. Penulisan ini ditulis untuk dijadikan sebagai tambahan informasi dalam bidang kajian ilmu al-Qur‟an dan Tafsir sekaligus memenuhi syarat penyelesaian studi di fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dorongan – dorongan langsung, baik moral, maupun material.

Untuk ini penulis ingin mengucapkan jutaan terima kasih yang sedalam dalamnya kepada :

1. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu demi menyiapkan skripsi ini, kepada Rektor UIN Suska Riau, Prof.Dr.Khairunnas M.Ag, berserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan buat penulis menimba ilmu di UIN Suska Riau.

2. Khusus buat Ayahanda, Rozli bin Nayan dan Ibunda Arina binti Mohd Noor yang telah menjadi inspirasi dalam penulisan ini dan juga buat sahabat perjuangan yang membantu dalam menyelesaikan penulisan ini.

3. Kepada Ayahanda Dr.H.Jamaluddin,M.Us , Dekan Fakultas Ushuluddin berserta jajarannya.

4. Ustadz Agus Chandra selaku ketua program studi Ilmu Al-Qu‟ran dan Tafsir beserta Bapak Afriadi Putra,S.Th.I,M.Hum sekretaris prodi Ilmu Al-Qur‟an & Tafsir beserta jajarannya yang telah memberi kemudahan kepada penulis untuk menamatkan penulisan ini.

i

(7)

5. Ayahanda Dr.H.Hidayatullah Ismail. Lc,MA selaku pembimbing Akademik yang selalu memberi arahan dan masukkan kepada penulis dari awal perkuliahan.

6. Terima kasih juga kepada Bapak Ustadz Ali Akhbar dan Ibunda Jani Arni selaku dosen pembimbing skripsi yang banyak memberikan masukkan, arahan, dan bimbingan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Terima kasih atas pertolongan nasihat dan motivasi dan bimbingannya selama ini yang telah diberikan kepada penulis.

7. Terima kasih juga kepada sahabat yang banyak membantu saya Amir Syakir, Sridepi, Fazida Safitri, Ibtihaj Faiz, Hafiz Rosli dan Azhari Johari.

8. Dan juga kepada teman seperjuangan IAT /D 2017 yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki dalam penulisan skripsi ini. Karena itu tentulah terdapat kekurangan serta kejanggalan yang memerlukan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberi manfaat kepada semua.

Kepada Allah s.w.t penulis berdoa semoga kebaikan dan kontribusi yang telah mereka berikan dinilai disisi Allah swt selaku amal ibadah dan memperoleh keberkatan serta rahmat daripada-Nya.

Pekanbaru 02 September 2022

Mohammad Imran bin Mohammad Rozli Nim : 11730213772

(8)

PEDOMAN TRANSLITERASI 1. Konsonan Tunggal

ا = a ة = b د = t س = ts ط = j ػ = ẖ ؿ = kh د = d ر = dz س = r

ص = z ط = s ػ = sy ؿ = sh ك = dh ه = th ظ = zh ع = „a ؽ = gh ف = f

م = q ى = k

ٍ = l

ّ = m

ٕ = n

ٝ = w

ٙ = h ١ = y ء = „

2. Vokal Panjang (mad)

Fathah (baris di atas) ditulis a , kasrah (baris di bawah), ditulis dan dhammah (baris depan), ditulis u . Misalnya: خػسبوُا ditulis dengan al- a ri ah

ٖ٣شفبُ٘ا ditulis dengan al- a shir n dan ٕٞؾِلُٔا ditulis dengan al- uflihu n

3. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap ditulis rangkap. Misalnya خػسبوُا ditulis al- a r iah

4. Vokal Pendek

Fathah ditulis a, misalnya خػبٔع jama ah). Kasrah ditulis i, misalnya خُبعشُا al-risa lah

5. Kata sandang alif + lam (ٍا)

Apabila diikuti oleh alif lam qamariahdan syamsiyah ditulis Al, misalnya: ٕٝشكبٌُا ditulis l a firu n Sedangkan bila diikuti oleh huruf syamsyiah, huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya. Misalnya:

ٍبعشُا ditulis dengan al- ija lu Kecuali untuk nama diri yang diikuti kata Allah, misalnya الله ذجػ ditulis „Abdullah.

iii

(9)

6. Ta‟ marbuthah (ح)

Bila terletak di akhir kalimat maka ditulis dengan h, misalnya: حشوجُا ditulis dengan Al-Baqarah. Bila terletak di tengah kalimat, maka ditulis dengan t, misalnya: ٍبُٔا حبًصmaka ditulis dengan aka tu al ma l

7. Huruf Besar

Penulisan huruf besar disesuaikan dengan ejaan yang disempurnakan (EYD).

(10)

ABSTRAK

Penelitian skripsi ini membahaskan tentang Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga Dalam Al-Qur‟an Perspektif Tafsir Lughawi ( Kajian Balaghah ).

Emas yang kita kenali ialah sebuah logam mulia yang memiliki nilai harga dalam pasaran yang begitu tinggi. Lambang kekayaan seseorang didunia sepatutnya diukur dengan jumlah emas yang dimiliki. Namun, logam mulia tersebut hanyalah digambarkan sebagai kesenangan dunia semata- mata. Sedangkan lambang kenikmatan emas yang diceritakan oleh Allah swt di dalam Al-Qu‟ran berbeda.

Rumusan masalah : Pertama, bagaimana pendapat mufassir tentang kenikmatan emas bagi penduduk surga dalam Al-Qur‟an ? kedua, bagaimana tinjauan lughawi/balaghah tentang terhadap ayat- ayat tentang kenikmatan emas bagi penduduk surga dalam al-Qur‟an ? Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan ( library research ), dengan menggunakan metode maudhui‟ ( tematik ) dengan mengambil tiga daripada lapan ayat al-Qur‟an yang didalamnya terdapat kata emas dan sumber data didalam penelitian ini menggunakan kitab tafsir al- Munir, kitab tafsir al – Misbah, dan kitab tafsir Fathul Qadir. Adapun hasil penelitian daripada penelitian ini adalah pertama, para mufassir berbeda pendapat tentang kenikmatan emas bagi penduduk surga dalam al-Qur‟an. Ada yang berpendapat kenikmatan yang penghuni surga peroleh didalam surga kelak bukan hanya emas semata – mata. Mereka diberikan pelayanan dan hidangan juga dari wadah dan piring dari emas, pohon dari emas, baju dari emas, sisir dari emas dan banyak lagi kenikmatan emas yang diperoleh oleh penduduk surga. Kedua,ada juga beberapa pendapat yang menyatakan bahwa emas yang dikurniakan kepada penduduk surga bukan lah emas hakiki, maupun perhiasan dan sebagainya.

Sebaliknya merupakan simbol bagi kemegahan, kemewahan dan kenikmatan didalam surga kelak.

Kata Kunci : Kenikmatan, Emas, Simbol

v

(11)

ABSTRACT

This thesis research discusses the pleasures of gold for residents of heaven in the Qur'an from the perspective of Lughawi's Tafsir (Balaghah Study). Gold as we know it is a precious metal that has a very high market value. The symbol of a person's wealth in the world should be measured by the amount of gold owned.

However, the precious metal is only described as a mere worldly pleasure.

Meanwhile, the symbol of the enjoyment of gold that is told by Allah in the Qur'an is different. Formulation of the problem: First, what is the opinion of the mufassir about the enjoyment of gold for the inhabitants of heaven in the Qur'an?

secondly, how is lughawi/balaghah's review of the verses about the enjoyment of gold for the inhabitants of heaven in the Qur'an? This research is a library research, using the maudhui' (thematic) method by taking three of the eight verses of the Qur'an in which there is a golden word and the source of data in this study using the book of interpretation of al-Munir, the book of tafsir al-Qur'an. - Misbah, and the book of commentary Fathul Qadir. As for the results of this research, first, the commentators have different opinions about the enjoyment of gold for the inhabitants of heaven in the Qur'an. There are those who think that the pleasures that the inhabitants of heaven will get in heaven later are not just gold.

They are given service and food also from gold vessels and plates, gold trees, gold clothes, gold combs and many other golden pleasures that are obtained by the inhabitants of heaven. Second, there are also some opinions which state that the gold given to the inhabitants of heaven is not real gold, nor is it jewelry and so on.

Instead it is a symbol for the splendor, luxury and pleasure in heaven later.

(12)

ةرصتخم

سٞظ٘ٓ ٖٓ ٕآشوُا ٢ك خ٘غُا ٕبٌغُ تٛزُا دازِٓ خؽٝشهأ شؾجُا ازٛ ؼهب٘٣ خ٤هٞع خٔ٤ه ُٚ ٖ٤ٔص ٕذؼٓ ٚكشؼٗ بًٔ تٛزُا .)خؿلاث خعاسد( ١ٝبؿُِٞ ش٤غلزُا ١زُا تٛزُا ساذؤث ُْبؼُا ٢ك ـخؾُا حٝشص ضٓس طبو٣ ٕأ تغ٣ .اًذع خ٤ُبػ يُر غٓٝ .ٌِٚزٔ٣ ٢كٝ .خ٣ٞ٤ٗد خؼزٓ دشغٓ ٚٗأ ٠ِػ ووك ٖ٤ٔضُا ٕذؼُٔا قفٞ٣ ،

خؿب٤ف .قِزخٓ ٕآشوُا ٢ك الله ٙشجخأ ١زُا تٛزُبث غزٔزُا ضٓس ٕئك ، ٚغلٗ ذهُٞا ق٤ً ، بً٤ٗبص ؟ٕآشوُبث تٛزُبث خ٘غُا َٛأ غزٔر ٢ك شغلُٔا ١أس بٓ ، ًلاٝأ :خٌِؾُٔا

ٔر ٖػ سذؾزر ٢زُا دب٣٦ُ خؿلاث / ١ٞـُ كاشؼزعا ْز٣ تٛزُبث خ٘غُا ٕبٌع غز

دب٣آ سلاص زخأث ٠ؾنُٔا ظٜ٘ٓ ّاذخزعبث خجزٌٓ شؾث ٞٛ شؾجُا ازٛ ؟ٕآشوُا ٢ك ّاذخزعبث خعاسذُا ٙزٛ ٢ك دبٗب٤جُا سذقٓٝ خ٤جٛر خًِٔ بٜ٤ك خ٤ٗآشه دب٣آ ٢ٗبٔص ٖٓ

بٓأ .سدبوُا ؼزك ػشؽٝ ػبجقُٔاٝ ٕآشوُا ش٤غلر ةبزًٝ .ش٤ُ٘ٔا ش٤غلر ةبزً

ُا ازٛ ظئبزُ٘ خجغُ٘بث خ٘غُا َٛأ غزٔر ٍٞؽ ٖ٣شغلُٔا ءاسآ قِزخر ، ًلاٝأك ، شؾج

ءبٔغُا ٕبٌع بٜ٤ِػ َقؾ٤ع ٢زُا دازُِٔا ٕأ ذوزؼ٣ ٖٓ ىب٘ٛ .ٕآشوُا ٢ك تٛزُبث ػاُٞ٧اٝ ٢ٗاٝ٧ا ٖٓ بًن٣أ ّبؼطُاٝ خٓذخُا ْ٣ذور ْز٣ .تٛر دشغٓ ذغ٤ُ ذؼث بٔ٤ك

ٛزُا هبؾٓ٧اٝ خ٤جٛزُا ظثلأُاٝ خ٤جٛزُا سبغؽ٧اٝ خ٤جٛزُا دازُِٔا ٖٓ ذ٣ذؼُاٝ خ٤ج

ءاس٥ا لؼث بًن٣أ ىب٘ٛ :بً٤ٗبص .ءبٔغُا ٕبٌع بٜ٤ِػ َقؾ٣ ٢زُا ٟشخ٧ا خ٤جٛزُا ٕأ ٠ِػ ـ٘ر ٢زُا بًوؽلا خ٘غُا ٢ك خؼزُٔاٝ خ٤ٛبكشُاٝ خػٝشُِ ضٓس ٜٞك ، يُر ٖٓ ًلاذث.

vii

(13)

DAFTAR ISI

NOTA DINAS ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II KERANGKA TEORITIS A. Landasan Teori ... 11

B. Tinjauan Kepustakaan ... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 17

B. Sumber Data Penelitian ... 18

C. Teknik Pengumpulan Data ... 19

D. Teknik Analisis Data ... 19

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Pendapat Mufasssir Tentang Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga ... 21

(14)

2. Wahbah Az- Zuhaili ( Surat al – Hajj ayat 23 ) ... 22

3. Wahbah Zuhaili ( Surat al Faathir ayat 33 ) ... 24

4. M. Quraish Shihab ( Surat al hajj ayat 23 ) ... 24

5. M.Quraish Shihab ( surat al Faathir ayat 33 )... 25

6. Pendapat Imam As-Syaukani ( Surat al-Kahfi ayat 31 ) ... 27

7. As- Syaukani ( Surat al-Hajj ayat 23 ) ... 29

8. As-Syaukani ( Surat Al-Faathir ayat 33 ) ... 31

9. Pendapat Mufassir lain ... 32

10. Pendapat Mufassir Lain ( Ibn Kathir ) ... 33

B. Tinjauan Balaghah Bagi Ayat – Ayat Tentang Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga Di Dalam Al-Qur‟an... 34

1. Tinjauan Balaghah ... 34

2. Al – Kinayah ... 34

3. Unsur Kinayah ... 35

4. Simbol Kemegahan... 37

5. Simbol Kenikmatan ... 41

6. Sungai di surga ... 42

7. Pohon pohon di Surga... 44

8. Makanan di dalam Surga ... 46

9. Simbol Kebahagiaan ... 47

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 51

B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA

ix

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam Al-Quran tempat kenikmatan di akhirat kelak diungkapkan dengan kata al- Jannah, yang artinya adalah “tertutup” atau kebun yang didalamnya tumbuh pohon pohon yang sangat rindang dan ranting pohon yang satu saling berkaitan dengan ranting pohon yang lain, sehingga permukaan tanah kebun tersebut menjadi tertutup dari pandangan mata.1 Bangsa Arab kata ini hanya diterjemahkan sesuatu hal yang tidak terjangkau oleh panca indera manusia yang disebabkan adanya penghalang. Namun setelah turunnya ayat- ayat Al-Qur‟an bangsa Arab menerima pemahaman baru tentang kata ini , yakni sebagai tempat untuk meraih kenikmatan dan pembalasan di akhirat kelak. Hal ini dikarenakan kenikmatan yang dijanjikan ditempat itu ( surga ) tidak pernah diketahui hakikatnya oleh manusia.

Al Quran adalah sumber hidayah bagi kebahagiaan hidup umat Islam di dunia dan di akhirat. Orang yang membaca, menghafaz dan melihat al- Quran sambil memikirkan keajaiban yang ada pada susunannya akan diberikan pahala.

Al-Quran adalah petunjuk jalan kebenaran yang membawa umat Islam daripada kegelapan kepada cahaya terang. Ramadan adalah kesempatan yang paling berharga untuk memperbanyakkan membaca al-Quran, sama ada secara bertadarus ataupun berseorangan, lebih-lebih lagi sehingga menamatkan (khatam) bacaan 30 juz al-Quran. Sesungguhnya, orang yang membaca al- Quran akan mendapat rahmat dan limpah kurnia dari Allah SWT.2

Kita dituntut untuk sentiasa membaca, mempelajari, mengkaji dan menjadikan al-Quran sebagai panduan hidup. Al-Quran adalah untuk semua manusia. Kita digalak mengajarkan ayat-ayat al-Quran kepada sesiapa sahaja termasuk orang bukan Islam. Nabi SAW menyifatkan golongan yang

1 Sibro Mailisi Fathurrohman, “Kehidupan Penduduk Surga DiDalam Al-Qur‟an”, Skripsi

(16)

2

mempelajari dan mengajarkan al-Quran sebagai sebaik-baik manusia. Inilah wadah dakwah yang sebaik-baiknya.3

Al-Quran memberikan pujian kepada ulul albab yang berzikir dan memikirkan kejadian langit dan bumi. Zikir dan pemikiran menyangkut hal tersebut mengantarkan manusia mengetahui rahasia-rahasia alam raya. Hal ini terbukti dari lanjutan ayat di atas yang menguraikan tentang sifat-sifat ulul albab, QS Ali Imran ayat 195.

Al-Qur‟an menggambarkan surga dengan segala kecantikan dan keagungannya yang tentu saja menarik bagi mereka yang memiliki cita rasa tinggi, dan cita rasa seperti itu dimiliki secara merata oleh orang yang beriman :4

( ٌةَمِعاَن ٍذِئَمْوَ ي ٌهوُجُو ( ٌةَيِضاَر اَهِيْعَسِل ) 8

( ٍةَيِلاَع ٍةَّنَج يِف ) 9 ًةَيِغ َلَ اَهيِف ُعَمْسَت َلَ ) 01

( ( ٌةَيِراَج ٌنْيَع اَهيِف ) 00 ٌةَعوُفْرَم ٌرُرُس اَهيِف ) 01

( ٌةَعوُضْوَم ٌباَوْكَأَو ) (13 ُقِراَمَنَو ) 01

( ٌةَفوُفْصَم ْبَم ُّيِباَرَزَو ) 01

( ٌةَثوُث 01 (

Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. Di dalamnya ada mata air yang mengalir. Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar.

Al-Rāzī berpendapat bahawa jannah merupakan taman yang dipenuhi dengan pepohon kurma dan pohon-pohon yang mempunyai banyak dahan dan dedaunnya serta ia dapat menaungi dan melindungi apa yang terdapat di bawahnya seperti kanopi. Al-Qur‟an menggambarkan tempat ganjaran bagi orang mukmin dengan lafaz jannah adalah kerana terdapat pelbagai kenikmatan yang tersembunyi di dalamnya. Ini menunjukkan bahawa syurga merupakan tempat ganjaran bagi golongan yang beriman ke pada Allah SWT dan para rasul-Nya sebagai suatu penempatan yang paling sempurna,

3 Ibid , hlm 2

4 Ibn Taimiyyah Al Harrani, Ibn Al – Qayyim Al- Jawziyyah, “ Cantik Luar Dalam “ , Pustaka Islam Klasik

(17)

3

sejahtera, indah, penuh dengan kenikmatan dan kekal selamanya di akhirat kelak.5

Secara naluriyah, muslim bercita-cita masuk surga. Cita dan keinginan terbangun setidaknya karena informasi Al-Qur‟an tentang surga begitu nyata dan bersentuhan dengan gambaran manusia tentang kebahagiaan. Ilustrasi Al- Qur‟an tentang surga begitu nyata, indah, menyenangkan. Gambaran mengenai tempat yang luas, lapang, damai, dengan sejumlah fasilitas seperti misalnya makanan, minuman, pakaian, perabot, pasangan, pelayan, dll. Belum lagi sungai-sungai yang mengalir di bawahnya dengan cita rasa yang tak terbayangkan, sudah mematri dalam benak terobsesi untuk sampai ke sana, suatu waktu nanti.6

Di dalam syurga nanti penghuninya tidak akan tidur sebagaimana gambaran yang dinyatakan oleh Jabir bin Abdullah bin Abdullahn bin Abi Aufa, meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda, Tidur-tidur itu saudara kepada kematian dan mati itu tidak akan berlaku di dalam syurga.”7 Penghuni syurga pada sepanjang masa akan merasai nikmat yang ada di dalamnya. Nikmatnya hidup di dalam syurga, penghuninya menjadi sibuk untuk menikmati keseronokan dan kelebihan yang menjadi ganjaran kepada mereka.8

Sebagaimana firman Allah di dalam surah Yasin, ayat 55-58:

“Sesungguhnya penduduk Syurga pada hari itu, berada dalam keadaan sibuk leka menikmati kesenangan; Mereka dengan pasangan-pasangan mereka bersukaria di tempat yang teduh, sambil duduk berbaring di atas pelamin;

Mereka beroleh dalam Syurga itu pelbagai jenis buah-buahan, dan mereka beroleh apa sahaja yang mereka kehendaki; (Mereka juga beroleh) ucapan salam sejahtera dari Tuhan Yang Maha Mengasihani.”9

5 Mohd Manawi Mohd Akib, Jurnal Ushuluddin, “Penghuni Syurga Menurut Pandangan Fakhr Al-Din Al Razi,: Tumpuan Terhadap Kitab Mafatih Al-Ghayb”, 2012,hlm 33

6 Saidin Mansyur, “Konsep Al-Qur‟an Tentang Surga”, hlm 2

7Fairuz Noordin, “Nikmatnya di Syurga”, 2017, di kutip dari https://ikimfm.my/nikmatnya-di-syurga/ pada hari Sabtu 10 Juli 2021, pukul 16.00 WIB.

(18)

4

Umumnya, syurga terletak di atas langit dan mempunyai keluasan yang tidak terjangkau oleh fikiran manusia. Ia juga merupakan tempat ganjaran yang terbaik dari segala aspek, baik dari aspek pemandangan atau suasana di dalamnya. Segala jenis kenikmatan terdapat di dalamnya. Bahkan al-Qur‟an menjelaskan bahawa kemuncak kenikmatan yang hakiki hanya dapat dikecapi di sana.10

Namun sebahagian daripada kenikmatan tersebut yang digambarkan oleh al-Qur‟an adalah berdasarkan kepada apa yang telah dapat manusia kecapi semasa di dunia seperti keindahan pepohon menghijau berserta buah- buahan, sungai yang mengalir, pakaian sutera, perhiasan yang berupa gelang daripada emas dan perak, layanan oleh para pelayan yang mengurus makan minum dan lain-lain lagi.11

Antara nikmat penghuni syurga yang diceritakan oleh Al-Qur‟an diantaranya ialah penghuni syurga mendapat nikmat perhiasan emas di akhirat kelak.12Emas adalah ciptaan Allah untuk kegunaan manusia, boleh dijadikan hiasan bagi perempuan, harta simpanan dan wang untuk berurusniaga.

Kandungan emas di bumi diciptakan cukup untuk kegunaan setiap manusia dan sifat emas tidak boleh dicipta atau dilupuskan.13

ٍباَوْكَاَّو ٍبَىَذ ْنِّم ٍفاَحِصِب ْمِهْيَلَع ُفاَطُي ُّذَلَ تَو ُسُفْ نَْلَا ِوْيِهَتْشَت اَم اَهْ يِفَو ۚ

ُنُيْعَْلَا َنْوُدِلٰخ اَهْ يِف ْمُتْ نَاَو ۚ

ۚ

Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya" ( Az- Zukhruf : 71 )14

10 Mohd Manawi Mohd Akib, Jurnal Ushuluddin, “Penghuni Syurga Menurut Pandangan Fakhr Al-Din Al Razi,: Tumpuan Terhadap Kitab Mafatih Al-Ghayb”, 2012,hlm 34-35

11 Ibid, hlm 34-35

12Umar, “Emas dalam Al-Qur‟an”, 2018, di kutip dari https://www.umarjewelleries.com/emas-dalam-al-quran/ pada hari Senin 12 Juli 2021, pukul 01.28 WIB

13 Ibid, hlm 2

14 https://quran.kemenag.go.id/sura/43/71

(19)

5

َكِٕىٰٰۤلوُا ٍبَىَذ ْنِم َرِواَسَا ْنِم اَهْ يِف َنْوَّلَحُي ُرٰهْ نَْلَا ُمِهِتْحَت ْنِم ْيِرْجَت ٍنْدَع ُتّٰنَج ْمُهَل

ِكِٕىٰۤاَرَْلَا ىَلَع اَهْ يِف َنْيِٕىِكَّتُّم ٍقَرْ بَتْسِاَّو ٍسُدْنُس ْنِّم اًرْضُخ اًباَيِث َنْوُسَبْلَ يَّو ُباَوَّ ثلا َمْعِن ۚ

ۚ

َفَ تْرُم ْتَنُسَحَو اًق

Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai- sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah” l-Kahfi: 31 )15

َلْوَلَ ف َنْيِنِرَتْقُم ُةَكِٕىٰٰۤلَمْلا ُوَعَم َءٰۤاَج ْوَا ٍبَىَذ ْنِّم ٌةَرِوْسَا ِوْيَلَع َيِقْلُا ا ۚ

Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?" ( Az- Zukhruf : 53 )16

Ini menunjukkan bahawasanya emas merupakan hal yang sangat penting bagi Allah S.W.T. untuk diberikan bagi orang orang yang beriman.

Hal ini menunjukkan emas merupakan elemen – elemen yang penting bagi mereka baik di dunia maupun di syurga. Ini menunjukkan bahawasanya Allah memberikan kesenangan kepada manusia yang berupa emas bagi mereka yang beriman.

Emas merupakan logam yang penting dalam kehidupan manusia sejak sekian lamanya. Tamadun Mesir telah menggunakan emas sebagai perhiasan seawal kurun ke-5 sebelum masihi malah ahli arkeologi juga menjumpai artifak atau bukti penggunaan emas seawal kurun ke-4 sebelum masihi di beberapa Kawasan seperti Lembah Mesopotamia, Wadi Qana di Tebing Barat dan Eropah Tengah. Sehingga kini emas menjadi bahan penting dalam

(20)

6

penghasilan barangan elektronik, alat perhiasan, perubatan serta aero- angkasa.17

Emas mempunyai sifat yang unik dari sudut kimia. Emas pada kebiasaannya berwarna kuning berkilauan tetapi boleh juga didapati dalam warna delima, hitam malah ungu apabila koloid emas mempunyai warna berkeamatan tinggi. Emas juga merupakan logam yang paling boleh tempa (maleable) dan dimulurkan (ductile). Satu gram emas boleh ditempa menjadi kepingan berukuran 1 meter persegi. Kepingan emas juga boleh ditempa nipis untuk menjadi separa telus (semi-transparent). Selain itu, emas juga pengalir haba dan elektrik yang baik sekali gus meningkatkan nilai komersial dalam industri.18

Emas yang terdapat di bumi sebenarnya berasal dari angkasa melalui proses supernova iaitu letupan bintang berskala mega. Sebelum supernova berlaku, bintang-bintang yang mengandung elemen ringan seperti hydrogen memadat sekali gus menjadikan daya tarikan graviti yang sangat kuat di bahagian teras bintang. Hal ini mencetuskan pelakuran nuklear (nuclear fusion) dan melepaskan tenaga daripada hydrogen.19

Dalam jangka masa jutaan tahun, proses pelakuran nuclear yang berterusan ini menghasilkan elemen yang lebih berat seperti helium, karbon dan oksigen yang kemudiannya menghasilkan pula elemen seperti besi dan nikel. Pada peringkat ini, pelakuran nuklear sudah tidak melepaskan tenaga dan tekanan di bahagian teras bintang menjadi lemah. Oleh kerana kurangnya tekanan di bahagian teras, lapisan luaran bintang runtuh (collapse) ke bahagian teras dan menghasilkan tindak balas yakni letusan supernova.20

Emas merupakan salah satu bahan perhiasan yang paling banyak diminati manusia pada umumnya. Tidak jarang emas digunakan sebagai bahan investasi untuk masa depan. Oleh karena itu kekayaan seseorang pun dapat

17 Nabiel Hamzah, “Bagaimanakah Proses Emas Dalam Batuan”, 2020, di kutip dari https://rootofscience.com/blog/2020/umum/bagaimanakah-proses-pembentukan-emas-dalam- batuan/ pada hari Senin 12 Juli 2021, pukul 18.00 WIB

18 Ibid, hlm 3

19 Ibid , hlm 3

20 Ibid , hlm 3

(21)

7

dilihat dari segi banyak tidaknya emas perhiasan yang dimilikinya. Makanya, di era yang ditandai oleh materialisme ini orang-orang berlomba untuk memperbanyak hiasan duniawi, bahkan sampai bersaing tanpa menghiraukan norma dan nilai agama. Orang-orang berlomba-lomba untuk memiliki bongkahan emas atau seperti yang disebutkan dalam buku Secerca Cahaya Ilahi yang ditulis oleh M. Quraish Shihab, bahwa memang terdapat persaingan dalam hal memperbanyak hiasan dan gemerlap hidup duniawi serta usaha untuk memiliki sebanyak mungkin agar kekayaan dapat dinikmatinya. Karena memang al-Qur‟an menyebutkan sebagaimana dalam QS Ali Imran/3: 14 bahwa manusia akan cinta harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak.21

Kelebihan emas telah banyak diceritakan di dalam Al-Qur‟an hanya saja kita yang belum mengkajinya. Surah Ali Imran ayat 14 dinyatakan bahwa emas dijadikan indah pada pandangan manusia manakala pada ayat ke 91 surah Ali Imran dinyatakan bahwa emas adalah barang tukaran paling bernilai. Pada surat At Taubah ayat 34 dinyatakan bahwa emas adalah sebagai simpanan sebenar dan ayat ayat lain .22

Penelitian lebih terarah ke tema emas karena emas sangat sinonim dengan kehendak manusia dan merupakan perhiasan semula jadi yang mempunyai nilai dan harga tersendiri yang nilainya lebih daripada mana – mana bahan yang berada di muka bumi. Oleh karena hal itu, Al-Qur‟an menggunakan perkataan emas sebagai hadiah maupun ganjaran kepada orang mukmin kelak di surga bagi mereka yang beriman dan melakukan kebaikan.Penelitian ini juga ditulis untuk memperbetulkan beberapa fakta pengendali situs/website yang menjalankan perniagaan berbasis emas yang secara sembrono menggunakan ayat al -Qur‟an dan menafsirkan menggunakan akal fikiran tentang ayat- ayat yang membahaskan tentang

21 Buaidha Mukhrim BM, “ Az-Zukhruf dalam Al-Qur‟an ( Suatu Kajian Tafsir Maudhu‟i), Skripsi Sarjana Agama, Makassar, UIN Alauddin Makassar, 2016, hlm 1-2

22 Marina, “ 8 Ayat Menarik Tentang Emas Dalam Al-Qur‟an”, 2017 di kutip dari

(22)

8

emas. Oleh itu, penulisan ini ditulis untuk menyimak kembali fakta dan data secara lebih menyeluruh agar tidak menafsirkan sesuatu ayat al-Qur‟an secara membuta tuli.

Menyedari bahwa emas merupakan logam di dalam Al-Qur‟an yang mempunyai pelbagai kelebihan dan rahasia yang belum di ungkap oleh para peneliti sehingga ke hari ini. Didalam Al-Qur‟an Allah S.w.t telah menggambarkan berbagai sifat dan ciri kenikmatan surga, juga tentang para penduduk surga, dengan kadar yang bisa dimengerti oleh akal fikiran manusia.

Artinya walaupun kenikmatan tersebut disembunyikan oleh Allah dari manusia yang masih hidup di dunia, namun Allah melalui ayat- ayat-Nya menerangkan tentang kehidupan yang akan terjadi di surga kelak.23Oleh karena itu, agar pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami, penulis mengidentifikasi masalah dalam skripsi ini pada suatu tema yaitu tentang:

KENIKMATAN EMAS BAGI PENDUDUK SURGA DALAM KAJIAN AL-QUR’AN PERSPEKTIF TAFSIR LUGHAWI, ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Emas sebagai sumber kekayaan utama seseorang

2. Pengetahuan umat tentang seberapa penting emas dalam kehidupan

C. Batasan Masalah

Berdasarkan dari uraian batasan masalah di atas, penulis telah menelusuri kata emas didalam Al-Qur‟an menggunakan kitab al-Mu‟jam al Fahras lil Al Faz Al-Qur‟an, setelah penulis teliti ternyata kata emas di dalam al-Qur‟an ialah hanya sebanyak lapan ayat sahaja yang membicarakan tentang emas. Pun begitu, penulis menjumpai beberapa ayat yang sesuai untuk dibahaskan didalam penulisan ini. Ayat tersebut ialah ayat – ayat dari surat al

23 Sibro Mailisi Fathurrohman, “Kehidupan Penduduk Surga DiDalam Al-Qur‟an”, Skripsi Sarjana Agama, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, hlm 3

(23)

9

kahfi ayat 31, al hajj ayat 23 dan al fathir ayat 33.24 Justeru, penulis juga perlu membatasi masalah , yang hanya mengkaji “Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga Dalam Kajian Al-Qur‟an Perspektif Tafsir Lughawi”.

Penulis juga menetapkan bahwa kitab tafsir al munir karya Prof Wahbah Az- Zuhaili dan tafsir al-Misbah serta Fathul Qodir karya Imam Asy Syaukani sebagai kitab tafsir pilihan utama yang akan digunakan,disamping kitab kitab yang lain serta bahan bacaan ilmiah yang disifatkan boleh membantu penulisan ini.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mempermudah agar kajian pembahasan ini lebih terarah sehingga mudah difahami dan menghasilkan hasil akhir yang relatif mudah dimengerti semua kalangan, perlu kiranya dirumuskan beberapa masalah pokok yang bersangkutan dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana pendapat mufassir tentang kenikmatan emas bagi penduduk surga dalam Al-Qur‟an ?

2. Bagaimana tinjauan lughawi/balaghah tentang terhadap ayat – ayat tentang kenikmatan emas bagi penduduk surga dalam Al-Qur‟an ?

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pendapat mufassir tentang kenikmatan emas bagi penduduk surga dalam Al-Qur‟an

b. Untuk mengetahui tinjauan lughawi/balaghah tentang ayat – ayat kenikmatan emas bagi penduduk surga dalam Al-Qur‟an

2. Manfaat Penelitian

a. Untuk memberikan tambahan wawasan dalam keilmuan khususnya Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir dan penulis juga berharap penelitian ini

(24)

10

dapat memberikan kontribusi bagi kajian keislaman terutama di bidang tafsir khususnya.

b. Untuk menambah khazanah kelimuan dalam bidang pemikiran Islam dan tafsir Al-Qur‟an.

c. Di samping itu, kegunaan penelitian ini adalah agar memenuhi persyaratan akademis untuk memperoleh gelar Sarjana S1 dalam bidang Ilmu Ushuluddin pada jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kassim Riau.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini adalah :

BAB I, Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, batasan masalah , rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II, Kerangka Teoritis terdapat dua bagian sub pembahasan. Sub sub pertama membahas tentang acuan teori yang terdiri daripada Emas di dalam Al-Qur‟an. Sub sub kedua membahas tentang hasil penelitian yang relevan ( tinjauan kepustakaan ) ( library research ).

BAB III, Metode Penelitian berisi tentang metode penelitian yang terdiri daripada jenis penelitian, sumber data, dan teknik analisis data.

BAB IV, Penyajian dan Analisa Data berisi sekilas tentang Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga Dalam Kajian Al-Qur‟an Perspektif Tafsir Lughawi.

BAB V, Kesimpulan dan Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

Dalam bab ini penulis memberikan beberapa simpulan dari uraian yang dikemukakan dalam rumusan masalah. Setelah itu penulis memberikan saran – saran yang dianggap penting untuk kemajuan maupun kelanjutan penelitian yang lebih baik.

(25)

11

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Landasan Teori 1. Pengertian Emas

Emas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) ialah logam mulia berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk, biasa dibuat perhiasan seperti cincin dan kalung.

Pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan W.J.S.

Poerwadarminta, emas adalah logam yang mahal harganya, warnanya kuning dan biasa dibuat perhiasan (cincin, gelang dan sebagainya). Dalam Kamus Indonesia Inggris, emas sama dengan gold, dan dalam Kamus Indonesia Arab, disebut zahab.25

Menurut ibnu Sidah dan al – Farra, emas berasal dari asal kata ُتََّٛزَُا. Ada juga yang mengartikan az – zukhruf sebagai emas namun az- zukhruf lebih kuat diartikan sebagai perhiasan. Emas dipandang sebagai benda berharga dan dapat membuat sesiapa pun memakainya menjadi indah dan bagus.

Keindahan emas telah menarik umat manusia sejak pertama kali melihatnya. Hingga kemudian emas dijadikan lambang keindahan, kemegahan, kemakmuran, hingga lambang kekayaan.26 Ibn Asyr mengatakan bahawa kekayaan pada mulanya berarti emas dan perak, kemudian berubah menjadi barang yang dapat disimpan dan dimiliki. Oleh kerana itu, tidak termasuk harta sesuatu yang tidak mungkin dimiliki dan diambil manfaatnya. Imam Hanafi membagi harta kekayaan menjadi dua kriteria. Pertama, sesuatu yang dapat dimiliki dan diambil manfaatnya.

Kedua, sesuatu yang dimiliki dan dapat diambil manfaatnya secara konkrit

25 Buaidha Mukhrim BM, “Az-Zukhruf dalam Al-Qur‟an ( Suatu Kajian Tafsir Maudhu‟i

(26)

12

seperti tanah, barang – barang perhiasan, uang, emas, perak dan lain sebagainya.27

Emas adalah logam mulia dengan nilai estetis yang tinggi. Nilai keindahannya berpadu dengan harganya yang menarik sehingga menjadikan emas sebagai sarana untuk mengekspresikan diri, dan telah menjadi simbol status.28 Kehidupan dunia dan segala hiasannya diibaratkan perempuan yang memakai emas untuk mempercantik dirinya yang ketika emas tersebut dilepaskan maka keindahannya pun hilang dan pergi bersama bendanya.

2. Ruang Lingkup Emas di dalam Al Quran

Emas adalah merupakan sejenis logam ciptaan Allah S.W.T. yang memiliki nilai yang begitu stabil sepanjang zaman. Keadaan ini dirakamkan oleh Al-Qur‟an dengan menceritakan tentang nilaian emas serta memberi peringatan supaya manusia sentiasa berwaspada ketika berhadapan dengan aura emas agar tidak mudah terpengaruh dengan keseronokan duniawi sehingga melupakan akhirat.29

Islam memandang emas sebagai simbol kekayaan harta yang berharga dan mampu berkembang. Semasa waktu – waktu awal perkembangan Islam, masyarakat Arab menggunakan emas sebagai wang dalam urusan jual beli. Emas – emas ditempa menjadi kepingan berbentuk syiling ( dinar ) dan nilainya ditentukan atas berat emas tersebut. Emas juga dibentuk menjadi barang perhiasan wanita, oleh sebab keistimewaan yang di miliki emas dan jelas menjadi ukuran kekayaan seseorang, Allah S.W.T. mewajibkan zakat ke atas emas.30

27 Ibid, hlm 21

28 Tri Windarti Cahyaningrum, “Prosedur Pembiayaan Mulia ( Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi ) Pada Perum Pegadaian Syariah ( Unit Layanan Gadai Syariah Ngabean ), Skripsi Diploma III Keuangan dan Perbankan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011, hlm 15

29 Nor Mohd Faisal bin Md Ariffin, Jurnal Studi Ekonomi, “Difference of Using „Urf On Gold Jewellry Of Zakah : A Study in Selangor and Malacca”, Vol.7 No. 1, Juni 2016, hlm 1

30 Hairulfazli Mohammad Som, Muhsin Nor Paizin, “Pelaksanaan Kutipan Zakat Emas : Amalan dan Pelaksanaan Institusi Zakat Malaysia, 2019, hlm 158

(27)

13

3. Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga Dalam Al-Qur’an

Nikmat adalah kesenangan hidup dan kenyamanan yang sesuai dengan diri manusia. Nikmat menghasilkan suatu kondisi yang menyenangkan serta tidak mengakibatkan hal hal negatif, baik material maupun immaterial. Kata ini mencakup kebajikan duniawi dan ukhrawi.

Sementara ulama menyatakan bahwa pengertian asalnya berarti

“kelebihan” atau “pertambahan”. Nikmat adalah sesuatu yang baik dan berlebih dari apa yang telah dimiliki sebelumnya.31

Dalam arti tidak mampu menghitungnya karna dia tidak terbatas.

Nikmat - nikmat Allah beranekaragam dan bertingkat-tingkat, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Ada yang memperoleh tambahan yang sangat bernilai ada pula yang relatif kurang.32

Ibnu Qayyim mengatakan nikmat dapat dibagi ke dalam tiga macam, pertama nikmat yang diperoleh dan diketahui oleh hamba, kedua nikmat yang ditunggu dan diharapkan oleh hamba dan ketiga nikmat yang sedang dipergunakan hamba, tetapi ia tidak menyadarinya.33 Imam Al- Ghazali dalam bukunya Ihya Ulum Ad Din mengatakan bahwa seluruh kebaikan, kelazatan dan kesenangan bahkan segala sesuatu yang diminta dan diinginkan adalah nikmat. Akan tetapi nikmat yang sesungguhnya adalah kesenangan di akhirat dan segala sesuatu yang menjadi sebagai agar kehidupan akhirat seseorang itu dapat bahagia, maka hal tersebut disebut nikmat juga.34

Nikmat oleh beberapa ulama‟ diartikan juga sebagai segala sesuatu yang berlebih dari modal manusia. Walaupun pada dasarnya manusia tidak pernah memiliki modal awal dalam menjalani kehidupan ini.35

31 Fitri Nur Latifah Ulfah, “ Analisis Semantik Terhadap Makna Kata خٔؼٗ dan berbagai derivasinya dalam Al-Qur‟an” Skripsi Ilmu Al-Qur‟an & Tafsir, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2019, hlm 1

32 Ibid, hlm 2

33 Ibid, hlm 2

34 Sonny Sudjarwadi, “Medan Makna Kenikmatan Dalam Al-Qur‟an Al-Karim” Jurnal

(28)

14

Sesungguhnya para ahli syurga ( penerima anugerah ) (darjat yang banyak dan bervariasi ) didalam syurga,tidak hanya menerima satu jenis nikmat sahaja. Bahkan pada setiap darjat terdapat kesenangan tersendiri, kenikmatan yang tidak terdapat pada darjat orang lain. Semakin tinggi darjat seorang hamba, kenikmatannya akan semakin luas dan semakin tinggi.36

4. Balaghah

Istilah “„Ilmu al-balaghah” terdiri daripada dua perkataan Arab.

Perkataan “„ilmu” diambil dari kata akar „ayn, lam dan mim (ع ٍ ّ ), yang bermaksud mengetahui sesuatu dengan sebenarnya. Perkataan “Ilmu” juga memberi maksud sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematik mengikut metode metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan hal-hal tertentu dalam bidang pengetahuan tertentu.

Sementara “ balaghah “ pula adalah perkataaan Arab yang terdiri daripada kata akar ba‟, lam dan ghyan ( ؽ ٍ ة ) dari segi bahasa bermaksud “sampai”. ( ٍٞفُٞا atau ءبٜزٗلإا ) seperti dalam ayat : “ ٕلاك ؾِث

ارإ ٙداشٓ

ٚ٤ُإ َفٝ ” ( Si polan telah sampai tujuannya apabila dia sampai kepadanya ). Ini adalah antara faktor yang menyebabkan bidang ini dinamakan sebagai “balaghah” , karena dengan ilmu balaghah seseorang itu dapat menyampaikan sesuatu hasrat ke dalam hati sanubari pendengar dengan sempurna. Sebagaimana sesuatu ungkapan tersebut dikaitkan dengan kefasihan, karena ia dapat menyampaikan kepada pendengar keseluruhan aspek – aspek lafaz dan aspek – aspek makna secara sempurna.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa balaghah itu terdiri daripada lafaz dan makna. Dengan definisi yang komprehensif dapat dikatakan bahwa balaghah itu adalah mengungkapkan makna yang estetik dan

36 Ahmad Asri Lubis,Rijal Mahdi Tanjung, “Mudahahnya Jalan Ke Syurga” , Yamani Angle, Selangor,2012,hlm 39

(29)

15

jelas dengan menggunakan ungkapan yang betul, berpengaruh dalam jiwa pendengar serta menjaga relevan setiap ungkapan itu dengan tempat dimana ia diucapkan serta memperhatikan kesesuaiannya dengan kehendak situasi disekelilingnya.37

B. Tinjauan Kepustakaan

Setelah penulis melakukan penyelidikan terhadap buku- buku dan rujukan yang membahas tentang “ Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga Dalam Kajian Al-Qur‟an dari Perspektif Lughawi”, penulis tidak menemui satupun penulisan khusus yang membahas tentang “Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga Dalam Kajian Al-Qur‟an dari Perspektif Lughawi”.

Sedangkan kajian yang bersangkutan dengan emas telah dilakukan beberapa penulis di antaranya :

1. Siti Nur Hidayatul Muzayanah, dalam skripsinya yang berjudul “ Perhiasan dalam Perspektif Al-Qur‟an”. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana istilah perhiasan dalam Al-Qur‟an dan bagaimana konsep perhiasan dalam Al-Qur‟an. Perhiasan merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk memperhias atau memperindah kehidupan seseorang. Perhiasan dalam kehidupan dunia yakni segala sesuatau yang melekat pada diri manusia, segala sesuatu yang menyertai manusia dan perhiasan pada alam semesta. Kesemua itu Allah ciptakan untuk menjadi bukti ke-Esaan-Nya, ujian bagi manusia dan sunnah dalam beribadah.

Dengan demikian, maka ada atau tidaknya perhiasan pada diri seseorang maka ia tidak merasa tersakiti dan harus tetap istiqomah dalam mengerjakan kebajikan.

2. Sibro Mailisi Fathurrohman, dalam skripsinya yang berjudul “Kehidupan Penduduk Surga di dalam Al-Qur‟an”. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana kehidupan penghuni – penghuni surga didalam surga yang penuh dengan kenikmatan kenikmatan yang tak mampu dibayangkan oleh akal fikiran. Al – Qur‟an juga memberikan kabar gembira kepada

(30)

16

calon penduduk surga, mereka akan merasakan kehidupan dengan kebahagiaan yang sempurna, sebab disurga segala penyakit hati telah dihapus oleh Allah dari tabiat manusia, sehingga mereka terbebas dari segala fitnah dan gesekan gesekan sosial, sehingga walaupun kelak mereka berbeda darjat, mereka benar – benar merasakan kehidupan yang harmonis.

3. Isti Fatiniyah dan Ahmad Fauzan Hidayatullah dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Kajian Logam Dalam Al-Qur‟an dan Korelasinya Pada Konsep Pemikiran Jabir bin Hayyan”. Dalam jurnal ini menjelaskan tentang penemuan – penemuan logam yang disebutkan didalam al-Qur‟an, misalnya besi, perak, tembaga dan emas. Emas ternyata merupakan salah satu logam mulia yang diceritakan oleh al -Qur‟an dan memiliki kelebihannya yang tersendiri. Penemuannya dengan unsur logam dapat dikaitkan atau mempunyai korelasi dengan al – Qur‟an dimana Allah telah berfirman secara tersurat dan tegas dalam beberapa ayat mengenai unsur logam. Seperti Allah mengatakan bahwa unsur logam yang diciptakan- Nya mempunyai kemampuan atau kekuatan yang sangat hebat sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia.

4. Buaidha Mukhrim BM, dalam skripsinya yang berjudul “Az-Zukhruf Dalam Al-Qur‟an”. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang hakikat Az- Zukhruf, bagaimana wujud Az-Zukhruf dalam Al-Quran, dan bagaimana nilai – nilai yang terkandung dalam ayat- ayat pengungkapan Az-Zukhruf.

Nilai – nilai yang terdapat dalam ayat tentang Az-Zukhruf adalah peringatan kepada manusia bahwa perhiasan dunia hanyalah kesenangan yang bersifat sementara, perhiasan abadi adalah akhirat dan akibat kecenderungan terhadap Az-Zukhruf.

(31)

17

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan ( library research ) , yakni berusaha untuk mengupas secara kontekstual Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga Dalam Kajian Al-Qur‟an dari Perspektif Lughawi ,Prof Dr Wahbah Az Zuhaili, dalam karyanya tafsir Al-Munir dan Tafsir al Misbah karya M.Quraish Shihab serta Tafsir Fathul Qadir karya Asy- Syaukani.

Penelitian kepustakaan ini juga salah satu teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan ( Nazir : 1988 ). 38

Sementara itu, Khatibah ( 2011 ), mengemukakan penelitian kepustakaan sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode/teknik tertentu guna mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi melalui penilaian kepustakaan. Sedangkan Danandjaja ( 2014 ) mengemukakan bahwa penelitian kepustakaan adalah cara penelitian bibliografi secara sistematik ilmiah yang meliputi pengumpulan bahan – bahan bibliografi, yang berkaitan dengan sasaran penelitian : teknik pengumpulan dengan metode kepustakaan : dan mengorganisasikan serta menyajikan data- data.39

Jadi, penelitian kepustakaan adalah kegiatan penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti buku referensi, hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, artikel,catatan, serta berbagai jurnal yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kegiatan dilakukan secara

38 Milya Sari,Asmendri, Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA, “ Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) dalam Penelitian Pendidikan IPA” , UIN Imam Bonjol, Padang,

(32)

18

sistematis, untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan data dengan menggunakan metode/teknik tertentu guna mencari jawaban permasalah yang dihadapi.40

B. Sumber Data Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini mengumpulkan data dengan mengambil dari beberapa tulisan, baik tulisan dalam bentuk arsip, buku teori, pendapat, dalil dan lain lain yang memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian. Sumber data tersebut dari sumber data primer dan sumber data sekunder.

Data primer ialah data- data yang berkaitan secara langsung dengan permasalahan yang dibahas dengan skripsi ini. Data primer ini diperoleh dari sumber – sumber pokok yakni al- Qur‟an dan kitab- kitab tafsir, referensi berbagai buku sejarah. Dalam penelitian ini penulis mengambil kitab tafsir yaitu Tafsir Al-Munir karya Prof Dr. Wahbah Az Zuhaili dan Tafsir al – Misbah karya M.Quraish Shihab, Tafsir Fathul Qodir karya Imam As- Syaukani sebagai rujukan dalam penelitian ini.

Data sekundernya adalah buku penunjang secara tidak langsung yaitu terdiri dari literatur- literatur serta buku buku yang memiliki relavansinya dengan pembahasan yang ingin penulis teliti. Adapun sumber rujukannya, penulis mengambil dari buku – buku yang menceritakan tentang logam mulia emas.

Adapun langkah – langkah yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah :

1. Tentukan terlebih dahulu topik atau tema masalah yang ingin diteliti, dibahas, untuk mengatur masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, yakni apakah Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga Dalam Kajian Al- Qur‟an dari Perspektif Lughawi dan kenapakah emas boleh dijadikan sebagai ukuran ganjaran bagi orang yang beriman ?

40 Ibid hlm 3

(33)

19

2. Mencari dan mengumpulkan ayat – ayat al- Qur‟an yang berkenaan dengan tema pembahasan ini.

3. Memahami dan mengetahui munasabah ayat – ayat dan melengkapi pertanyaan dengan hadist bila dipandang perlu sehingga semakin menjadi sempurna dan jelas.

4. Mengkaji penafsiran tafsir Al-Munir karya Syeikh Wahbah Az- Zuhaili dan Tafsir al – Misbah karya M.Quraish Shihab serta Tafsir Fathul Qodir karya Asy Syaukani tentang Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga Dalam Kajian Al-Qur‟an dari Perspektif Lughawi

5. Melengkapi pembahasan dengan hadist – hadist, sehingga pembahasannya menjadi semakin jelas dan sempurna dengan cara mengumpulkan makna ayat yang seumpama dengannya. Menyesuaikan pengertian yang umum dan khusus dalam pembahasan ini, kemudian membuat kesimpulan – kesimpulan secara komprehensif dan sempurna.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah prosuder yang dimana berguna untuk pengumpulan data yang diperlukan. Setelah menelusuri dan meneliti dari beberapa kitab dan literatur lain maka seluruh data diperoleh dengan cara kutipan langsung maupun tidak langsung, kemudian disusun secara sistematis dan diskriptif, sehingga menjadi suatu keutuhan yang utuh, dan dipaparkan dengan lengkap terkait dengan pembahasan ini, disertai dengan keterangan – keterangan yang dikutip dari buku- buku yang relevan.

D. Teknik Analisis Data

Pada penulisan ini menggunakan metode pendekatan analisis kualitatif.

Analisis data kualitatif diartikan sebagai suatu usaha analisis berdasarkan kata kata yang disusun ke dalam bentuk yang diperluas. Penelitian kualitatif disini bermakna bahwa data yang disajikan berbentuk kata – kata bukan angka angka. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berfikir yang digunakan dalam penelitian dan selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data yang memberikan penjelasan dan argumentasi.41

(34)

50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan pada kajian dan temuan penulis didalam penulisan ini , maka penulis menyimpulkan atau memberi kesimpulan bahwa “Kenikmatan Emas Bagi Penduduk Surga di Dalam al-Qur‟an Perspektif Lughawi” adalah seperti yang berikut :

Pertama, di dalam al-Qur‟an Allah swt telah pun menyebut tentang perihal emas dan kata emas didalam al-Qur‟an. Kata emas didalam al-Qu‟ran mengandungi lapan kata dan digunakan dalam ayat – ayat tertentu. Namun hanya tiga kata sahaja yang boleh diterima pakai untuk kajian ini. Sebenarnya banyak yang diterangkan oleh mufassir terutama perihal kenikmatan emas bagi penduduk surga di dalam al -Qur‟an. Diantaranya ialah, penduduk surga akan dikurniakan gelang emas. Penduduk surga akan diberikan mahkota yang bersalut mutiara ketika didalam surga kelak. Mereka juga akan dihidangkan makanan dan minuman menggunakan piring- piring dan cawan dari emas yang mana mereka tinggal meminta sahaja terus makanan dan minuman yang mereka inginkan pastikan tersedia. Sedangkan ketika didunia lelaki diharamkan memakai emas baik dipakaian atau pada alatan makanan. Namun berbeda ketika kehidupan disurga yang berupa kenikmatan berpanjangan.

Kedua, kenikmatan emas bagi tinjauan balaghah. Penulis mendapati bahwa dari tinjauan balaghah. Kata emas itu ternyata membawa maksud yang tersendiri. Emas memang melambangkan kekayaan seseorang jika didunia.

Namun berbeda bagi mereka yang berada di surga Allah swt. Kata emas didalam temuan penulis jelas membawa unsur balaghah subtopik balaghah iaitu unsur kinayah. Unsur kinyah ini penulis temui daripada kitab tafsir al- Misbah yang kemudiannya memaksudkan arti emas dari dalam tafsirnya kepada simbol. Beliau mengatakan bahwa pemahaman orang bahwa didalam surga mereka dikurniakan emas sebenarnya hanyalah simbol kepada kenikmatan, kemegahan dan kebahagiaan para penghuni surga. Penjelasan ini seterusnya memberi dimensi baru bagi pemahaman ayat berkenaan perkataan

50

(35)

51

emas didalam al-Qu‟ran yang sebelum ini hanya dipahami emas yang disangkakan seperti emas didunia.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan didalam penulisan penulis ini yang masih memerlukan beberapa masukan berupa kritikan, cadangan dan komentar agar penulis dapat menghasilkan karya yang lebih bermutu disamping menajamkan penulisan penulis.

Penulis memohon agar dapat diberikan saran supaya penulisan penulis kedepannya dapat ditambah baik dan dapat menjadi salah satu instrumen penting dibidang kajian Ilmu Al-Qur‟an & Tafsir seterusnya menambah wawasan dalam kajian “Kenikmatan Emas bagi Penduduk Surga di Dalam Al- Qur‟an Perspektif Lughawi.

(36)

52

DAFTAR PUSTAKA A Junaidiy, “Balaghah di sisi bangsa Arab”, 2012

Ahmad Asri Lubis,Rijal Mahdi Tanjung, “Mudahahnya Jalan Ke Syurga” , Yamani Angle, Selangor,2012

Ahmad Minannurohman, Skripsi, “ Surga dalam Tafsir Al-Misbah”, IAIN Tulungagung,2021

Buaidha Mukhrim BM, “ Az-Zukhruf dalam Al-Qur‟an ( Suatu Kajian Tafsir Maudhu‟i), Skripsi Sarjana Agama, Makassar, UIN Alauddin Makassar, 2016

Dr.H. Yayan Nurbayan ,M.Ag, “Keindahan Gaya Bahasa Kinayah Dalam Al- Qur‟an, Royyan Press,Bandung, 2014,

Dr.Hj.Rumadani. Sagala.M.Ag, “Balaghah”, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, 2016,

Dr.Syofyan Hadi, SS,M.Ag, MA.Hum, “Syurga dan Neraka”, A-Empat , Padang, 2021

Fairuz Noordin, “Nikmatnya di Syurga”, 2017, di kutip dari https://ikimfm.my/nikmatnya-di-syurga/

Fitri Nur Latifah Ulfah, “ Analisis Semantik Terhadap Makna Kata خٔؼٗ dan berbagai derivasinya dalam Al-Qur‟an” Skripsi Ilmu Al-Qur‟an & Tafsir, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2019

Hairulfazli Mohammad Som, Muhsin Nor Paizin, “Pelaksanaan Kutipan Zakat Emas : Amalan dan Pelaksanaan Institusi Zakat Malaysia, 2019

Halimah Basri, Jurnal Studi Gender & Anak , “ Penciptaan Wanita “, Vol.5 No.1 Jan-Juni 2010

Hanita Hassan, “ Al- Qur‟an Mukjizat Agung”, 2021, di kutip dari https://today.salamweb.com/ms/al-quran-mukjizat-agung/

Imroatus Sholihah, “Konsep Kebahagiaan Dalam Al-Qur‟an”,Tesis Magister, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016

Jani Arni, Metode Penelitian Tafsir, ( Pekanbaru: Pustaka Riau. 2013 )

Joko Syahban, “Misteri Bidadari Surga Menelusuri Keberadaan Wanita Cantik Penghuni Surga”,PT Mizan Publika, Jakarta Selatan, 2008

(37)

53

Lis Juhaeriah, “Surga Dalam Perspektif Al-Qur‟an , Jurnal al – Fath ,Vol.11, No 2, 2017

Marina, “ 8 Ayat Menarik Tentang Emas Dalam Al-Qur‟an”, 2017 di kutip dari https://tzkrh.com/8-ayat-menarik-tentang-emas-dalam-al-quran/

Milya Sari,Asmendri, Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA, “ Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) dalam Penelitian Pendidikan IPA” , UIN Imam Bonjol, Padang, IAIN Batu Sangkar, 2020

Mohd Manawi Mohd Akib, Jurnal Ushuluddin, “Penghuni Syurga Menurut Pandangan Fakhr Al-Din Al Razi,: Tumpuan Terhadap Kitab Mafatih Al- Ghayb”, 2012

Mohd Shukri Hanapi ( Pensyarah Kanan Pusat Kajian Pengurusan Pembangunan Islam ) ( ISDEV, USM ), “ Mencari Kebahagiaan Hakiki” , Dewan Tamadun Islam Bil 7 , DBP, 2017

Muhammad Ahmad Al-„Amari,” Kenikmatan Surga, Islam House.com,2013, Muhammad Ahmad Mubayyat,”Bidadari Surga dan Penghuninya”, Berlian

Publication Sdn Bhd, Selangor, 2011,

Muhammad Fuad Abdul Baqi, al-Mu‟jam al-Mufahras Li Alfaz al-Quran, Dar al Fikr, Beirut, 1981

Nabiel Hamzah, “Bagaimanakah Proses Emas Dalam Batuan”, 2020, di kutip dari https://rootofscience.com/blog/2020/umum/bagaimanakah-proses-

pembentukan-emas-dalam-batuan/

Nor Mohd Faisal bin Md Ariffin, Jurnal Studi Ekonomi, “Difference of Using

„Urf On Gold Jewellry Of Zakah : A Study in Selangor and Malacca”, Vol.7 No. 1, Juni 2016

Prof Dr.M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah , Jilid 9, Lentera Hati, Jakarta,2002, Prof.Dr.H.Nashruddin Baidan, Dr.Hj.Erwati Aziz,M.Ag., “Metodologi Khusus

Penelitian Tafsir” , Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2015, 1436H

Prof.Dr.Wahbah az – Zuhaili, “Tafsir Al-Munir”, Jilid 8, Gema Insani, Jakarta, 2016,

Saidin Mansyur, “Konsep Al-Qur‟an Tentang Surga

Sibro Mailisi Fathurrohman, “Kehidupan Penduduk Surga DiDalam Al-Qur‟an”,

(38)

54

Skripsi Sarjana Agama, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014

Sonny Sudjarwadi, “Medan Makna Kenikmatan Dalam Al-Qur‟an Al-Karim”

Jurnal Tarbawiyah Volume 11 nomor 2 Edisi Juli -Disember 2013

Syed Mahadzir bin Syed Ibrahim, “Menyingkap Kenikmatan dan Keindahan Syurga”, Hijjaz Records Publishing, Petaling Jaya, Selangor, 2019,

Tri Windarti Cahyaningrum, “Prosedur Pembiayaan Mulia ( Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi ) Pada Perum Pegadaian Syariah ( Unit Layanan Gadai Syariah Ngabean ), Skripsi Diploma III Keuangan dan Perbankan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011

Umar, “Emas dalam Al-Qur‟an”, 2018, di kutip dari https://www.umarjewelleries.com/emas-dalam-al-quran/

Wawan Susetya, “Jika Surga Neraka (Tak Pernah ) Ada, Republika, 2007

Wildan Taufiq, Jurnal Bahasa & Sastra Arab, Ideologi Disebalik Simbol – Simbol Surga dan Kenikmatannya dalam ayat – ayat Al-Qur‟an, UIN Sunan Gunung Djati Bandung,2008,

Syaikhul Islam Al-Qadhi : Muhammad bin Ali Asy-Syaukani, “Tafsir Fathul Qadir”, Jilid 6,7,,9, Pustaka Azzam

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait