• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPADATAN POPULASI KEPINDING TANAH (Scotinophara coarctata F.) (Hemiptera: Pentatomidae) PADA TANAMAN PADI DI KENAGARIAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEPADATAN POPULASI KEPINDING TANAH (Scotinophara coarctata F.) (Hemiptera: Pentatomidae) PADA TANAMAN PADI DI KENAGARIAN "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEPADATAN POPULASI KEPINDING TANAH (Scotinophara coarctata F.) (Hemiptera: Pentatomidae) PADA TANAMAN PADI DI KENAGARIAN

KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I)

PUPUT APRI WULANDARI NIM. 09010024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)

KEPADATAN POPULASI KEPINDING TANAH (Scotinophara coarctata F.) (Hemiptera: Pentatomidae) PADA TANAMAN PADI DI KENAGARIAN

KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Puput Apri Wulandari

1

, Abizar

2

, Elza Safitri

3

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Email : Wulandaryputri@rocketmail.com

ABSTRACT

Scotinophara coarctata F. is pests that can reduced production of paddy farm derivatives. These pests a reduction in the number of tillers, stunted plant growth and grain empty.

In addition bedbug breeding ground capable of fast and difficult to control because some of the stem at the base of clumps of rice. Paddy farm in Kenagarian Kambang Eastern District of South Coastal District Lengayang often attacked by pests bedbug this land. This causes a decrease in crop production and increased production costs. Under these conditions, has done research that aims to determine the population density Scotinophara coarctata F. as well as the physical condition of the environment in paddy farm crops in the Eastern District of Lengayang Kenagarian Kambang South Coastal District. This study was conducted in August 2016. This study used a descriptive survey method is by way of direct collection . Trapping is done in the afternoon at 18.00 pm. Sampling was done in two paddy fields with different soil conditions on the ground is wet and the dry land with the same variety paddy farm. Based on the research that has been done , the density S.coarctata on paddy fara crops in the Eastern District of Lengyang Kenagarian Kambang South Coastal District 4.34 individuals /m2 . The population density in the station I was 419 tail with an average of 4.65 individuals /clump and density at station II is 363 with an average of 4.03 individuals /clump can be considered as a threat because it has reached the threshold can be seen bedbug populations soil most commonly found in wet soil conditions and lower are found in dry soil conditions .

Key word: Population, (Scotinophara coarctata F.), Oryza sativa

PENDAHULUAN

Kepiding tanah (Scotinophara.

coarctata F.) merupakan salah satu hama yang dapat menyebabkan berkurangnya turunan produksi padi. Serangan hama ini menyebabkan berkurangnya jumlah Kepiding tanah (Scotinophara. coarctata F.) merupakan salah satu hama yang dapat menyebabkan berkurangnya turunan produksi padi. Serangan hama ini menyebabkan berkurangnya jumlah anakan, pertumbuhan tanaman terhambat dan bulir padi kosong. Selain itu kepinding tanah mampu berkembang biak cepat dan sulit dikendalikan karena diantara batang pada bagian pangkal rumpun padi. Kepinding tanah adalah hama yang dapat menyebabkan kerusakan yang serius. Habitat kepinding tanah terdapat pada tanaman padi dan berperan sebagai hama bagi para petani

karena menyebabkan kerusakan pada tanaman padi (Sudarmo, 1991).

Pada siang hari kepinding tanah yang dewasa bersembunyi di tengah-tengah tanaman padi. Pada senja mereka naik ke daun-daun dan mulai berterbangan. Kepik penghisap cairan tanaman padi, tempat sekitar hisapan warnanya menjadi coklat dan tepinya coklat tua. Jika serangan menghebat, ujung atau tepi daun dan bagian tengahnya atau seluruh tanaman menjadi kering. Ada kemungkinan juga bagian tengah ujung daun menggulung membujur (Pracaya, 2010).

Padi (Oriza sativa) merupakan salah satu komoditas pangan yang harus terpenuhi secukupnya untuk sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah tanaman yang berguna sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Untuk meningkatkan produksi pangan telah

(3)

dilakukan upaya seperti pengolahan tanah, pemupukan yang berimbang dan pengaturan jarak pada tanaman padi. Meskipun sudah banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil padi tetap saja mendapat hambatan, terutama pada hama yang ada pada tanamanan padi. Hama merupakan masalah utama bagi petani tanaman padi.

Adapun hama tersebut antara lain wereng coklat (Niaparvata Lugens Stal), kepinding tanah (Scotinophara coarctata F.), ulat grayak (Spodoptera maurita Acronyloides), walang sangit (Leptocarixa acuta thumb), dan hama putih (Nymphula depuncalis Guemee) (Baehaki, 1992).

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani dan masyarakat Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, terdapat beberapa serangga yang menyerang padi salah satunya hama kepinding tanah (Scoinophara coarctata F.), kepinding tanah merusak tanaman padi masyarakat dengan cara menghisap cairan buku pada batang padi yang menyebabkan warna tanaman menjadi coklat atau kuning.

Penghisapan oleh kepinding tanah pada fase anakan menyebabkan jumlah anakan menjadi berkurang dan pertumbuhan menjadi terlambat (kerdil). Apabila serangan terjadi pada fase bunting, tanaman menghasilkan malai yang kerdil dan gabah menjadi kosong. Akibat dari serangan hama kepinding tanah ini menimbulkan kerugian besar bagi petani.

Petani di Kenagarian Kambang Timur menggunakan beberapa jenis varietas padi , diantaranya varietas R66 dan Banang Pulai.

Menurut petani setempat, serangan kepinding tanah dapat menyebabkan naiknya biaya produksi serta dapat menyebabkan turunya hasil panen padi. Naiknya biaya produksi disebabkan karena petani harus membeli insektisida untuk membasmi serangan hama tersebut.

Penelitian kepinding tanah sudah pernah dilakukan Wulandari (2013). tentang Kepadatan Populasi Kepinding Tanah (Scotinophara coartata) Pada Tanaman Padi di Rantau Panjang Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabubaten Pasaman Barat.

Penelitian tentang kepinding tanah Di Kenagarian Kambang Timur Kecamatan Lengayang belum pernah dilakukan.

Berdasarkan permasalahan diatas, telah dilakukan penelitian tentang Kepadatan

Populasi Kepinding Tanah (Scotinophara coartata F.) Pada Tanaman Padi di Kenagarian Kambang Timur Kacamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Berdasarkan latar belakang diatas telah dilakukan penelitian tentang Kepadatan Populasi Kepinding Tanah (S. coarctata F.) (Hemiptera: Pentatomidae) pada tanaman padi di Kenagarian Kambang Timur Kecamatan Lengayang kabupaten Pesisir Selatan.

BAHAN DAN METODA

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus 2016. Pengambilan sampel dilakukan pada tanaman padi di kampung koto Rawang Kenagarian Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Pengambilan sampel dilakukan pada daerah areal persawahan. Pada areal ini keadaan daerahnya merupakan daerah pemukiman penduduk dan sebagian merupakan ladang masyarakat. Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pinset, botol koleksi, kertas label, soil tester, tali plastik, perangkap rekat, kamera, termometer alkohol, plastik dan alat-alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alkohol 70% dan kepinding tanah yang tertangkap.

Metode penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif yaitu koleksi langsung terhadap kepinding tanah Arel pengambilan sampel terdiri dari dua petakan sawah yaitu tanah basah dan tanah kering dengan varietas padi yang sama R66.

Sampel diambil dengan menempatkan plot berukuran 2x2 meter secara acak.

Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 08.00 WIB. Semua Scotinophara coarctata yang berada di dalam plot langsung diambil untuk dikoleksi. Faktor fisika lingkungan yang diukur pada peneliian ini adalah suhu tanah dan kelembaban tanah. Pengukuran dilakukan 2 kali yaitu pada pagi, dan sore hari sebelum pengambilan sampel. untuk melihat kepadatan populasi S. coarctata dilakukan analisis data dengan menggunakan rumus:

(Suin, 2002) (Suin, 2002)

(4)

Kemudian dilakukan uji t dengan menggunakan rumus:

t= dengan

S2=

keterangan :

1 = Rata-rata S. coarctata pada tanah Pada pengambilan tanah basah

2 = Rata-rata S. coarctata pada tanah Pada pengambilan tanah kering n1 = Jumlah S. coarctata pada pengambilan tanah basah n2 = Jumlah S. coarctata pada pengambilan tanah kering S1² = Standar deviasi pada pengambilan tanah basah

S2² = Standar deviasi pada pengambilan tanah kering

S = Simpangan baku

(Sudjana, 2005)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang kepadatan Populasi kepinding Tanah (Scotinophara coarctata F.) pada Tanaman Padi di Kenagarian Kambang Timur kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Tabel 1. Kepadatan Populasi Kepinding Tanah (Scotinophara coarctata F.) Pada Tanaman Padi di Kenagarian Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

No

Kondisi Sawah

Jumlah Individu

Kepadatan Populasi (Individu/tanam an)

1 Basah 419 4,65

2 Kering 363 4,03

Total 782 4,34

Dari Tabel 1. Dapat dilihat bahwa kepadatan populasi S. coarctata pada tanaman padi di kenagarian kambang timur kecamatan lengayang kabupaten pesisir selatan adalah pada tanaman padi secara keseruluh pada tanah basah 491 ekor dengan rata-rata 4,65 individu/rumpun tanaman dan pada tanah kering 363 ekor dengan rata-rata 4,03.

basah kepadatan populasi kepinding tanah (Scotinophara coarctata F.) lebih

tinggi dibandingkan pada tanah kering, dikarenakan kepinding tanah lebih menyukai tanah yang lembab atau basah. Padatnya populasi kepinding tanah (Scotinophara

coarctata F.) pada kondisi tanah basah disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi baik itu faktor luar maupun faktor dalam.

Faktor lingkungan atau luar sangat mempengaruhi padatnya jumlah kepinding tanah pada tanaman padi seperti kelembaban, dan makanan. Makanan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tingginya populasi hama S.

coarctata karena Menurut Jumar (2000), makanan merupakan sumber gizi yang dipergunakan serangga untuk hidup dan berkembang. Menurut Kalshoven (1981), makanan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan berkembangnya kepinding tanah. Kelembaban berpengaruh terhadap kegiatan kepinding tanah, dimana pada kondisi tanah yang berbeda jumlah kepinding tanah yang didapat juga berbeda.

Kepinding tanah yang berada pada tanah kering lebih sedikit dibandingkan dengan kepinding tanah pada kondisi tanah basah, Dimana untuk perkembangan kepinding tanah lebih menyukai kelembaban yang tinggi.

Padatnya populasi (Scotinophara coarctata F.) yang ditemukan pada tanah basah karena suhu cocok untuk Scotinophara coarctata yaitu 28ºC.

Khalsoven (1981) menyatakan pada suhu optimum untuk (Scotinophara coarctata F.) adalah 27 - 29ºC. Jumar (2000) menyatakan bahwa pada suhu minimum aktivitas serangga akan berkurang (turun). Menurut Sunjaya (1970) bahwa hujan berpengaruh lansung terhadap pertumbuhan serangga.

Selain dari beberapa penyebab diatas, disekitar rumpun padi juga terdapat predator telur, nimfa dan imago seperti katak dan kadal. Menurut Kartohardjono (2008), kepinding tanah menjadi hama utama tanaman padi yang kondisinya selalu tergenang air, dengan kelembaban tinggi dan terlebih pada musim hujan. Sebagaimana dinyatakan (Rambe, Siti, yulie, 2010), bahwa tanamanan padi yang kurang terpelihara merupakan satu areal pertanaman yang sangat disukai oleh kepinding tanah.

Pengendalian kepinding tanah juga bisa dilakukan dengan meninggikan permukaan

(5)

air sekitar 15 cm. Kisaran suhu rata-rata 26ºC juga mempengaruhi turun kepadatan populasi kepinding tanah, karena kisaran suhu tersebut tidak cocok untuk kelangsungan hidupnya.

Berkurangnya kepadatan populasi kepinding tanah pada kondisi sawah kering dikarenakan kepinding tanah tidak menemukan tempat hidup yang cocok pada kondisi tanah kering sehingga menyebabkan siklus hidupnya menjadi pendek dimana terdapat kepinding yang mati pada tanaman padi pada kondisi sawah yang kering.

Keberadaan populasi kepinding tanah juga didukung karena penanaman padi pada tanaman padi di Kenagarian Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan yang tidak serentak sehingga dimungkinkan dapat mempermudah hama untuk berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain. Tjahjono dan Harahap (1989), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberadaan hama adalah penanaman padi yang tidak serentak.

Kenyataan yang didapat dilapangan menunjukan kepadatan populasi kepinding tanah pada tanaman padi di Kenagarian Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan didapat sebanyak 782 ekor dengan rata-rata 4,34 individu/rumpun.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Kepadatan populasi kepinding tanah (Scotinophara coarctata F.) pada tanaman padi di Kenagarian Kambang Timur Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat di simpulkan bahwa.

kepadatan (Scoinophara coarctata F.) 4,34 individu/rumpun. Dengan kepadatan populasi tersebut S. coarctata F telah bisa dikatakan hama karena telah mencapai ambang batas. Pada tanah basah lebih padat yaitu 4,65 individu/rumpun dibandingkan pada tanah kering yaitu 4,03 individu/tanaman. Suhu dan kelembaban pada kondisi tanah basah 27 - 28oC sedangkan pada kondisi tanah kering 26 - 28oC, telah bisa dikatakan sebagai suhu optimum untuk kehidupan Kepinding Tanah DAFTAR PUSTAKA

Baehaki. 1992. Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi. Bandung:

Angkasa.

Wulandari, F. 2013. Kepadatan Populasi Kepinding Tanah (Scotinophara coarctata) Pada tanaman Padi di Rantau Panjang Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. STKIP PGRI Sumatera Barat.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta:

Rineka Cipta.

Khalsoven. 1981. Pest Of Crop In Indonesia.

Jakarta: Icthiar Baru-Van Hoeve Kartohardjono,A, D. Kartoseputro dan T.

Sudjana. 2008. Hama Padi Potensial dan Pengendaliannya.

Bogor: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Pracaya. 2010. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rambe, S. S. M., Siti, R., Yulie, O. 2010.

Pengendalian Hama Terpadu Mendukung Peningkatan IP Padi di Provinsi Bengkulu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian.

Kementerian Pertanian.

Sastrodiharjo. 1984. Pengantar Entomologi Terapan. Bandung: Bandung Institut Teknologi.

Sudarmo, S. 1991. Pengendalian Serangga Hama Penyakit dan Gulma Padi.

Yogyakarta: Kanisisus.

Suin, N.M.2002. Metode Penelitian Ekologi.

Jakarta.Bumi Aksara

Sudjana.1989. Metode Statistika. Bandung:

Tarsito.

Suharto. 2007. Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Pangan.

Yogyakarta: Andi Offiset.

(6)

Tjahjono, B dan IS. Harahap. 1989.

Pengendalian Hama Penyakit Padi. Jakarta: Penebar Swadaya PENDAHULUAN

Referensi

Dokumen terkait

Summary of Study Features that Significantly Predict Outcomes in Asynchronous DE Synchronous DE Favor Classroom Instruction – Favor Distance Education + Achievement • No