• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPADATAN POPULASI Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEPADATAN POPULASI Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KEPADATAN POPULASI Spodoptera litura F. (LEPIDOPTERA : NOCTUIDAE) PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI RAWANG GADANG

KECAMATAN DANAU KEMBAR KABUPATEN SOLOK

Resti Helfri Sasmi, 1Jasmi, 2Ismed Wahidi

Program Studi Pendidikan Biologi

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat e-mail: restihelsas@yahoo.com

ABSTRACT

Spodoptera litura F. is one of the pests that attack plants red chili. S. litura attack causes the leaves irregularly perforated thereby inhibiting the process of photosynthesis and consequently decreases the production of red chilli. The purpose of this study was to determine the population density of S. litura on red chili and the vegetative phase generative phase and determine the temperature and humidity in red chilli plants in Rawang Gadang Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok. The study was conducted in April-May 2016 in Rawang Gadang Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok district by using descriptive survay. Sampling was done mornings using census method. Weather factors measured include temperature and humidity. The total area to be a place of research on red chili crop vegetative phase of approximately 16 x 20 meters and generative phase of approximately 20 x 40 meters. The characteristics of S. litura found is that there are spots of black triangles on the back, the color on each instar larvae vary, third instar whitish, yellowish green fourth instar and fifth instar black. The length of the third instar larvae from 10.0 to 14.0 mm, 16.0 to 20.0 mm fourth instar and fifth instar 29.0 to 35.0 mm. The average population density of S. litura in the vegetative phase obtained 2.63 individual / trunk while on the generative phase obtained 1.90 individual / rod. S. litura population density and the vegetative phase generative phase showed a highly significant difference.

Temperatures red chili crop acreage in the vegetative phase generative 180C and 160C, humidity 94%

and 93% so that the state is still in the range of tolerance for the development of S. litura.

Keywords: Red Chili, Spodoptera litura F., Population, Pest

PENDAHULUAN

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan banyak diusahakan oleh petani di dataran rendah sampai dataran tinggi. Penanamannya dapat dilakukan di lahan sawah maupun lahan kering (Moekasan, dkk., 2014). Tanaman cabai merah juga merupakan komoditas hortikultura di Indonesia yang permintaannya sangat besar mencapai 900 ton/tahun (Nurtjahyani dan Lin, 2015).

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani bahwa tanaman cabai merah adalah salah satu jenis komoditas sayuran yang paling banyak ditanam oleh petani di Rawang Gadang Kecamatana Danau Kembar Kabupaten Solok

yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Sekarang ini tanaman cabai merah menjadi tanaman primadona bagi masyarakat di Rawang Gadang, karena harga jualnya terkadang melambung tinggi sehingga para petani mendapatkan untung yang lebih besar.

Biasanya pada saat panen raya harga cabai merah menurun. Namun, pada saat produksi cabai merah merosot karena terjadi kegagalan panen, harga cabai merah naik bahkan mencapai Rp.70.000 per/kg. Oleh kerana itu, sebagian besar masyarakat disana membudidayakan sayuran untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama budidaya tanaman cabai merah.

(2)

Dalam budidaya tanaman cabai merah terdapat beberapa kendala, salah satunya kehadiran organisme pengganggu tanaman khususnya hama yang merupakan salah satu faktor pembatas hasil dari tanaman sayuran (Anonim, 2010). Salah satu hama yang menyerang tanaman cabai merah adalah ulat grayak (Spodoptera litura F.) yang merupakan ulat perusak daun dengan cara memakan daun cabai merah (Tjahjadi, 2009). Spodoptera litura F. merusak di musim kemarau dengan cara memakan daun mulai dari bagian tepi hingga bagian atas maupun bawah daun cabai merah. Serangan S. litura ini menyebabkan daun-daun berlubang secara tidak beraturan sehingga menghambat proses fotosintesis dan akibatnya produksi buah cabai merah menurun (Anonim, 2010).

Sehubungan dengan itu maka telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kepadatan populasi Spodoptera litura F. (Lepidoptera : Noctuidae) pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) di Rawang Gadang Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok.

BAHAN DAN METODE

Penelitian telah dilakukan pada bulan April-Mei 2016 pada tanaman cabai merah fase vegetatif dan fase generatif milik petani di Rawang Gadang Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok. Pada lokasi penelitian dilakukan pengukuran luas lahan tanaman cabai merah dengan menggunakan meteran.

Dalam pengambilan sampel ditentukan 2 bedengan tanaman cabai merah yang akan digunakan untuk penelitian. Masing-masing tanaman cabai merah diberi label yang akan digunakan untuk penelitian.

Pada fase vegetatif maupun fase generatif dipilih masing-masing sebanyak 208 batang tanaman cabai merah. Sampel larva S.

litura diambil dengan menggunakan pinset kemudian dimasukkan kedalam botol koleksi yang diberi alkohol 70% kemudian dihitung jumlahnya.

Sampel S. litura yang didapatkan dibawa ke laboratorium Hama Penyakit Tanaman Universitas Andalas untuk diidentifikasi, dan melihat ciri-ciri morfologi tubuh serta melihat warna tubuh larva S. litura.

Faktor cuaca yang dianalisis adalah suhu (0C), dan kelembaban udara (%). Analisis data

meliputi kepadatan populasi dan uji t merujuk pada Sudjana (1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Larva S. litura yang ditemukan pada tanaman cabai merah fase vegetatif dan fase generatif di Rawang Gadang Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok terlihat pada Gambar 1. Ciri-ciri dari S. litura adalah terdapat bintik-bintik segita berwarna hitam pada punggung, warna larva pada setiap instar bervariasi, yaitu : pada larva instar ketiga berwarna keputihan, larva instar keempat berwarna hijau kekuningan dan larva instar kelima berwarna hitam. Kepala (caput) terdiri dari 6 segmen, toraks (dada) terdiri dari 3 segmen dan pada abdomen (perut) terdiri dari 11 segmen. Pada toraks terdapat 3 pasang kaki asli dan pada abdomen 1 pasang kaki palsu.

Panjang larva instar ketiga 10,0-14,0 mm, panjang instar keempat 16,0-20,0 mm dan panjang instar kelima 29,0-37,0 mm.

Kepadatan populasi S. litura pada tanaman cabai merah di Rawang Gadang terlihat pada Gambar 2. Kepadatan populasi S.

litura pada tanaman cabai merah fase vegetatif lebih tinggi dari pada tanaman cabai merah fase generatif.

a

b

c

Gambar 1. Larva S. litura pada tanaman cabai merah, a. instar 3, b. instar 4, dan c.

instar 5

(3)

Hasil uji t kepadatan populasi S. litura pada tanaman cabai merah terlihat pada Tabel 1.

Kepadatan polusi S. litura fase vegetatif dan fase generatif menunjukkan perbedaan yang sangat nyata.

Tabel 1. Tanaman cabai merah, jumlah, rata- rata, standar deviasi, simpangan baku, dan hasil uji t (per 208 batang cabai merah) di Rawang Gadang Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok.

C.M erah

n S2 S thitung ttabel

F.Ve getat if

208 2,63 2,47 1,44 5,61** 1,96

F.Ge nera tif

208 1,90 1,69

n = jumlah tanaman cabai merah, = rata-rata kepadatan S. litura, S2 = standar deviasi, S = simpangan baku dan ** = berbeda sangat nyata

Kepadatan populasi S. litura pada tanaman cabai merah fase vegetatif lebih tinggi dari pada tanaman cabai merah fase generatif.

Kepadatan populasi S. litura pada tanaman Hasil pengukuran unsur-unsur cuaca di lokasi pengambilan sampel terlihat pada Tabel 2. Unsur-unsur cuaca seperti suhu dan kelembaban udara pada fase vegetatif relatif sama dengan fase generatif.

Tabel 2. Suhu dan kelembaban udara pada lokasi pengambilan sampel S. litura

pada tanaman cabai merah di Rawang Gadang Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok.

Parameter

Fase Vegetatif

Fase Generatif

Pagi Pagi

Suhu 180C 160C

Kelembaban Udara

94% 93%

Ciri-ciri dari S. litura yang ditemukan adalah terdapat bintik-bintik segita berwarna hitam pada punggung, warna instar bervariasi, instar ketiga berwarna keputihan, instar keempat berwarna hijau kekuningan dan instar kelima berwarna hitam. Moekasan, dkk (2015) melaporkan ciri-ciri dari S. litura terdapat bintik-bintik segita bewarna hitam pada punggung dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya. Larva S. litura mempunyai warna yang bervariasi tetapi mempunyai ciri khas yaitu noktah hitam pada segmen abdomen keempat dan kesepuluh yang menyerupai kalung. Pada instar ketiga larva berwarna keputihan dan terdapat garis zig zag berwarna putih pada bagian kiri dan kanan abdomen, pada instar keempat sampai instar kelima larva berwarna hitam,dan hijau kekuningan.

Kepadatan populasi S. litura pada tanaman cabai merah fase vegetatif lebih tinggi dari pada tanaman cabai merah fase generatif (Gambar 2). Tingginya kepadatan populasi S. litura pada tanaman cabai merah fase vegetatif diduga berhubungan dengan siklus hidup. Siklus hidup dari S. litura sejalan dengan umur tanaman cabai merah.

Spodoptera litura F. yang terdapat pada fase vegetatif hanya berupa telur dan larva saja.

Mengacu pada Kalshoven (1981) telur diletakkan secara berkelompok dengan jumlah semua telur sekitar ± 2000-3000 butir.

Lamanya stadium larva S. litura 9-14 hari sedangkan siklus hidupnya berkisar antara ±35 hari.

Pada fase generatif kepadatan populasi S. litura rendah diduga yang terdapat pada tanaman cabai merah hanya larva instar akhir saja dan larva yang sudah berubah menjadi pupa dan imago. Larva S. litura mulai muncul pada minggu kedua setelah penanaman bibit cabai merah, sedangkan minggu ketiga sampai minggu ketujuh kepadatan populasi S. litura sudah mulai meningkat. Mengacu pada Kalshoven (1981) waktu dari larva ke pupa berlangsung 2-6 hari.

3

3

2

1

Kepadatan S. litura

ind/btg

2,63

1,90

Fase Tanaman Cabai Merah Gambar 2. Kepadatan populasi S. litura pada

tanaman cabai merah Di Rawang Gadang Kecamatan Danau Kembar Kabupaten Solok. = fase vegetatif dan = fase generatif.

(4)

Faktor lain yang mempengaruhi kepadatan populasi S. litura adalah faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara. Suhu lokasi areal tanaman cabai merah selama melakukan penelitian pada fase vegetatif adalah 180C sedangkan pada fase generatif 160C yang sudah mendekati suhu optimum. Kelembaban udara tanaman cabai merah selama melakukan penelitian pada fase vegetatif adalah 94% sedangkan pada fase generatif 93%. Mengacu pada Jumar (2000) pada umumnya, kisaran suhu efektif adalah : suhu minimum 150C, suhu optimum 250C, dan suhu maksimum 450C sedangkan kelembaban yang sesuai biasanya lebih tahan terhadap suhu ekstrem.

Spodoptera litura F. yang ditemukan pada tanaman cabai merah fase vegetatif dan fase generatif sudah termasuk hama yang merugikan petani. Pada fase vegetatif terdapat 2,63 individu/batang sedangkan pada fase generatif terdapat 1,90 individu/batang.

Marwoto dan Suharsomo (2008) melaporkan bahwa ambang kendali S. litura pada fase vegetatif 1 individu/batang tanaman sedangkan pada fase generatif 1,3 individu/batang tanaman dan sudah termasuk hama. Kepadatan populasi S. litura sudah melebihi ambang kendali sehingga status ekologi di lapangan sudah temasuk hama yang sangat merugikan petani.

KESIMPULAN

Kepadatan populasi S. litura pada tanaman cabai merah 2,26 individu/batang.

Suhu areal tanaman cabai merah pada fase vegetatif 180C dan generatif 160C, kelembaban udara 94% dan 93% sehingga keadaan masih dalam kisaran toleransi untuk perkembangan S. litura

.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Armein Lusi, Abizar dan Febri Yanti yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Paduan Lengkap Budidaya dan Bisnis Cabai. Jakarta : PT Agromedia Pustaka.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta : Rineka Cipta.

Kalshoven. L.G.E. 1981. Pest of Crops In Indonesia. Jakarta : Resived and Traslated by P.A van Der Laan. P.T Ichtiar baru-Van Hoeven.

Marwoto & Suharsomo. 2008. Strategi dan Komponen Teknologi Pengendalian Ulat Grayak (Spodoptera litura F.).

Malang : Balai Penelitian Pertanian.

Moekasan, Toni K., dkk. 2014. Panduan Praktis Budidaya Cabai Merah.

Lembang: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

. 2015. Modul Pelatihan Budidaya Cabai Merah, Tomat, dan Mentimun Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu. Lembang : Balai Penelitian Sayuran.

Nurtjahyani, S.D., & L. Murtini. 2015.

Karakterisasi Tanaman Cabai yang Terserang Hama Kutu Kebul ( Bermisia tabaci). Tuban : University Research Colloquim.

Sudjana. 1989. Metode Statistika. Bandung : Tarsito

Tjahjadi, N. 2009. Hama dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta : Kanisus.

Referensi

Dokumen terkait

Komposisi Hymenoptera parasitoid dari jumlah famili dan individu pada fase pertumbuhan tanaman vegetatif lebih rendah dibandingkan fase generatif dari kedua cara

1, Maret 2023, 9 – 16 DOI: https://doi.org/10.9744/jmp.9.1.9-16 ISSN 0216-6283 print / ISSN 2685-9408 online JMP  PENGARUH INTERNET OF THINGS DAN EXPERIENCE TERHADAP REVISIT