• Tidak ada hasil yang ditemukan

kepala desa kaligono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kepala desa kaligono"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

KEPALA DESA KALIGONO KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DESA KALIGONO NOMOR 1 TAHUN 2022

TENTANG

LINGKUNGAN HIDUP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KALIGONO

Menimbang : a. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;

c. bahwa semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintah daerah, termasuk dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

d. bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh- sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan;

e. bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga

(2)

2

memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, maka perlu dibentuk Peraturan Desa tentang Lingkungan Hidup

Mengingat : 1. Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), serta Pasal 33 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Tengah;

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indoneisa Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indoneisa Nomor 4548) 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Repubik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

(3)

3

Indonesia Nomor 5234);

8. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657);

10

. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3645);

11

. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3802);

12

. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tantang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

13

. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14 .

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.89/Menhut- II/2014 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1496);

15 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.28/Menlhk-Setjen/2015 (Berita Negara

(4)

4

. Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 974);

16 .

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 32);

17 .

Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan tentang Tata Cara Mengambil Tumbuhan Liar dan Menangkap Satwa Liar No. 104/KPTS-II/2000;

18

. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 Nomor 5 Seri E Nomor 2);

19 .

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengendalian Lingkungan Hidup di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4).

Dengan Kesepakatan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KALIGONO dan

KEPALA DESA KALIGONO MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DESA KALIGONO TENTANG LINGKUNGAN HIDUP

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:

1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain;

(5)

5

2. Desa adalah Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo;

3. Pemerintah Desa adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

4. Kepala Desa Kaligono yang selanjutnya disebut Kepala Desa adalah Kepala Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo;

5. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa;

6. Masyarakat Desa adalah setiap orang yang berdomisili di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo;

7. Tanaman liar adalah tumbuhan yang hidup di alam bebas dan atau dipelihara, yang mempunyai nilai ekonomi. ( porang, Jahe, temu, dll)

8. Satwa adalah semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia ( burung, biawak, musang, trenggiling dll)

9. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang kehutanan

10. Peraturan Perundang-Undangan adalah seluruh instrumen hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia;

11. Balai Konservasi Sumber Daya Alam selanjutnya disingkat Balai KSDA adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementrian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan yang bertugas untuk mengelola konservasi tumbuhan dan satwa liar yang berada di dalam maupun di luar kawasan;

12. Pemanfaatan adalah penggunaan sumber daya alam baik tumbuhan maupun satwa liar dan atau bagian-bagiannya serta hasil dari padanya;

13. Penangkapan satwa adalah kegiatan memperoleh satwa dari habitat alam untuk kepenetingan pemanfaatan jenis satwa liar di luar perburuan;

14. Penebangan pohon adalah kegiatan penebangan kayu untuk keperluan pribadi atau untuk dijualbelikan.

15. Izin adalah Izin yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Perlindungan lingkungan hidup bertujuan untuk

a. mengusahakan terwujudnya kelestarian dan keamanan sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia;

(6)

6

b. menjamin keberadaan lingkungan hidup secara berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian dan tidak merusak lingkungan serta ekosistem sekitarnya; dan

c. mengusahakan pendayagunaan tanaman dan satwa liar secara lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB III

PRINSIP-PRINSIP DASAR Pasal 3

Prinsip dasar pengelolaan lingkungan adalah : a. Menjamin hak dan kewajiban masyarakat b. Keadilan;

c. Kebersamaan;

d. Keamanan;

e. Keberlanjutan;

f. Musyawarah untuk mufakat; dan g. Kelestarian Lingkungan hidup

BAB IV RUANG LINGKUP

Pasal 4

Ruang lingkup perlindungan lingkungan hidup desa terdiri atas:

a. Pemanfaatan lingkungan hidup;

b. Perlindungan tanaman ; c. Perlindungan satwa ; dan

d. Pengambilan tanaman dan satwa .

e. Penambangan batu kali untuk dikomersialkan.

f. Pencemaran lingkungan

BAB V

PEMANFAATAN TANAMAN, SATWA DAN LINGKUNGAN Pasal 5

Pemanfaatan jenis tumbuhan, satwa dan Lingkungan dilaksanakan dalam bentuk:

a. Pengkajian, penelitian dan pengembangan;

b. Penangkaran;

c. Perburuan;

d. Perdagangan;

e. Pertukaran;

f. Budidaya tanaman industri dan obat-obatan g. Pemeliharaan untuk kesenangan; dan

h. Penambangan tidak dikomersialkan

(7)

7 Pasal 6

(1) Segala ketentuan yang berkaitan dengan Pemanfaatan Tanaman, Satwa dan lingkungan mengacu kepada Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku

(2) Segala kegiatan Pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 harus memiliki Izin dari pihak yang berwenang

BAB VI

PERLINDUNGAN TANAMAN LIAR DAN LINGKUNGAN Pasal 7

(1) Setiap orang dilarang tanpa izin mengambil, merusak, memusnahkan, dan memperdagangkan tumbuhan tertentu yang dilindungi, tidak terbatas pada bagian-bagian dari tumbuhan, baik dalam keadaan hidup atau mati.

(2) Setiap orang dilarang mengambil batu kali untuk dikomersialkan

(3) Ketentuan larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, dikecualikan dalam hal:

a. Pengambilan batu kali untuk keperluan pribadi atau kelompok yang bukan dikomersialkan, mendapatkan ijin dari Pamong atau RT/ RW setempat; dan

b. Tumbuhan yang membahayakan, sehingga harus segera ditebang atau dimusnahkan karena mengganggu atau membahayakan keselamatan umum.

BAB VII

PERLINDUNGAN SATWA LIAR DAN LINGKUNGAN Pasal 8

(1) Setiap orang dilarang tanpa izin melakukan segala perbuatan yang meliputi:

a. Menangkap, melukai, menembak, membunuh, atau memperdagangkan satwa di wilayah Desa Kaligono;

b. Mengambil, merusak, memusnahkan, menyimpan, memiliki atau memperdagangkan satwa liar di wilayah Desa Kaligono;

c. Menangkap makhluk hidup dan/atau tumbuhan di dalam air dengan menggunakan setrum, racun, dan/atau hal berbahaya lainnya sehingga mengakibatkan rusaknya ekosistem, pencemaran air, dan/atau tidak tersedianya aliran air, baik pada perairan sungai, sawah, ataupun di perairan yang lain; dan

d. Membuang sampah, limbah ternak dan industri di semua wilayah perairan Desa Kaligono;

e. Penebangan dan pengangkutan kayu glondongan maupun sejenisnya melewati lahan milik orang lain yang mengakibatkan kerusakan .

(8)

8 BAB VIII

TATA CARA PENGAMBILAN TANAMAN DAN PENANGKAPAN SATWA Pasal 9

Pengambilan Tumbuhan dan Penangkapan Satwa tanpa seijin dari pihak yang terkait, baik yang dilindungi dan yang tidak dilindungi, dapat dilakukan untuk keperluan pemanfaatan jenis sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 5, tanpa mengesampingkan ketentuan yang ada di Peraturan Perundang-Undangan.

Pasal 10

Pengambilan Tanaman dan Penangkapan Satwa yang dilindungi maupun tidak Dilindungi untuk keperluan Perdagangan, ataupun keperluan pemanfaatan lainnya, harus disertai dengan Izin dari pihak yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku.

Pasal 11

Pengambilan tumbuhan dan penangkapan satwa yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat diberikan kepada:

a. Perorangan bukan untuk dikomersialkan;

b. lembaga pengkajian, penelitian dan pengembangan;

c. badan usaha milik negara ( BUMN );

d. lembaga konservasi;

Pasal 12

Setiap pemegang izin mengambil tumbuhan dan menangkap satwa yang sudah melaksanakan kegiatannya wajib melaporkan hasilnya kepada pemerintah Desa atau dinas yang berwenang.

Pasal 13

Kepala Desa Kaligono akan memfasilitasi mekanisme pengurusan perizinan pengambilan tanaman dan satwa sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) melalui Keputusan Kepala Desa.

BAB IX

PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 14

Setiap perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan atau penginterpretasian Peraturan Desa ini diselesaikan secara musyawarah dan mufakat berlandaskan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB X PENGAWASAN

Pasal 15

(9)

9

Pengawasan pelaksanaan ketentuan dalam Peraturan Desa ini

dilaksanakan secara bersama-sama, baik oleh warga masyarakat dan unsur pemerintah Desa Kaligono.

BAB XI SANKSI Pasal 16

(1) Sanksi pelanggaran Pasal 6 ayat (2), Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12 diatur di dalam Peraturan Perundang- Undangan.

(2) Barang siapa yang melakukan Pemanfaatan Tanaman, Satwa, pencemaran dan pengrusakan lingkungan sebagaimana yang telah ditentukan pada Pasal 6 ayat (2) dikenakan sanksi :

A. Pengambilan satwa :

Sangsi ringan : mengembalikan ke habitatnya dua kali jumlah yang diambil

Sangsi berat : mengembalikan ke habitatnya lima kali jumlah yang diambil

B. Pengambilan tanaman :

Tanaman yang dibudidayakan :

Sangsi ringan ( satu kali pengambilan ) : mengembalikan tanaman sejenis dua kali lipat.

Sangsi berat (Lebih dari satu kali pengambilan ) : mengembalikan tanaman sejenis lima kali lipat.

C. Penambangan batu:

Berdasarkan Pasal 7 ayat 3 point (a), dikenai sangsi lima meter kubik;

D. Pencemaran lingkungan ( membuang sampah di sungai, limbah industri dll)

 Membuang sampah (BAB, Plastik, Pampers, dll) di sungai satu kali perbuatan membayar kas kebersihan.

 Dengan sengaja mengalirkan limbah industri ke sungai sekali kejadian membayar rehabilitasi sungai.

 Penangkapan ikan dengan setrum, racun dan bahan peledak sekali melakukan perbuatan dikenai sangsi rehabilitasi habitat sungai.

E. Pengrusakan lingkungan:

Penebangan dan pengangkutan kayu melewati lahan orang lain tanpa seijin pemilik yang mengakibatkan kerusakan tanaman dan lahan dikenai sanksi membayar ganti sesuai kerusakan yang ditimbulkan setiap kali pelanggaran.

(10)

10

(3) Seluruh Sanksi sebagaimana disebutkan dalam ayat (2) dipublikasikan di website Desa , Pamflet, selebaran dan papan informasi.

Pasal 17

Pemanfaatan perolehan pembayaran sanksi:

a. Pengrusakan lingkungan akibat penebangan dan pengangkutan kayu Pasal 16 huruf E ) : 75 % pemilik lahan, 15 % kas RT 10%

kas RW

b. Untuk pasal 16 huruf A, B, C dan D

Perolehan dari sanksi masuk kas RT 50% dan RW 50 % BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Kaligono.

Ditetapkan di : Kaligono

pada tanggal : 27 Oktober 2022

KEPALA DESA KALIGONO

ttd

SUROTO

Diundangkan di Desa Kaligono Pada tanggal 27 Oktober 2022aaa Sekretaris Desa Kaligono

ttd ttd

AGUNG MULYANTO

LEMBARAN DESA KALIGONO TAHUN 2022 NOMOR 1

Referensi

Dokumen terkait

Dalam memberiakan bimbingan dan pembinaan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum harus selalu mengacu pada peraturan perundang- undangan yang berlaku sehingga segala

Selain menindaklanjuti ketentuan perundang-undangan tersebut, PP ini sekaligus merupakan sinkronisasi dari berbagai ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan

Jenis penelitian dalam penulisan hukum ini adalah penelitian secara normatif, yaitu mengacu kepada ketentuan hukum positif yaitu berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku

”Segala ketentuan peraturan perundang -undangan yang bertujuan melindungi konsumen yang telah ada pada saat undang-undang ini diundangkan, dinyatakan tetap berlaku

Dengan tetap mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka untuk memupuk keuntungan dan melaksanakan kemanfaatan umum, dalam Peraturan Daerah ini

Dalam memberiakan bimbingan dan pembinaan terhadap anak yang berkonflik dengan hukum harus selalu mengacu pada peraturan perundang- undangan yang berlaku sehingga segala

15.1 Jika Bank, sesuai dengan kebijakannya dengan tetap mengacu kepada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menggolongkan transaksi Nasabah dengan kondisi

Mengacu pada Pasal 22 UUD NRI 1945, dalam Pasal 1 angka 4 Undang- undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU No. 12/2011), PERPPU didefi