• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)i UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENUMBUHKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI MTS AD-DINUL QAYYIM KAPEK BAWAH GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 2020

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)i UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENUMBUHKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI MTS AD-DINUL QAYYIM KAPEK BAWAH GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 2020"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

i

UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENUMBUHKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI MTS AD-DINUL QAYYIM KAPEK BAWAH GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 2020.

Oleh :

Linda Baizura Regita NIM160101135

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2020

(2)

i

UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENUMBUHKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI MTS AD-DINUL QAYYIM KAPEK BAWAH GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 2020.

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

Linda Baizura Regita NIM160101135

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2020

(3)

v

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Linda Baizura Regita, NIM: 160101135 dengan judul “Upaya Kepala Madrasah Dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari Tahun Ajaran 2020.” telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN

Mataram pada tanggal _________________________________

Dewan Penguji

Drs. Musta‟in, M.Ag _____________________

(Ketua Sidang/Pemb. I)

Erlan Muliadi, M.Pd.I _____________________

(Sekretaris Sidang/Pemb. II)

Prof. Dr. H.M. Taufik, M.Ag _____________________

(Penguji I)

Dr. Syamsul Arifin, M.Ag _____________________

(Penguji II)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Hj. Lubna, M.Pd NIP. 196812311993032008

(4)

vi MOTTO

ديدش َللا َ إ ۖ َللا ا قَتا ۚ ا دعلا ثْ ىلع ا اعت َ ۖ ٰ قَتلا ربلا ىلع ا اعت باقعلا

Artinya, “ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya ”. ( QS. Al-Ma ‟ idah [5]: 2)

1

1 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, (Depok: Kelompok Guna Insani, 2002), hlm. 107.

(5)

vii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk

ibuku Rahimah dan Bapakku Husamuddin, almamaterku, semua guru, dan dosen.”

(6)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaiannyaskripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Drs. Musta‟in M.Ag sebagai Pembimbing Idan Bapak Erlan Muliadi M. Pd. I sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan , motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini menjadi lebih matang dan cepat selesai.

2. Dr. Saparudin, M.Ag dan M. Taisir M.Ag sebagai Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan PAI.

3. Dr.Hj. Lubna, M.Pd selaku Dekan FTK UIN Mataram yang telah memberikan izin bagi terlaksananya penelitian ini.

4. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor UIN Mataram.

5. Rahimah selaku ibu kandung penulis yang senantiasa tulus ikhlas membiayai dan mendo‟akan

(7)

ix

Penulis menyadari sebagai manusia biasa tentu tidak luput dari kekeliruan dan kesalahan, untuk itu dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik mengenai isi maupun penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat kami harapkan dalam penulis skripsi ini.

Dengan mengharap ridha dan rahmat Allah SWT.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca yang budiman pada umumnya.Amin ya rabbal „alamin.

Mataram, Penulis,

(Linda Baizura Regita) NIM: 160101135

(8)

x DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 6

E. Kajian Pustaka ... 7

F. Kerangka Teori ... 9

1. Upaya kepala madrasah ... 9

2. Partisipasi masyarakat ... 14

3. Upaya dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat ... 18

4. Komite madrasah ... 19

G. Metode Penelitian ... 23

(9)

xi

H. Sistematika Pembahasan ... 32

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 34

B. Upaya Kepala Madrasah Dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat ... 42

C. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat ... 62

BAB III PEMBAHASAN A. Upaya Kepala Madrasah Dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat ... 75

B. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat ... 84

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 92

(10)

xii

UPAYA KEPALA MADRASAH DALAM MENUMBUHKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DI MTS AD-DINUL QAYYIM

KAPEK BAWAH GUNUNGSARI TAHUN AJARAN 2020.

Oleh:

Linda Baizura Regita NIM 160101135

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya partisipasi masyarakat yang ada di madrasah. Pada dasarnya madrasah tidak lepas dari partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan karena madrasah merupakan salah satu organisasi yang tidak dapat berdiri sendiri, tidak dapat berkembang dan mencapai kemajuan tanpa keterlibatan dari masyarakat itu sendiri. Dalam dunia pendidikan persaingannya semakin tinggi maka perlu adanya hubungan atau kerjasama yang baik antara madrasah dengan masyarakat karena bagaimanapun dukungan dan minat masyarakat terhadap madrasah apabila masyarakat tidak dibutuhkan baik tenaga, ide, dan gagasan maka masyarakat tidak perduli dengan madrasah padahal madrasah lahir dari, oleh masyarakat dan tentunya kembali untuk masyarakat.

Maka dari itu perlu adanya strategi dari kepala madrasah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga terjalin hubungan yang baik antara madrasah dengan masyarakat. fokus yang dikaji dalam skripsi ini adalah (1) bagaimana upaya kepala madrasah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat di MTd Ad- Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari? (2) bagaimana bentuk partisipasi masyarakat yang ada di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari?

Jenis dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskripstif.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan metode analisis yang digunakan adalah data induktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa [1] upaya kepala madrasah merupakan usaha yang dilakukan oleh salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya:

mengadakan pertemuan, musyawarah, safari ramadhan, gotong royong dan pengjian umum. [2] partisipasi masyarakat merupakan suatu wujud dari peran serta masyarakat dalam aktivitas berupa perencanaan dan pelaksanaan untuk mencapai tujuan. Adapun wujud dari partisipasi masyarakat berupa dana, gagasan, tenaga, barang, sarana dan parasarana.

Kata Kunci : Kepala Madrasah, Menumbuhkan, Partisipasi Masyarakat.

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Di era millenial ini persaingan pendidikan semakin meningkat dengan berbagai cara yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk merebut perhatian masyarakat. Untuk dapat menarik perhatian masyarakat masing- masing lembaga memiliki cara yang berbeda-beda sehingga masyarakat tertarik pada lembaga tersebut.

Dengan adanya persaingan dalam dunia pendidikan yang semakin tinggi, maka lembaga pendidikan harus memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat. Karena bagaimanapun adanya dukungan dari masyarakat terhadap pendidikan kalau lembaga pendidikan merasa tidak membutuhkan masyarakat, tidak peduli dengan masyarakat maka lembaga tersebut akan dijauhi oleh masyarakat.

Kehadiran madrasah merupakan simbiosis mutualistis antara masyarakat dan madrasah itu sendiri. Madrasah merupakan salah satu organisasi yang tidak dapat berdiri sendiri, tidak dapat berkembang dan mencapai kemajuan tanpa keterlibatan dari lingkungan masyarakat. Sedangkan yang diungkapkan oleh Tilar bahwa pada dasarnya kehadiran dan perkembangan madrasah merupakan lembaga pendidikan yang lahir dari, oleh dan untuk masyarakat.2 Artinya bahwa lembaga pendidikan yang berasal dari masyarakat seharusnya memberikan kontribusi bagi pemenuhan kebutuhan

2H.A.R. Tilaar, PradigmaBaruPendidikan Nasional, (Jakarta: RinekaCipta, 2000), hlm.

169.

(12)

2

masyarakat sehingga menunjukkan bahwa masyarakat memiliki peranan dalam setiap program pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan.Oleh karena itu, madrasah sebagai salah satu unit pelaksanaan pendidikan harus dapat menjalin kerjasama yang baik dari segi pemikiran, tenaga, pembiayaan, serta pemecahan masalah yang dihadapi madrasah dengan masyarakat.3

Komitmen untuk menempatkan partisipasi masyarakat sebagai bagian yang sangat penting dalam penyelanggaraan pendidikan sudah cukup jelas ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada Bab XV Pasal 54 ayat (1) bahwa “Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseoangan, kelompok, keluarga, organinasi profesi, pengusaha dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.4

Partisipasi masyarakat selama ini pada umumnya lebih bersifat pada dana sedangkan dalam hal pengambilan keputusan, gagasan, maupun tenaga masih terbatas. Masyarakat diharapkan dapat memberikan ide dan gagasan yang membangun dalam pendidikan di Madrasah demi majunya sebuah pendidikan. peningkatan partisipasi merupakan penciptaan lingkungan yang terbuka dan demokratis dimana warga madrasah dan masyarakat didorong untuk terlibat secara langsung dalam penyelenggaraan pendidikan dimulai dari pengambilan keputusan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan. hal tersebut

3Depdiknas RI, Manajemen Berbasis Madrasah (Jakarta: Program Guru Buntu Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003), hlm. 4.

4 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

(13)

3

dilandasi keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan dalam penyelenggaraan pendidikan, yang bersangkutan akan mempunyai rasa memiliki terhadap madrasah sehingga akan bertanggung jawab dan dedikasi mereka terhadap penyelenggaraan pendidikan di madrasah akan menciptakan keterbukaan dan kerjasama yang kuat.

Madrasah tidak bisa dilepaskan dari partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan sehingga dalam teori mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat merupakan keterlibatan secara individu, secara organisatoris 5 secara mental, secara emosional 6 yang merupakan bentuk keperdulian masyarakat atas penyelenggaraan pendidikan di madrasah dalam berbagai bentuk ide, saran, pendapat, dana, gagasan, keterampilan dan jasa.7Dengan demikian masyarakat diharapkan dapat memberikan ide, gagasan yang membangun dalam pendidikan demi kemajuan madrasah. Dalam lingkungan madrasah yang paling berperan adalah kepala madrasah yang memiliki tanggung jawab besar untuk mengatur dan mengarahkan semua kegiatan dan aktivitas yang ada dilingkungan madrasah.

Sebagaimana inti dari hubungan masyarakat dimana seorang kepala madrasah harus mengkomunikasikan seluruh informasi terkait dengan lembaga yang dipimpinnya kepada masyarakat dan bagaimana cara memperoleh

5Fathul Maujud, Peran Partisipasi Masyarakat dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”, Jurnal Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan, Vol. 5, Nomor 2, November 2017, hlm. 97.

6Citra Ayudia, “Upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Partisipasi Orang Tua”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2014,hlm. 103.

7Dasrul Fauzi, Strategi Kepala Madrasah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Bidang Pendidikan”, Jurnal al-Fikrah, Vol. 6, Nomor 2, Desember 2018, hlm. 3.

(14)

4

dukungan masyarakat dalam pelaksaan proses pendidikan di lembaganya.8 Akan tetapi fenomena yang terjadi bahwa banyak lembaga pendidikan yang memiliki keadaan kurang stabil yang sering diistilahkan dengan laa yamutu wa laa yahya (hidup segan mati tak mau) jadi seperti itulah yang terjadi saat ini. Apa yang menyebabkan sehingga terjadi hal seperti itu? Dikarenakan kurangnya hubungan sosial dengan masyarakat, hilangnya intraksi antara lembaga dengan masyarakat, hilangnya kerjasama dari lembaga yang menjadi sumber dukungan lembaga, sehingga masyarakat beranggapan bahwa kehadiran mereka tidak penting dan tidak dibutuhkan.

Hasil observasi awal yang peneliti lihat di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari adalah banyaknya jumlah siswa-siswi yang ada disana terdiri dari 30 siswa-siswi perkelas dengan jumlah 7 kelas khusus kelas VII, VII dan IX.9 Adapun usaha yang dilakukan oleh kepala madrasah sehingga banyak menarik perhatian orang tua dan masyarakat adalah mengadakan sosialisasi ke sekolah dasar atau madrasah ibtida‟iyah setiap ajaran baru dengan memberikan madrasah/sekolah sebuah cindra mata seperti alat yang digunakan untuk berolahraga. Mengadakan sosialisasi adalah salah satu bentuk yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Ad-Dinul Qayyim untuk menarik perhatian dari siswa-siswi, mengadakan intraksi dengan masyarakat setempat merupakan bentuk dari pasrtisipasi masyarakat. Adapun bentuk partisipasi masyarakat yang ada di Madrasah Tsawiyah Ad-Dinul

8Siti Samroh, “Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas”, Manajemen Pendidikan Islam, (Tesis, Pascasarjana IAIN Purwokerto, Banyumas, 2017), hlm. 18.

9Observasi Awal tanggal 23 September 2019.

(15)

5

Qayyim adalah orang tua dan masyarakat bekerjasama dalam pembangunan seperti membangun mushola, menambah ruang kelas, menyumbangkan dana, masyarakat diberi kebebasan dalam berpendapat, orang tua dan masyarakat ikut terlibat dalam keadaan siswa di lingkungan madrasah. 10 Partisipasi masyarakat di sekitar Madrasah Tsanawiyah Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari telah terwujud dan terbilang tinggi, baik dalam bentuk materil maupun dukungan moril. Salah satu contohnya pada saat Madrasah Tsawiyah Ad-Dinul Qayyim mengalami kekurangan lokal, masyarakat dengan bergotong royong membantu penuh mulai dari anggaran pembangunan sampai membantu tenaga bekerja bakti membangun gedung sekolah. Selain itu partisipasi masyarakat juga diwujudkan dengan ikut membantu ketika siswa bermasalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas Madrasah Tsanawiyah Ad- Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari senantiasa melakukan perbaikan dalam pengelolaan madrasahnya dalam menarik partisipasi masyarakat agar lebih berkontribusi dalam memberikan dukungannya baik berupa material maupun non material, dalam upaya pengembangan madrasah. Adapun alasan penulis untuk memilih penelitian ini karena melihat realita yang ada bahwa masyarakat kurang berminat dan kurang mendukung terhadap perkembangan lembaga pendidikan swasta. Padahal kemajuan suatu lembaga pendidikan tidak lepas dari peran serta masyarakat.

10Muhasib, Wawancara, Kapek Bawah Gunungsari, 25 September 2019.

(16)

6 B.Rumusan Masalah

Berdasarkanuraiandi atas, terdapatbeberapapermasalahan yang menurutpenelitiperluuntukditeliti, permasalahan-permasalahansebagaiberikut:

1. Bagaimana upaya kepala madrasah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari?

2. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat yang ada di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari?

C.Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dirumuskan peneliti di atas, maka beberapa tujuannya adalah:

a. Untuk mengetahui upaya kepala madrasah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari.

b. Untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Bagi kalangan akademisi termasuk UIN, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, informasi, dan refrensi yang berupa bacaan ilmiah.

b. Bagi pihak madrasah yang diteliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berharga, serta dapat dipergunakan sebagai

(17)

7

bahan sumbangan pemikiran bagi madrasah yang bersangkutan dalam rangka mengembangkan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang diselenggarakan.

c. Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis ilmiah serta dapat dipergunakan sebagai persyaratan menjadi sarjana.

d. Bagi masyarakat, masyarakat bisa mendapatkan informasi dari lembaga pendidikan sehingga masyarakat bisa menumbuhkan partisipasinya terhadap pendidikan sebagai perwujudan ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

D.Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah hanya berkisar pada pembahasan tentang usaha kepala madrasah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat dan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat.

kepala madrasah dalam penelitian ini yang akan diamati adalah upaya kepala madrasah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat.

Madrasah akan berkolaborasi dengan masyarakat sehingga madrasah diminati oleh siswa.

Partisipasi masyarakat dalam penelitian ini yang akan diamati adalah memberikan bantuan dana, ide, gagasan, saran, kritikan, keterampilan, jasa yang ditujukan dalam pelaksanaan kegiatan madrasah.

(18)

8 2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs. Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari Lombok Barat. Penelitian ini penulis lakukan dengan alasan bahwa tingginya partisipasi masyarakat yang ada disana terbukti dengan banyaknya siswa-siswa yang memilih madrasah tersebut sebagai tempat untuk menuntut ilmu, dengan usaha yang dilakukan oleh kepala madrasah melalui intraksi dengan masyarakat sehingga hubungan madrasah dengan partisipasi masyarakat tetap berjalan dengan baik.

E.Telaah Pustaka

Penelitian mengenai upaya kepala madrasah dalam menumbuhkan partisipasi masyarkat sudah ada yang meneliti tetapi hanya sebagian kecil yang peneliti temukan. Akan tetapi lebih khusus ke upaya kepala madrasah dengan variabel yang lain, partisipasi masyarakat dengan variabel yang lain.

Dasrul Fauzi, “Strategi Kepala Madrasah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Bidang Pendidikan Di MTs Ma’had Islamy Kota Payakumbuh 2018.”11 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada masyarakat yang kurang sadar dan peduli terhadap pendidikan disekitar mereka, banyak masyarakat yang kurang memberikan masukan dan usulan dalam pengembangan sekolah sehingga perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti teliti adalah dalam bentuk strategi yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dimana penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakatnya sangat rendah. Sedangkan

11Dasrul Fauzi, Strategi Kepala Madrasah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Bidang Pendidikan”, Jurnal al-Fikrah, Vol. 6, Nomor 2, Desember 2018, hlm. 5.

(19)

9

yang peneliti teliti adalah tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat sangat tinggi tehadap lembaga pendidikan, masyarakat aktif dalam memberikan masukan dan usulan dalam pengembangan madrasah. Penelitian ini dengan penelitian yang peneliti telitisama-sama meneliti tentang minat masyarakat dan orang tua untuk memasukkan anaknya kedalam lembaga madrasah.

Nova Syafira Ariyanti, “kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan partisipasi masyarakat.”12 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya partisipasi masyarakat yang dilakukan oleh kepala madrasah untuk mendukung seluruh kegiatan yang ada di lembaga madrasah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti teliti adalah bentuk partisipasi masyarakatnya dimana penelitian ini lebih mengarah kepada kegiatan yang ada di madrasah dimana partisipasi masyarkat sangat dibutuhkan untuk mendukung kegiatan tersebut. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan dalam bentuk partisipasi masyarakat baik dari segi moril maupun materil. Penelitian ini dengan peenelitian yang peneliti teliti adalah sama-sama meneliti tentang usaha yang dilakukan oleh kepala madrasah untuk menarik perhatian dari masyarakat sehingga masyarakat aktif dalam lembaga madrasah.

Dari kedua kutipan diatas peneliti menemukan perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang peneliti teliti. Dalam hal upaya kepala madrasah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat. peneliti menemukan perbedaan dalam hal rendah dan tingginya partisipasi masyarakat yang ada di madrasah. Dari kedua kutipan di atas rendahnya partisipasi yang diberikan oleh

12Nova Syafira Ariyanti, “Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Pertisipasi Masyarakat”,Jurnal Administarsi dan Manajemen Pendidikan, Vol. 1, Nomor 1, Maret 2018. hlm. 7.

(20)

10

masyarakat terhadap madrasah yang dimana masyarakat hanya memberikan dana tanpa menyumbangkan tenaga, gagasan maupun barang-barang sehingga nampak ketidakperdulian masyarakat terhadap madarsah. Kemudian, persamaan yang peneliti teliti dari kedua kutipan diatas adalah sama-sama meneliti tentang strategi atau upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam menumbuhkan psrtisipasi masyarakat seperti mengadakan pertemuan/rapat, mengadakan kegiatan musyawarah dengan masyarakat, mengundang masyarakat apabila ada pengajian umum.

F.Kerangka Teori

1. Upaya Kepala Madrasah

a. Pengertian Upaya Kepala Madrasah

Upaya merupakan usaha atau ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb).13 Jadi, upaya kepala madrasah yang dimaksudkan peneliti dalam penelitian ini adalah usaha yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat.

Kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, yang bertanggung jawab untuk menjadi pemimpin merupakan dirinya sesuai dengan fungsinya sebagai pemimpin. Di samping itu, untuk memudahkan dalam pengelolaan sebuah madrasah yang dipimpinnya, maka seorang

13Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 1250.

(21)

11

kepala madrasah harus melakukan pengawasan diri disemua aspek dalam meningkatkan proses belajar mengajar.14

Kepala madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah, tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar atau terjadinya suatu intraksi antara guru yang memberi pelajaran siswa yang menerima pelajaran.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Madrasah

Dalam kamus Bahasa Indonesia kontemporer, kata tugas merupakan suatu yang harus dikerjakan.15Sedangkan dalam thesaurus bahasa Indonesia kata tugas mengartikan darma, kewajiban, atau pekerjaan.16Sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud dalam tugas ialah bagaimana tugas atau pekerjaan kepala madrasah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunung Sari.

Dalam kamus Bahasa Indonesia kontemporer, istilah tanggung jawab merupakan kondisi yang mewajibkan seseorang harus menanggung sesuatu.17 Serta dalam tesaurus Bahasa Indonesia istilah tanggung jawab mengartikan beban, kewajiban.18

Pasal 12 ayat 1 PP 28 Th. 1990 bahwa kepala madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan Pendidikan,

14Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah, (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2003), hlm. 4.

15Peter Salim, dkk, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: BalaiPustaka, 1995), hlm. 1644.

16EkoEndarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: GramediaPustakaUtama, 2009), hlm. 682.

17 Peter Salim, dkk, Kamus Bahasa Indonesia.., hlm. 1538.

18EkoEndarmoko, TesaurusBahasa.., hlm. 639.

(22)

12

administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.19 Sedangkan menurut Dirawat, tugas dan tanggung jawab kepala madrasah dapatdigolongkankepadaduabidang, yaitu : tugas kepala madrasah dalam bidang administrasi dan tugas kepala madrasah dalam bidang supervise.20

Adapun tugas kepala madrasah dalam menjalankan administrator pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pendidikan dan pengajaran di madrasah

2) Menyusun program kerja madrasah

3) Mengatur penyelenggaraan administrasi sekolah

4) Mengatur kegiatan belajar mengajar, pelaksanaan penilaian dan proses belajar mengajar serta bimbingan penyuluhan

5) Mengatur dan mengawasi penyelenggaraan kesiswaan 6) Mengatur penyelenggaraan pembinaan kesiswaan

7) Melaksanakan bimbingan dan penilaian bagi guru, tenaga kependidikan lainnya, dan tata usaha sekolah

8) Merencanakan pengembangan, pendayagunaan, dan pemelihara sarana dan prasarana madrasah

9) Mengaturkeuangan madrasah danmenyusun RAPBS

19Moerdiono, “Peraturan Pemerintah Repoblik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990” dalam http://www.wikipedia.com, Diakses Pada Tanggal 15 Februari 2020.

20Dirawat, dkk, Pengantar Kepemimoinan Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional), hlm.

109.

(23)

13

10) Mengatur pelaksanaan hubungan madrasah dengan lingkungan sekitar, orangtua siswa dan masyarakat. Pengelolaan hubungan madrasah dengan masyarakat. Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masayrakat termasuk orang tua, murid-murid, dan untuk menciptakan kerjasama antara madrasah-rumah dan lembaga- lembaga sosial.21

Dalam penelitian ini yang dimaksud dalam tanggung jawab adalah kondisi kewajiban kepala madrasah dalam melaksakan tugas- tugasnya yang berkenaan dengan partisipasi masyarakat.

Hubungan madrasah dan masyarakat merupakan suatu proses komunikasi antara madrasah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerja sama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan madrasah.22

Ada dua hal penting yang perlu dilakukan oleh kepala madrasah, yakni bagaimana memperoleh dukungan perbaikan dari masyarakat dan yang kedua, bagaimana memanfaatkan sumber-sumber daya yang diperoleh secara tepat, sehingga mampu meningkatkan proses mengajar dan belajar.

Dalam rangka untuk mewujudkan satu perubahan penting dalam pendidikan, seorang kepala madrasah memerlukan dukungan banyak sumber-sumber daya dari masyarakat di mana madrasah itu berada.

21MuripYahya, ProfesiTenaga Kependidikan, (Bandung: PustakaSetia, 2013), hlm. 85-86.

22Soetjipto, Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hlm. 192- 193.

(24)

14

Adapun dukungan yang diperlukan seperti personil (tenaga ahli, konsultan, guru, orang tua, pengawas dan sebagainya), dana yang diperlukan untuk mendukung tersedianya fasilitas, perlengkapan bahan- bahan pengajaran, dukungan yang berupa informasi, lembaga dan sikap politis. Dukungan perbaikan dari masyarakat dapat diperoleh apabila saluran komunikasi dua arah dapat ditegakkan dan dipelihara. Kerjasama perlu dibangun, dan konflik laten serta konflik yang terjadi dapat diatasi.

Hanya dengan dilaksanakan-nya komunikasi dua arah, kejasama dan diatasinya segala macam konflik, memungkinkan terwujudnya usaha kerja sama untuk melaksanakan satu perubahan pendidikan di madrasah.

Seorang kepala madrasah bertanggung jawab membangun hubungan kerja sama yang tepat antara sebuah madrasah dengan aparat- aparat pembaharuan pendidikan seperti perguruan tinggi, pusat-pusat riset dan pengembangan, dan organisasi-organisasi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan produksi dan desiminasi pengetahuann. Dalam menggunakan sumber-sumber tersebut kepala madrasah bertanggung jawab memberikan penjelasan betapa pentingnya peran sumber daya manusia, orientasi pelatihan dan konsultasi, intraksi face to face, seringnya hubungan kerja sama dalam rangka melaksanakan perbaikan secara terprogram.

Kepala madrasah merupakan mata rantai antara madrasah setempat dengan masyarakat pendidikan yang lebih besar. Keberhasilan antara para guru, siswa dengan kelompok-kelompok masyarakat yang

(25)

15

menaruh perhatian tinggi pada perbaikan program pendidikan bergantung kepada kepemimpinan seorang kepala madrasah yang menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik. Kepemimpinan kepala madrasah berperan dalam hubungan kerja terhadap masyarakat yang lebih besar, dalam memperoleh dukungan sumber daya manusia, finansial, informasi lembaga dan dukungan politik dalam rangka perbaikan dan perubahan pendidikan.23

Jadi tugas dan tanggung jawab kepala madrasah yang peneliti teliti disini adalah tugas kepala madrasah sebagai administrasi dimana dalam administrasi itu terdapat pengelolaan hubungan madrasah dengan masyarakat tujuannya untuk menarik perhatian dan simpati dari masyarakat sehingga tetap terjalin komunikasi antara madrasah dengan masyarakat.

2. Partisipasi Masyarakat

a. Pengertian Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Juga dapat diartikan sebagai keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungannya. Salah satu indikasi pelaksanaan partispasi adalah aktivitas keikutsertaan, keterlibatan dan kebersamaan anggota masyarakat dalam suatu kegiatan tertentu, baik secara langsung maupun

23Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 343-347.

(26)

16

tidak langsung, sejak gagasan, perumusan kebijaksanaan, hingga pelaksanaan program.24

Partisipasi merupakan suatu wujud dari peran serta masyarakat dalam aktivitas berupa perencanaan dan pelaksanaan untuk mencapai tujuan pembangunan masyarakat. Wujud dari partisipasi dapat berupa saran, jasa ataupun dalam bentuk materi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suasana demokratis, sedangkan partisipasi orang tua dapat diartikan sebagai keikutsertaan orang tua atau kesadaran orang tua untuk memperdulikan anaknya, terutama dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pendidikan yang berkaitan dengan hal memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, baik dari segi emosional maupun material.25

Partisipasi masyarakat merupakan salah satu bentuk keperdulian masyarakat atas penyelenggaraan pendidikan di madrasah. Partisipasi masyarakat berarti keterlibatan masyarakat dalam berbagai bentuk seperti ide, saran, pendapat, dana, gagasan, keterampilan dan jasa. Keterlibatan mereka diarahkan dan ditunjukkan untuk meningkatkan kesadaran mereka akan hak dan tanggung jawab dalam dunia pendidikan. adanya partisipasi aktif dari masyarakat ini diharapkan akan dapat mensukseskan program yang telah direncanakan. Dengan kata lain keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan madrasah diperlukan agar

24Muhammad Alfan, Filsafat Kebudayaan, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm. 174.

25Citra Ayudia, “Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Partisipasi Orang Tua”, Jurnal Administrasi Pendidikan, Vol. 2 Nomor 1, Juni 2014, hlm. 102.

(27)

17

madrasah dapat berfungsi dengan baik.26 Oleh karena itu partisipasi masyarakat sangat menentukan keberhasilan suatu madrasah.

b. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat

1) Partisipasi buah pikiran, yang diberikan partisipan dalam anjang sono, pertemuan atau rapat.

2) Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain, dan sebagainya.

3) Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau pembangunan desa, pertolongan bagi orang lain yang biasanya berupa uang, makanan dan sebagainya.

4) Partisipasi keterampilan dan kemahiran, yang diberikan orang untuk mendorong aneka ragam bentuk usaha dan industri.

5) Partisipasi sosial, yang diberikan orang sebagai tanda keguyuban.27 Sedangkan pasal 3 peraturan pemerintah nomor 39 tahun 1992 menyebutkan sebagai berikut:

1) Pendirian dan penyelenggaraan pendidikan 2) Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga ahli

3) Pengadaan dan pemberian bantuan tenaga kependidikan

4) Pengadaan dana dan pemberian bantuan sarana belajar (bangunan,buku)

26Dasrul Fauzi, Strategi Kepala Madrasah Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Bidang Pendidikan”, Jurnal al-Fikrah, Vol. 6, Nomor 2, Desember 2018, hlm. 3.

27Nuring Septyasa Laksana, “Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat Desa dalam Program Desa Siaga di Desa Bandung Kecamatan Playen”, Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol.

1, Nomor 1, Januari 2013, hlm. 61.

(28)

18

5) Pengadaan kesempatan untuk magang 6) Pengadaan dana dan pemberian lainnya 7) Pemberian bantuan manajemen

8) Pemberian pemikiran dan pertimbangan 9) Pemberian bantuan dalam bentuk kerjasama.28

Sedangkan bentuk partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan diantaranya:

1) Alat-alat belajar 2) Kurikulum lokal 3) Dana

4) Material untuk bangunan 5) Auditing keuangan

6) Control terhadap kegiatan-kegiatan madrasah.29

Bentuk-bentuk partisipasi masyarkat tersebut perlu di sosialisasikan secara luas karena selama ini baru nampak partisipasi masyarakat berupa pengadaan dan penyelenggaraan satuan pendidikan atau program pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah mulai perlu memberikan dorongan dan motivasi agar bentuk partisipasi masyarakat lebih meningkat.

Ada beberapa bentuk keterlibatan yang biasa digunakan madrasah-madrasah yang efektif, melalui kunjungan keluarga, pertemuan

28Hadiyanto, MencariSosokDesentralisasiManajemenPendidikan Di Indonesia, (Jakarta:

RinekaCipta, 2004), hlm. 86.

29 Made Pidarta, ManajemenPendidikan Indonesia, (Jakarta: RinekaCipta, 2004), hlm.

188.

(29)

19

dengan orang tua peserta didik, sukarelawan masyarakat yang menaruh perhatian dalam dunia pendidikan dan perwakilan masyarakat pada panitia penasehat atau pertimbangan pendidikan.30

3. Upaya dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat

a. Melibatkan orang tua dan masyarakat secara proposional dan profesional dalam mengembangkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program madrasah.

b. Menjalin komunikasi secara intensif. Secara proaktif madrasah menghubungi orang tua peserta didik.

c. Melibatkan orang tua dalam berbagai program kegiatan di madrasah yang bersifat sosial kemasyarkatan, seperti bakti sosial, perpisahan, peringatan hari besar nasional, keagamaan, dan pentas seni.

d. Melibatkan orang tua dalam mengambil berbagai keputusan, agar mereka merasa bertanggung jawab untuk melaksanakannya.

e. Mendorong guru untuk mendayagunakan orang tua sebagai sumberbelajar dan menunjang keberhasilan belajar peserta didik. 31 Sedangkan menurut Mulyasa, ada beberapa upaya untuk menggalang partisipasi masyarakat dalam pendidikan di madrasah.

f. Menawarkan sanksi terhadap masyarakat yang tidak mau berpartisipasi baik berupa hukuman, denda, dan kerugian-kerugian yang harus di derita oleh pelanggar.

30Nurkholis, ManajemenBerbasis Madrasah, Teori, Model, Dan Aplikasi, (Jakarta:

Grasindo, 2003), hlm. 126.

31Zainuddin, Reformasi Pendidikan : Kritik Kurikulum Dan Manajemen Berbasis Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 66.

(30)

20

g. Menawarkan hadiah kepada mereka yang mau berpartisipasi.

h. Melakukan persuasi bahwa keikutsertaan masyarakat akan menguntungkan masyarakat sendiri baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

i. Menghimbau masyarakat dalam berbagai kegiatan.

j. Menghubungkan masyarakat dengan layanan madrasah yang baik.

k. Menggunakan tokoh masyarakat yang memiliki khayalak banyak untuk ikut serta dalam kegiatan madrasah.

l. Menghubungkan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan madrasah dengan kepentingan mereka.

m.Menyadarkan masyarakat untuk ikut partisipasi dalam berbagai kegiatan madrasah untuk mewujudkan aspirasinya32

4. Komite Madrasah

a. Pengertian Komite Madrasah

Komite madrasah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3). Secara substansial kedua istilah tersebut tidak begitu mengalami perbedaan. Yang membedakan hanya terletak pada pengoptimalan peran serta masyarakat dalam mendukung dan mewujudkan mutu pendidikan.

Komite madrasah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada

32E Mulyasa, Manajemen Berbasis Madrasah : Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 150.

(31)

21

pendidikan pra madrasah, jalur pendidikan madrasah maupun jalur pendidikan di luar madrasah.33

Komite madrasah merupakan badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra madrasah, jalur pendidikan madrasah, maupun jalur pendidikan luar madrasah.

Komite madrasah merupakan satu badan atau lembaga non profit dan potolis, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh pra stake-holder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan.

b. Tujuan Komite Madrasah

Dibentuknya komite madrasah dimaksudkan agar adanya suatu organisasi masyarakat madrasah yang mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas madrasah. Komite madrasah yang dibentuk secara khas dan berakar dari budaya, demografis, ekologis, nilai kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu, komite madrasah yang dibangun harus merupakan pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara kolektif. Artinya komite madrasah mengembangkan konsep yang berorientasi kepada pengguna,

33Hasbullah, Otonomi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 84.

(32)

22

kewenangan, dan kemitraan. Yang di fokuskan pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan.

Adapun tujuan dibentuknya komite madrasah sebagai suatu organisasi masyarakat madrasah adalah sebagai berikut:

1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasonal dan program pendidikan di satuan pendidikan.

2) Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

3) Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.34

c. Peran Komite Dalam Kemajuan Pendidikan

Madrasah bukanlah suatu lembaga yang terpisah dari masyarakat.

Madrasah merupakan lembaga yang bekerja dalam konteks sosial.

Madrasah mengambil siswanya dari masyarakat setempat, sehingga keberadaannya tergantung dari dukungan sosial dan finansial masyarakat.

oleh karena itu hubungan madrasah dan masyarakat merupakan salah satu komponen penting dalam keseluruhan kerangka penyelenggaraan pendidikan.

Adanya hubungan yang harmonis antara madrasah dan masyarakat yang diwadahi dalam organisasi komite madrasah, sudah

34E Mulyasa, Manajemen..., hlm. 51.

(33)

23

barang tentu mampu mengoptimalkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam memajukan program pendidikan.

Adanya perubahan pradigma sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi telah membuka peluang bagi masyarakat untuk dapat meningkatkan peran sertanya dalam pengelolaan pendidikan, salah satu upaya untuk mewujudkan peluang tersebut adalah melalui komite madrasah di tingkat satuan pendidikan. dengan demikian madrasah dan semua yang berkompeten dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. Untuk itu diperlukan kerjasama yang sinergis dari pihak madrasah, keluarga, masyarakat secara sistematik sebagai wujud peran serta dalam pengelolaan pendidikan melalui komite madrasah. Komite madrasah dapat dikatakan sebagai suatu proses penyaluran aspirasi masyarakat baik yang bersifat dukungan material maupun non material dari seluruh anggota dan kepengurusannya, baik secara individu maupun kolektif, secara langsung maupun tidak langsung dalam perencanaan pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan, pelaksanaan, serta pengawasan/pengevaluasian pendidikan demi kemajuan mutu madrasah.

Keberadaan komite madrasah senantiasa bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan hasil pendidikan di madrasah. Oleh karena itu, pembentukannya harus memperhatikan pembagian peran sesuai dengan posisi dan perannya dalam hal otonomi yang ada.

(34)

24 G.Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang akan dikaji atau judul skripsi ini yaitu

“Upaya Kepala Madrasah Dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Di Madrasah Tsanawiyah Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari Tahun 2019/2020, dan dengan memperhatikan tujuan yang akan dicapai serta manfaat maka penelitian ini berbentuk kualitatif.

Jadi dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Karena data dan informasi yang peneliti kumpulkan lebih banyak bersifat keterangan-keterangan atau penjelasan yang bukan berbentuk angka.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain dengan cara mendeskripsikan bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususnya yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode.35

Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana usaha yang dilakukan oleh kepala madarsah untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunung Sari, maka berdasarkan hal tersebut dan sesuai dengan fokus penelitian, maka peneliti menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif kualitatif ini peneliti pilih agar

35Lexy J Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 6.

(35)

25

dapat memporeh keterangan-keterangan yang luas, lugas, dan mendalam mengenai upaya kepala madrasah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari.

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif adalah data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar dan bukan berbentuk angka-angka, sifat hanya sebagai penunjang.36Tujuan metode deskriptif adalah untuk membuat perencanaan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat tertentu.37

Dari paparan data di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi dalam bentuk kata-kata atau keterangan yang tidak memerlukan angka atau perhitungan dan analisis statistik. Pendekatan penelitian ini adalah strategi peneliti untuk memperoleh data yang valid sesuai dengan karaktristik variabel dan tujuan penelitian ini adalah deskriptif.

Jadi penelitian kualitatif yang dimaksud adalah bersifat deskriptif, dimana gejala dan fenomena diteliti dan dipaparkan secara sistematis, akurat, serta jelas tentang sifat-sifat atau objek yang diteliti.

Dengan demikian maka pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat menggambarkan objek penelitian sebagai mana adanya diharapkan, sehingga akan menghasilkan penelitian yang ilmiah. Dalam

36Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), hlm.

57.

37Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm. 15.

(36)

26

penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena sesuai dengan masalah yang dibahas.

2. Kehadiran Peneliti

Untuk memperoleh data tentang penelitian yang dilakukan dengan menggunakan penelitian kualitatif, penelitian hendaknya dapat terjun langsung ke lapangan dan memang mutlak untuk dilakukan, sebab penelitian tersebut akan lebih banyak berbicara masalah fenomena- fenomena atau realitas di lapangan.

Sesuai dengan ciri penelitian kualitatif yang salah satunya dalah penelitian sebagai instrumen kunci maka dengan seperti ini kehadiran peneliti di lapangan mutlak dilakukan oleh peneliti sendiri. Berkenaan dengan hal tersebut dalam mengumpulkan data peneliti berusaha menciptakan hubungan yang akrab dengan responden yang menjadi sumber data, agar data yang di peroleh benar-benar valid.

Dalam penelitian ini, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data utama. Kehadiran peneliti mutlak diperlukan, karena hanya manusia sebagai alat yang dapat berhubungan dengan objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan. Oleh karena itu pada waktu pengumpulan data di lapangan, peneliti berperan serta pada situs penelitian.

3. Sumber Data

(37)

27

Data ialah subjek dari mana data diperoleh.38Apabila menggunakan quisioner atau wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber data tersebut berasal dari responden atau menjawab pertanyaan peneliti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan. Adapun yang menjadi sumber data penelitian ini adalah

a. Kepala MTs Ad-Dinul Qayyim b. Komite MTs Ad-Dinul Qayyim

c. Masyarakat sekitar MTs Ad-Dinul Qayyim d. Orang tua perserta didik

4. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi MTs. Ad-Dinul Qayyim terletak alamat : TG. Sakaki Umar Abdul Aziz Kapek Bawah Gunungsari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Kota Mataram.

Merupakan salah satu madrasah swasta yang tidak jauh berada dari madrasah swasta lainnya seperti MTs Al-Aziziyah Kapek baik dari segi jumlah siswanya yang sama-sama memiliki jumlah siswa sampai dengan 7/8 kelas baik kelas VII,VIII,IX. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek sebagai lokasi penelitian karena selain memiliki siswa yang banyak peneliti juga tertarik pada madrasahnya yang jauh dari lingkungan masyarakat.

5. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini diantanya :

38Suharsimi Arikunto, Prosedur..., hlm. 107.

(38)

28 a. Observasi

Observasi merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati. Semua bentuk penelitian, baik itu kualitatif maupun kuantitatif mengandung aspek observasi di dalamnya. Observasi juga merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis.39

Observasi merupakan bahwa “through observation, the

researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation).40

Peneliti menggunakan metode observasi non partisipan karena peneliti hanya berusaha mencatat/menulis peristiwa-peristiwa yang terjadi pada situasi yang diinginkan dan peneliti tidak mengikuti secara langsung kegiatan-kegiatan yang dilaksakan di madrasah.

39Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 143.

40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 310.

(39)

29 b. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.41

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau stidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi.42

Peneliti menggunakan wawancara terstrukturdimana informasi yang akan diperlukan peneliti sudah pasti. Proses wawancara terstruktur dilakukan dengan menggunakan instrumen pedoman wawancara tertulis berisi pertanyaan yang di ajukan kepada informan.43 Jadi wawancara terstruktur peniliti gunakan dikarenakan permintaan langsung dari informan tujuannya supaya pertanyaan dari peneliti tidak kesana kemari, terarah, informan juga mudah untuk memberikan jawaban, dan juga peneliti mudah untuk mendapkan informasi ketika lupa pada saat wawancara karena berbentuk tulisan dari informan.

41Imam Gunawan, Metode..., hlm. 160.

42Sugiyono, Metode..., hlm. 316.

43Imam Gunawan, Metode..., hlm. 162.

(40)

30

Adapun data yang dikumpulkan dengan metode wawancara adalah usaha yang dilakukan oleh kepala madrasah, dan bentuk partisipasi masyarakat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumentasi yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumentasi yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studio dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.44

Dokumentasi adalah pengamatan yang dapat dilengkapai seperti otobiografi, memoar, catatan harian, surat-surat pribadi, catatan pengadilan, berita koran, artikal majalah, brosur, buletin, dan foto-foto.45

Penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan gambaran umum lokasi penelitian, seperti sejarah singkat berdirinya Madrasah Tsanawiyah, biografi kepala madarsah, foto-foto jumlah siswa- siswi, dan keadaan masyarakat sekitar Madarasah Tsanawiyah Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunung Sari.

44Sugiyono, Metode..., hlm. 329.

45Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 195.

(41)

31

Adapun metode dokumentasi ini peneliti mengumpulkan keadaan lokasi penelitian dan data jumlah siswa dalam satu kelas dari kelas VII- IX.

6. Tekhnik Analisis Data

Analisis data merupakan penelitian yang berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, dokumen, pita rekaman) dan yang biasanya diproses kira-kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan, pengetikan, dan penyuntingan), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas.46

Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa narasi deskriptif, kalaupun ada data dokumen yang bersifat kuantitatif juga bersifat deskriptif.

Tidak ada analisis data secara statistik dalam penelitian kualitatif.

Analisisnya bersifat naratif kualitatif, mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan informasi.

Analisis data dalam penelitian kualitatif tidak dinantikan sampai semua data terkumpul, tetapi dilakukan secara berangsur selesai mendapatkan sekumpulan data dari wawancara, atau obseravsi atau dokumen. Dalam menafsirkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan- perbedaan tersebut, tidak bersifat menggeneralisasikan atau mencari jawaban terbanyak. Penafsiran diarahkan pada menemukan esensi atau hal- hal mendasar dari kenyataan.

46Ariesto Hadi Sutopo, Adrianus Arief, Mengolah Data Kualitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 10.

(42)

32

Jawaban dari seorang informan (ekspert) yang diperoleh dari wawancara dicek dengan pengamatan, dicek lagi dengan data dokumenter (ini yang disebut triangulasi), kalau perlu diulangi lagi dengan wawancara, observasi atau dokumen lain, sehingga ditemukan kenyataan yang sesungguhnya (bukan buatan atau pura-pura).

Walaupun sudah merupakan hal yang sesungguhnya dari seseorang informan atau informan ekspert rangking pertama tetapi masih harus dicek dengan informan rangking kedua (dengan prosedur yang sama dengan pada informan rangking pertama). Inilah makna dari member check, atau mencek data (yang sudah sesuai kenyataan) dari seorang informan dengan informan lain. Demikian proses cek dan re-cek, analisis dan re-analisis, sehingga ditemukan kenyataan-kenyataan yang sesungguhnya secara menyeluruh.

Dalam proses analisis juga dilakukan kegiatan mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan baik dalam persepsi, rencana, dan pelaksanaan pada seseorang (pimpinan umpanya) maupun antara seseorang dengan yang lainnya.47

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang mendeskripsikan data dalam bentuk uraian kalimat.

Sedangkan metode yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah metode deduktif yaitu menggunakan data yag bersifat umum dibuat kesimpulan yang bersifat khusus.

47NanaSyadih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 287.

(43)

33 7. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan faktor yang penting dalam penelitian.

Oleh karena itu perlu pemeriksaan data sebelum analisis dilakukan dengan teknik pemeriksaan pada sejumlah kriteria tertentu. Dalam penelitian ini dipergunakan teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu: perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi dan pengcekan sejawat.

Perpanjangan keikutsertaan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.

Ketekunan pengamatan. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Trianggulasi data. Trianggulasi adalah tekhnik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecakan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tekhnik trianggulasi yang paling layak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

(44)

34

Pemeriksaan sejawat melalui diskusi. Tekhnik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.48

48Abdul Hafiz Dan Jumriadi, “Partisipasi Masyarakat Dalam Pendidikan Studi Pada Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Pendidikan Kejuruan (SMK-YPK) Banjarbaru”, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol. 7, Nomor 1, Mey 2017, hlm. 11.

(45)

35 H.Sistem Pembahasan

Adapun gambaran umum sistematika penelitian ini sebagai berikut:

1. Bab I yaitu pendahuluan, yang didalamnya menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, dan kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembehasan.

2. Bab II yaitu paparan data dan temuan, yang memaparkan tentang semua data dan hasil temuan peneliti tentang: Upaya Kepala Madrasah Dalam Menumbuhkan Partisipasi Masyarakat Di MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunung Sari Tahun Ajaran 2020.

3. Bab III yaitu pembahasan, yang menjelaskan proses analisis data terhadap temuan penelitian sebagaimana yang dipaparkan di Bab II.

4. Bab IV yaitu penutup, yang mencakup dari hasil penelitian yang dilakukan serta syarat yang diberikan oleh peneliti.

(46)

36 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya

Secara umum lingkungan madrasah dapat kami gambarkan pada sebuah profil berikut ini : “ MTs NM. Ad-Dinul Qayyim berdiri pada tanggal 17 April 1948 yang didirikan oleh tiga orang Tuan Guru pada waktu itu, yaitu TGH. Abdul Muin, TGH. Umar Abdul Aziz, dan TGH.

Muhammad Sakkaki Umar Abdul Aziz yang berlokasi di Kapek Lendang yang berada ditengsah-tengah masyarakat yang masih kental nuansa religinya pada waktu itu. Pada perkembangan selanjutnya, atas berbagai pertimbangan sehingga madrasah tersebut di pindahkan ke Kapek Bawah disamping rumah TGH. Muhammad Sakkaki Umar Abdul Aziz sampai hari ini berada di tempat tersebut. Setelah TGH. Muhammad Sakkaki Umar Abdul Aziz wafat pada tahun 2000, tampuk kepemimpinan dipegang oleh menantu beliau TGH. Muhammad Thohri, Am. BA., S. Sos sampai sekarang. MTs. NM. Ad-Dinul Qayyim merupakan bagian dari Yayayan Pendidikan Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyim dimana yayasan ini juga mengelola pendidikan RA, TK, SDI, MA, dan Takhasus.

Dilihat dari segi geografis, MTs ini beada di daerah perkampungan yang mana notabene masyaraktnya masih hidup secara tradisional dimana keadaan sosial, ekonomi dan kultur masyarakat sekitar masih labil, hal ini disebabkan oleh factor tingkat pendidikan, kesehatan, ekonomi, budaya serta kesadaran terhadap kesetaraan jender sehingga memacu madrasah

(47)

37

kami untuk membentuk kepribadian dan kejiwaan yang benar-benar tangguh terhadap para siswa dan siswi sesuai dengan visi dan misi madrasah yang akan kami wujudkan.

Penekanan kedisiplinan disegala bidang baik dalam menjalankan syariat agama, bermadrasah maupun dalam penerapan budi pekerti serta akhlakul karimah dilingkungan madrasah maupun masyarakat terus dilakukan.

Dalam perkembangannya madrasah kami mengalami peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas . Hal ini terindikasi dengan peningkatan status madrasah kami yang sampai saat ini telah memiliki status terakreditasi dari pemerintah. Selain itu juga output MTs NM. Ad- Dinul Qayyim menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan baik dari factor siswa dan siswi yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun kredibilitas moral dan akhlaq di lingkungan sekitar mapun di tengah-tengah masyarakat.49

2. Profil Madrasah

Adapun profil madrasah lokasi penelitian sebagai berikut:

a. Nama Madrasah : MTs Ad-Dinul Qayyim Kapek Bawah Gunungsari.

b. No Statistik Madrasah : 212520106065

c. Akreditasi Madrasah : Terakreditasi A Tahun 2012

49Sejarah Berdirinya Madrasah, Dokumentasi, Kapek Bawah Gunungsari, 1 April 2020.

(48)

38

d. Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Tgh. Umar Abdul Aziz No. 59 Gunungsari Lombok Barat Nusa Tenggara Barat

e. NPWPMadrasah : 005073317915000 f. Nama Kepala Madrasah : Drs. H. Abdul Karim

g. No Hp : 081917290676

h. Nama Yayasan :Pondok Pesantren Ad-Dinul Qayyim i. Alamat Yayasan : Kapek Bawah Gunungsari

j. No. SKPendiri Yayasan : No. 12/12mts/Ntb/81 Tanggal 1 January 1987

k. Kepemilikan Tanah : Yayasan

Status Tanah : (Sertakan Copy-Nya)

Luas Tanah : 2.400

l. Status Bangunan : Yayasan m.Luas Bangunan : 1.260 50 3. Letak Geografis

MTs Ad-Dinul Qayyim terletak Alamat: TGH. H. Sakaki Umar Abdul Aziz Kapek Bawah Gunungsari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Kota Mataram. Letaknya kurang strategis sulit dijangkau karena letaknya pada jalur pemukiman, membuat siswa jauh dari informasi dan komunikasi. Dengan batas-batas lokasi sebagai berikut:

a. Sebelah timur : berbatasan dengan rumah warga.

b. Sebelah utara : berbatasan dengan pembuangan sampah.

50Profil Madrasah, Dokumentasi, Kapek Bawah Gunungsari, 1 April 2020.

(49)

39

c. Sebelah selatan : berbatasan dengan jalan dan rumah warga.

d. Sebelah barat : berbatasan dengan jalan dan kebun.51 4. Visi dan Misi Madrasah

Visi MTs Ad-Dinul Qayyim adalah “Unggul Dalam Prestasi, Maju Dalam Kreasi,Berakhlakul Karimah Dalam Penampilan” sedangkan misi dari MTs Ad-Dinul Qayyim adalah :

a. Penanaman keimanan dan ketakwaan melalui pelaksanaan praktek- praktek ibadah kepada Allah SWT.

b. Membentuk perilaku berprestasi, pola pikir yang kritis dan kreatif pada peserta didik.

c. Meningkatkan kualitas peserta didik baik dibidang agama maupun umum.

d. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan tanggung jawab serta penghayatan dan pengalaman nilai-nilai Agama Islam untuk membentuk siswa-siswi yang berakhlakul karimah.

e. Membuadayakan salam, maaf, terima kasih, dan permisi dalam kehidupan sehari-hari.

f. Menciptakan suasanan aman, tertib, sehat, dan penuh rasa tanggung jawab serta kekeluargaan.52

51Letak Geografis Madrasah, Dokumentasi, Kapek Bawah Gunungsari, 1 April 2020.

52Visi dan Misi Madrasah, Dokumentasi, Kapek Bawah Gunungsari, 1 April 2020.

Referensi

Dokumen terkait

The mean score in Figure 2 (76) is classified as fair, indicating differences from the mean score in Figure 1 (60). The difference in mean scores, both the overall aspects, the