PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat
Mata kuliah Kepemimpinan dan Budaya Organisasi dirancang untuk membantu siswa memahami konsep, teori, filosofi, dan paradigma kepemimpinan. Selain itu mahasiswa juga akan memahami pengertian, proses, fungsi dan pengelolaan budaya organisasi dalam unit organisasi.
Tujuan Pembelajaran
KEPEMIMPINAN
Konsep Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah "proses mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisir menuju pencapaian tujuan" (Rouch dan Behling, 1984). Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir untuk mencapai tujuan bersama). Kepemimpinan adalah "suatu proses pengaruh yang berkaitan dengan memfasilitasi kinerja tugas kolektif" (Yukl, 2002). Kepemimpinan merupakan suatu proses mempengaruhi yang berkaitan dengan fasilitasi pencapaian kinerja suatu tugas kolektif).
Kepemimpinan Asli di Indonesia
Hubungan Sebab Akibat Antar Variabel Kepemimpinan Berdasarkan Gambar 1 di atas, tujuan yang berupa hasil/kinerja dipengaruhi oleh karakteristik pemimpin, pengikut, dan kondisi di dalam dan di sekitar kelompok/organisasi. Soekanto (1990), kepemimpinan Hasta Brata didasarkan pada fenomena-fenomena yang ada di alam yang bersifat universal.
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan partisipatif adalah kepemimpinan yang memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk berkonsultasi dan menanggapi gagasannya dengan serius dalam pengambilan keputusan dalam organisasi. Kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi adalah kepemimpinan yang mendorong anggota untuk berpartisipasi pada tingkat tertinggi yang dapat mereka capai dengan tujuan yang menantang, menekankan keunggulan dalam hasil kerja, dan menunjukkan kepercayaan terhadap kemampuan anggota.
Paradigma Kepemimpinan
Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan Kharismatis
Kepemimpinan Visioner
Visi yang dirumuskan akan menjadi inspirasi bagi pemimpin untuk mempengaruhi anggota organisasi yang dipimpinnya. Setiap individu mempunyai peran dalam mewujudkan visi yang akan mengantarkannya menuju masa depan yang lebih baik.
Kepemimpinan Transformasional
- Kepemimpinan Islami
Dua karakteristik kepemimpinan transaksional adalah: (1) pemimpin menerapkan penghargaan bersyarat (situasi) untuk memotivasi pengikutnya, dan (2) pemimpin mengambil tindakan korektif hanya ketika pengikut gagal mencapai tujuan dan kinerja yang diharapkan. Hakikat keempat pilar (prinsip dasar) kepemimpinan Islam ini masih relevan hingga kini karena merupakan ciri-ciri pemimpin yang dibutuhkan dimana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun.
Kepemimpinan Efektif
Menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan ESQ (Spiritual Emotional Quotient) yaitu budaya dan moralitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan berpegang pada tujuh kebajikan utama yaitu kejujuran, tanggung jawab, visi, disiplin, kerjasama, keadilan dan kepedulian. Pelatihan Kepemimpinan ESQ telah menjadi kegiatan pencerahan yang diakui berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
Kepemimpinan Masa Depan
Ulil amri atau umara adalah orang yang diberi amanah atau amanah untuk mengurusi urusan masyarakat, khususnya kaum lemah. Solum dan Mark Sobol (2000) menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dan pemimpin masa depan yang harus dimiliki.
Fungsi dan Peran Pemimpin
Jika komunikasi tidak berjalan dengan baik (hanya satu arah, terlalu banyak gangguan, misinformasi) maka dapat terjadi disharmoni dalam organisasi. Pemimpin harus dapat memberikan motivasi karena ia dikelilingi oleh para pengikut (anggota, bawahan) dalam organisasi yang dipimpinnya. Oleh karena itu, hendaknya ia menjadi sosok yang mampu membangkitkan kesadaran akan pentingnya kekuatan kolektif dalam organisasi.
Ia harus mengikuti perubahan dan berperan aktif dalam proses perubahan, bahkan menjadi agen perubahan.
Kepemimpinan Pendidikan
Ciri-cirinya adalah (1) adanya proses pertukaran pendapat, (2) adanya memberi dan menerima, (3) motivasi tumbuh, dan (4) adanya komunikasi dua arah. d) Kepemimpinan yang didelegasikan, yaitu kepemimpinan yang mana manajer lebih memberikan dukungan dan mendelegasikan wewenang kepada stafnya. Ciri-cirinya adalah (1) bawahan dipandang mempunyai keterampilan dan dapat dipercaya untuk mengambil tanggung jawab, dan (2) bawahan mempunyai hak untuk menentukan langkah-langkah dalam mengambil keputusan. e) Kepemimpinan situasional, yaitu kepemimpinan yang pemimpinnya mengintegrasikan dan menyesuaikan kepemimpinannya dengan situasi yang ada. Kepemimpinan pendidikan terikat pada peraturan yang berlaku pada organisasi pendidikan dan melaksanakan sistem dan filosofi negara.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sehingga Filsafat Negara Pancasila menjadi salah satu rujukan dalam sistem pendidikan dan kepemimpinan pendidikan.
Kepemimpinan Pancasila
Pelaksana pendidikan adalah orang-orang yang mengedepankan visi dan misi pendidikan yang berlaku di negara yang bersangkutan. Ciri-ciri kepemimpinan Pancasila merupakan ciri khas kepemimpinan yang mudah dikenali sehingga dapat dibedakan dengan kepemimpinan lainnya. Sampai saat ini Pancasila dan kepemimpinan Pancasila belum berkembang sesuai harapan dan nilai-nilai Pancasila sudah tidak lagi menjadi pusat perhatian masyarakat dan bangsa Indonesia.
Kedepannya diharapkan kepemimpinan Pancasila dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan dan cita-cita Proklamasi 1945.
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Latihan
Apakah kepemimpinan demokratis benar-benar dapat membawa kebaikan (partisipasi, aspirasi, hak dan keadilan) kepada masyarakat? Apa bedanya dengan manajer yang harus melakukan sesuatu dengan benar? Melihat sifat dan perannya yang berbeda, apakah mungkin seorang pemimpin juga bisa menjadi manajer atau sebaliknya?
Apa saja kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin jika ingin mendapat predikat pemimpin pro perubahan?
ORGANISASI
Teori Organisasi
- Manusia dan Organisasi
- Apakah Organisasi itu?
- Mengapa Organisasi didirikan
- Daur hidup Organisasi
Formalisasi merupakan tindakan untuk mengesahkan struktur organisasi yang ada guna melihat sejauh mana standarisasi tugas, prosedur, petunjuk dan peraturan. Bagan organisasi merupakan gambaran struktur organisasi yang biasanya ditunjukkan dengan kotak-kotak yang dihubungkan dengan garis dan disusun menurut posisinya masing-masing. Pada tahap pendirian, segala upaya dilakukan agar eksistensi organisasi yang didirikan mulai terlihat dan dirasakan.
Berapa lama suatu organisasi bertahan dalam fase pertumbuhan sangat bergantung pada mekanisme organisasi yang diterapkannya.
Lingkungan Organisasi
Budaya organisasi berada pada dua tingkatan organisasi, yaitu di permukaan dan di dalam organisasi itu sendiri. Orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi mempunyai karakteristik yang dapat menjadi sumber terbentuknya budaya organisasi. Manajer organisasi harus memahami dan mendalami budaya organisasi yang dianut oleh organisasi yang dipimpinnya.
Agustian (2012) menyatakan bahwa perusahaan dengan budaya organisasi yang kuat akan mampu bersaing (mengalahkan) perusahaan yang memiliki budaya organisasi lemah.
BUDAYA ORGANISASI
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan seperangkat nilai dan norma yang diakui bersama dan berperan dalam mengendalikan hubungan antara anggota organisasi dan juga orang-orang di luar organisasi (Gareth Jones, 2010). Budaya organisasi merupakan seperangkat nilai, yaitu norma-norma yang menjadi pedoman keyakinan dan pemahaman yang dibentuk oleh anggota suatu organisasi dan diajarkan kepada anggota baru dengan sebaik-baiknya (Wisnu dan Nurhasanah, 2005). Budaya organisasi adalah nilai-nilai dan asumsi yang dimiliki bersama dalam suatu organisasi (Mc Shane dan Von Glinow, 2010). Budaya organisasi adalah nilai-nilai dan asumsi-asumsi yang berlaku dalam suatu organisasi).
Dua unsur penting dalam budaya organisasi adalah nilai dan norma yang harus dipahami dan diamalkan oleh anggota organisasi dan diajarkan kepada anggota baru yang belum memahaminya.
Fungsi Budaya Organisasi
Wisnu dan Nurhasanah (2005), lebih lanjut menunjukkan bahwa budaya organisasi berkaitan dengan beberapa aspek budaya tertentu, seperti tata cara dan upacara, cerita, simbol dan bahasa. Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa budaya organisasi akan menjadi pedoman dalam hubungan kerja dan sistem komunikasi dalam organisasi.
Proses terbentuknya Budaya Organisasi
Google telah berhasil menciptakan dan mengembangkan nilai-nilai budaya perusahaan serta membangun budaya organisasi berdasarkan inovasi dalam pengembangan bisnis Internetnya. Etika organisasi merupakan nilai-nilai moral, keyakinan dan sila yang berperan dalam menciptakan cara-cara yang tepat bagi pihak-pihak dalam organisasi untuk membangun lingkungan organisasi yang kondusif. Struktur organisasi membangun nilai-nilai budaya karena keterkaitannya dengan hubungan kerja vertikal dan horizontal yang berdampak pada fleksibilitas hubungan antar departemen dan antar pemegang tugas dan tanggung jawab dalam organisasi.
Dalam organisasi seperti ini terdapat dua pihak yang saling berhubungan yaitu manajer dan karyawan.
Pengelolaan Budaya Organisasi
Oleh karena itu, seiring berjalannya waktu, struktur organisasi juga akan menentukan sifat budaya organisasi. Menjamin hak-hak ini akan menjadi elemen yang sangat penting dalam budaya organisasi baik bagi manajer maupun karyawan. Diingatkan bahwa perubahan bisa terjadi, namun yang lebih penting adalah bagaimana mengelola budaya organisasi yang ada seefektif mungkin.
Mc Shane dan Von Glinow (2010) menjelaskan bahwa sosialisasi budaya organisasi adalah suatu proses dimana individu belajar tentang nilai-nilai, perilaku yang diharapkan dan pemahaman sosial untuk memposisikan perannya dalam organisasi.
Budaya Organisasi dan Efektivitas Organisasi
Budaya organisasi meningkatkan kesadaran seluruh anggota organisasi untuk menghormati unsur budaya sehingga dapat didukung tekad dan kepentingan bersama untuk mencapai tujuan organisasi. Sebagaimana kita ketahui, budaya organisasi mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai bentuk “kontrol sosial” dalam organisasi, sebagai pengikat antar anggota organisasi, dan sebagai “alat” untuk membantu anggota organisasi merasa bersatu dalam lingkungan organisasinya. Oleh karena itu, apabila budaya organisasi terjalin dengan baik maka akan mempengaruhi peningkatan motivasi anggota organisasi untuk mengikuti kepentingan organisasi yaitu tercapainya tujuan atau visi organisasi.
Setelah membahas budaya organisasi, selanjutnya kita akan menyinggung tiga jenis budaya dengan nuansa berbeda, yaitu budaya sekolah, budaya perusahaan, dan budaya organisasi dalam lingkungan global, sebagai pelengkap pembahasan materi budaya organisasi.
Budaya Sekolah
Meningkatkan motivasi anggota organisasi (pegawai/pegawai) untuk mengejar kepentingan organisasi (meningkatkan motivasi pegawai untuk mengejar kepentingan organisasi). Kepala sekolah hendaknya berbicara secara mendalam dan serius mengenai visi dan misi sekolah. 6. Kepala sekolah hendaknya tetap fokus pada siswa dengan selalu mengulang-ulang kisah sukses dan prestasi yang diraih siswa dalam pendidikannya.
Perkara-perkara inilah yang perlu sentiasa dijaga oleh pengarah sekolah dan sudah tentu semua guru yang terlibat dalam aktiviti lembaga sekolah dan institusi pendidikan amnya jika ingin mengekalkan budaya mereka.
Budaya Perusahaan
Peta atau peta jalan yang dapat digunakan agar korporasi dapat mencapai visi dan misinya dapat dilihat pada Gambar 5.
Budaya Organisasi dan Etika Lingkungan Global
Pada tahun 2011, beliau mengikuti pelatihan peningkatan guru dalam pendidikan kewarganegaraan yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Pelatihan di Jakarta. Sejak tahun 2000 hingga sekarang, beliau menjadi asisten profesor di PP UNPAK Bogor dan menjadi dosen di Universitas Terbuka. pada tahun 1985-2008. Selain mengajar, beliau juga mempunyai tugas tambahan sebagai Wakil Direktur SMA Darma Bakti Cimahi pada tahun 1982, Sekretaris Departemen Pendidikan, Pembantu Dekan Bidang Akademik, FKIP-Unpak pada tahun 1983-1984.
Melanjutkan studi PhD pada program PhD Manajemen Pendidikan Universitas Pakuan pada tahun 2011 dan menerima beasiswa PhD dari Direktorat Pendidikan Tinggi pada tahun 2015.
PENUTUP