• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keperawatan-2021-Wike Andriyanti.pdf

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Keperawatan-2021-Wike Andriyanti.pdf"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banyaknya penyebab gejala dispepsia terbagi menjadi dua kelompok yaitu dispepsia organik dan dispepsia fungsional (Djoningrat, D. 2014). A, 2014 berjudul “Hubungan kecemasan dan depresi dengan derajat dispepsia fungsional di RSUD Dr. M. Djamil Padang periode Agustus 2013 sampai Januari 2014” dengan metode penelitian cross sectional menunjukkan hasil analisis yang dilakukan pada 32 pasien dengan dispepsia fungsional didapatkan 12 subjek (37,5%) mengalami kecemasan, sedangkan depresi hanya terdapat pada 4 subjek (12,5%) pasien dengan dispepsia fungsional. Temuan ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dan derajat dispepsia fungsional, tetapi tidak dengan depresi (Nelvita.

Perumusan Masalah

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Beck Anxiety Inventory (BAI) untuk menilai kecemasan dan Leeds Dyspepsia Short Form Questionnaire (SF-LDQ) untuk menilai tingkat keparahan dispepsia. Kecemasan mempengaruhi tingkat keparahan dispepsia, dimana semakin tinggi tingkat kecemasan maka semakin tinggi pula tingkat keparahan dispepsia (Angelia, J & Sutanto, H, 2019). Hal tersebut membuat peneliti ingin mengetahui dalam penelitian ini “Hubungan kecemasan dengan kejadian sindrom dispepsia di IGD RS Tarakan Jakarta Tahun 2021”.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Ansietas

  • Definisi Ansietas
  • Faktor – faktor yang mempengaruhi Ansietas
  • Ansietas pada sindrome dispepsia
  • Respons terhadap Ansietas
  • Tingkat Ansietas
  • Rentang respon ansietas
  • Alat Ukur Ansietas

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan derajat dispepsia fungsional (Nelvita). ) sampai 3 (sering terjadi dalam seminggu terakhir) (Psychology Foundation of Australia, 2014).

Tabel 2.1 Respons Fisiologis  Respon Fisiologis
Tabel 2.1 Respons Fisiologis Respon Fisiologis

Konsep Dispepsia

  • Definisi Dispepsia
  • Etiologi Dispepsia
  • Klasifikasi Dispepsia
  • Manifestasi Klinis Dispepsia
  • Patofisiologi Dispepsia
  • Penatalaksanaan Dispepsia

Berdasarkan hasil penelitian “Kejadian Dispepsia Pada Ibu Rumah Tangga Sebagai Perokok Pasif di Dusun Modinan”, hasil analisis statistik penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan merokok salah satu anggota keluarga dengan kejadian dispepsia pada ibu rumah tangga perokok pasif di Dusun Modinan dengan nilai signifikansi hasil (p = 0,001 < 0,05) (Evi Purnamasari, Ruhyana, 2017). Berdasarkan hasil penelitian “Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Dispepsia Di Puskesmas Purwodiningratan Jebres Surakarta” dengan menggunakan metode penelitian cross-sectional, ditemukan adanya hubungan antara Stres dan Dispepsia dengan koefisien korelasi sebesar 0,692 (r = 0,692) dan nilai p=0,009 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif yang kuat, artinya terdapat hubungan yang kuat antara stres dengan dispepsia (Bentarisukma Damaiswari Rahmaika, 2014). Berdasarkan hasil penelitian “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dispepsia Pada Pasien Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bangkinang” dengan menggunakan metode penelitian cross sectional didapatkan 64 pasien yang mengkonsumsi obat. yang bukan obat antiinflamasi steroid (AIN) dalam waktu lama 51 orang (79,7%) menderita dispepsia dan 13 orang (20,3%) tidak menderita dispepsia.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Ade teri Irawan (2015) dengan judul “Faktor Risiko Konsumsi Obat Dispepsia di Ruang Rawat Inap RSUD Majalengka”. Hasil penelitian ini didukung oleh teori Lumbreras (2011) penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) jangka panjang 1-6 bulan menyebabkan efek samping mulai dari gejala seperti mual dan dispepsia hingga komplikasi ulseratif. Minuman pemicu tersebut, seperti alkohol, kopi, dan minuman bersoda, dapat meningkatkan produksi asam lambung berlebih sehingga menyebabkan iritasi dan mengurangi kemampuan lapisan lambung untuk berfungsi.

Berdasarkan hasil penelitian “Faktor yang berhubungan dengan kejadian dispepsia pada pasien di wilayah kerja Puskesmas Kota Bangkinang”. Mengkonsumsi makanan pedas dapat meningkatkan produksi asam lambung berlebih hingga terjadi iritasi dan menurunkan kemampuan dinding lambung untuk berfungsi. Berdasarkan hasil penelitian “Faktor yang berhubungan dengan kejadian dispepsia pada pasien di wilayah kerja Puskesmas Kota Bangkinang” dengan metode penelitian cross sectional.

Berdasarkan hasil penelitian “Hubungan antara kecemasan dengan derajat keparahan dispepsia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Tahun 2014” yang menggunakan metode penelitian case control, hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara kecemasan dengan keparahan dispepsia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2014 (p=0,018),.

Kerangka Teori

METODOLOGI PENELITIAN

  • Desain Penelitian
  • Kerangka Konsep
  • Definisi Operasional
  • Hipotesis
  • Populasi dan sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Tempat Dan Waktu Penelitian
    • Tempat Penelitian
    • Waktu Penelitian
  • Instrument Penelitian
  • Etika Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Alur pengumpulan data
  • Teknik Analisis Data
    • Analisa Univariat
    • Analisa Bivariat

Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien sindrom dispepsia di IGD RS Tarakan Jakarta periode Januari sampai Maret 2021 dengan jumlah 140 orang. Tahap pengumpulan data : Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data tentang pasien sindrom dispepsia di IGD RSUD Tarakan Jakarta dengan memperhatikan beberapa hal diantaranya. Bab ini menjelaskan pelaksanaan penelitian dan hasil penelitian yang dilakukan tentang hubungan kecemasan dengan kejadian sindrom dispepsia di Instalasi Gawat Darurat RSUD Tarakan Jakarta tahun 2021.

Hasil penelitian ini meliputi data hubungan kecemasan dengan kejadian sindrom dispepsia yang diperoleh dengan analisis bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan analisis univariat (usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan), kecemasan dan sindrom dispepsia di IGD RS Tarakan Jakarta, sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dan sindrom dispepsia. Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan ansietas dengan sindrom dispepsia di IGD RSUD Tarakan Jakarta.

Sebagian besar pasien berdasarkan sindroma dispepsia di IGD RS Tarakan Jakarta mengalami sindroma dispepsia dalam kategori sedang yaitu sebanyak 29 orang (46,0%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan kejadian sindrom dispepsia di IGD RSUD Tarakan Jakarta dengan nilai p-value 0,001 (p ≤ 0,05) dan koefisien korelasi r sebesar 0,491, dimana berarti derajat kekuatan korelasinya sedang. Pada tahun 2021, mahasiswa program studi Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kebidanan akan melakukan penelitian berjudul “Hubungan Antara Anxiety Dengan Sindrom Dispepsia Di Instalasi Gawat Darurat RS Tarakan Jakarta”.

Setelah mendengarkan penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan oleh suster Wike Andriyanti mahasiswi Program Studi S1 ​​Keperawatan Ekstensi Universitas Binawan yang berjudul “Hubungan ansietas dengan kejadian sindrom dispepsia di IGD RS Tarakan Jakarta Tahun 2021” .

Tabel 3.1  Definisi Operasional  Varibel
Tabel 3.1 Definisi Operasional Varibel

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Analisa Univariat
  • Analisa Bivariat

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil mayoritas responden adalah orang dewasa dibandingkan responden usia remaja dan lanjut usia, dimana responden usia remaja sebanyak 3 orang (4,8%), dewasa sebanyak 51 orang (81%) dan lanjut usia. terdapat 9 orang (14,3%) dari total 63 responden. Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa mayoritas responden adalah perempuan dibandingkan dengan responden laki-laki, dimana responden laki-laki mendapatkan 27 orang (42,9%) dan perempuan 36 orang (57,1%) dari total keseluruhan. dari 63 responden. Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil mayoritas responden berpendidikan tinggi lebih banyak dibandingkan dengan responden berpendidikan rendah, dimana responden berpendidikan rendah sebanyak 14 orang (22,2%) dan responden berpendidikan tinggi sebanyak 49 orang (77,8%) dari satu . sebanyak 63 responden.

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa sebagian besar responden bekerja lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja, dimana responden tidak bekerja sebanyak 12 orang (19,0%) dan responden yang bekerja sebanyak 51 orang (81%) dari sebanyak 63 responden. Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil mayoritas responden adalah responden yang mengalami kecemasan ringan dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami kecemasan, kecemasan sedang dan kecemasan berat, dimana responden yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 1 orang (1,6%), ringan kecemasan sebanyak 36 orang (57,1%), kecemasan sedang pada 19 orang (30,2%), dan kecemasan berat pada 7 orang (11,1%) dari total 63 responden. Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa mayoritas responden merupakan responden yang mengalami gangguan pencernaan sedang dibandingkan dengan responden yang mengalami gangguan pencernaan ringan, gangguan pencernaan berat dan gangguan pencernaan sangat berat, dimana 23 responden mengalami gangguan pencernaan ringan (36,5%), 29 orang. dengan gangguan pencernaan sedang. (46,0%), gangguan pencernaan.

Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas yaitu kecemasan dengan variabel terikat yaitu sindroma dispepsia. Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan hasil pasien yang tidak mengalami kecemasan dengan dispepsia ringan sebanyak 1 orang (1,6%) yang mengalami kecemasan ringan dengan dispepsia ringan sebanyak 17 orang (27,0%) yang mengalami kecemasan sedang dengan dispepsia ringan sebanyak 4 orang (6,3%) mengalami kecemasan berat dengan dispepsia ringan, 1 orang (1,6%). Selain itu, diantara pasien yang tidak mengalami kecemasan dengan dispepsia sedang sebanyak 0 orang (0,0%), yang mengalami kecemasan ringan dengan dispepsia sedang sebanyak 19 orang (30,2%), yang mengalami kecemasan sedang dengan dispepsia sedang sebanyak 8 orang (12,7%), yang mengalami kecemasan berat dengan dispepsia sedang sebanyak 2 orang (3,2%).

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearman rho diperoleh nilai signifikan atau p-value sebesar 0,001 (p ≤ 0,05) dan koefisien korelasi (r) sebesar 0,491 dengan tingkat hubungan dalam uji ini sedang adalah signifikan dengan nilai rentang korelasi (r) sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kejadian sindrom dispepsia.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur (n = 63)  Variabel  Jenis
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur (n = 63) Variabel Jenis

Pembahasan

  • Analisa Univariat
  • Analisa Bivariat

Berdasarkan analisis peneliti pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami pasien di IGD RSUD Tarakan Jakarta berbeda-beda. A (2014), hasil penelitiannya menyebutkan bahwa dari 32 responden terdapat 4 orang (12,5%) yang mengalami dispepsia ringan, sebanyak 16 orang (50%) yang mengalami dispepsia sedang dan sebanyak 12 orang ( 37.5). %), yang mengalami dispepsia berat. Berdasarkan analisis peneliti pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat dispepsia yang dialami pasien di IGD RSUD Tarakan Jakarta berbeda.

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Spearman rho diperoleh nilai signifikan atau p-value sebesar 0,000 (p ≤ 0,05) dan koefisien korelasi (r) sebesar 0,491 dimana tingkat hubungan pada uji ini cukup signifikan adalah dengan nilai rentang korelasi (r) sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan kejadian sindrom dispepsia.Berdasarkan analisis peneliti yang membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian lain, terdapat kesamaan hasil yang menunjukkan bahwa ada hubungan ansietas dengan kejadian sindrom dispepsia di IGD RSUD Tarakan Jakarta. Sebagian besar pasien yang mengalami ansietas ringan sebanyak 19 orang (30,2%) mengalami dispepsia sedang di IGD RSUD Tarakan RSUD Tarakan , Jakarta .

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi penderita sindrom dispepsia untuk menghindari terjadinya kecemasan yang dapat memperburuk gejala. Diharapkan hal ini dapat menjadi masukan bagi perawat dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan dalam memberikan motivasi dan support system bagi pasien sindrom dispepsia untuk mencegah resiko kecemasan. Diharapkan hal ini dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dan menyelidiki lebih lanjut variabel lain yang menjadi faktor yang mempengaruhi kejadian sindrom dispepsia.

Saya mengharapkan partisipasi Ibu/Bapak calon responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang diajukan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan kejadian sindrom dispepsia.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sebagian besar pasien di Instalasi Gawat Darurat RS Tarakan Jakarta mengalami kecemasan dalam kategori ringan sebanyak 36 orang (57,1%).

Saran

Apakah kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang menyenangkan (rekreasi, jalan-jalan, hobi, olahraga, dll.) terganggu karena masalah perut dalam 2 minggu terakhir? Apakah kenikmatan aktivitas yang menyenangkan (rekreasi, jalan-jalan, hobi, olah raga, dll.) terganggu karena sakit perut dalam 2 minggu terakhir karena makan/minum? Nikmatnya makan dan minum melemah akibat gangguan lambung dalam 2 minggu terakhir Pengetahuan/kontrol.

Selain itu, saya informasikan pula bahwa hasil yang akan diperoleh sebagai data penelitian harus memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir bagi mahasiswa studi Ekstensi Sarjana Keperawatan Universitas Binawan. Adapun sebelum penelitian ini dilakukan tentunya saya (responden) terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang penelitian ini, kemudian saya (responden) memahami maksud dan manfaat penelitian, kemudian saya (responden) menyetujui dan menandatangani surat persetujuan ini. Saya berhak untuk berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian ini dan juga berhak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini setiap saat.

Faktor Risiko Dispepsia di Instalasi Rawat Inap RSUD Majalengka Tahun 2015. Volume 1, Nomor 2. Diakses https://ejournal.akperypib.ac.idmediina-journal-keperawatan-dan-kesehatan-akper-ypib-malejankavolume-i - number -2 -Juli-2015-4/. Hubungan antara kecemasan dengan kejadian sindrom dispepsia pada mahasiswa program studi pendidikan kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dispepsia pada pasien di wilayah kerja Puskesmas Kota Bangkinang.

Gambar

Tabel 2.1 Respons Fisiologis  Respon Fisiologis
Tabel 2.2 Respons Perilaku, Kognitif, dan  Afektif  Respons Perilaku, Kognitif, dan Afektif
Gambar 1. Rentang Respon  2.1.7.  Alat Ukur Ansietas
Gambar 2.3 Kerangka Teori
+7

Referensi

Dokumen terkait

xiv Universitas Binawan ABSTRAK Nama : Risma Khalifahani Program studi : Sarjana Keperawatan Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif Dan MP-ASI

Program Studi Keperawatan Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA BARU Sindy

1 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022 HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN

xiv Program Studi Ilmu Keperawatan Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Maret, 2023 ABSTRAK Clarissa Rofi’a Syahla Putri Persepsi Mahasiswi

xv Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Juni, 2022 ABSTRAK Camalia Arinal Chovia Gambaran ResiliensiFamily CaregiverPasien Stroke di Kota Semarang

xvi Departemen Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Maret, 2022 ABSTRAK Ifana Auliyya Gambaran Kepatuhan Protokol Kesehatan Covid-19 Pada Santri

1 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022 HUBUNGAN BEBAN KERJA MENTAL DENGAN BURNOUT PERAWAT DI RUANG INSTALASI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022 HUBUNGAN KESADARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN TERAPI PADA PASIEN HIPERTENSI DI