• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPRAMUKAAN (Makalah) Di Susun Oleh : Rini Rahmawati

N/A
N/A
Iis Sumiati

Academic year: 2023

Membagikan "KEPRAMUKAAN (Makalah) Di Susun Oleh : Rini Rahmawati"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Bahkan sikap tersebut diharapkan dapat tumbuh lebih baik lagi, dan dapat memperbaiki tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Metafora dasar dalam eksplorasi merupakan pemikiran alam yang mengandung metafora/gambaran terhadap sesuatu yang mengesankan, yang dijadikan latar dalam suatu kegiatan eksplorasi, sehingga siswa merasa turut dilihat dalam kegiatan yang mengesankan tersebut. Sumber kiasan dasar penjelajahan Indonesia didasarkan pada sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan kebudayaan bangsa Indonesia.

Hal ini juga berfungsi untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air karena dilakukan berdasarkan sejarah dan budaya masyarakat Indonesia. Berikut contoh metafora dasar tingkat keanggotaan gerakan pramuka yang didasarkan pada periodisasi perjuangan bangsa Indonesia. Metafora dasar seperti halaman komunikasi manusia di mana metode berbeda dapat dikembangkan sesuai usia, bakat, minat, pendidikan, dan budaya.

Dalam hal komunikasi (intra-personal; antar-pribadi; serta komunikasi massa), metafora dasar dapat menentukan “konsep diri”. Metafora dasar Pramuka sebagai alat komunikasi nampaknya sejalan dengan hakikat tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Spencer, 1989 (dalam Nasution.

Kiasan Dasar Kepramukaan 1. Kiasan Dasar Kepramukaan Siaga

Pembangunan fisik dan non fisik harus lebih digalakkan dan dikembangkan untuk membawa bangsa Indonesia menuju kemajuan dan kesejahteraan. Nama Siaga diambil dari sejarah perjuangan negara pada tahun 1908, ketika putra putri Indonesia menyadari arti kemerdekaan bagi suatu bangsa, maka bangsa Indonesia bersiap untuk bersatu melalui nasional untuk mendirikan organisasi bernama Budi Utama. Nama Siaga melambangkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia yang bermula dari bangkitnya kesadaran nasional bangsa Indonesia pada tahun 2016.

Dalam penggalangan pramuka, kelompok yang beranggotakan 5-10 orang disebut tim (gardu, tempat berkumpul) dan kelompok yang terdiri dari 2-4 tim disebut pasukan (tempat berkumpulnya marga). Metafora dasar Penggalang diambil dari masa perjuangan bangsa Indonesia pada saat bangsa Indonesia berjuang membangun negara Indonesia yang merdeka dan bersatu. Keahlian Umum Pramuka Augmentasi terdiri atas : Augmentasi Ramu, yaitu tingkatan ketrampilan umum bagi Pramuka Augmentasi yang telah memenuhi persyaratan ketrampilan umum tingkatan Augmentasi Ramu.

Raft Raider yaitu level skill umum Scout Raiders yang telah memenuhi persyaratan skill umum level Raft Raider. Applied Growth, yaitu level skill umum bagi Pramuka yang telah melengkapi persyaratan skill umum untuk level Applied Growth. Dalam pelaksanaan pramuka, kelompok yang berjumlah 3-10 orang disebut dengan Sangga (rumah kecil untuk mengolah sawah), Sangga tersebut dipimpin oleh seorang penegak yang disebut Pemimpin Sangga (Pinsa).

Penamaan kelompok eksplorasi sesuai klasifikasi umur siswa mengadaptasi proses sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan. Berawal dari persiapan bangsa Indonesia untuk merdeka yang diambil dari peristiwa Budi Utomo, pada tanggal 20 Mei 1908. Kemudian bangsa Indonesia bersatu untuk merdeka yang ditandai dengan peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Setelah mobilisasi persatuan berhasil, Bangsa Indonesia siap mempertahankan kemerdekaan yang ditandai dengan proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Proses terakhir dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah mewujudkan kemandirian dengan melakukan pengawasan (yang dirintis/pelopor) pembangunan bangsa. Masa kepeloporan perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa menjadi metafora mendasar bagi perkembangan kelompok Pandega, yaitu pelajar berusia 21-25 tahun.

Tingkat keahlian umum Pramuka Penegak berupa taji bahu yang terbuat dari kain dengan warna dasar hijau tua. Dalam kegiatan pelatihan bagi penegak bantara, tanda kecakapan umum (TKU) bantara tidak diterapkan oleh pengawas, melainkan ditunjukkan oleh pengawas dan kemudian tanda tersebut diterapkan sendiri oleh pengak yang dilantik.

Karakteristik Pramuka

Pembinaan pramuka pandega lebih bertujuan untuk mempersiapkan diri sebagai pemimpin yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun dahulunya kepramukaan bukan merupakan kegiatan wajib di sekolah, namun nyatanya hampir di semua satuan pendidikan mulai dari SD (Siaga dan Penggalang), SMP (Penggalang), SMA (Penegak), bahkan di tingkat perguruan tinggi terdapat satuan gerak pramuka. panggil Racana. Dan diakui atau tidak, keberadaan kegiatan kepramukaan di sekolah terbukti mampu memberikan makna tersendiri dalam proses pembelajaran.

Pada tahap ini kebijakan Pramuka yang dijadikan ekstrakurikuler wajib di sekolah menjadi faktor penting dalam terwujudnya pendidikan karakter. Bernyanyi, bermain, bertepuk tangan, tali tambang, sandi, menjelajah merupakan beberapa bentuk kegiatan kepramukaan yang seru dan menyenangkan. Kegiatan yang biasa dilakukan di lahan terbuka ini akan memberikan “ruang baru” bagi siswa atas dominasi ruang kelas yang “terbelenggu”.

Sebagaimana kita ketahui, proses pembelajaran di kelas lebih dominan pada perkembangan otak kiri (IQ: Intellectual Quotient), sedangkan perkembangan otak kanan (EQ: Emotional Quotient) seringkali mendapat porsi yang sangat kecil. Explorer merupakan wahana pengembangan emosi otak kanan, dimana siswa dilatih untuk berinteraksi, berkomunikasi, berkreasi dan berhubungan dengan teman lainnya. Hal ini dijelaskan dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab III Pasal 6 dan dirinci dalam Anggaran Rumah Tangga Bab III Pasal 9.

Gerakan Pramuka patuh dan patuh terhadap seluruh peraturan perundang-undangan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gerakan Pramuka bukanlah suatu organisasi sosial politik dan bukan merupakan bagian dari organisasi sosial politik manapun. Terakhir, setiap anggota Gerakan Pramuka wajib menumbuhkembangkan semangat persaudaraan antara sesama Pramuka dengan masyarakat lainnya.

Sifat-sifat pramuka siaga harus diinternalisasikan oleh para pembinanya, karena pramuka pada jenjang ini masih merupakan anak-anak yang memerlukan bimbingan. Karakter Pramuka Penegakan memerlukan pembinaan karena pada tahap ini mereka memasuki tahap remaja pertengahan dimana terjadi perubahan fisik yang sangat drastis seperti pertumbuhan tubuh meliputi tinggi badan, berat badan, organ tubuh dan perubahan bentuk fisik. Ciri khas Pramuka Pandega adalah memerlukan bimbingan orang dewasa dalam proses pendidikan dan pengembangan kepribadian, budi pekerti, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan kebugaran jasmani, serta kepemimpinan, agar dapat hidup mandiri.

Sandi dalam Kepramukaan

Tata Upacara Pembukaan Latihan Penggalang

Narasi Upacara Pembukaan Latihan Penggalang Perlengkapan

Pelatih menjawab, “Silakan/lakukan”, kemudian pelatih dan dua orang asisten pelatih berangkat bersama Pratama menuju tempat upacara. Pemimpin utama menuju ke tengah lapangan upacara, pelatih dan dua asisten pemandu maju ke depan tiang bendera menghadap pasukan, kemudian pelatih maju satu langkah. Selanjutnya Pratama menggantikan Wa Pinru, sedangkan Wa Pinru menempatkan dirinya di barisan paling kiri.

Tiga petugas bendera melangkah maju dan berkata: "Tanda Bendera Siap".. berjalan menuju tiang bendera dengan mengambil jarak terpendek. Pesan Pembawa Acara: Pembawa Acara maju ke depan tiang bendera dengan melangkah ke sebelah kanan tiang bendera. Wa Pinru berlari ke depan Pratama, Wa Pinru memberi salam kepada Pratama, Pratama menjawab, kemudian bendera tim diserahkan antara Pratama dan Wa Pinru, kemudian Pratama menuju ke tengah lapangan upacara.

Setiap ketua tim memantau kebersihan dan kerapian anggota timnya, termasuk kehadiran tim dan kontribusi tim. Pratama memilih anggota timnya untuk menjadi perwira pengibar bendera dan pemberitaan Dasa Dharma Pramuka. Pembina Upacara (Pembina Penggalang) memasuki lokasi upacara menghadap pasukan, para pembantu pengawas berdiri di belakang pengawas upacara sebagai tanda solidaritas.

Pratama melakukan penyambutan dan laporan kepada Pembawa Acara, menyerahkan kegiatan upacara kepada Pembawa Acara, kemudian kembali ke timnya.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Kwartir Nasional, 2014, Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Nomor, Jakarta.. Majid.abdul, dian andayani, 2002, Maret Pendidikan karakter dalam

Gerakan Pramuka sebagai bagian dari pendidikan nasional memiliki tujuan membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menjelaskan bahwa kepramukaan adalah proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, terarah, sehat, teratur, dan praktis dilakukan di