• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPRIBADIAN GURU MENURUT KI HAJAR DEWANTARA DAN RELEVANSINYA DENGAN UNDANG-UNDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KEPRIBADIAN GURU MENURUT KI HAJAR DEWANTARA DAN RELEVANSINYA DENGAN UNDANG-UNDANG "

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Penegasan Istilah

Kepribadian guru menurut Ki Hajar Dewantara yaitu kepribadian guru secara individu, kepribadian guru terhadap muridnya, dan kepribadian guru dalam mengajar. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2005 menyatakan bahwa “kompetensi kepribadian guru adalah kepribadian yang meliputi: a. kokoh b. stabil c. dewasa d. bijaksana dan pandai e. berwibawa dan f. berakhlak mulia.

Identifikasi masalah

Dalam ajaran Islam yang berlandaskan al-Quran dan al-Sunnah, terdapat indikator kompetensi keperibadian berikut: mengharap keredhaan Allah, jujur ​​dan amanah, sesuai dalam tutur kata dan perbuatan, adil dan ihsan, rendah hati, sabar dan tidak marah, baik hati. , pemaaf, adil dan bertolak ansur.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Apa relevansi kepribadian guru menurut Ki Hajar Dewantara dengan hukum guru dan dosen serta pendidikan Islam. Bagi institusi IAIN Bengkulu : sebagai dokumen yang dapat dijadikan sebagai masukan pemikiran untuk meningkatkan kualitas calon guru khususnya fakultas tarbiyah dan tadris di IAIN Bengkulu.

LANDASAN TEORI

Kepribadian guru menurut Ki Hajar Dewantara

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis, membaca pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pandangannya tentang kompetensi kepribadian guru, kepribadian guru menurut Undang-Undang Guru dan Dosen, dan pendidikan Islam. Oleh karena itu penulis mengangkat judul “Kepribadian Guru Menurut Ki Hajar Dewantara dan Maknanya Bagi Hukum Guru dan Dosen serta Pendidikan Islam”.

Komponen kepribadian menurut Undang-undang tentang

Tesis Ikhwan Fanani Tahun 2018 yang berjudul “Pendidikan Humanistik Dalam Perspektif Ibnu Khaldun dan Ki Hajar Dewantara Serta Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam”. Persamaannya adalah mereka memandang peserta didik sebagai manusia seutuhnya.Pendidikan humanistik kedua tokoh tersebut berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam.97. Tesis Azmi Mustaqim, 2013 yang berjudul “Konsep Pendidikan Humanisme Ki Hajar Dewantara Perspektif Islam”.

97Ikhwan Fanani, Pendidikan Humanis Dalam Perspektif Ibnu Khaldun dan Ki Hajar Dewantara Serta Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Islam, (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Ponogoro, 2018), hal. . . 98 Azmi Mustaqim, Konsep Pendidikan Humanisme Ki Hajar Dewantara, Perspektif Pendidikan, Tesis, (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo, 2013), hal.87. Tesis Ahmad Rosidi Tahun 2015 berjudul “Pengalaman dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara Dalam Perspektif Islamisme Bawah Tanah”

100 Ahmad Rosidi, Pendidikan dan Kebudayaan Ki Hajar Dewantara dalam Perspektif Pendidikan Islam, skripsi, (Universitas Islam Sunan Kalijaga Negri, 2015), hal.10. Pendidikan humanistik perspektif Ibnu Khaldun dan Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam.

Jenis penelitian

Data dan Sumber Data

Sumber data sekunder merupakan kumpulan data yang mendukung data primer yang berkaitan dengan subjek penelitian.106 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data sekunder antara lain buku, tesis, dan jurnal.

Teknik Pengumpulan Data

Setelah membaca tataran simbolik, penulis harus bisa membedakan data primer dan sekunder, disini data primer harus didahulukan baru data sekunder.

Teknik Keabsahan Data

Teknik Analisis Data

Hermeneutika memahami interaktif 111 Dalam hal ini penulis menggunakan refleksi kepribadian guru menurut Ki Hajar Dewantara yang kemudian relevan dengan undang-undang no. 14 Tahun 2005 tentang kompetensi pribadi guru dan pendidikan agama Islam. Metode analisis yang digunakan adalah analisis isi yaitu analisis teks yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis isi teks yang dapat berupa kata, makna gambar, simbol, gagasan, tema, dan berbagai bentuk pesan yang dapat didokumentasikan. Tujuan dari metode analisis isi adalah untuk mendeskripsikan dan menyimpulkan isi proses komunikasi (baik lisan maupun tulisan) dengan menentukan secara obyektif, sistematis dan kuantitatif ciri-ciri tertentu dari pesan yang jelas.112 Dalam hal ini penulis membaca keseluruhan kepribadian Kihajar Dewantara dan kemudian mengumpulkan. ke dalam konsep-konsep yang dibutuhkan dalam tesis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Kelahiran Ki Hajar Dewantara

Bakat seni dan sastra Paku Alam pun jatuh ke tangan kakak beradik Suryaningrat yang merupakan ayah dari Ki Hajar dan Sasraningrat yang merupakan ayah dari Nyi Hadjar. Ki Hajar banyak menerima ajaran Islam dari ayahnya Suryaningrat dan para ulama yang ada di sekitar keraton. Pelajaran ini ia pelajari secara mendalam.118 Kehidupan yang dialami Ki Hajar adalah kehidupan yang penuh dengan kekhawatiran.

Di Belanda juga lahir putra-putri Ki Hajar yaitu Ni Sutapi Asri dan Ki Subroto Haryomataram. Dari Anjungan Taman Siswa, jenazah dibawa ke Pemakaman Wijaya Brata di Yogyakarta. Upacara pemakaman Ki Hajar Dewantara dipimpin oleh Panglima Kodam Ponegoro Kolonel Suharto. Maka pada tanggal 17 Agustus 1960, Ki Hajar Dewantara dianugerahi Bintang Mahaputera I atas jasanya yang luar biasa terhadap nusa dan bangsa.

Riwayat Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Kepribadian guru terhadap peserta didik, sebagaimana pemikiran Ki Hajar Dewantara, hendaknya seorang guru mengembangkan ilmu dan budi pekerti dengan cara mengajar, memberi contoh dan bimbingan, bukan dengan paksaan. Namun lebih dari itu adalah kepribadian guru terhadap siswanya, bagaimana guru dapat mencerminkan sifat-sifat baik yang ditiru siswanya. Apabila kepribadian guru kurang baik maka akan membentuk kepribadian peserta didik yang juga tidak baik.

Kepribadian guru sangat penting dalam proses pembelajaran, yang dimaksud dengan kepribadian adalah; kepribadian individu, kepribadian terhadap peserta didik, dan kepribadian dalam mengajar. Kepribadian individu merupakan kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta ditanamkan pada diri siswa. Akhlak guru dalam mengajar siswa hendaknya menjadi guru yang berpenampilan rapi, bersih dan halus.

Kepribadian guru merupakan salah satu kunci keberhasilan proses pembelajaran dan pembentukan kepribadian siswa. Pandangan undang-undang tentang guru dan dosen terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang kompetensi kepribadian guru adalah relevan karena kepribadian individu dan kepribadian mengajar sesuai atau memenuhi indikator yang terdapat pada kepribadian yang kokoh, berakhlak mulia, bijaksana, berwibawa dan patut diteladani bagi peserta didik.

Karya-karya K i Hajar Dewantara

Analisis Kepribadian Guru menurut Ki Hajar Dewantara

Tugas guru tidak hanya sekedar menularkan ilmu pengetahuan saja, namun guru juga berperan dalam membentuk kepribadian luhur peserta didik. Seorang guru yang menjadi pusat perhatian di kelas dan sebagai pengontrol kelas harus mempunyai kepribadian individu yang baik. Sebaliknya jika seorang guru mempunyai kepribadian individu yang kurang baik dan menunjukkan hal tersebut, maka ia akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain yang melihatnya.

Kepribadian individu yang dimaksud Ki Hajar Dewantara adalah seorang guru harus mempunyai sifat neng, ning dan nang. Jika seorang guru mempunyai pola pikir yang baik, sikap yang tegas, setia dalam beribadah, maka guru itu dapat dijadikan contoh kepada murid-muridnya. Sebaliknya jika guru tidak mempunyai kepribadian individu yang baik, maka guru pun akan menjadi sosok yang buruk dihadapan siswanya.

Analisis Komponen kepribadian menurut Undang-undang

Banyak siswa yang tidak menghormati guru di lingkungan sekolah karena seringnya guru melakukan tindakan yang tidak menghormati siswanya. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa kepribadian guru dalam mengajar tidak hanya sebatas transmisi ilmu pengetahuan saja. Namun dalam proses pembelajaran, guru juga harus mampu menampilkan dan membentuk kepribadian peserta didik yang bermoral dan sesuai dengan norma yang berlaku.

Guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah akhir. Sedangkan dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan yang tugas utamanya mentransformasi, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Berkepribadian terhadap peserta didik maksudnya guru hendaknya mencerminkan kepribadian yang baik terhadap peserta didik dan menanamkannya pada diri anak.

Analisis Kepribadian Guru menurut Pendidikan Islam

Setiap guru ingin dihormati oleh murid-muridnya dan mempunyai kharisma serta pengajarannya menjadi aktif dan efektif. Menurut Muhammad Hasyim As'ari ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh guru yaitu; akhlak guru terhadap dirinya sendiri, akhlak guru ketika mengajar dan akhlak guru terhadap muridnya. Akhlak guru terhadap diri sendiri yaitu mulai mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

Seorang guru yang setiap perbuatannya berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah serta ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka doanya akan diterima dan mempunyai kharisma yang besar terhadap peserta didik dan lingkungannya. Akhlak guru terhadap siswanya adalah selalu semangat dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, meskipun gagal merebut hati siswanya secara utuh. Senantiasa menasihati para santri dengan baik, menasehati agar selalu berbuat baik, dan mengingatkan agar selalu beribadah.

Analisis Kepribadian Guru menurut Ki Hajar Dewantara

Analisis Kepribadian Guru Menurut Ki Hajar Dewantara Relevansinya dengan Konstitusi Guru dan Dosen serta Pendidikan Islam. Kepribadian guru dalam mengajar sebagaimana dimaksud Ki Hajar Dewantara tidak sebatas pada transmisi ilmu saja, melainkan harus berpedoman pada momong, bawah dan ngemong. Kepribadian yang harus dimiliki seorang guru adalah selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, rendah hati atau rendah hati, jujur ​​dan penyayang. 2. Kepribadian guru.

Kelompok kedua adalah kepribadian guru terhadap siswa, terdiri dari ketidakmampuan menghukum siswa, dan bersifat trilogi pendidikan, teladan bagi siswa. Kompetensi kepribadian guru menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Guru yaitu berkepribadian kokoh, mempunyai indikator bertindak sesuai norma hukum dan sosial serta kebanggaan sebagai guru. Sedangkan menurut ajaran Islam, kepribadian guru yang berkenaan dengan kepribadian guru dengan pemikiran menurut Ki Hajar Dewantara juga mempunyai relevansi karena menurut ajaran Islam, kepribadian guru yang berkaitan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara juga relevan dengan kepribadian individu.

PENUTUP

Saran

Terserah pada pemerintah dan masyarakat agar gagasan Ki Hajar Dewantara tentang kompetensi kepribadian guru dimaknai kembali, digali semangat fundamentalnya dan dijadikan inspirasi bagi pengembangan kualitas pendidik di Indonesia, tempat gagasan tersebut tengah digagas. . Bagi pendidik di era globalisasi saat ini yang ditandai dengan persaingan mutu, kompetensi yang dimilikinya harus terus dikembangkan tidak hanya kompetensi pedagogi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, tetapi juga kompetensi kepribadian, karena kompetensi kepribadian mendasari kompetensi lainnya. Konsep Pendidikan dalam Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan Pendidikan di Indonesia.Jurnal Sambula: Volume 3, Nomor 1, Juni 2018.

Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Karakter Jujur Siswa SMP. Pendidikan humanistik perspektif Ibnu Khaldun dan Kihajar Dewantara serta relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam. Refleksi Nilai-Nilai Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam Upaya Mengembalikan Jati Diri Pendidikan Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Để thực hiện được điều này, trong bài báo này nhóm tác giả đã thực hiện bằng phương pháp nghiên cứu chế tạo ra thiết bị đo áp suất nhanh trong xylanh của động xăng tức thời trong trạng