• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JURAI SIWO METRO TENTANG PANITIA PELAKSANA, NARASUMBER DAN MODERATOR KEGIATAN PELATIHAN KHOTIB BAGI MAHASISWA STAIN JURAI SIWO METRO TAHUN ANGGARAN 2015.

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JURAI SIWO METRO TENTANG PANITIA PELAKSANA, NARASUMBER DAN MODERATOR KEGIATAN PELATIHAN KHOTIB BAGI MAHASISWA STAIN JURAI SIWO METRO TAHUN ANGGARAN 2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JURAI SIWO METRO TENTANG PANITIA PELAKSANA, NARASUMBER DAN MODERATOR KEGIATAN PELATIHAN KHOTIB BAGI MAHASISWA STAIN JURAI SIWO METRO TAHUN ANGGARAN 2015.

Menunjuk dan mengangkat nama-nama yang tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini sebagai Panitia Pelaksana, Narasumber dan Moderator Kegiatan Pelatihan Khotib bagi Mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro Tahun Anggaran 2015.

Anggaran (DIP A)

Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan

Nomor : 025.04.2.439491/2015 tanggal 14Nopember 2014.

MEMUTUSKAN

a.Bahwa dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menjadi Khotib, perlu diadakan Kegiatan Pelatihan Khotib bagi mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro Tahun Anggaran 2014.

b.Bahwa untuk tertibnya pelaksanaan point a diatas, perlu menunjuk Panitia Pelaksana, Narasumber dan Moderator yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran.

c Bahwa mereka yang tercantum dalam Surat Keputusan ini dipandang mampu dan cakap untuk melaksanakan tugas tersebut.

1 • Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2.Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

3.Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:

4.Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam;

5.Peraturan Menteri Agama RI Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerj a Kementerian Agama;

6.Peraturan Menteri Agama RI Nomor 36 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja STAIN Jurai Siwo Metro;

7.Keputusan Menteri Agama RI Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Statuta STAIN Jurai Siwo Metro;

Kedua Menetapkan Pertama

Memperhatikan Mengingat

O

Menimbang

NOMOR: 430 TAHUN 2015

;TENTANG

PANITIA PELAKSANA, NARASUMBER DAN MODERATOR KEGIATAN PELATIHAN KHOTIB BAGIMAHASISWA

iSTAIN JURAI SIWO METRO

\TAHUN ANGGARAN 2015

KUASA PENGGUNA ANGGARAN SEKOLAH TINGGIAGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO

SURAT KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN

STAIN JURAI SIWO METRO

(2)

Tembusan disampaikan kepada Yth : 1.Sekjend. Kementerian Agama RI Jakarta

2.Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Jakarta;

3.Kepala KPPN Kota Metro;

4.Kepala Bagian AUAK STAIN Jurai Siwo Metro;

5.Bendahara Pengeluaran STAIN Jurai Siwo Metro;

ar, M.Ag_^

18198703^3

NDI : METRO

GAL : 01 September 2015 una Anggaran,

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan segala sesuatu akan diubah dan diperbaiki kembali apabila terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini.

,- OK ,- /JPL ,- OK ,- OK ,- OK

300.000 250.000 300.000 300.000 400.000

: Rp.

: Rp.

-: Rp.

: Rp.

: Rp.

Moderator Narasumber Anggota -,".;•/

Sekretaris Ketua Pelaksana

Kepada Panitia Pelaksana, Narasumber dan Moderator diberikan Honorarium yang dibebankan dari dana DIPA STAIN Jurai Siwo Metro Tahun Anggaran 2015 Nomor : 025.04.2.439491/2015 tanggal 14 Nopember 2014 Program/ Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Komponen/ Sub Komponen/ Akun/ Detil 2132.994.004.004.AX.

521213.522151 sebagai berikut:;

Keempat Ketiga

(3)

r, M.Ag J)

1987032*3

na Anggaran

5 KET

Ketua Pelaksana Sekretaris Anggota

4 JABATAN

Hl/b

Ill/b 3 GOL

Nuryanto, M.Pd.I.

Akhmad Syahid, M.Kom.I.

Yunita Wildaniati, M.Pd.

2 NAMA

1 2 3 1

No.

Lampiran I : Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran STAIN Jurai Siwo Metro Nomor! ....:. 430 Tahun 2015

Tanggal: 01 September 2015

Tentang: Panitia Pelaksana Kegiatan Pelatihan Khotib bagi Mahasiswa STAIN Jurai Siwo Metro Tahun Anggaran 2015

(4)

^^^00918198703^3

^^%^^' ^^^ngguna Anggaran

3 3 3 r/3^

3

3

3 3 6 JPL

Etika Khutbah

•. •

Psikologi Dakwah Umat

Dakwah serta Problematika Urgensi dan Pembangunan Syarat dan Rukun Khutbah Khutbah dan Urgensinya Komunikasi Dakwah Retorika Dakwah Ceramah

Menyusun Naskah Khutbah dan Metode, Taktik dan Teknik

5 MATERI

Narasumber Narasumber Narasumber Narasumber Narasumber Narasumber Narasumber Narasumber

4 JABATAN

Ill/b Ill/b

III/c

III/c Ill/d Ill/d IV/a IV/b 3 GOL

Muhammad AH, M.Pd.I.

. • - •" ••'-' •.' - Dr. Khoirurrijal, MA^

"••-•... • • • Imam Mustofa, M.S.I.

Dr. Yudianto, M.Si.

Tusriyanto, M.Pd.

Drs. HM. Saleh, MA.

Masykurillah, S.Ag., MA.

\ '• '••• •• . Dr. Suhairi, S.Ag., MH.

2 NAMA

8

7.

6

5

4

3

2 1 1

No.

Lampiran II : Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran STAIN Jurai Siwo Metro•

Nomor: 430 Tahun 2015 Tanggal : 01 September 2015

Tentang : Narasumber Pelatihan Khotib bagi Mahasiswa STAIN Jurai Siwo iMetro Tahun Anggaran 2015

(5)

ar, M.Ag^

819870320^3

na Anggaran

5 KET

'•.••.-.-•.• • Moderator

Moderator Moderator

4 JABATAN 3

GOL

Muhajir, M.Kom.I M. Dini Handoko, M.Pd.

Abdul Mujib,M.Pd.

2

•.."• NAMA ^^ '

1 2

3

1

No.

Lampiran HI : Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran STAIN Jurai Siwo Metro

Nomori: 430 Tahun 2015' Tanggal: 01 September 2015

Tentang: Moderator Kegiatan Pelatihan Khotib bagi Mahasiswa STAIN Jurai 'iSiwo Metro Tahun Anggaran 2015

(6)

©© 4^

3 pp

U

o

oo o o r-^

o

>4 1) 5- 7)^

-a3 a

^•8 ^ •^

3 \> I—> •— • —

^ ^ ^ - ^

I I^ - s

•—I 3 \j>

4^ X * 3 3 c3

C 4^ VT 4) 3 c3

2|Q

Q.

-O

3 443

40 C T3 O-i x>

'^^

1 f

3 ^

^ en

oon o vo

1

44

Q

3

I

o

-4—*

Pi

•—i <N

Hi

q- 3 3 00

S s

^^ c^

Q "3 .1

t: 44

^ -^

3 ^ ^ (300

P^

s?

3

_3

Q

3 _3 'C 443

>

en

ll E q

^2

oi o

33 3OX) X)3

Q

3

"3

Q t^

03

P

X)o

J ^ p

031/3 (D^

PQ03

^

1

(N

— 3 ^^|

c

1|| 8-_g J?_g

ill % i^^ i

Q ^h ^ ^^ ^^ C/) Oh

Q

3 443 'S5 ^

^^

^^

3

Q

03 03 X)o

03

s

I

o

oo aso

H

<

Oh

^©

© 4=s

E H

1—4 0-

p P rh(^ P

< 9

w a

Pi

H

2

CZ^

Pi H

02

Z

P

H P

O Q

2

Pi O

H

5s

o

(7)

3 g ^

O^ Pi 3 "a ^ CO D

CO

©©

©©

©co

©o

o©

©CO

C3O CO o© H

oro

©©

^! H Q

P a

2 g

^ I

3 ^

3 CO3

Q

2

o

•o

a

3

^ O

CO CO

OS !

•S

| 3 I

v^ ,J3

s a s a

3 en

>

CO O

^ CO3 a

2

I

T3

I

P a

B '

il

11

a o

1

'o

12

CO

O

CO CO

&3

u aT3

Q

co 3"-2 1

— c^ ..—

JaC ^ ^ 3 a 3

in all

i

^1

00 ^

J2

?! ^

Oh x 00

3 0D

f

CO

li is

(8)

3

^^ ci^

^^

r- CO ^3

1 "3

^ rZi

^vv^/iPEN

2 D

ex ex ex3 3

00 3c c 3 -C

2 E

C ^^

C^ ^ C Oh

^ ^

3

3 -

c Cx JVITIA

<

^

•<

c

2

3

s

"*^3XJ Sx3 exw

X

H

D

ex -a3 3

©©

^- CO© RapaPese:

"3^/l alus

© Tim Instru

J

L^

-<

CO O© r

©© Kelo

exO XX CO

•3"

Q

.

ad

Khoirui rr ij al, MA

Lanj:

•4—*33

© ex rakt XX3

ja

0

Q

.

GO3 hai,ir M

ri©

©1 CO

©© GO

0

•4

CN©

^^

0 CO© CN 0© Kelo

CX

2

XXO CO

•3"

Q

X

Khoirui 'h al, MA.

1 Lan:©

^

j ex rakt XX3

Ja

O

-4-*

Q

.

GO haMi, ir

3a.

3

©

2

3

©

©©

© CO

©

u

0 pa rea XX

c00 3^

00 CO

©00

©O

©©

2 ^*

CX co XX

3 lom pok

^

o J2

00 O 4->

Q Q

in X3 X hairi, MKhoirui X "P1

al,A.M

CO

©© t

©© Kelo

ex

2

XXo Ida CN a

t

3 urillah,

1 Lanj

B

c

ex rakt XX 3

Ja

o

X•4^*

CN

Q

CO

X

. M.

Sa 3l , M A.

ri©

© CO

©© CZ!

o

CZ3

1—1

© CO© cC)

©© Kelo

ex

2

XXo Ida CN C 3 XX urillah,

1 Lanj

B

©

ex rakt XX3

ja

o

h-1^^

CN

Q

c/5

X

. M.

Sa 3l , M A.

©

©©

© CO©

u

©

3

Si

XX 3

©00

©©

©

©© 1 Prakldan

_^/3 CN xx j^

pok

o J3

00 O

>—1-4-4 cn

q

2 3 X -^

. M.

Salurillah, 3

i.

o

(9)

*Disampaikan pada Acara Pelatihan Khatib Bagi Mahasiswa STAIN Jur^

Siwo Metro, Sabtu, 5 September 20IS.

** Dosen Tetap STAIN Jurai Siwo Metro Lampung.

A.Pendahuluan

Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Sebagai Da'i tentu saja kita ingin mencapai keberhasilan dalam berdakwah. Indikator keberhasilan itu ditandai dengan adanya perubahan sikap kejiwaan seseorang. Sikap itu misalnya dari tidak mencintai Islam menjadi mencintainya, dari tidak mau beramal saleh menjadi giat melakukannya, dari mencintai kemaksiatan menjadi membencinya dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap kebenaran ajaran Islam, begitulah seterusnya.

Karena dakwah bermaksud mengubah sikap kejiwaan seorang mad'u, maka pengetahuan tentang psikologi dakwah, fungsi, urgensi, dimensi psikologi dalam dakwah, bagaimana memperlakukan mad'u yang sesuai dengan karakteristiknya, memberikan sensasi, persepsi, memori dan berfikir kepada mad 'u dan mencapai tujuan dakwah menjadi sesuatu yang sangat penting untuk menjadi pokok bahasan. Dengan pengetahuan tentang psikologi dakwah ini, diharapkan para juru dakwah dapat melaksanakan tugas dakwah dengan pendekatan kejiwaan. Rasul Saw. dalam dakwahnya memang sangat memperhatikan tingkat kesiapan jiwa orang yang didakwahinya dalam menerima pesan-pesan dakwah.

B.Defmisi Psikologi Dakwah 1. Pengetian Psikologi

Psikologi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi,

PSIKOLOGI DAKWAH *

Oleh : Dr. H. Khoirurrijal, M.A. **.'

(10)

Sarlito Wirawan Sarwono, Berkenalan Dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-Tokoh Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 1-2.

Jujun S. Suriasumantri, Filsafat //mw,(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993), h. 19.

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), h. 3.

4Arifin, M., Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1977), h. 19.

psikologi secara bahasa dapat diartikan sebagai ilmu jiwa. Namun pengertian ilmu jiwa itu sendiri masih dianggap kabur dan belum jelas. Hal ini disebabkan karena para sarjana belum mempunyai kesepakatan tentang jiwa itu sendiri.

Menurut Sarlito, tidak ada seorang pun yang tahu dengan sesungguhnya apa yang dimaksud dengan jiwa itu sendiri, karena jiwa adalah kekuatan yang abstrak yang tidak tampak oleh pancaindera wujud dan zatnya. Melainkan yang nampak hanya gejala-gejalanya saja.

Sedangkan menurut para ahli psikologi memiliki makna yang berbeda- beda di antanya menurut para filsuf Yunani seperti Plato dan Aristoteles

mendefinisikan ilmu jiwa (psyche) sebagai ilmu pengetahuan yang

mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya. Hal ini karena filsafat selalu mengkaji tentang hakikat segala sesuatu secara mendasar dan menyeluruh.2 Pada zaman renaisans (zaman revolusi ilmu pengetahuan di Eropa) Rene Descartes (1596-1650) seorang filsuf Prancis mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang kesadaran. Sedangkan menurut George Berkeley (1685-

1753) seorang filsuf Inggris mengemukakan bahwa psikologi adalah ilmu

tentang pengindraan (persepsi).3

Beberapa sarjana modern juga mencoba mengemukakan beberapa

definisi psikologi seperti Wilhelm Wundt mendefinisikan psikologi sebagai

ilmu pengetahuan yang mempelajari atau menyelidiki pengalaman yang timbul

dalam diri manusia, seperti pengalaman pancaindra, merasakan sesuatu, berfikir, berkehendak, dan bukan mempelajari pengalaman yang di luar diri manusia, karena pengalaman demikian menjadi objek kajian ilmu pengetahuan alam.4 Jhon C. Ruch mendefinisikan psikologi sebagai ilmu tentang aktivitas

(11)

h. 10.

Syekh Ahmad Ghalwasy, ad-Da'wat al-Islamiyyat (Kairo: Dar al-Kutub al-Ilmiyyat, tt.) Jhon C. Ruch, Psychology, The Personal Science, (California: Wodworth Publishing Company, 1984), h. 4.

Muhammad Abu Futuh al-Bayanuni, al-Madkhal ila Tim ad-Da'wat, (Beirut:

Muassasat al-Risalat, 1991), h. 14.

Muhammad al-Khaydar Husayn, ad-Da'wat ila al-Ishlah (Kairo: Maktabat al-Azhar, tt.), h. 14.

perilaku dan mental.5 Dan masih banyak lagi definisi-definisi tentang psikologi menurut para ahli.

2. Pengertian Dakwah

Secara bahasa dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu Da'a, Yad'u, Da'watan yang artinya menyeru memanggil mendorong dan mengajak.

Secara terminologi, para ulama masih berbeda pendapat mengenai definisi dakwah. Hal ini disebabkan oleh perbedaan mereka dalam memaknai dan memandang kalimat dakwah itu sendiri. Sebagian ulama seperti diungkapkan oleh Muhammad Abu al-Futuh dalam kitabnya al-Madkhal ila 'Ilm ad- Da 'wat mengatakan bahwa dakwah adalah menyampaikan dan menerangkan apa yang telah dibawa oleh nabi Muhammad SAW.6 Muhammad al-Khaydar Husayn dalam kitabnya ad-Da 'wat ila al-Ishlah mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak kepada kebaikan dan petunjuk, serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kepada kemungkaran agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.7 Ahmad Ghalwasy dalam kitabnya ad-Da'wat al- Islamiyyat mendefinisikan dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha yang bemacam-macam, yang mengacu kepada upaya penyampaian ajaran Islam kepada seluruh manusia yang mencakup akidah, syariat dan akhlak.8 Sedangkan menurut Abu Bakar Zakaria dalam kitabnya ad-Da 'wat ila al-Islam, dakwah ialah kegiatan para ulama dengan

(12)

Abu Bakar Zakaria, ad-Da'wat ila al-Islam (Kairo: Maktabah Dar al-Urubat, 1962), h. 8.

Muhammad Abu Futuh al-Bayanuni, al-Madkhal ila 'Urn ad-Da'wat, h. 17.

mengajarkan menusia apa yang baik bagi mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat menurut kemampuan mereka.9

Dari beberapa definisi dakwah menurut para ulama diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dakwah ialah suatu kegiatan untuk menyampaikan dan mengajarkan serta mempraktikkan ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Abu al-futuh bahwa dakwah ialah menyampaikan dan mengajarkan ajaran Islam kepada seluruh manusia dan mempraktikkannya dalam realitas kehidupan.10

3. Pengertian Psikologi Dakwah

Berdasarkan definisi-definisi dakwah di atas, sesungguhnya esensi dakwah terletak pada usaha pencegahan dari penyakit-penyakit masyarakat yang bersifat psikis dengan cara mengajak, memotivasi, merangsang serta membimbing individu atau kelompok agar sehat dan sejahtera jiwa dan raganya. Sehingga mereka dapat menerima ajaran dengan penuh kesadaran dan dapat menjalankan ajaran agama sesuai dengan tungtunan syariat Islam.

Ruang lingkup dakwah dalam hal ini adalah bagaimana membentuk sikap mental atau kejiwaan yang mengarah pada perubahan tingkah laku individu dan masyarakat sebagai objek dakwah sesuai dengan ajaran agama yang diserukan oleh seorang Da'i.

Dalam upaya membentuk sikap mental dan perubahan tingkah laku mad'u, usaha-usaha dakwah tidak terlepas dari studi psikologi yang notabene mempelajari tingkah laku manusia sebagai cerminan dari hidup kejiwaannya.

Karena itu, psikologi dakwah dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.

(13)

h.10-12.

Arifin, M., Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), C. Fungsi Dan Urgensi Psikologi Dalam Dakwah

Dalam masyarakat modern, fungsi dan urgensi psikologi dalam dakwah dapat dikatakan sebagai sarana efektif berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, baik secara individu maupun secara kelompok, sebab psikologi memberikan suatu petunjuk yang berdasarkan berbagai macam teori tentang bagaimana seharusnya manusia berbuat untuk dirinya ataupun untuk masyarakat.

Di samping itu, psikologi memberikan pula cara-cara bagaimana yang lebih tepat dalam pemecahan masalah-masalah kemanusiaan, baik ia sebagai individu atau sebagai kelompok masyarakat, begitu pula dapat diterapkan dalam masalah agama, khususnya sebagai acuan metodologi dakwah, merupakan suatu yang tidak dapat ditinggalkan."

Dari segi psikologi bahwa dakwah dalam prosesnya dipandang

sebagai pembawa perubahan, atau suatu proses. Dari segi dakwah, psikologi banyak memberi jalan pada perumusan tujuan dakwah pemilihan materi dan penetapan metodenya. Bagi seorang Da'i atau juru dakwah dengan mempelajari metode psikologi yang mana psikologi dapat memungkinkan mengenal berbagai aspek atau prinsip yang dapat menolongnya menelaah tingkah laku manusia dengan lebih kritis dan juga dapat memberikan kepadanya pengertian yang lebih mendalam tentang tingkah laku dan juga psikologi memberikan jalan bagaimana menyampaikan materi dan menetapkan metode dakwah kepada individu manusia yang merupakan

makhluk totalitas (psikofisik) dan memiliki kepribadian baik dari faktor

dalam maupun pengaruh dari luar.

Maka yang perlu diperhatikan oleh juru dakwah adalah situasi dan

kondisi masyarakat obyek khususnya situasi psikologisnya. Manusia sebagai makhluk jasmani dan rohani yang unik. Proses perubahan dan perkembangan

(14)

Yusup Tajri, Olahraga Beladiri sebagai Media Dakwah; Studi Deskriptif atas Beladiri Syufu Taesyukhan, (Bandung: al-Ma'arif, 2005), h. 2

pribadinya sangat rumit. Maka Da'i yang menghadapinya juga komplek sehingga sebagai peran psikologinya sangat dibutuhkan.

D.Dimensi Psikologi Dalam Dakwah

Dimensi psikologis menjadi bagian penting yang perlu dikembangkan dalam dakwah. Dimensi psikologis yang meliputi persepsi, intelegensi maupun motivasi dapat dijadikan sarana untuk membuat dakwah bisa berjalan dengan baik dan menyenangkan. Dengan demikian, orang tidak lagi beranggapan bahwa Dakwah itu sulit untuk dilaksanakan.

Persepsi adalah proses mendeteksi dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat-alat indera dengan menggunakan pengetahuan yang disimpan dalam ingatan. Intelegensi, yaitu kemampuan memahami bahasa secara umum. Motivasi dalam dakwah, yaitu dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi keinginan, maksud dan tujuan dalam mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. Dan di dalam proses dakwah,diharapkan seorang da'i mampu menggerakkan atau menimbulkan kekuatan dalam diri mad'u dan memimpin mad'u untuk bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang disampaikan.

E.Memperlakukan Mad'u Sesuai Dengan Karakteristiknya

Mad'u merupakan salah satu unsur dalam da'wah. Proses da'wah tersusun dari beberapa unsur atau komponen, yaitu: subjek (da'i), materi

(mdddah), metode (thariqoh), media (wasilah), objek (mad'u) dan efek

(atsar) dakwah12

Dalam membahas mad'u sebagai bagian dari rukun dakwah, Muhammad Abu al-Fath Al-Bayyanuni membaginya kepada: pertama, dari

(15)

13QS. Al-Baqarah [2]: 44; Asy-Syams [91]: 9, 10 14QS. At-Tahrim [66]: 5

15QS. Ali Imran [3]: 104,110 16QS. Al-Isra[17]: 15 17QS.An-Nisa [4]: 164-66 18QS. 'Abasa[80]: 1-12 19QS. Al-Baqarah [2]: 97, 98

20QS. Al-Baqarah [2]: 285; An-Nisa [4]: 46 21QS. Al-Baqarah [2]: 93

22QS. Al-Anfal [8]: 24

lingkaran kedekatan dan tanggung jawab; kedua, hak mad'u; ketiga, kewajiban mad'u; dan ashnaf (golongan-golongan) mad'u. Dari segi lingkaran kedekatan dan tanggung jawab bagi da'i, mad'u terbagi kepada dirinya sendiri13, keluarga14_dan masyarakat luas15.

Untuk hak mad'u, al-Bayyanuni mengemukakan bahwa hal ini merupakan ketetapan Allah bagi manusia. Allah tidak akan mengadzab mereka, selama belum sampai dakwah kepada mereka16. Dengan sendirinya, manusia seluruhnya mempunyai hak untuk didakwahi, dan atau diutus rasul kepada mereka17. Bahkan, ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menghiraukan seseorang yang datang dengan niat dan tujuan yang benar, karena sedang fokus mendakwahi para pembesar dan tokoh Quraisy, Allah menegurnya .18

Sedangkan kewajiban mad'u adalah menerima dakwah. Bila tidak, maka itu sama dengan mendustakan para pembawa panji dakwah, dan dengan sendirnya mendustakan serta tidak menghargai pengutusnya, yaitu Allah Subhanah wa Ta'ala19. Perkataan yang harus ada/ keluar, sebagai simbol komitmen hati, adalah sami'na wa atha'na20 bukan sami'na wa 'ashainO21.

Mad'u harus mustajib (menerima) terhadap seruan Allah dan Rasul-Nya22.

Mengenai pembagian mad'u, secara global terbagi kepada dua: yang menerima, dan yang menolak. Yang menerima disebut rmfmin/ muslim/

(16)

23 QS. Fathir [35]: 32

24Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Arab Saudi: Wakaf dari Pelayan Dua Tanah suci Raja Fahd bin Abdul Aziz Al Su'ud, t.t), h. 701

muhtad/ mustajib, sedangkan yang menolak disebut kafir/ dholl dan mu 'ridh.

Kaum mu'min dari segi mendapat hidayah terbagi kepada muslim muhtad (yang 'aqidah, ibadah dan mu'amalahnya sesuai perintah Allah) dan muslim dholl (yang 'aqidah, ibadah dan mu'amalahnya ada penyimpangan; tidak sesuai perintah Allah). Sedangkan dari segi kekuatan imannya, kaum mu^min terbagi kepada sabiq bi al-khairat, muqtashid dan zhalim linafsih. Hal ini sebagaimana digambarkan dalam al-Qur'an:

Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar23.

Dalam mengomentari ayat ini, Dewan Penterjemah memberikan catatan kaki, bahwa: "Yang dimaksud dengan orang yang menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya amat banyak dan amat jarang berbuat kesalahan"24.

Mengenai golongan kafir, al-Bayyanuni membaginya kepada:

1.Al-Jahidun al-Mulhidun, adalah mereka yang mengingkari keberadaan dan eksistensi Allah 'Azza wa Jalla.

2.Al-Musyrikun al-Watsaniyyun, ialah mereka yang menyekutukan Allah dengan selain-Nya, apakah dalam akidah maupun ibadah.

3.Ahlu Al-Kitab, mereka adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Rasulullah shallalldhu 'alaihi wasallam dari pemeluk agama-agama sebelumnya yaitu Yahudi dan Nasrani.

(17)

Lalu Muchlisin Effendi Faizah, Psikologi Dakwah, (Jakarta : Prenada Media, 2006), h. 151.

Jalaludin Rahmat. Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985), h. 49

4. Al-Munafiqun, yaitu orang-orang yang menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keislaman.

F. Memberikan Sensasi, Persepsi, Memori Dan Berfikir Kepada Mad 'u Proses bagaimana Mad'u menerima informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilkan informasi dalam psikologi disebut sebagai Sistem Komunikasi Intra Personal. Proses ini meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berfikir.

1.Sensasi

Tahap awal dari penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata "sense", artinya pengindraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Dalam psikologi dijelaskan bahwa sensasi adalah proses menangkap stimuli (rangsang).25

Fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu melalui alat indralah manusia memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya.

Dalam kegiatan dakwah, ketika seorang Da'i tampil ke mimbar, maka stimuli yang ditangkap Mad'u pada awalnya adalah sosok tubuhnya (oleh indra mata) kemudian setelah berpidato, Mad'u menangkap stimuli suaranya (oleh indra pendengaran) dan seterusnya.26

2.Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah

(18)

10

sensasi menjadi informasi. Seperti juga halnya sensasi, persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional.

Perhatian adalah proses mental di mana kesadaran terhadap suatu stimuli yang lain lemah. Penarik perhatian bisa datang dari luar (eksternal), bisa juga dari dalam diri yang bersangkutan (internal). Faktor luar (eksternal) yang secara psikologis menarik perhatian biasanya mempunyai sifat-sifat yang menonjol dibanding yang lain, misalnya karena gerakan atau karena unsur kontras, kebaruan, atau pengulangan.

a) Faktor Eksternal (penarik perhatian)

1)Prinsip Gerakan

Secara psikologis, benda kecil yang bergerak-gerak pasti lebih menarik perhatiannya dibanding benda-benda besar yang diam. Atas dasar prinsip ini, maka seorang orator atau mubalig sering kali menggerak-gerakkan tangannya atau sesekali kepalanya ketika sedang berpidato, karena dengan gerakan tangan itu perhatian pendengar tertuju padanya.

2)Prinsip Kontras

Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain. Suara keras di tengah keheningan, sorot lampu di tengah kegelapan, warna merah pada latar belakang putih pasti menarik perhatian. Oleh karena itu, pidato di tengah kerumunan orang banyak memerlukan pengeras suara, karena dalam hal ini suara mubalig menjadi kontras mengalahkan suara obrolan orang banyak.

3)Prinsip Kebaruan

Segala sesuatu yang baru pasti menarik perhatian manusia, orang baru, barang baru, dan juga ide baru. Hal-hal yang baru menarik perhatian karena biasanya di dalamnya terkandung penilaian hebat, luar biasa, berbeda dari biasanya, dan sebagainya.

(19)

: ^it^^a^^.^^^^^/ ^

Dalam hubungannya dengan dakwah, seorang Da'i harus dapat tampil dengan mengetengahkan hal yang baru, berbeda dan jika mungkin yang hebat untuk dapat menarik perhatian Mad'u.

Kebaruan sesuatu tidak mesti bersifat keseluruhan, tapi bisa juga barang lama dalam kemasan baru, atau pendapat lama dengan ilustrasi yang baru.

4) Prinsip Perulangan

Secara psikologis, perulangan mendengar, perulangan perjumpaan, dan pengulangan merasa dapat menjadi faktor penarik perhatian, apalagi disertai sedikit variasi. Disini unsur

"familiarity" (yang sudah kita kenal) berpadu dengan unsur

"novelty" (yang baru kita kenal). Perulangan juga mengandung unsur sugesti, dimana dapat mempengaruhi bawah sadar kita.

Contoh yang paling mudah adalah berupa efektifnya iklan produk

yang ditayangkan berulang-ulang di televisi dalam menarik perhatian pembeli.

b) Faktor Internal (penaruh perhatian)

1)Faktor Biologis

Orang lapar cenderung tertarik perhatiannya kepada makanan, orang haus lebih tertarik pada minuman, sedangkan orang yang kelelahan lebih tertarik perhatiannya kepada kursi atau tempat tidur.

2)Faktor Sosiopsikologis

Sikap, kebiasaan, dan kemauan seseorang biasanya mempengaruhi perhatiannya. Ketika rombongan dari Jakarta terdiri dari ahli pertanian, dokter, dokter hewan, seniman, dan ulama mengunjungi masyarakat pedalaman Irian Jaya, maka pusat perhatian mereka ternyata berbeda.

11

(20)

12 27 Ibid, h. 51-55

Menurut teori Gestalt, bila seseorang mempersepsi sesuatu, maka ia mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian-bagian. Misalnya ketika melihat wajah cantik wanita, maka yang dipersepsi bukan hanya wajahnya, tapi keseluruhan tubuh sang gadis karena wajah hanya merupakan bagian dari struktur tubuh.27

3. Memori

Salah satu kelebihan manusia adalah kemampuan menyimpan informasi yang sangat banyak dalam waktu yang lama dan dapat mengingat kembali. Jika komputer mampu menyimpan data yang untuk suatu saat dapat dipanggil kembali, maka kemampuan manusia menyimpan informasi (data) dan bagaimana mudahnya mengingat atau memanggil informasi itu sangat canggih dibanding komputer.

Jadi, apa yang ditangkap pancaindra (sensasi) kemudian diubah menjadi informasi (persepsi) selanjutnya disimpan di dalam memori (ingatan). Dengan demikian memori adalah suatu sistem yang sangat

© 4) Faktor Struktural

3) Faktor Fungsional

Faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi berasal dari kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya. Seperti dua orang mahasiswa yang sedang duduk di kantin, yang satu lapar yang lain haus. Yang pertama cenderung mempersepsi isi etalase kantin sebagai nasi dan daging sedangkan yang satunya cenderung mempersepsi sprite dan coca cola.

(21)

28Achmad Mubarok. Psikologi Dakwah, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999), h. 76 29Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985), h. 64-65

30 Achmad Mubarok. Psikologi Dakwah, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1999), h. 79

13

berstruktur yang menyababkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia.28

Sudah lama orang ingin mengetahui bagaimana cara kerja memori.

Secara praktis, orang ingin mencari cara-cara untuk mengefektifkan pekerjaan memori. Bukankah bila memori kita handal, kita dapat menggunakannya sebagai arsip yang murah, praktis dan efisien. Tetapi memori kita sering tidak berfungsi, kita sering lupa. Untuk mengetahui pekerjaan memori, perlu melalui tiga tahap :

a)Perekaman informasi yang berasal dari persepsi dicatat melalui jaringan saraf.

b)Penyimpanan informasi dalam bentuk tertentu dalam waktu tertentu.

c)Penyimpanan bisa aktif atau pasif. Kita menyimpan secara aktif, bila kita menambah informasi tambahan. Mungkin secara pasif terjadi tanpa penambahan. Informasi ini berkembang terus, bisa juga berkembang sendiri.

d)Pemanggilan atau mengingat kembali apa yang telah disimpan, baik sekedar terlintas atau memang sengaja diingat-ingat karena informasi tersebut memang diperlukan.29

Kapasitas memori tiap orang berbeda-beda, ada yang selalu mengingat sampai detail apa yang dialami puluhan tahun yang lalu, ada yang cepat lupa, ada juga yang apabila memorinya mencatat informasi baru, informasi lama terlupakan.30

4. Berpikir

Berpikir adalah suatu kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan

(22)

lambang-lambang, sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak.

Berfikir merupakan proses keempat setelah sensasi, persepsi, dan memori yang mempengaruhi penafsiran terhadap suatu stimulasi. Dalam berfikir seseorang melibatkan sensasi, persepsi, dan memori sekaligus.

Dalam kehidupan, berfikir diperlukan untuk memecahkan persoalan, untuk mengambil keputusan, dan untuk melahirkan sesuatu yang baru.

G. Mencapai Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah adalah memberi informasi tentang agama Islam. Tujuan ini bukanlah tujuan final. Perkembangan antar tabligh dan dakwah tidaklah berakhir dengan wafatnya Nabi Muhammad Saw. Tabligh dan dakwah itu berlansung terus selama masih berdiri langit dan bumi, untuk menyampaikan informasi mengenai agama Islam, agar semua orang memperoleh pengetahuan tentang agama Islam dan mengerti tentang Islam. Sebagai bukti mengerti tidaknya umat ini dengan Islam adalah akan terlihat mereka melakukan kebaikan dan itu sekaligus juga akan mengimbas kepada keluarga dan masyarakat. Untuk hal ini diperlukan dakwah yang tidak ada henti- hentinya. Hal ini dilakukan oleh para ulama dan ilmuan sesuai dengan kemampuaanya. Inilah tujuan pada tahap kewajiban menyampaikan

(dakwah).

Adapun tujuan final dari dakwah itu untuk mencapai keselamatan dan kesentosaan manusia di dunia ini dan di akhirat nanti. Maksudnya ialah memperoleh kebahagian di dalam kehidupan ini dan kehidupan lain dalam dunia yang kekal dan abadi, sesudah kehidupan di dunia ini.

Menurut Syaikh Hasan Al-Banna bahwa tujuan dakwah dibagi kepada dua: pertama, tujuan jangka pendek dan kedua, tujuan jangka panjang.

1. Tuj uan j angka Pendek

Partisipasi dalam pengabdian masyarakat dan pelayan sosial.

Pertama, perbaikan individu: memperbaiki dirinya sendiri hinga menjadi orang yang kuat fisiknya, kukuh akhlanya, luas wawasannya, mampu

14

(23)

berusaha, selamat akidahnya, benar ibadahnya, berjihad melawan dirinya sendiri, disiplin dengan waktunya, teratur dalamurusannya, dan bermanfaat bagi orang lain. Kedua, membangun keluarga: pembentukan keluarga muslim, yaitu dengan mengkondisikan anggota keluarganya agar menghormati fikrahnya, menjaga etika Islam dalam setiap aktivitas kehidupan rumah tangganya, memilih istri yang baik dan menjelaskan kepadanya hak dan kewajibannya, mendidik anak-anak dan pembantunya dengan didikan yang baik, serta membimbing mereka dengan prinsp- prinsip Islam, juga merupakan kewajiban masing-masing kita secara pribadi. Ketiga, membimbing masyarakat: membimbing masyarakat dengan menyebarkan dakwah, memerangi sifat-sifat tercela kemungkaran, mendorong sifat-sifat utama, amar ma'ruf, bersegera mengerjakan kebaikan, mengiring opini umum kepada fikrah Islamiyah dan selalu mewamai praktek kehidupan dengannya, adalah kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap kita sebagai pribadi, merupakan kewajiban jamaah sebagai lembaga aktif.

2. Tujuan Jangka Panjang

Reformasi dan perubahan total. Adapun tujuan pokok daripada dakwah itu sendiri yang dikehendaki dan diperjuangkan perwujudannya adalah perubahan secara total dan integral, yang unsur kekuatan seluruh umatnya bahu-membahu, memberikan perhatian, berusaha melakukan perombakan di berbagai sektor kehidupan secara total.

H. Penutup

Psikologi dakwah sangat membantu kaitannya dalam aktifitas dakwah.

Kegiatan dakwah dapat berlangsung dengan lancar dan berhasil dengan baik diperlukan pengetahuan tentang psikologi dakwah. Karena kegiatan dakwah pada dasarnya adalah kegiatan penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain. Maka pengetahuan tentang Psikologi dakwah adalah suatu keniscayaan.

15

(24)

16

Syekh Ahmad Ghalwasy, ad-Da'wat al-Islamiyyat, Kairo: Dar al-Kutub al-

Ilmiyyat, tt.

Yusup Tajri, Olahraga Beladiri sebagai Media Dakwah; Studi Deskriptif atas

Beladiri Syufu Taesyukhan, Bandung: al-Ma'arif, 2005.

Muhammad Abu Futuh al-Bayanuni, al-Madkhal Ha Tim ad-Da'wat Beirut:

Muassasat al-Risalat, 1991.

Muhammad al-Khaydar Husayn, ad-Da'wat Ha al-Ishlah, Kairo: Maktabat al-

^Azhar, tt.

Sarlito Wirawan Sarwono, Berkenalan Dengan Aliran-Aliran Dan Tokoh-Tokoh Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1978.

, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000.

Abu Bakar Zakaria, ad-Da'wat Ha al-Islam, Kairo: Maktabah Dar al-Urubat, 1962.

Achmad Mubarok. Psikologi Dakwah, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999.

Arifm, M., Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bulan Bintang, 1997.

, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

JalaludinRahmat. Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985.

Jhon C. Ruch, Psychology, The Personal Science, California: Wodworth Publishing Company, 1984.

Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993.

Lalu Muchlisin Effendi Faizah, Psikologi Dakwah, Jakarta : Prenada Media, 2006.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

setiap proses dakwah. Tanpa pengaruh, aktivitas dakwah ibarat raga tanpa nyawa, yakni ramai, bahkan gebyar- gebyar, tetapi nyaris tanpa bekas. Dakwah

a) Untuk peneliti dapat menambah pengetahuan tentang pesan dakwah yang terdapat dalam akun Instagram lensa.hijrah khususnya dakwah Ustadz Handy Bonny bagi kalangan remaja. b)