KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH BANTEN
LEMBAGA PEMASYARAKATAN PEREMPUAN KELAS IIA TANGERANG Jalan Moh. Yamin No.1 Babakan, Kota Tangerang, Banten 15118
Telepon (021) 5523594 Whatsapp 0812-1286-4727
Laman : lpptangerang.kemenkumham.go.id Surel : lpw.tangerang@kemenkumham.go.id
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN PERENCANAAN REHABILITASI INSTALASI LISTRIK LEMBAGA PEMASYARAKATAN
PEREMPUAN KELAS IIA TANGERANG
Nomor : W.12.PAS.PAS.3.PB.02.01-066URAIAN
1. Umum a. Setiap instalasi listrik harus dikerjakan dengan Sebaik - baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi serta keamanannya.
b. Setiap instalasi listrik harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memenuhi segi kelayakan dan keselamatan.
c. Pemberi jasa perencanaan untuk instalasi listrik perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis instalasi listrik yang aman dan handal.
d. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan proyek.
2. Latar Belakang Rehabilitasi Instalasi listrik Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang. Sehubungan dengan kegiatan tersebut, perlu untuk
melibatkan peran konsultan perencana dalam melakukan kajian teknis S e t a n d a r i s a s i d a n i n s t a l a s i l i s t r i k ( P U I L ) , G una menghasilkan produk teknis yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang berlaku.
3. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
1) Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang memuat masukan, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas serta sebagai salah satu acuan/pedoman dalam menyusun penawaran bagi Konsultan Perencana.
2)Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang optimal sesuai tujuan dan sasaran KAK ini
b. Tujuan
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan dapat dicapai :
1. Sasaran fisik dari segi kuantitas maupun kualitas, mutu dan biaya sesuai yang direncanakan.
2. Memenuhi kriteria teknis instalasi listrik yang layak dari segi mutu, biaya serta keamanan
4. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai adalah tercapainya hasil pekerjaan
Rehabilitasi instalasi listrik Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang yang terkendali baik di tingkat program maupun di tingkat operasional sehingga menjamin mutu, efisiensi, ketepatan waktu dan sasaran yang telah ditentukan.
5. Lokasi Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, Jalan M. Yamin No.1, Kota Tangerang, Banten.
6. Sumber Pendanaan
Untuk pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi konsultan perencana ini, dibiayai dengan DIPA Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang Tahun Anggaran 2023, Nomor : SPDIPA-013.05.2.408661/2023 sebesar Rp11.816.674.000,- (Sebelas Milyar Delapan Ratus Enam Belas Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Juta Rupiah) dengan nilai pagu konsultan perencanaan sebesar Rp50.000.000,- (Lima puluh Juta Rupiah).
7. Nama dan
Organisasi Pejabat Pembuat
Kuasa Pengguna Anggaran adalah;
Kepala Satuan Kerja/Kuasa Pengguna Anggaran menunjuk Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Tim Pengelola Kegiatan dan/atau Tim Pendukung PPK untuk melaksanakan kegiatan jasa konsultansi konsultan perencanaan rehabilitasi instalasi listrik Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang,
Ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen adalah Esti Wahyuningsih.
Satuan kerja adalam Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang.
Data
8. Data Dasar a. DIPA APBN Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang Tahun Anggaran 2023
9. Standar Teknis a. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tenaga Listrikan
b. PUIL 2011 Tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik
c. Permen SDM No. 36 Tahun 2014 Tentang Pembentukan PUIL 2011
d. Peraturan mengnai standar nasional indonesia (SNI) terkait dengan instalsi listrik dan material yang digunakan dengan perencanaan teknis instalasi listrik.
10. Studi-Studi Terdahulu
Tidak Ada
11. Referensi Hukum a. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018
b.
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
c.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2021 (PP) tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2017 Tentang Jasa Konstruksi d.
Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 7 Tahun 2018 tetang Pedoman Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
e.
Peraturan Lembaga Kebijakan Kebijakan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 tetang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia
f. Undang-undang No. 2 Tahun 2017 tanggal 12 Januari 2017 tentang Jasa Konstruksi.
g. Peraturan mengenai Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait dengan instalasi listrik dan ketentuan yang berkaitan dengan
perencanaan teknis.
12. Ruang
Lingkup Kegiatan Organisasi penyedia jasa perencanaan konstruksi disesuaikan dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan, seperti:
a. Tahap Konsepsi Rancangan b. Tahap Pra-rancangan c. Tahap Rancangan Detail d. Tahap Pelelangan
13. e. Tahap Pengawasan Berkala
Keluaran a. TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian yang minimal meliputi:
1) Tahap Konsepsi Rancangan akan membutuhkan waktu selama 3hari kalender dengan rincian tahapan seperti berikut:
a. Menyiapkan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim perencana,metoda pelaksanaan dan tanggung jawab waktu perencanaan.
b. Mengevaluasi konsep skematik rencana teknis, Instalasi Listrik yang telah dibuat oleh konsultan sebelumnya.
c. Laporan data dan informasi lapangan.
2) Tahap Pra-rancangan akan membutuhkan waktu selama 7 hari kalender dengan rincian tahapan seperti berikut:
a. Survai Lapangan
b. Gambar-gambar pra-rencana Instalasi Listrik c. Perkiraan biaya Instalasi Listrik
d. Laporan Perencanaan
e. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
3) Tahap Rancangan Detail akan membutuhkan waktu selama 10 hari kalender dengan rincian tahapan seperti berikut:
a. Membuat gambar-gambar detail;
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (BQ)
d. Rencana anggaran biaya (RAB) pekerjaan konstruksi, (RAB) berdasarkan Analisa Biaya Konstruksi SNI.
e. Menyusun Laporan perencanaan lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggung jawabkan
f. Dokumen Rancangan Konseptual SM KK
4) Tahap Pelelangan akan membutuhkan waktu selama 5 hari kalender dengan rincian tahapan seperti berikut:
a. Gambar rencana beserta detail pelaksanaan: Instalasi Listrik
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat administrasi, syarat um um dan syarat teknis (RKS)
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
d. Rincian volume pekerjaan Bill of Quantity f. Laporan Perencanaan
5) Tahap Pengawasan Berkala akan membutuhkan waktu selama 5 hari setiap bulan dengan rincian tahapan seperti berikut:
a. Laporan pengawasan berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir
pengawasan berkala.
b. Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan Instalasi Listrik menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal - elektrikal.
b. KRITERIA
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti yang dimaksud pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) harus Memenuhi Standar instalasi listrik yang disesuaikan berdasarkan Pelaturan yang Berlaku yaitu :
1) Persyaratan peruntukan dan intensitas
a. Menjamin instalasi listrik yang terpasang berdasarkan ketentuan peraturan instalasi listrik.
b. Menjamin instalasi listrik dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
c. Menjamin keselamatan pengguna, Dan lingkungan
C. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria di atas, di dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana hendaknya memperhatikan azas-azas instalasi listrik sebagai berikut :
1) Rehabilitasi Instalasi Listrik agar tidak terjadi Bahaya Konsleting Listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
2) Rehabilitasi Instalasi Listrik Harus Memperhatikan Kerapihan dan Keamanan pemakai.
D. PROSES
1) Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran.
keluaran yang diminta, Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengelola Kegiatan.
2) Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.
3) Dalam pelaksanaan tugas, Konsultan Perencana harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
F. PROGRAM
1) Konsultan Perencana harus segera menyusun Program Kerja
minimal meliputi :
a. Jadwal kegiatan secara detail.
b. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan oleh Konsultan Perencana harus mendapatkan persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran.
c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
2) Program kerja secara keseluruhan harus mendapat persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan diberi masukan tentang teknis dari Pelaksana Teknis Kegiatan.
3) Secara umum, persyaratan mengikuti ketentuan dalam :
teknis Instalasi Listrik
a. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tenaga Listrikan
b. PUIL 2011 Tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik c. Permen. SDM. No. 36 Tahun 2014 Tentang Pembentukan
PUIL 2011
d. Peraturan mengenai Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Produk serta standar teknis yang terkait o. Peraturan / Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh
Pemerintah.
14. Peralatan,
Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen
Tidak ada fasilitas yang disediakan
15. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi
Sesuai dengan kebutuhan.
16. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa
Dapat melakukan perubahan dan I atau penyesuaian perencanaan sesuai petunjuk I pengarahan dari PPK sesuai ketentuan yang berlaku.
17. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan jasa konsultansi konsultan perencana adalah sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani oleh kedua belah pihak sampai dengan serah terima pekerjaan konstruksi fisik yang pertama (BAST 1) dengan pekerjaan terdiri dari:
a. Tahap konsepsi perancangan sampai dengan tahap rancangan
detail meliputi penyusunan rancangan gambar detail dan penyusunan Rencana Kerja dan Syarat (RKS), serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) dilaksanakan maksimal 30 hari kalender sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani oleh kedua belah pihak
b. Proses tender pekerjaan konstruksi
c. Pengawasan berkala (sejak mulai pelaksanaan fisik sampai dengan serah terima pekerjaan konstruksi fisik yang pertama)
Seluruh tahapan kegiatan jasa konsultansi konsultan perencana renovasi instalasi listrik akan direncanakan menggunakan kontrak tahun tunggal (single year contract);
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga - tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Perencana untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa
18. Kualifikasi Penyedia
Penyedia jasa konsultansi konsultan perencana rehabilitasi instalasi listrik Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki ljin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) dengan kegiatan usaha Instalasi listrik
b. Memiliki Sertifikasi Badan Usaha (SBU): Pemanfaatan tenaga listrik 19. Personil Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak konsultan perencana harus menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi konsultan perencana untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersertifikat dan disetujui oleh pemberi tugas.
A. Tenaga Ahli
No Posisi Qty Kualifikasi
1. Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal 1 org Madya (S1 - 5 Tahun)
2. Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal 1 org Muda (S1 - 3 Tahun) B. Tenaga Pendukung
No Posisi Qty Kualifikasi
1. Surveyor 1 org (S1 – 3 Tahun)
2. Drafter 1 org (S1 – 3 Tahun)
3. Operator Komputer 1 org (S1 – 3 Tahun)
20. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
a. Tahap Pengembangan Rancangan/Pengembangan Rencana b. Tahap Rancangan Gambar Detail dan Penyusunan RKS serta RAB c. Tahap Pelelangan Penyedia (Tender Pekerjaan Konstruksi) d. Tahap Pengawasan Berkala
21. Laporan Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian yang minimal meliputi :
a. Laporan Konsepsi Rancangan
b. Laporan Detail Rancangan (Keseluruhan) : 1) Gambar Kerja (A2)
2) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Spesifikasi Teknis) 3) Rencana Anggaran Biaya (RAB)
4) Dokumen Rancangan Konseptual SMKK 5) Flashdisk
c. Laporan Pengawasan Berkala d. Laporan Akhir Hasil Perencanaan
Hal-Hal Lain
22. Produksi Dalam Negeri
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
23. Persyaratan Kerjasama
Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka harus dituangkan dalam dokumen penawaran.
24. Pedoman
Pengumpulan Data Lapangan
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut : a. Akurat
b. Valid
c. Terkini/terbaru
d. Dapat dipertanggungjawabkan
25. Alih Pengetahuan Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen.
26. Ketentuan
Pandemi Covid 19 dan SMKK
Penyedia jasa wajib menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan peraturan perundangan yang dikeluarkan olek instansi terkait dan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK).
Disusun Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen,
ESTI WAHYUNINGSIH NIP 196510101988112001