• Tidak ada hasil yang ditemukan

kerjasama guru bk dan guru mata pelajaran dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "kerjasama guru bk dan guru mata pelajaran dalam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

SILVIA HAPPY NPM:11060213

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2015

(2)

Cooperative Between Counselor and Teacher to Help Under Achiever Student in SMA N 1 Talamau West Pasaman

By:

Silvia Happy*

Dr. Helma, M.Pd**

Alfaiz, S.Psi.I., M.Pd **

*Student

** Lecturers

Guidance and Counseling Study Program of STKIP PGRI West Sumatera Email: Silviahappy01@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research based on a good lack of relations between counselor and teacher to help under achiever students who has not run up. The purpose of this research is to describe a relationship between counselor and teacher to help under achiever student. The research is descriptive and qualitative, that come from informant consist of two counselor and three teachers.

Additional informant come from under achiever students. The data is collected by interview data was analysis, reduction, display and verification. The result of this research are the cooperation between counselor and teacher to help under achiever student like to share informantion about personal situation was to do, but not all the teacher was to do, on the planning exstracuricular activity was to do, the cooperation counselor and teacher to help under achiever student for have a learning skill is from the student stand alone in a study was to do, to improve a talent and motivation students was to do but not good well, in measuring aptitude and interest have done by counselor only.

Keywords : Under Achiever Student, Counselor, Teacher, Cooperative Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang memungkinkannya berfungsi secara edukatif dalam kehidupan masyarakat.

Berdasarkan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dunia pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar (PBM) yang dilaksanakan oleh pendidik kepada peserta didik di sekolah. Dalam proses belajar- mengajar, pendidik mampu melaksanakan proses belajar secara optimal dan dapat

memberikan materi serta bahan ajar yang dapat dipahami oleh peserta didik.

Selain sebagai pendidik dan pengajar guru memiliki peran sebagai pembimbing.

Perkembangan peserta didik tidak selalu mulus dan lancar, adakalanya lambat dan mungkin juga berhenti sama sekali maka dalam situasi seperti itu mereka perlu mendapatkan bimbingan. Peran guru sangat penting dalam upaya membantu peserta didik mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam perkembangannya, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para peserta didik, memahami segala potensi dan kelemahannya, masalah dan latar belakangnya. Melalui situasi seperti itu pula guru dapat membantu para peserta didik memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya. Jika masalah tersebut tidak segera ditangani maka akan menjalar lebih luas seperti meresahkan orang tua, masyarakat, mengganggu stabilitas sosial serta menghambat tujuan pendidikan.

1

(3)

Masalah kesulitan belajar sering dialami oleh peserta didik di sekolah. Salah satu kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik adalah under achiever.

Kesulitan belajar yang dialami peserta didik tersebut akan membawa dampak negatif baik terhadap peserta didik itu sendiri maupun terhadap lingkungannya. Di samping itu menurut Mulyadi (2010:2) kesulitan belajar yang dialami oleh seseorang akan dapat mempengaruhi kondisi psikologisnya. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar cenderung akan mengalami kecemasan, frustasi, gangguan emosional, hambatan penyesuaian diri dan gangguan-gangguan psikologis yang lain.

Menurut Slameto (1995:56) tingkat intelegensi atau kemampuan yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai intelegensi yang rendah. Hal itu berbanding terbalik dengan peserta didik yang under achiever yang memiliki intelegensi atau kemampuan yang tinggi akan tetapi memperoleh hasil belajar yang rendah.

Menurut Mulyadi (2010:2) hubungan antara ciri-ciri kepribadian dengan prestasi belajar peserta didik yang tergolong under achiever menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: 1) Lebih banyak mengalami kecemasan dan kurang mampu mengontrol diri terhadap kecemasan, 2) kurang mampu menyesuaikan diri dan kurang kepercayaan diri, 3) kurang mampu mengikuti otoritas, 4) kurang mampu dalam penerimaan sosial, 5) kebih banyak mengalami konflik ketergantungan, 6) kegiatannya kurang berorientasi pada akademik dan sosial.

Mengingat demikian pentingnya membantu anak yang under achiever ini, maka pendidik diharapkan dapat berperan dalam membantu hal tersebut. Upaya untuk membantu hal tersebut dapat dilakukan oleh guru BK dan guru mata pelajaran melalui kerjasama yang baik.

Kerjasama antara guru BK dan guru mata pelajaran sangat penting, karena guru mata pelajaran orang yang paling sering bertatap muka dengan peserta didik di kelas.

Dengan bagitu guru mata pelajaran memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mengetahui sikap, kemampuan, bakat dan melihat cita-cita peserta didik. Guru mata pelajaran lebih banyak mengenal data pribadi peserta didik seperti peserta didik yang tergolong pandai, sedang, rajin, sering absen,

dan peserta didik yang memiliki kesulitan dalam belajar. Informasi ini sangat diperlukan oleh guru BK untuk mengklasifikasikan jenis permasalahan peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif memerlukan kerjasama dengan semua pihak yang berkepentingan demi kesuksesan pelayanan.

Kerjasama dikaitkan dengan guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling seperti dikemukakan oleh Neviyarni (2009:108) bahwa kerjasama guru pembimbing dengan guru mata pelajaran adalah untuk: 1) Membimbing siswa mengenal prasyarat penguasaan materi pelajaran yang harus dikuasai peserta didik, 2) membimbing peserta didik untuk memiliki keterampilan belajar, 3) membimbing peserta didik untuk menggunakan sarana dan prasarana belajar yang ada secara efektif, 4) membimbing peserta didik untuk mengenal keadaan diri pribadinya dalam rangka mengoptimalkan prestasinya, 5) membimbing peserta didik dalam mengenal dan memanfaatkan lingkungannya untuk belajar, 6) membimbing kegiatan kelompok belajar peserta didik, 7) menjadi narasumber bagi guru mata pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan pada saat melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Kependidikan dan Praktek Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Sekolah pada bulan Agustus sampai bulan Desember 2014 terdapat beberapa peserta didik yang under achiever.

Peserta didik under achiever ini tergolong ke dalam kelompok anak yang memiliki intelegensi tinggi akan tetapi memperoleh hasil belajar yang rendah. Anak tersebut sebenarnya dari hasil tes inteligensi berada di atas rata-rata akan tetapi karena kurangnya minat dalam belajar, pengaruh lingkungan, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh ekonomi keluarga, sehingga hal itu sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Masalah seperti itulah yang sangat dituntut agar guru bisa memahami karakter maupun kepribadian masing-masing peserta didik, karena setiap individu itu berbeda dengan individu yang lainnya, berbagai ragam kesulitan ini akan mengganggu kegiatan mereka sehari-hari di sekolah. Tidak semua individu mampu mengatasi masalahnya sendiri, dalam keadaan seperti itu

(4)

ia perlu mendapatkan bimbingan (bantuan) dari orang lain.

Fenomena yang peneliti temukan yaitu guru BK dan guru mata pelajaran belum berkolaborasi dalam menangani peserta didik yang memiliki kesulitan belajar, guru BK dan guru mata pelajaran ada yang belum bekerjasama dalam meningkatkan kemauan peserta didik untuk belajar, kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam memahami kesulitan-kesulitan belajar peserta didik belum maksimal, guru BK dan guru mata pelajaran dalam memperhatikan perkembangan peserta didik belum optimal, perhatian guru BK dan guru mata pelajaran terhadap anak yang mengalami kesulitan belajar masih rendah, kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran belum berjalan dengan baik dalam menangani masalah kesulitan belajar siswa, masih adanya anggapan bahwa peserta didik yang mendapat nilai rendah adalah anak yang bodoh, belum adanya koordinasi yang terjalin baik antara guru BK dengan guru mata pelajaran dalam usaha menangani masalah belajar peserta didik.

Keadaan seperti itulah yang melatarbelakangi perlunya kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membantu peserta didik yang under achiever, karena dengan bentuk kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran banyak sedikitnya akan lebih bisa membantu atau menangani peserta didik yang under achiever tersebut.

Dari permasalahan tersebut maka fokus penelitian yaitu: 1) Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membimbing peserta didik yang under achiever untuk mengenal keadaan diri pribadinya dalam rangka mengoptimalkan prestasi, 2) kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membimbing peserta didik yang under achiever untuk memiliki keterampilan belajar.

Berdasarkan fokus penelitian yang telah penulis kemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membantu peserta didik yang under achiever di SMA negeri 1 talamau kabupaten pasaman barat?

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam

membimbing peserta didik yang under achiever untuk mengenal keadaan diri pribadinya dalam rangka mengoptimalkan prestasi, 2) kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membimbing peserta didik yang under achiever untuk memiliki keterampilan dalam belajar.

Metode Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 sampai 12 September 2015, dan penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Talamau Kabupaten Pasaman Barat.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Menurut Bungin, 2007 (Defriani, 2014:46) penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, atau berbagai fenomena sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model dan tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data deskriptif kualitatif, peneliti mengorganisasikan data dalam bentuk tabel, kemudian menginterpretasikan data, sehingga dapat disimpulkan berdasarkan pembahasan dari interpretasi data hasil wawancara bersama informan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan informan penelitian, karena penelitian ini mengkaji tentang kerjasama yang dilakukan oleh guru BK dan guru mata pelajaran dalam membantu peserta didik under achiever, maka peneliti menentukan informan penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu.

Berhubung jumlah guru BK sedikit, maka peneliti mengambil semua guru BK sebagai informan kunci. Sementara untuk guru mata pelajaran yaitu guru matematika, guru bahasa inggris, guru bahasa indonesia yang juga merupakan informan kunci dalam penelitian ini peneliti mempunyai berbagai pertimbangan di antaranya karena mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik dan merupakan mata pelajaran pada Ujian Nasional (UN). Untuk informan

(5)

tambahan peneliti mengambil dua orang peserta didik yang under achiever.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara dan studi dokumentasi. Moleong (2010:186) menjelaskan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Sedangkangkan Musfiqon (2012:131), Studi dokumentasi bertujuan untuk menggali data yang bersifat teks atau artefak misalnya berupa catatan, foto dan data lain sesuai fokus penelitian.

Menurut Sugiyono (2013:366) dalam menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:1) kepercayaan (Credibility), 2) keteralihan (Transferability), 3) dapat dipercaya (Depenability).

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data dan verifikasi.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka terlihatlah kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membantu peserta didik yang under achiever yaitu sebagai berikut:

1. Kerjasama Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Membimbing Peserta Didik Under Achiever untuk Mengenal Keadaan Diri Pribadi dalam Rangka Mengoptimalkan Prestasinya.

a. Kerjasama guru BK dan guru mata

pelajaran dalam berbagi

informasi tentang keadaan pribadi peserta didik under achiever sudah dilakukan tetapi belum semua guru mata pelajaran yang melakukan ini.

Ada guru mata pelajaran yang memberikan informasi kepada guru BK, tetapi informasi tersebut diberikan tidak berkelanjutan.

Beberapa orang guru mata pelajaran tidak memberikan informasi kepada guru BK bahkan ada yang tidak melakukan kerjasama dalam pertukaran informasi mengenai keadaan diri peserta didik.

b. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melakukan tes bakat dan minat tidak dilakukan. Guru BK melaksanakan tes bakat dan minat tanpa melibatkan guru mata pelajaran.

Hasil tes yang dilakukan kemudian diolah oleh guru BK, setelah didapatkan hasil barulah berbagai hasil tes bakat dan minat yang dibutuhkan oleh guru mata pelajaran diberikan oleh guru BK.

c. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sudah dilakukan, hal ini terlihat dari guru BK memberikan hasil pengolahan angket yang diberikan kepada peserta didik dalam menentukan bidang ekstrakurikuler yang akan dipilih peserta didik.

Neviyarni (2009:108) menjelaskan bahwa tujuan kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran salah satunya adalah untuk membimbing peserta didik under achiever untuk mengenal keadaan diri pribadinya dalam rangka mengoptimalkan prestasinya.

Guru BK dan guru mata pelajaran bekerjasama dalam pengenalan keadaan pribadi peserta didik under achiever. Hal ini dapat dilakukan dalam bertukar informasi, melakukan tes bakat dan minat, dan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler.

Guru BK memberikan hasil tes serta informasi tentang keadaan pribadi siswa seperlunya yang bertujuan supaya peserta didik dapat mengarahkan dan menggali potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai prestasi belajar yang baik.

Sedangkan hasil yang didapatkan kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam pertukaran informasi tentang keadaan pribadi peserta didik sudah dilakukan tetapi masih terbatas dan belum optimal. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melakukan tes bakat dan minat tidak ada.

Guru BK melaksanakan sendiri, untuk hasil baru diberikan kepada guru mata pelajaran itupun apabila diminta terlebih dahulu.

Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler kurang efektif. Guru BK dan guru mata pelajaran mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam bidangnya.

2. Kerjasama Guru BK dan Guru Mata Pelajaran dalam Membimbing Peserta Didik yang Under Achiever untuk Memiliki Keterampilan Belajar

a. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membentuk peserta

(6)

didik under achiever yang mandiri dalam belajar sudah dilakukan, hal ini terlihat dari kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam berkolaborasi untuk memberikan motivasi kepada peserta didik under achiever untuk bisa belajar sendiri tampa ketergantungan dengan temannya.

b. Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik under achiever sudah diakukan tapi tidak berjalan dengan baik. Karna terkadang guru BK hanya melakukan sendiri untuk memberikan motivasi dan menumbuhkan minat belajar peserta didik under achiever, begitupun guru mata pelajaran. Hanya memberikan motivasi dan menumbuhkan minat belajar peserta didik under achiever ketika proses belajar mengajar saja. Guru BK dan guru mata pelajaran jarang berkolaborasi dalam membantu peserta didik under achiever agar bersemangat dalam belajar dan bisa menumbuhkan dan mengembangkan minat yang dimilikinya.

Neviyarni (2009:108) menjelaskan bahwa tujuan kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran salah satunya adalah untuk membimbing peserta didik under achiever untuk memiliki keterampilan belajar. Guru BK dan guru mata pelajaran bekerjasama dalam membentuk peserta didik under achiever yang mandiri dalam belajar dan bekerjasama dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik under achiever.

Guru BK dan guru mata pelajaran melakukan pendekatan kepada peserta didik under achiever dan memberikan perhatian dan bimbingan kepada peserta didik under achiever. Dalam hal membantu peserta didik under achiever yang tidak semangat dalam belajar guru BK dan guru mata pelajaran melakukan pendekatan dan komunikasi secara langsung dengan peserta didik tersebut. Memberikan bimbingan dan motivasi serta memberikan tugas mandiri kepada peserta didik tersebut.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membantu peserta didik yang under achiever, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membimbing peserta didik under achiever untuk mengenal keadaan diri pribadinya dalam rangka mengoptimalkan prestasinya.

a. Dalam pertukaran informasi tentang keadaan pribadi peserta didik under achiever sudah dilakukan tetapi belum maksimal. Karna belum semua guru BK dan guru mata pelajaran yang melakukan kerjasama dalam berbagi informasi tentang keadaan pribadi peserta didik under achiever.

b.Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melakukan tes bakat dan minat tidak terlihat karna guru BK melaksanakan tes bakat dan minat tampa melibatkan guru mata pelajaran. Hasil yang diperoleh guru BK baru diberikan kepada guru mata pelajaran jika sangat dibutuhklan oleh guru mata pelajaran.

c.Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sudah dilakukan. Hal ini terlihat dengan adanya kerjasama yang dilakukan guru BK dan guru mata pelajaran mulai dari akan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler sampai dengan memantau peserta didik under achiever ketika melakukan aktifitas ekstrakurikuler tersebut.

2.Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membimbimbing peserta didik under achiever untuk memiliki keterampilan belajar.

a.Dalam membentuk peserta didik under achiever yang mandiri dalam belajar sudah terlaksana atau sudah dilakukan karna dalam hal ini guru BK dan guru mata pelajaran sudah bekerjasama atau sudah berkolaborasi dalam membantu peserta didik under achiever yang tidak bisa belajar sendiri atau yang tidak mandiri dalam belajar.

b.Kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik under achiever sudah dilakukan tetapi tidak

(7)

berjalan dengan baik. Karna guru BK dan guru mata pelajaran jarang berkolaborasi dalam membantu peserta didik under achiever agar semangat dalam belajar dan bisa menumbuhkan dan mengembangkan minat yang dimilikinya.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait sebagai berikut:

1. Guru BK

Kepada guru BK peneliti menyarankan supaya lebih

meningkatkan kerjasama dengan guru mata pelajaran dalam hal membantu peserta didik yang under achiever.

Karna guru mata pelajaran adalah orang yang sering bertatap muka dengan peserta didik, dan orang yang lebih tau tentang perkembangan peserta didik disetiap harinya.

2. Guru Mata Pelajaran

Kepada guru mata pelajaran peneliti menyarankan supaya lebih meningkatkan kerjasama dengan guru BK, hal ini akan memudahkan dalam berbagai permasalahan peserta didik di dalam kelas terutama dalam membantu peserta didik yang under achiever. Guru mata pelajaran dan guru BK bisa bekerjasama dalam setiap masalah yang dihadapi peserta didik.

3. Kepala Sekolah

Peneliti menyarankan supaya kepala sekolah memperhatikan dan mengusahakan supaya ada kerjasama antara guru BK dan guru mata pelajaran. Karna dengan adanya kerjasama antara guru BK dan guru mata pelajran sangat berpengaruh dalam keberhasilan peserta didik di sekolah. Agar peserta didik bisa terbantu dalam setiap permasalahan yang dialaminya, terutama peserta didik under achiever.

4. Pengelola Program Studi BK

Sebagai bahan masukan dalam upaya mengembangkan pendidikan calon guru BK yang berkarakter, cerdas yang terkait dengan kerjasama guru BK dan guru mata pelajaran dalam membantu peserta didik yang under achiever.

5. Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan hasil penelitian ini sebagai acuan atau pedoman untuk melakukan penelitian yang relevan.

Kepustakaan

Defriani, Gusri. (2014). Upaya Guru BK dalam Mengatasi Peserta Didik yang Under Achiever di SMP Negeri 12 Padang. Skripsi tidak Diterbitkan, STKIP.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus.

Yogyakarta: NuhaLitera.

Musfiqon.(2012).

PanduanLengkapMetodologiPeneliti anPendidikan. Jakarta:

PrestasiPustakaraya

Neviyarni. (2009). Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berorientasi Khalifah Fil Ard. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono.(2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Undang-undang SISDIKNAS. (2003).

UURI No. 20 Tahun 2003.

Jakarta: Grafik

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling

bahwa gambaran secara empiris mengenai persep- si sikap guru mata pelajaran terhadap peran gu- ru BK dalam taraf baik yakni secara kognitif dan afektif memiliki

Dari hal tersebut apakah yang akan dilakukan guru BK dalam menangani kasus perilaku sosial murid, padahal guru BK ini belum pernah menjadi atau belajar tentang

Langkah ini terfokus pada pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK/Konselor guna memantapkan peserta didik pada mata pelajaran yang

Permasalahan yang dihadapi kelompok mitra antara lain Anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran Kimia (MGMP) masih mengalami kesulitan dalam: a)

Penelitian yang telah dilakukan memberikan ke- simpulan bahwa gambaran komunikasi interperson- al guru mata pelajaran dengan guru BK di SMP Neg- eri  masuk pada kategori

Memahami kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu.. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran

KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian diatas, maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: 1 Cara yang dapat guru BK lakukan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa