• Tidak ada hasil yang ditemukan

kerjasama guru bk dengan guru mata pelajaran

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "kerjasama guru bk dengan guru mata pelajaran"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

▸ Baca selengkapnya: contoh agenda harian guru mata pelajaran

(2)

KERJASAMA GURU BK DENGAN GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM MENDIAGNOSIS PESERTA DIDIK

YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR (Studi Deskriptif di SMP Negeri 1 Nan Sabaris)

Oleh:

Roza Mariati*

Ahmad Zaini, S.Ag., M.Pd.**

Septya Suarja, M.Pd.**

Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

This study was descriptive qualitative research, with research sites in the country SMP 1 Nan Sabaris. The key informant in this study is one teachers guidance and counseling, a teachesof mathematics courses, and while as an informant in addition that one person and one person homeroom students. Instruments that researchers use in this study is interview. Data analysis techniques are data reduction, data presentation and conclusion. The results have been analyzed interviews revealed that: 1. Identify difficulty learning mathematics learners performed by tha teacher guidance and counseling collect data teaches of mathematics learning difficulty by looking at the value under the KKM, while homeroow identified by looking at the results of learning in class. 2. Alleviating the difficulties of learners, teachers do things that guidance and counseling by approaching, math teacher alleviate learning difficulties by providing training and helping homeroom teacher guidance and counseling and mathematics teachers in alleviating learning difficulties. 3. Following up the learning difficulties of students, teacher guidance and counseling provide motivation and advice, math teacher gives matter axercises for learners to trained, while the class teacher will follow uplearners experience keaulitan lear math. This studi was recommended to teacher guidance and counseling to working with teacher of mathematics courses and diagnose learning difficulties learners.

Keywords: Co-operationt and diagnose learning difficulties.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan wahana pokok sebagai kunci bagi perkembangan sumber daya manusia untuk menghasilkan manusia yang memiliki kemampuan, kepribadian, dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan perkembangannya.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan bangsa di masa yang akan datang.

Tugas pengajar menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB X Pasal 39 adalah : (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan, (2) Pendidikan merupakan tenaga profesional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbing dan pelahan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mengembangkan misi dalam rangka membantu peserta didik mengembangkan potensi secara optimal, memiliki sikap dan kepribadian yang baik serta mampu bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu diadakan kegiatan belajar yang merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan pendidikan.

Mengikuti proses belajar di sekolah, peserta didik tidak selamanya mendapatkan hasil belajar yang baik. Keberhasilan atau kegagalan peserta didik dalam mengikuti

(3)

pelajaran di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri (inteligensi, bakat, minat, cita-cita, motivasi) dan faktor dari luar diri peserta didik (lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah). Guru merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan peserta didik di sekolah.

Beberapa atau sebagian peserta didik yang mengikuti pelajaran di SMP, mengalami kesulitan belajar, ditandai dengan perolehan nilai di bawah rata-rata, malas dan susah untuk belajar, dan sejenisnya. Wulandari (Avivi, 2013: 3) menyatakan kesulitan peserta didik dalam belajar berkaitan dengan masalah inteligensi, sikap, minat dan bakat, motivasi, lingkungan sosial, latar belakang keluarga, sarana belajar dan kebiasaan belajar yang belum menguntungkan. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan mempengaruhi proses dan hasil belajar.

Ramana (Avivi, 2013: 3) menjelaskan kesulitan belajar peserta didik yang terjadi adalah belum mengerti petunjuk pengerjaan tugas, tidak memiliki keterampilan dasar untuk menguasai pelajaran serta tidak menjawab soal ujian, catatan pelajaran tidak lengkap.

Upaya pemberian bantuan kesulitan belajar yang dialami peserta didik merupakan peranan guru mata pelajaran dan guru BK/konselor di sekolah. Guru mata pelajaran dan guru BK/konselor dharapkan dapat memberikan dorongan agar peserta didik dapat mengikuti proses belajar dengan baik, dapat menangani keluhan yang dialami peserta didik dalam proses belajarnya serta mampu menyusun perencanaan layanan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian guru BK/konselor perlu melakukan berbagai kegiatan dalam membantu kesulitan belajar peserta didik.

Peranan guru mata pelajaran untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan juga tidak kalah pentingnya.

Menurut Hamalik (2002: 33) “Peran yang harus dilaksanakan oleh guru di sekolah ialah memberikan pelayanan kepada peserta didik agar mereka menjadi anak didik yang selaras dengan tujuan sekolah”. Hal ini dipertegas Ahmadi (1998: 98) bahwa “Guru mata pelajaran mempunyai tanggung jawab

untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didik. Artinya guru mata pelajaran harus bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar.

Selanjutnya Prayitno (1994: 286) mengemukakan tahapan yang dilalui oleh guru mata pelajaran dalam membantu kesulitan belajar peserta didik di sekolah antara lain: (1) Pengenalan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, (2) Pengungkapan sebab-sebab timbulnya kesulitan belajar, (3) Pemberian bantuan untuk mengentaskan kesulitan belajar, (4) Menyerahkan peserta didik bermasalah berkonsultasi dengan guru BK/konselor mengarah kepada bantuan terhadap kesulitan belajar itu dilakukan oleh kedua pihak akan menghasilkan berkurangnya masalah belajar peserta didik tersebut. Dengan demikian guru mata pelajaran juga diharapkan dapat mengidentifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga kesulitan yang dialami peserta didik tersebut dapat dientaskan. Prayitno, (1997: 186) menegaskan perlu ada kerjasama yang baik antar personil sekolah dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukan sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada 20 Februari 2016 dengan satu orang guru BK di SMP Negeri 1 Nan Sabaris diketahui bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah belum berjalan sebagaimana mestinya.

Layanan yang diberikan belum tepat sasaran.

Hal ini terjadi karena guru BK tidak memiliki banyak waktu untuk memperhatika n kondisi peserta didik saat belajar di kelas.

Guru mata pelajaran pun tidak memberikan data peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru BK, khususnya data peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Peserta didik merasa belum diberikan bantuan remedial terhadap nilai-nilai mata pelajarannya yang masih rendah, peserta didik juga belum diberikan format kesulitan penguasaan materi pelajaran (F-KPMP) dan tindaklanjut terhadap kesulitan belajar oleh guru BK dan

(4)

guru mata pelajaran sehingga peserta didik belum mengetahui dimana letak kesulitannya dalam belajar, serta guru mata pelajaran matematika masih beranggapan bahwa dalam menyelesakan masalah kesulitan belajar adalah tanggung jawab guru BK saja.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Kerjasama guru mata pelajaran dengan guru BK dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 1 Nan Sabaris”.

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran dalam membantu peserta didik yang mengalami masalah belajar sebaga berikut:

1. Peserta didik belum diberikan bantuan remedial/pengayaan terhadap nilai yang rendah secara maksimal.

2. Peserta didik belum diberikan format kesulitan penguasaan materi pelajaran (F-KPMP) terhadap kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

3. Peserta didik belum ditindaklanjuti oleh guru BK dan guru mata pelajaran permasalahannya.

4. Guru mata pelajaran beranggapan bahwa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar merupakan tanggungjawab huru BK saja.

5. Guru mata pelajaran tidak memberikan data peserta didik yang mengalami kesulitan belajar kepada guru BK.

Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu dalam latar belakang masalah serta dari pengamatan awal (grand tour) dtemukan fenomena-fenomena yang dipilih sebagai objek perhatian untuk dikaji secara ilmiah sebagai berikut:

1. Kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam mengidentifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 1 Nan Sabaris.

2. Kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam mengentasan kesulitan belajar peserta didik di SMP Negeri 1 Nan Sabaris.

3. Kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam menindaklanjuti permasalahan kesulitan

belajar peserta didik di SMP Negeri 1 Nan Sabaris.

Bertolak dari identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah yang menjadi objek penelitian ini “ Bagaimana kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 1 Nan Sabaris?”.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yaitu:

1. Kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam mengidentifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 1 Nan Sabaris.

2. Kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam mengentasan kesulitan belajar peserta didik di SMP Negeri 1 Nan Sabaris.

3. Kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam menindaklanjuti permasalahan kesulitan belajar peserta didik di SMP Negeri 1 Nan Sabaris.

Metode Penelitian

Waktu yang telah peneliti gunakan dalam melaksanakan penelitian ini yaitu dari tanggal 26 Juni sampai 10 Juli 2016. Adapun lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Nan Sabaris terletak di Jln. Gunung Basi Pauh Kambar Kabupaten Padang Pariaman, Kecamatan Nan Sabaris.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Iskandar, (2009: 32) menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang berpegang kepada fenomena yang terjadi. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah orang- orang yang kompeten yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian.

Adapun teknik mendapatkan informan penelitian adalah menggunakan snowball sampling. Menurut Lee dan Berg (Iskandar, 2009: 115) menjelaskan snowball sampling adalah teknik bola salju yang dimulai dengan menetapkan satu atau beberapa orang informan kunci (key informans) dan melakukan interview terhadap mereka secara bertahap atau berproses, dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti akan menetapkan empat orang informan kunci dan mengadakan interview atau wawancara.

(5)

Informan kunci dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel.1 Informan Kunci Penelitian No Inisial JK Pekerjaan

1 U P Guru Bimbingan

dan Konseling

2 M P Guru Matematika

Kelas VII.5 Tabel.2 Informan Tambahan Penelitian

No inisial JK pekerjaan

1 N P Wali Kelas, Kelas

VII.5

2 NA P Peserta didik

Kelas VII.5

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini wawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian yang terbatas. Adapun teknik wawancara yang dapat digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara tidak terstruktur. Menurut Iskandar (2009:132) wawancara tidak terstruktur merupakan seorang peneliti bebas menentukan fokus masalah wawancara, kegiatan wawancara mengalir seperti dalam percakapan biasa, yaitu mengikut dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi responden.

Iskandar (2009: 132) menjelaskan adapun langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam wawancara sebagai berikut : 1. Menetapkan kepada siapa wawancara

itu akan dilakukan

2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

3. Mengawali atau membuka alur wawancara.

4. Melangsungkan alur wawancara.

5. Mengkonfirmasikan hasil wawancara dan mengakhirinya.

6. Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan

7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

Hasil dan Pembahasan

1. Kerjasama Guru BK dengan Guru Mata Pelajaran Matematika dalam Mengidentifikasi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan empat orang informan dalam mengidentifikasi peserta didik dalam pengumpulan data peserta didk yang mengalami kesulitan belajar matematika maka guru BK, guru matematika, dan wali kelas mengumpulkan data dari biodata peserta didik dan nilai-nilai peserta didik yang berada di bawah KKM. Guru BK mengolah data peserta didik dengan cara melihat biodata dan hasil pengolah AUM peserta didik tersebut, sedangkan guru matematika dan wali kelas mengolah data dari nilai-nilai yang telah diperolehnya. Dalam mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik guru BK, guru matematika dan wali kelas melihat dalam proses belajar peserta didik tersebut dan nilai-nilainya yang berada di bawah KKM.

2. Kerjasama Guru BK dengan Guru Mata Pelajaran Matematika dalam Mengentasan Kesulitan Belajar Peserta Didik.

Berdasarkan hasil wawancara empat orang informan dalam mengentaskan kesulitan belajar: guru BK, guru matematika dan wali kelas memperkirakan yang akan terjadi kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar matematika jika tidak terhentaskan maka akan berdampak negatif dan peserta didik merasa terkucil dari teman-temana sebayanya. Guru-guru di sekolah akan melibatkan teman dan orang tua dalam membantu peserta didik tersebut untuk belajar di rumah. Guru BK, guru matematika dan wali kelas melihat nilai peserta didik sudah mulai meningkat setelah dialih tangan kasuskan.

3. Kerjasama Guru BK dengan Guru Mata Pelajaran Matematika dalam Menindaklanjuti Permasalahan Kesulitan Belajar Peserta Didik.

Berdasarkan hasil wawancara empat informan dalam menindaklanjuti kesulitan belajar: Guru BK, guru matematika dan wali kelas melihat perubahan nilai peserta didik tersebut.

Guru BK memberikan bantuan layanan khusus kepada peserta didik, sedangkan guru matematika memberikan latihan di rumah. Tindaklanjut yang diberikan kepada peserta didik yang mengami

(6)

kesulitan belajar yaitu dengan memberikan latihan khusus untuk peserta didik tersebut, supaya peserta didik dapat menambah pengetahuannya lagi.

Pembahasan

1. Kerjasama Guru BK dengan Guru Mata Pelajaran Matematika dalam Mengidentifikasi Peserta Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK, guru Matematika dan wali kelas bahwa, kerjasama dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar mata pelajaran matematika sudah berjalan dengan baik dan guru-guru tersebut sudah saling kerjasama dsalam menyelesaikan permasalahan belajar matematika peserta didik.

Berdasakan hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam mendiagnosis peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 1 Nan Sabaris, sebagaimana Irawati (Avivi, 2011: 94) menjelaskan bahwa kerjasama guru bimbingan dan konseling dengan guru matematika dalam meningkatkanprestasi belajar salah satunya yaitu saling memberikan informasi, saran danmasukan ataupun saling bertukar pikiran tentang permasalahan peserta didik, memanggil orang tua peserta didik ke sekolah, dan mengunjungi rumah peserta didik.

Prayitno (1997:23) menjelaskan bahwa bimbingan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka upaya menemukan pribadi mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

Syamsudin (Mulyadi, 2010: 19) menjelaskan identifikasi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan dengan menghimpun, menganalisis dan menafsirkan data hasil belajar dapat dipergunakan alternatif acuan penilaian.

2. Kerjasama Guru BK dengan Guru Mata Pelajaran Matematika dalam Mengentasan Kesulitan Belajar Peserta Didik.

Dari hasil penelitian di atas kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam mendiagnosis peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 1 Nan Sabaris, sebagaimana dijelaskan oleh Kosasi (Avivi, 2011: 95) bahwa guru dapat melakukan tugas bimbingan dalam proses pembelajaran berlangsung antara lain dengan melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar. Dalam hal ini guru mencari atau mengidentifikasi sumber- sumber kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

Mulyadi, (2010: 7) menjelaskan kesulitan belajar pada dasarnya suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis manifestasi tingkah laku baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Sesuai dengan pengertian kesulitan belajar sebagaimana dikemukakan di atas, maka tingkah laku manifestasi ditandai dengan adanya hambatan- hambatan tertentu. Gejala ini berlangsung secara langsung antara lain dengan melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan belajar. Dalam hal ini guru mencari atau mengidentifikasi sumber-sumber kesulitan belajar yang dialami peserta didik.

3. Kerjasama Guru BK dengan Guru Mata Pelajaran Matematika dalam Menindaklanjuti Permasalahan Kesulitan Belajar Peserta Didik.

Dari hasil penelitian di atas kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam mendiagnosis peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di SMP Negeri 1 Nan Sabaris, sebagaimana dijelaskan oleh Abu Ahmadi dalam Soetjipto dan Raflis Kosasi (Avivi, 2011:96) yang menyatakan bahwa masalah-masalah yang belum terpecahkan dan berada di luar batas kewenangan guru dapat dialih tangankan (referal) kepada guru pembimbing yang ada di sekolah itu, kepada ahli lain yang dipandangnya tepat untuk menangani permasalahan tersebut.

Syahril (2009 :88) menjelaskan guru mata pelajaran dan guru bimbingan konseling sebagai tenaga tenaga ahli pengajaran dan praktik dalam bidang

(7)

studi atau program latihan tertentu dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan peserta didik, peranan guru mata pelajaran dan guru praktik dalam pelayanan bimbingan dan konseling

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam mendiagnosis peserta didik yang mengalami kesulitan belajar (Studi Deskriptif di SMP Negeri 1 Nan Sabaris), maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik mata pelajaran matematika ini mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan tersebut gunanya untuk mengelompokkan siapa saja peserta didik yang mengalami kesulitan belajar matematika ini. Guru BK, guru matematika dan wali kelas mendiagnosis kembali siapa saja peserta didik yang mengalami kesulitan belajarnya.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwasanya kerjasama guru dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar mata pelajaran matematika sudah berjalan dengan baik dan guru-guru tersebut sudah saling kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan belajar matematika peserta didik.

2. Kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam mengentaskan kesulitan belajar peserta didik, dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar matematika ini maka guru BK dan guru matematika akan memperkirakan akibat yang akan terjadi kepada peserta didik apabila permasalahan kesulitan belajar peserta didik ini belum terhentaskan dengan baik dan akan berdampak buruk buat diri peserta didik tersebut.

Mengentaskan permasalahan peserta didik ini guru di sekolah akan melibatkan pihak-pihak yang terkait, guna untuk membantu peserta didik itu sendiri.

Selain itu juga, akan melibatkan teman- teman sebayanya ketika di sekolah untuk membantu dalam proses belajar, di sini

orang tua juga sangat berperan aktif dalam membantu peseta didik untuk belajar di rumah.

3. Kerjasama guru BK dengan guru mata pelajaran matematika dalam menindak lanjuti kesulitan belajar peserta didik, maka Guru BK dan guru matematika mengevaluasi kembali materi yang belum dipahaminya dan memberikan contoh soal untuk dikerjakan peserta didik tersebut, apakah peserta didik itu benar-benar sudah paham atau belum tentang materi-materi sebelumnya.

Dalam mengevaluasi peserta didik ini guru BK dan guru matematika melakukan peninjauan kembali terhadap peserta didik ini baik saat peserta didik berada di dalam kelas maupun peserta didik berda di luar kelas.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diajukan beberapa saran kepada pihak yang terkait, sebagai berikut:

1. Guru bimbingan dan konseling, diharapkan lagi kerjasamanya dengan guru mata pelajaran dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar supaya dapat membantu anak dalam proses belajarnya.

2. Guru mata pelajaran matematika, agar lebih meningkatkan kerjasama dengan guru BK dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar matematika.

3. Wali kelas, diharapkan lagi kerjasamanya dengan guru BK dan guru matematika dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar di sekolah.

4. Kepala Sekolah, diharapkan lebih mendukung kegiatan kerjasama guru BK dan guru matematika dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematika, serta dapat memberikan guru BK jam pelayanan yang lebih memadai agar kegiatan pelayanan di dalam kelas dapat berjalan dengan baik.

5. Personil sekolah, diharapkan untuk lebih meningkatkan kerjasama dalam membantu permasalahan yang dialami peserta didik, dengan adanya kerjasama maka SMP Negeri 1 Nan Sabaris mampu

(8)

berkembang dan menjadi contoh bagi sekolah lainnya.

6. Peserta didik, diharapkan untuk lebih giat dalam belajar agar mendapatkan prestasi dan nilai yang

memuaskan,sehingga dapat

meningkatkan akreditasi SMP Negeri 1 Nan Sabaris.

7. Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat agar dapat meningkatkan sistem perkuliahan khususnya dalam kerjasama guru mata pelajaran matematika dengan guru BK dalam mendiagnosis peserta didik yang mengalami kesulitan belajar (Studi Deskriptif di SMP Negeri 1 Nan Sabaris).

8. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian lanjutan dibidang pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam membantu permasalahan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, sehingga mampu mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimiliki.

Kepustakaan

Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Avivi. 2011. Kerjasama Guru dan Guru BK dalam Mendiagnosis Kesulitan Belajar Siswa. Padang : UNP.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif:

Jakarta: Pernada Media Group.

Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan

Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara.

Husna, Aimmatul. 2014. Tingkat Pemahaman Konselor terhadap Implementasi BK dalam Kurikulum 2013 di SMA Se-Kabupaten Cilacap Tahun 2013-2014. Hal. 1-173.

Iskandar. 2009. Metode Penelitian

Kualitatif. Jakarta : Gaung Persada.

Mulyadi. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta : Nuha Litera.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang : UNP.

Prayitno, dkk. 1997. Seri Pemandu

Pelaksanaan BK di Sekolah (SLTP).

Padang: UNP.

Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Ikrar

Mandiriabadi.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Syahril dan Ilyas, Asmidir. 2009. Profesi Kependidikan. Padang : UNP Press.

Wahyudi, Iman. 2012. Mengajar

Profesional Guru. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Wassid, Iskandar dan Sunandar, Dadang.

2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : Remaja Rossakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Peran Guru BK untuk Meningkatkan Minat Peserta Didik Dilihat dari Perhatian Hasil penelitian menunjukkan peran guru BK untuk meningkatkan minat peserta didik dilihat dari perhatian

Patke / How I Came to be Associated with Kritika Kultura 103 Kritika Kultura 30 2018: 103–104 © Ateneo de Manila University The story of my association with Kritika Kultura starts