• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEJAHTERAAN EKONOMI MUSTAHIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KESEJAHTERAAN EKONOMI MUSTAHIK "

Copied!
132
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

1 Rian Sanjaya, Model Penggunaan Zakat Produktif Pada Lembaga Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat, (Skripsi Wisuda Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), hal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan adalah dengan dana Zakat yang dikelola oleh Badan Amil Zakat Nasional.

Fokus dan Subfokus Penelitian

Peran lembaga amil zakat sebagai fasilitator sangat penting dalam pengelolaan dan pendayagunaan zakat sebagai instrumen yang dapat mempengaruhi pemerataan sosial ekonomi masyarakat. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti program pemberdayaan di BAZNAS dengan judul skripsi “PERAN LEMBAGA.

Perumusan Masalah

Manfaat Penelitian

Sistematika Penulisan

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui peran LPEM BAZNAS dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi mustahik. Dengan demikian peneliti memperoleh informasi yang diperlukan, dan memperoleh data yang obyektif tentang peran LPEM BAZNAS dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi mustahik. Bentuk dokumentasi dari penelitian tesis ini adalah peran LPEM BAZNAS dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi mustahik.

Proses penilaian wilayah dilakukan langsung oleh LPEM BAZNAS dan pendamping program di daerah yang mempunyai potensi baik dan mendukung pelaksanaan program LPEM BAZNAS. Setelah mustahik menjadi anggota LPEM BAZNAS, akan dilakukan pendampingan program secara intensif, pendamping program membantu mustahik dalam mengembangkan usahanya. Pendamping mengadakan pertemuan kelompok 2 kali dalam sebulan untuk memantau perkembangan usaha mustahik binaan LPEM BAZNAS.

Mustahik penerima manfaat program LPEM BAZNAS diberikan pendampingan dan bimbingan oleh pendamping program yang ditentukan oleh LPEM BAZNAS sesuai dengan program yang dilaksanakan. Bantuan program LPEM BAZNAS diberikan paling lama 2 tahun terhitung setelah mustahik menerima bantuan dana pengembangan usaha. Penyelenggaraan pemberdayaan mustahik melalui program yang dilakukan oleh LPEM BAZNAS tentunya tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan dalam pelaksanaannya.

Selektif dalam menentukan mustahik penerima program LPEM BAZNAS dan memantau kegiatan pendamping program secara masif. Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) BAZNAS merupakan salah satu lembaga yang dibentuk oleh BAZNAS berdasarkan keputusan Ketua BAZNAS No. 18 Tahun 2018 yang tugas dan fungsinya meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin (mustahik) melalui pertanian. , peternakan, perikanan, kelautan, perkebunan dan kehutanan. Berkelanjutan berdasarkan nilai-nilai pemberdayaan zakat dan merupakan salah satu elemen fundamental untuk mewujudkan visi BAZNAS.1 Program LPEM BAZNAS adalah sebagai berikut. Proses penilaian daerah dilakukan langsung oleh LPEM BAZNAS dan pendamping program terhadap daerah yang mempunyai potensi baik dan mendukung pelaksanaan program LPEM BAZNAS.

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus

  • Peran
  • Ekonomi
  • Kesejahteraan Mustahik

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq dan mengetahui bagaimana pelaksanaan zakat produktif di BAZNAS Boyolali. PENGARUH PEMBERDAYAAN ZAKAT PRODUKTIF TERHADAP PEMBERDAYAAN MUSTAHIQ (Studi pada lembaga amil zakat DPUDT Bandar Lampung)”. 54 Wardanti Murni Saputri, Analisis Pemberdayaan Ekonomi Mustahik melalui Zakat Produktif Studi kasus Badan Amil Zakat Nasional Boyolali, strata satu, (Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 2018).

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan zakat produktif terhadap pemberdayaan mustahiq DPUDT Bandar Lampung. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan zakat secara produktif terhadap pemberdayaan mustahiq DPUDT Bandar Lampung. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan khususnya variabel konsumsi produktif zakat mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel pemberdayaan mustahiq.

55 Suratno, Pengaruh Pemberdayaan Zakat Produktif terhadap Pemberdayaan Mustahiq (Studi pada Lembaga Amil Zakat Dpudt Bandar Lampung), strata satu, (Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana program pemberdayaan mustahiq melalui adanya program zakat produktif.

METODOLOGI PENELITIAN

Tujuan Penelitian

Tempat dan Waktu Penelitian

Latar Penelitian

Metode dan Prosedur Penelitian

Data dan Sumber Data

Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur jurnal mengenai permasalahan yang dibahas. Penulis melakukan penelitian langsung dengan mengajukan berbagai pertanyaan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam hal ini Pengelola LPEM BAZNAS, baik secara lisan maupun mendengarkan langsung pernyataan dan informasi dari narasumber. Metode dokumentasi mencari data tentang suatu hal atau variabel dalam bentuk catatan, transkrip dan lain sebagainya.

Teknik Analisis Data

Menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber, baik dari wawancara, observasi yang dicatat dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan lain sebagainya. Data yang dibaca, dipelajari, dan dikaji jumlahnya bisa sangat besar, sehingga memerlukan reduksi (reduksi, penyusutan, dan reduksi).

Validitas Data

Penerima mustahik penerima program wirausaha mustahik yang diusung LPEM BAZNAS pada bulan Desember 2019 berjumlah 1.417 orang, wilayah usaha program wirausaha mustahik tersebar di 8 provinsi dan 27 kabupaten/kota di Indonesia dengan kategori usaha perdagangan, jasa, produk dan beberapa kategori. dari penyandang disabilitas. Setelah asesmen daerah selesai, proses selanjutnya yaitu asesmen mustahik yang nantinya akan dipromosikan oleh LPEM BAZNAS melalui program-programnya, berlanjut pada proses asesmen mustahik yang akan berlangsung. LPEM BAZNAS mempunyai peranan penting dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), karena program LPEM BAZNAS fokus pada usaha kreatif yang potensial dan sudah berjalan.

Secara umum LPEM BAZNAS berperan dalam pengembangan usaha yang sudah dijalankan dan dikelola oleh mustahik, LPEM BAZNAS melakukan pengembangan dengan memberikan bantuan modal usaha sesuai dengan usulan anggaran yang diajukan mustahik. Pendamping program juga akan membantu perizinan baik izin usaha, pengolahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau pengolahan label halal produk mustahik di bawah bimbingan LPEM BAZNAS. Setelah itu, kelompok mustahik yang telah mendapat bantuan program selama 2 tahun harus mendirikan badan usaha bersama atau koperasi. Proses pendirian koperasi akan dibantu oleh LPEM BAZNAS berdasarkan prosesnya.

LPEM BAZNAS melakukan pemberdayaan dengan memberikan bantuan permodalan untuk pengembangan usaha, sesuai dengan rancangan anggaran yang diajukan oleh Mustahik dan disetujui oleh LPEM BAZNAS. Dalam proses pelaksanaan program-program tersebut, LPEM BAZNAS memberikan pendampingan kepada kelompok mustahik binaan LPEM BAZNAS selama 2 tahun. Para pendamping program membantu mustahikh dalam menjalankan usahanya seperti dalam pengelolaan usaha, pengelolaan keuangan dan pengembangan usaha dimasa yang akan datang. Penerima mustahik penerima program wirausaha mustahik yang diusung LPEM BAZNAS per Desember 2019 berjumlah 1.417 orang, wilayah lokasi usaha dalam program wirausaha mustahik tersebar di 8 provinsi dan 27 kabupaten/kota di Indonesia dengan kategori usaha di bidang perdagangan, jasa , produk dan beberapa kategori penyandang disabilitas.

Setelah selesainya penilaian daerah maka dilanjutkan dengan proses selanjutnya yaitu penilaian mustahik yang nantinya akan dipromosikan oleh LPEM BAZNAS melalui program LPEM dan pendampingnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Tentang Latar Penelitian

Temuan penelitian

Penerima manfaat LPEM selama periode 2019 terdiri dari berbagai program dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 28.423 kepala keluarga, terdiri dari 21.222 laki-laki dan 7.201 perempuan. Pada tahap selanjutnya, Zmart Point akan diperuntukkan menjadi marketplace atau etalase seluruh produk hasil karya mustahik penerima manfaat program BAZNAS. Berfokus pada kegiatan pendampingan dan intervensi yang akan diberikan kepada mustahik, telah disiapkan 2 skema penerima manfaat yaitu Millennial Preneur (MP) dan Mandiri Micropreneur (MM).

Dalam kegiatan Millennial Preneur, penerima manfaat program ini adalah generasi muda berusia 21-35 tahun yang berpotensi mengembangkan kegiatan kewirausahaan yang juga dapat mendorong terbukanya lapangan kerja baru. Dalam kegiatan Mandiri Micropreneur, kategori penerima manfaat adalah mustahiq berusia 36-55 tahun dengan berbagai jenis usaha yang dapat meningkatkan pendapatan usaha dan memenuhi kebutuhan hidup secara mandiri. Berikut sebaran program berdasarkan provinsi: Jumlah penerima manfaat pada bulan Desember 2019 sebanyak 183 KK, peningkatan jumlah penerima manfaat dilakukan di Sukabumi, Serang, Karawang dan Garut dengan jumlah penerima manfaat tambahan sepanjang tahun 2019. 116 keluarga.

Peningkatan jumlah penerima manfaat untuk wilayah yang berdekatan dengan lokasi sebelumnya dilaksanakan pada periode pertama, selain itu penambahan penerima manfaat juga dilaksanakan di lokasi yang terintegrasi dengan program lembaga lain seperti sentra peternakan di kabupaten tersebut. Dalam kegiatan LDK tersebut calon mustahiki diberikan materi edukasi-motivasi selama 1 jam dan dikembangkan kegiatan lainnya untuk mendorong semangat calon mustahiki binaan LPEM BAZNAS.

Pembahasan Temuan Penelitian

Setelah masa 2 tahunnya habis, LPEM BAZNAS tidak lagi memberikan bantuan sehingga usahanya dikelola secara mandiri oleh kelompok mustahik. Berdasarkan analisa penulis melalui observasi dan studi lapangan yang dilakukan selama penelitian, penulis dapat menyimpulkan bahwa peran lembaga pemberdayaan ekonomi mustahik yaitu Badan Amil Zakat Nasional adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi mustahik yang berperan sebagai mikro. , usaha pengembang kecil dan menengah (UMKM) dan fokus pada potensi bisnis usaha kreatif yang sudah berjalan. Setelah mendapat bantuan program selama 2 tahun, para mustahik harus mendirikan usaha patungan atau koperasi, selanjutnya LPEM BAZNAS akan membantu proses pendirian koperasi dari awal sampai akhir sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Namun inovasi-inovasi yang sesuai dengan kebutuhan mustahik tetap diupayakan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan ekonomi mustahik. Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik” di Badan Amil Zakat Nasional Republik Indonesia pada tanggal 6 Juli 2020 dengan judul penelitian “Peranan Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik BAZNAS dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Mustahik”. LPEM) merupakan salah satu lembaga yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) berdasarkan keputusan ketua BAZNAS Nomor 18 Tahun 2018 tanggal 29 Maret 2018 yang mempunyai tugas dan fungsi meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin. (mustahik) melalui pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, perkebunan, dan kehutanan berkelanjutan yang dilandasi oleh nilai-nilai pemberdayaan zakat dan merupakan salah satu unsur pokok untuk mewujudkan visi BAZNAS.

Program Wirausaha Mustahik merupakan program pemberdayaan ekonomi bagi Mustahik produktif yang akan menjalankan usaha atau sudah menjalankan usaha dengan berbagai jenis produk. Jenis usaha yang dilakukan adalah usaha skala dalam negeri (makanan ringan, kue, minuman, pengolahan hasil). Mustahik yang didukung dapat berkonsultasi dengan pendamping program mengenai kegiatan usaha yang dilakukan mustahik.

Bahwa saya akan berkomitmen untuk mengelola dana tersebut agar saya dapat mengembangkan usaha saya menjadi bisnis yang berkembang secara berkelanjutan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Effect of High Dose Methylprednisolone Pulse Therapy Followed by Oral Prednisolone Administration on the Production of Anti-TSH Receptor Antibodies and Clinical Outcome