PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Nilai rata-rata siswa pada senam guling lantai di SMP Negeri 1 Lendah Kulon Progo belum mencapai KKM. Kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam guling lantai di SMP 1 Negeri Lendah Kulon Progo tidak diketahui.
Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Untuk mengetahui kategori kesulitan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lendah dalam mengikuti kelas back floor exercise.
KAJIAN TEORI8
Teori Belajar Gerak
Statistik Deskriptif Tingkat Kesulitan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Back Floor Exercise di SMP Negeri 1 Lendah. KESULITAN SISWA KELAS VII BELAJAR GYMNASTICS KATI ROLLO KEMBALI DI SMP NEGERI 1 LENDAH.
Tipe Gaya Belajar
Kesulitan Belajar
Dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah kondisi dimana seseorang mengalami hambatan saat belajar yang biasanya ditandai dengan hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Pembagian masalah belajar menjadi dua kategori, yaitu faktor yang berasal dari luar siswa (faktor sosial dan faktor non sosial) dan faktor yang berasal dari dalam diri siswa (psikologis dan fisiologis) (Suryabrata dalam Muktiani 2014:4).
Pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Melalui pembelajaran, siswa memperoleh pengetahuan yang berguna bagi dirinya untuk mencapai prestasi belajar.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah pendidikan menyeluruh yang tujuannya untuk merangsang perkembangan fisik, mental, dan sosial setiap individu agar dapat hidup produktif (Wahyuni, 2013: 9). Hidayatullah menyatakan bahwa tujuan pendidikan jasmani bukanlah kegiatan jasmani itu sendiri, melainkan mengembangkan potensi peserta didik melalui kegiatan jasmani.
Hakikat Senam Lantai
Melalui pembelajaran senam yang bervariasi, apabila siswa perlu meningkatkan kualitas pembelajaran senam maka siswa harus dapat meningkatkan kualitas fisiknya, sehingga kemampuan penguasaannya juga meningkatkan keterampilan senam yang dipelajarinya. Menurut Nggaa, senam sendiri terdiri dari senam artistik, senam ritmik atletik, senam akrobatik, senam olah raga aerobik, senam trampolin dan senam umum.
Guling Belakang
Daripada pendapat tersebut dapat disimpulkan bahawa guling belakang adalah pergerakan di mana pergerakan dilakukan dengan cara menggolekkan badan ke belakang dalam keadaan membongkok atau berdiri dengan tapak tangan sekuat mungkin dan kemudian badan menjadi kembali kepada asalnya. kedudukan atau kedudukan awal. Sentuh hujung kaki di atas tikar, kedua tapak tangan menekan tikar sehingga kedua tangan lurus, kepala dan badan terangkat.
Karakteristik Peserta Didik SMP
Dengan demikian, siswa SMP kelas VII yang rata-rata berusia 12-14 tahun tergolong remaja awal. Jean Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi empat tahap, yaitu Marinda, yaitu tahap sensorik-motor (0-2 tahun), pra-operasional (2-7 tahun), operasional konkret (7-11 tahun), dan operasional formal (11 - tahun) 15 tahun). Hal tersebut juga mempengaruhi kondisi belajar dimana keadaan emosi yang sensitif dan tidak stabil menyebabkan semangat belajar yang bervariasi.
Kemauan dan keinginan untuk mengetahui sesuatu dengan mencoba melakukan segala sesuatu yang dilakukan orang lain. Penjelasan di atas sangat sesuai dengan ciri-ciri remaja awal di VII. terhadap kelas yang memiliki keadaan emosional/emosional yang tidak stabil sehingga membuat semangat belajar siswa juga tidak stabil.
Penelitian Yang Relevan
Faktor-Faktor Penyebab Ketidakmampuan Belajar Pada Siswa SMP Negeri 5 Kota Jambi” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi faktor penyebab ketidakmampuan belajar pada siswa SMP Negeri 5 Kota Jambi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif yang memberikan gambaran tentang faktor-faktor penyebab kesulitan belajar pada sampel sebanyak 93 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi faktor internal penyebab kesulitan belajar pada siswa “sebagian kecil” (20,31%) disebabkan oleh faktor fisik, sedangkan proporsi faktor internal penyebab kesulitan belajar pada siswa “paling” disebabkan (61,16%). %) adalah karena faktor psikologis, proporsi faktor internal yang “paling banyak” menyebabkan kesulitan belajar pada siswa (55,73%) adalah karena faktor emosional dan kebiasaan yang salah. Proporsi faktor eksternal penyebab kesulitan belajar pada siswa adalah “sebagian kecil”. 39,52%) karena faktor lingkungan keluarga, proporsi faktor eksternal yang “sebagian” menyebabkan kesulitan belajar siswa (53,88%) karena faktor lingkungan sekolah, proporsi faktor eksternal penyebab kesulitan belajar siswa.
Kerangka Berfikir
Khususnya dalam pembelajaran senam lantai ditentukan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar, yaitu dari dalam (faktor intrinsik: fisiologis dan psikologis) dan faktor eksternal (faktor eksternal: guru, lingkungan dan materi) dari individu tersebut. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran PJOK back roll yang dicapai siswa khususnya kelas VII SMP Negeri 1 Lendah Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo masih kurang memuaskan. Penyampaian materi tidak sering dilakukan, namun ada juga siswa yang mengatakan menyenangkan karena dapat membuat guling belakang dengan alat yang digunakan. Dengan demikian, siswa Kelas VII menyebabkan nilai yang berada di bawah rata-rata KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Dengan prestasi atau hasil belajar yang rendah, kemungkinan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lendah masih mengalami kesulitan dalam belajar guling mundur. Dengan permasalahan yang ada dapat ditelaah mengenai kesulitan yang dialami siswa dan penyebab kesulitan belajar guling mundur.
Jenis Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Definisi Operasional Variabel
VII di SMP Negeri 1 Lendah nanti akan diungkap kesulitan siswa dalam belajar roll back ada faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi (Fisik, Psikologis) dan faktor eksternal meliputi (Guru, lingkungan sekolah dan materi rollback) yang nantinya akan diambil dengan bantuan kuesioner.
Teknik dan Intrumen Pengumpulan Data
Teknik angket ini digunakan untuk mengungkap kesulitan siswa dalam pembelajaran senam lantai back roller. Kuesioner “Kesulitan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Latihan Back Roll Di SMP Negeri 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo” Kisi instrumen adalah sebagai berikut. Adopsi Alat Ujian Kisi-Kisi Kesulitan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Back Roll Senam Lantai Di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta.
Instrumen diujicobakan di kelas VII F SMPN 1 Lendah, seharusnya kelas ini terdiri dari 32 siswa tetapi karena satu siswa tidak hadir (sakit), maka yang hadir menjadi 31 siswa. Item pernyataan yang tidak valid adalah nomor 11 yang berkaitan dengan salah satu item faktor internal dengan indikator psikologis, item ini belum ditinjau karena masih terdapat 5 item valid pada indikator psikologis yang dapat mewakili secara keseluruhan.
Teknik Analisis Data
Selain itu, data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi kemudian dikategorikan dan disajikan dalam bentuk histogram. Kategorisasi disusun dengan 5 kategori menggunakan teknik kategorikal yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah Azwar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Jika dilihat dari norma penilaian, tingkat kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam lantai guling belakang di SMP Negeri 1 Lendah. Norma Penilaian Tingkat Kesulitan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Senam Lantai Gerak Balik di SMP Negeri 1 Lendah. Hasil tersebut dapat diartikan tingkat kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran latihan rolling floor di SMP Negeri 1 Lendah.
Standar Penilaian Kesulitan Siswa Kelas VII Dalam Pembelajaran Senam Roll Lantai Di SMP Negeri 1 Lendah Berdasarkan Indikator Fisik. Tingkat kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam lantai roda mundur di SMP Negeri 1 Lendah berdasarkan indikator hubungan sosial.
Pembahasan
- Faktor Internal
- Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam guling lantai di SMP Negeri 1 Lendah dalam penelitian ini adalah faktor internal dan eksternal. Berdasarkan faktor internal, kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam guling lantai di SMP Negeri 1 Lendah tergolong tinggi dalam kategori tinggi dengan persentase 69 siswa (36,13%). Berdasarkan faktor internal indikator fisik, kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam guling lantai di SMP Negeri 1 Lendah diklasifikasikan.
Berdasarkan faktor eksternal indikator guru termasuk dalam kategori sedang sebanyak 70 siswa dengan persentase (36,65%), namun siswa lebih cenderung mengalami kesulitan. Berdasarkan faktor eksternal indikator materi termasuk dalam kategori sedang sebanyak 97 siswa dengan persentase (50,79%), namun siswa lebih cenderung mengalami kesulitan.
Keterbatasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam lantai guling belakang di SMP Negeri 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo untuk kategori sangat tinggi sebanyak 15 siswa (7,85%), tinggi sebanyak 32 siswa (16,75%), sedang sebanyak 105 siswa (54,97%), rendah sebanyak 29 siswa (15,18%), sangat rendah sebanyak 10 siswa (5,24%). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam lantai guling belakang di SMP Negeri 1 Lendah sebagian besar berada pada kategori sedang. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam lantai guling belakang di SMP Negeri 1 Lendah Kabupaten Kulon Progo.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang lebih mendalam mengenai kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam lantai guling belakang di SMP Negeri 1 Lendah. Kesulitan siswa kelas VII dalam pembelajaran senam lantai guling belakang di SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta. 2017) Implementasi Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Madrasah Belajar di MTsn Se-Kabupaten Tapin.
KESIMPULAN DAN SARAN
Implikasi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah, guru dan siswa pada saat pembelajaran senam guling lantai kembali agar dapat meningkatkan proses pembelajaran lebih maksimal dan dapat memberikan semua materi dengan baik.
Saran
Kesulitan Pembelajaran Penjasorkes, Olahraga, dan Kesehatan Siswa Kelas V SD Negeri Kotagede Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Farida Mulyaningsih et al., 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas V SD/MI Jakarta : Pustaka Buku, Kemendiknas Faris, M. Persepsi Siswa Kelas VIII Terhadap Pembelajaran Senam Lantai. Pengaruh Incline Aids terhadap Hasil Belajar Back Floor Exercise Siswa SMP Bintang Timur.
Meningkatkan keberanian rollback dengan bermain bola dan simpai pada siswa kelas IV A SDN 4 Wates Kulonprogo. Kontribusi kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap hasil belajar siswi kelas Xi Mipa di SMA N 1 Purworejo. Saya malu melakukan backroll ketika ada teman dari kelas lain yang melihat mereka belajar backroll.