KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS BERDASARKAN TEKS WAWANCARA
SISWA KELAS X SMA PGRI 2 PADANG
Oleh
Ledy Veradika 1, Upit Yulianti, M.Pd.2, Trisna Helda, M.Pd.3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini membahas keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa kelas x sma pgri 2 Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa kelas X SMA PGRI 2 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA PGRI 2 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016. Sampel penelitian ini berjumlah 34 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpossive sample. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa untuk indikator. Pertama, memperluas pengetahuan tergolong lebih dari cukup (Ldc) karena rata-rata hitung siswa sebesar 70,17 berada pada rentangan antara 66-75% pada skala 10. untuk indikator Kedua, menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian tergolong baik sekali (Bs) karena rata-rata hitung siswa sebesar 92 berada dengan rentangan skor 86-95% pada skala 10. untuk indikator Ketiga didasarkan kepada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional tergolong (Baik sekali) karena rata-rata hitung siswa sebesar 86 berada pada rentangan skor 86-95% pada skala 10. untuk indikator Keempat bahasanya lebih cendrung informatif dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata denotatif tergolong kurang (sempurna ) karena rata-rata hitung siswa sebesar 100 karena berada pada rentangan skor 96-100% pada skala 10.
Kata Kunci: Menulis Karangan Narasi, Teks Wawancara
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS BERDASARKAN TEKS WAWANCARA
SISWA KELAS X SMA PGRI 2 PADANG
Oleh
Ledy Veradika 1, Upit Yulianti, M.Pd.2, Trisna Helda, M.Pd.3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia
ABSTRAC
These research tells about how to create, essay in narasi ekspositoris by using interview text by studenst’s SMA PGRI 2 Padang in class X also these research explaint how to describe about creatifity writing in narasi ekspositoris based on interurewing text by student’s SMA PGRI 2 Padang. Kids os there research is kwalititatif researh. By using desereptif method. These researh using student’s class SMA PGRI 2 Padang empower which registered in 2015/2016. There is 34 student’s become a specimept in there research that writer using. The writer using porpossive sample in there research based on analizing data it can be concluded that for the indicator . First , expand the knowledge belonging to more than enough ( LDCs) as the arithmetic mean of 70.17 students are in the range of between 66-75 % on the scale for indicator 10. Second , convey information about an event classified as excellent ( Bs) as average -rata student count by 92 are the 86-95 % range of scores on a scale of 10. the third indicator is based on rational reasoning to reach an agreement classified ( Well once ) because the average count of 86 students are in the 86-95 % range of scores on 10. Fourth scale for the indicator tends language is more informative with emphasis on the use of the words denotatif classified as less ( perfect ) because the average student count of 100 as being in the range of 96-100 % score on a scale of 10 .
Key word: Create essay in narasi, interview texs
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tak langsung. Salah satu keterampilan berbahasa yang wajib diajarkan di sekolah adalah keterampian menulis. Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat berperan penting karena dengan keterampilan menulis, siswa mampu menuangkan ide, gagasan, pikiran, perasaan, wawasan, dan pengetahuan yang mereka miliki menjadi sebuah karangan. Kegiatan berbicara dan menyimak merupakan komunikasi langsung, sedangkan kegiatan membaca dan menulis merupakan komunikasi tak tangsung. Menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Keraf (2007:17) menyatakan, narasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu peristiwa atau kejadian sehingga peristiwa itu tampak seolah-olah dialami oleh para pembaca. Narasi menyajikan peristiwa dalam sebuah rangkaian peristiwa kecil yang bertalian.
Ia mengisahkan peristiwa sebuah atau sekelompok aksi sedemikian rupa untuk menghasilkan sesuatu secara popular disebut ceritera (cerita).
Menurut Keraf (2007:136-139) narasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris merupakan narasi yang bertujuan untuk mengunggah pikiran pembaca agar mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Narasi sugestif adalah narasi yang merupakan suatu rangkaian peristiwa yang merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca mengambil makna tersirat yang diungkapkan oleh penulis. Makna itu dapat diperoleh dan dipahami setelah membaca narasi tersebut.
Menurut Ermanto (2002:59) dalam konteks kewartawan, wawancara merupakan kegiatan yang sangat penting dan utama dilakukan oleh para wartawan.. Media teks wawancara ini sangat sederhana, tidak dibutuhkan dana yang besar. Teks wawancara yang dimaksud adalah berupa tanya-jawab yang berisikan hasil wawancara antara pewawancara dengan yang diwawancarai tentang suatu hal. Teks wawancara yang dimaksud dapat ditemukan dalam surat kabar , majalah atau sumber lainnya, bahkan dapat dibuat oleh guru bahasa Indonesia.
Materi tentang karangan narasi, di ajarkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA X semester satu pada Standar Kompetensi (SK) 12 Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato. Kompetensi Dasar (KD) 12.3 menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang tepat.
Berdasarkan observasi dan wawancara informal dengan ibu Yenita Surahman, M.Pd. guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA PGRI 2 Padang pada tanggal 20 April 2015, dapat diperoleh informasi tentang kendala dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa diminta agar mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui sebuah tulisan. Namun kenyataan yang ditemui di lapangan sebagian besar permasalahan yang terjadi adalah; Pertama, kondisi siswa banyak yang tidak fokus, karena lebih banyak siswa berfikir kalau kegiatan menulis itu membosankan dan sulit untuk memulai menulis. Kedua siswa kurang termotivasi mengukuti pelajaran menulis karangan narasi karena sering kekurangan ide dalam menulis, Ketiga, siswa mengalami kesulitan dalam mengubah wawancara menjadi karangan narasi ekspositoris. Keempat, siswa mudah bosan dalam belajara karena kebanyakan siswa berfikir kalau pelajaran itu susah untuk dipahami.
METODE
jenis penelitian kuantitatif karena banyak dituntut menggunakan angka, mualai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002:10). Metode deskriptif merpakan suatu metode yang berujan untuk mendeskripsikan dan memberikan gambaran secara umum tentang hasil tulisan yang diperoleh siswa. Metode dskriptif ini dilakukan dengan cara mengumpulkan, meyusun, mengklasifikasi, serta menganalisis data.
sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA PGRI 2 Padang yang diambil untuk menjadi sampel pada penelitian ini adalah lokal X2 dengan jumlah siswa 34 orang siswa. Sampel diambil lokal X2 karena lokal X2 memiliki kemampuan yang bervariasi, diantara siswa kelas X lokal X2 memiliki nilai lebih baik dari pada lokal X1. teknik purpossive sample dilakukan dengan mengambil sampel bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas tujuan tertentu dalam pengambilan data sesuai dengan pendapat Arikunto (2010:183). Variabel yang
diteliti dalam penelitian ini adalah satu variabel yaitu kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa kelas X SMA PGRI 2 Padang. Data tersebut diperoleh dengan cara memberikan tes menulis karangan narasi ekspositoris kepada siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes, yaitu tes unjuk kerja.
Melaui tes tersebut siswa ditugaskan menulis sebuah karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan teks wawancara. Teks wawancara yang diberikan berupa hasil wawancara sesorang dengan narasumber.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan tes menulis karangan narasi dengan cara: Pertama siswa mendengarkan penjelasan guru tentang karangan narasi ekspositoris dan pengertian wawancara, Kedua siswa diberikan contoh teks wawancara, Ketiga siswa ditugaskan membuat karangan narasi berdasarkan teks wawancara tersebut, Keempat guru mengumpulkan karangan siswa, Kelima guru menilai dan menganalisis karangan siswa.
Setelah data terkumpul, dilakukan penganalisiskan data dengan tahap-tahap berikut. Pertama, membaca hasil karangan siswa. Kedua, memberikan skor pada hasil karangan narasi siswa, Ketiga, mengubah skor mentah menjadi nilai dengan menggunakan rumus. Keempat, mencari nilai rata- rata kemampuan siswa dengan menggunakan rumus, Kelima, mengklasifikasikan data dengan menggunakan skala 10. Keenam, menentukan rata-rata keterampilan menulis menggunakan teks wawancara dengan rumus. Ketujuh, membuat histogram dari data yang diolah. Kedelapan, membahas data yang di analisis, dan Kesepuluh, menyimpulkan hasil pembahasan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemampuan menulis karangan narasi berdasarkan teks wawancara siswa kelas X SMA PGRI 2 padang, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berada kwalifikasi Baik (B) dengan nilai rata- rata 79,32 berada pada penguasaan 76-85. Dari hasil yang diperoleh berdasarkan indikator, maka dapat diambil kesimpulan nilai rata-rata siswa pada indikator, 1 mengambarkan perluasan pengetahuan tergolong lebih dari cukup (Ldc) dengan nilai rata-rata 70,17 berada pada rentangan antara 66-75% pada skala 10. 2 mengambarkan menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian tergolong baik sekali (Bs) dengan nilai rata-rata 92 berada pada rentangan skor 86-95% pada skala 10. 3 didasarkan kepada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional tergolong (Baik sekali) dengan nilai rata-rata 86 berada pada rentangan skor 86-95% pada skala 10.
mengambarkan bahasanya lebih cendrung informatif dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata denotatif tergolong kurang (sempurna ) dengan nilai rata-rata 100 berada pada rentangan skor 96-100% pada skala 10.Hasil penelitian yang diperoleh dari keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan teks wawancara siswa kelas X SMA PGRI 2 Padang sebagai beriku, Aspek 1 memperluas pengetahuan yang mendapat skor 1 berjumlah 6 orang (17,64), untuk skor 2 berjumlah 18 orang (52,94), dan skor 3 sebanyak 10 orang (29,42). Aspek 2 Menyampaikan informasi suatu kejadian yang mendapatkan skor 1 sebanyak 0 orang (0), skor 2 sebanyak 8 orang (23,53), skor 3 sebanyak 26 orang (76,47). Aspek 3 didasarkan kepada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional yang mendapatkan skor 1 sebanyak 0 orang (0), skor 2 sebanyak 14 orang (41,18), skor 3 sebanyak 20 orang (58,82). Aspek 4 Bahasa lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat penggunaan kata-kata denotatif yang mendapatkan skor 1 sebanyak 0 orang (0), skor 2 sebanyak 0 orang (0), skor 3 sebanyak 34 orang (100).
Histrogram Tingkat Keterampilan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Berdasarkan Teks Wawancara Siswa Kelas X SMA PGRI 2 Padang Secara Umum
Hasil yang diperoleh berdasarkan indikator, maka dapat diambil kesimpulan nilai rata- rata siswa pada indikator mengambarkan perluasan pengetahuan tergolong lebih dari cukup (Ldc) dengan nilai rata-rata 70,17 berada pada rentangan antara 66-75% pada skala 10. 2 mengambarkan menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian tergolong baik sekali (Bs) dengan nilai rata-rata 92 berada pada rentangan skor 86-95% pada skala 10. 3 didasarkan kepada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional tergolong (Baik sekali) dengan nilai rata-rata 86 berada pada rentangan skor 86-95% pada skala 10. mengambarkan bahasanya lebih cendrung informatif dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata denotatif tergolong kurang (sempurna ) dengan nilai rata-rata 100 berada pada rentangan skor 96-100% pada skala 10.
KESIMPULAN
Jadi, dapat diambil kesimpulan secara keseluruhan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA PGRI 2 Padang tergolong Baik sekali (Bs) dengan rata-rata 87,39% berada pada rentangan 86-95%.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
Ermanto. 2002. Berita dan Fotografi. Buku Ajar.
Keraf, Gors. 2007. Argumentasi dan Narasi: komposisi Lanjutan III. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tarigan, Heri Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa.
0 2 4 6 8 10 12
jumlah siswa
klasifikasi
cukup
lebih dari cukup baik
baik sekali sempurna