• Tidak ada hasil yang ditemukan

keterbukaan informasi csr dan peran perusahaan dalam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "keterbukaan informasi csr dan peran perusahaan dalam"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KETERBUKAAN INFORMASI CSR DAN PERAN PERUSAHAAN DALAM KONTRIBUSI AKTIF DI MASYARAKAT SELAMA PANDEMI 2020

Firda Ainun Nabila

Eko Ganis Sukoharsono, Prof., Ph.D., CSRS Accounting Department, Brawijaya University Jl. MT. Haryono 165, Malang 65145, Indonesia

Email: ([email protected])

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengintepretasikan retorika dalam pengungkapan informasi corporate social responsibility yang tercantum di dalam sustainability report perusahaan dan mengidentifikasi kepedulian perusahaan terhadap isu-isu ekonomi, lingkungan, sosial dan kesehatan selama masa pandemi Covid-19 melalui pembentukan citra perusahaan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik analisis konten (content analysis). Perusahaan sektor Engineering, Procurement, & Construction (EPC) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk dipilih menjadi sampel penelitian dengan tahun 2020 sebagai periode pengamatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dan pustaka. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pengungkapan informasi CSR WIKA terdapat retorika yang mengandung nilai positif di beberapa bagian CSR dalam sustainability report. Tujuan WIKA mengungkapkan informasi CSR yang berbentuk cerita retorik untuk membentuk citra positif perusahaan dalam memberikan perhatian atas isu-isu ekonomi, lingkungan, sosial dan kesehatan selama menjalankan kegiatan bisnisnya. Oleh karena itu, perusahaan secara aktif mencari strategi pelaporan untuk mendapatkan legitimasi dari pemangku kepentingan.

Kata kunci: Corporate Social Responsibility, Sustainability Report, Analisis Konten, Retorika.

ABSTRACT

This study aims to interpret the rhetoric of corporate social responsibility disclosure information within the company's sustainability report, and to identify the company's concern for economic, environmental, social and health issues during the Covid-19 pandemic through corporate image building. This study employs qualitative content analysis approach. The sample include PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk, an Engineering, Procurement, &

Construction (EPC) company, listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) observed in 2020.

The data are gathered through documentation and review of related literature. The results of this study reveal that WIKA's CSR information disclosure contains rhetoric including positive values in several parts of CSR in the Sustainability Report. WIKA discloses its CSR information in the form of rhetorical stories aimed at building a positive image of the company that considers economic, environmental, social and health issues during its business activities.

Therefore, the company is actively seeking reporting strategies to gain legitimacy from stakeholder.

Keywords: Corporate Social Responsibility, Sustainability Report, Content Analysis, Rhetorics.

(2)

PENDAHULUAN

Aktivitas industri yang mulai berkembang akan menjadi suatu masalah di beberapa kawasan tertentu dan mendatangkan suatu kritikan serta sorotan masyarakat akibat dampak negatif yang ditimbulkan. Masyarakat yang mulai sadar akan kesehatan lingkungan hidup, menuntut perusahaan untuk bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dengan tujuan untuk meningkatkan pembangunan keberlanjutan yang lebih baik pada generasi selanjutnya.

Maka dari itu, salah satu pandangan komitmen bisnis untuk pembangunan berkelanjutan adalah corporate social responsibility (CSR) yang merupakan suatu kegiatan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pemangku kepentingan (stakeholder) dan lingkungan hidup.

Adapun manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan CSR oleh perusahan, diantaranya adalah mampu mendongkrak dan mempertahankan brand image perusahaan. Perkembangan CSR dirasa mulai membaik dengan munculnya Standar Internasional yaitu Global Reporting Initiative (GRI) dan ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. Kedua standar tersebut digunakan sebagai pedoman dalam mengungkapkan informasi CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Terdapat beberapa perusahaan yang diwajibkan untuk melaporkan kegiatan CSR nya karena adanya pembentukan peraturan hukum (Yu & Choi, 2014). Dengan demikian, Pemerintah Indonesia turut andil dalam mendukung kegiatan CSR dengan membuat peraturan Undang-Undang Republik Indonesia No 25 Tahun 2007 pasal 15 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang Republik Indonesia No 40 pasal 74 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) (Ary et al., 2018).

Pengungkapan informasi mengenai aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan terdapat di dalam sustainability report atau annual report. Perkembangan jumlah perusahaan di Indonesia yang telah membuat laporan pertanggungjawaban dalam bentuk sustainability report sudah cukup baik. Ali Darwin, Ketua NCSR (National Center for Sustainability Reporting), mengatakan pada awal tahun 2005, hanya ada satu perusahaan yang membuat sustainability report. Setelah diadakannya Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) di setiap tahunnya, terdapat kurang lebih enam sampai sepuluh perusahaan yang membuat sustainability report. Diadakannya ISRA bertujuan untuk menilai suatu perusahaan apabila telah mampu mengatasi isu-isu keberlanjutan, seperti penghematan dan konservasi energi.

Sustainability report berisikan teks narasi, gambar, foto, tabel, dan grafik yang bertujuan untuk menjelaskan kegiatan keberlanjutan (sustainability) yang dilakukan oleh perusahaan.

Manajemen perusahaan dalam merancang sustainability report nantinya akan dijadikan sebagai suatu cerita retorik untuk membuat citra positif dan membangun kepercayaan agar mendapatkan pengakuan oleh para stakeholder melalui bentuk teks narasi (Chariri & Nugroho, 2009). Cerita retorik merupakan rangkaian bentuk cerita dari kegiatan perusahaan yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi stakeholder dalam mendukung keberadaan perusahaan (Chariri & Nugroho, 2009). Perspektif retorika sendiri memiliki dua sudut pandang yaitu retorika bernuansa positif atau negatif. Retorika dalam sudut pandang negatif menurut Thompson dalam (Chariri & Nugroho, 2009) hanya digunakan untuk memanipulasi atau membujuk yang dibungkus dengan menggunakan kata-kata manis. Berbeda dengan Thompson, menurut Young dalam (Chariri & Nugroho, 2009) retorika dalam sudut pandang positif merupakan suatu upaya untuk meyakinkan dan mempengaruhi orang lain terhadap kebenaran fakta yang ada.

Adanya pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan selain dari kegiatan perusahaan yang menimbulkan kerusakan pada lingkungan hidup. Semakin cepatnya penyebaran virus corona, mulai membuat pemerintah merasa hampir tidak mampu mengatasi situasi pandemi ini secara mandiri dan hal itu mendorong rasa sosial dari beberapa instansi untuk ikut turun tangan dalam menangani

(3)

kasus Covid-19. Salah satu yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu pemberian donasi atau sumbangan berupa uang atau barang yang diperlukan para tenaga medis atau pihak yang membutuhkan. Pemberian bantuan tersebut dianggap oleh perusahaan sebagai sifat yang altruistik, artinya bahwa perusahaan tidak dapat menikmati manfaatnya secara langsung dari pemberian donasi yang telah dikeluarkan. Pemberian donasi yang dilakukan perusahaan dianggap sebagai bentuk corporate social responsibility (CSR) oleh perusahaan.

Penelitian kali ini memilih perusahaan terbuka yang ada pada bidang kontruksi, yaitu PT Wijaya Karya (WIKA), Tbk. Pemilihan perusahaan ini dikarenakan WIKA lebih berfokus pada aktivitas CSR untuk pengembangan masyarakat dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Peneliti menemukan bahwa aktivitas utama CSR dalam WIKA terbagi menjadi empat pilar, yaitu WIKA Pintar, WIKA Hijau, WIKA Peduli, dan WIKA Sehat. Program CSR pertama yaitu WIKA Pintar yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas SDM berfokus pada pemberian dukungan pendidikan, kemudian program kedua yaitu WIKA Hijau yang memiliki tujuan untuk melestarikan lingkungan hidup. Program ketiga yaitu WIKA Peduli bertujuan untuk menunjang masyarakat setempat dengan memberikan bantuan berupa pembangunan sarana dan prasarana umum serta membantu dalam perbaikan infrastruktur publik. Program terakhir yaitu WIKA Sehat bertujuan untuk membantu masyarakat supaya dapat hidup sehat dan bersih (Laporan Tahunan 2020 PT Wijaya Karya). Kegiatan dari masing- masing pilar memiliki pengaruh kepada aktivitas penanggulangan Covid-19, seperti membangun RS darurat dan membagikan banyak APD untuk para tenaga medis.

Studi tentang CSR tidak hanya dilakukan oleh penelitian yang menggunakan pendekatan positivism tetapi dapat pula menggunakan pendekatan intrepretive dan critical theory (Deegan, 2002). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif interpretif dengan pendekatan analisis konten (content analysis). Analisis konten merupakan metode pengumpulan dan analisis data dengan menganalisis isi atau pesan dari suatu laporan. Melalui penelitian yang dilakukan oleh (Chariri & Nugroho, 2009), (Oktanti, 2016), dan (Zalti, 2018) pada masing- masing penelitian tersebut memberikan hasil penelitian bahwa dalam sustainability report perusahaan yang menjadi obyek penelitian yang memiliki cerita retorik dengan tujuan untuk meyakinkan stakeholder melalui pembentukan image atau citra positif bagi perusahaan. Cerita retorik pada sustainability report menjadi aspek yang menarik untuk dilakukan penelitian karena hampir seluruh isinya dijelaskan dalam bentuk cerita (narasi) dengan menggunakan penambahan foto, tabel, serta grafik.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan melakukan analisis konten melalui sustainability report WIKA yang merupakan perusahaan sektor konstruksi dengan fokusan utama pada ke empat program CSR WIKA selama masa pandemi Covid-19. Pemilihan program CSR WIKA karena perusahaan lebih menekankan kepada pengembangan sosial dan masyarakat daripada ke lingkungan hidup. Diketahui dalam proses bisnisnya, WIKA tidak terlalu bersinggungan dengan alam (lingkungan hidup) apabila dibandingkan dengan perusahaan pada sektor pertambangan yang langsung bersinggungan dengan alam. Selain itu juga, mengingat bahwa penelitian ini juga dilakukan di masa pandemi Covid-19, maka fokusan program CSR WIKA pada tahun 2020 dalam sustainability report. Berdasarkan uraian latar belakang diatas penelitian ini diberi judul “KETERBUKAAN INFORMASI CSR DAN PERAN PERUSAHAAN DALAM BERKONTRIBUSI AKTIF PADA MASA PANDEMI 2020 DI MASYARAKAT”. Fokus penelitian ini pada salah satu perusahaan di bidang Engineering, Procurement, & Construction (EPC) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk (go public). Pemilihan pada perusahaan bidang konstruksi karena PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk selain penyumbang pencemaran limbah proyek, WIKA juga pernah masuk ke dalam daftar pemenang ISRA. Dilihat ke dalam

(4)

beberapa penelitian terdahulu, kebanyakan mereka menganalisis CSR perusahaan pertambangan yang berkaitan dengan lingkungan hidup, berbeda dengan penelitian ini yang ingin meneliti pada bidang konstruksi dengan fokusan utama program CSRnya lebih kepada pengembangan msyarakat.

Atas argumen yang telah dijelaskan diatas, penelitian ini memiliki tujuan untuk menginterpretasikan retorika yang digunakan manajemen untuk mengungkapkan informasi CSR perusahaan di dalam sustainability report dan mengetahui kepedulian perusahaan terhadap isu-isu sosial selama masa pandemi Covid-19 melalui pembentuka citra perusahaan.

Diharapkan mampu memberikan kontribusi teori dengan memperluas pemahaman mengenai teori praktik Corporate Social Responsibility (CSR) dalam membentuk citra atau image perusahaan publik dan kontribusi praktik dengan membantu para manajer memahami tanggapan terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) dan memberi mereka panduan strategis yang lebih baik untuk melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL Teori Legitimasi

Teori legitimasi menjelaskan tentang pengakuan masyarakat, sehingga perusahaan membutuhkan pengakuan masyarakat dengan cara mengungkapkan dan menerapkan CSR agar perusahaan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Suatu bentuk legalitas bagi perusahaan yaitu perusahaan yang bisa diterima oleh kalangan masyarakat. Pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan memberikan image positif dimata para stakeholder, sehingga mampu menunjang keberlangsungan hidup perusahaan tersebut. Legitimasi perusahaan dipandang sebagai sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat.

Corporate Social Responsibility (CSR)

Belum tersedianya definisi tunggal mengenai CSR, namun banyak peneliti maupun lembaga yang telah mengembangkan ide maupun pandangan mengenai CSR. Menurut (Davis, 1973), CSR sebagai usaha sukarela dari sebuah perusahaan untuk menciptakan keseimbangan ekonomi dengan keadaan sekitar. Sedangkan, menurut (Kotler & Lee, 2005), CSR didefinisikan dengan perusahaan melaksanakan bisnis dengan cara yang lebih dari apa yang dituntut oleh etika, undang-undang, pasar dan lebih dari apa yang masyarakat umum harapkan dari sebuah bisnis. Menurut (Yusuf, 2017) menjelaskan bahwa CSR adalah suatu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat (community) di sekitarnya yang merupakan serangkaian kegiatan aktif perusahaan di tengah-tengah masyarakat dan semua pemegang kekuasaan yang berkepentingan dalam rangka pembangunan kualitas ke arah yang lebih baik dalam berbagai dimensi kehidupan. Terakhir, CSR menurut (Magdalena et al., 2019) merupakan sebuah komitmen usaha oleh perusahaan untuk terus bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dengan demikian memberikan kesimpulan bahwa CSR adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam rangka mewujudkan usaha bisnis yang peduli terhadap sekitar baik pemerintah, masyarakat maupun lingkungan.

Media Pengungkapan CSR

Menurut (Initiative, 2013), sustainability report adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal.

Melalui sustainability report, asimetri informasi antar perusahaan dengan stakeholder dapat

(5)

dijembatani dikarenakan sebagai salah satu media evaluasi atas kinerja organisasi mengenai CSR yang telah dilaksanakan oleh perusahaan (Ganis Sukoharsono, 2019). Pengungkapan program CSR yang telah dilakukan perusahaan, biasanya akan disampaikan kepada publik dalam bentuk teks naratif, grafik, tabel, foto atau gambar dengan maksud untuk memberikan informasi lebih kepada para pemangku kepentingan seperti para pemegang saham, masyarakat, pemerintah dan pihak-pihak lainnya yang dapat diakses melalui situs web perusahaan.

(Akhmaridza, 2016) menyatakan bahwa perkembangan teknologi sangatlah pesat sehingga perusahaan dapat memanfaatkan media online sebagai sarana dalam mengungkapkan kegiatan sosial yang dilakukan dan menunjukkan citra diri kepada publik, karena informasi positif dan negatif yang ada di media online dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap citra dan reputasi perusahaan secara keseluruhan. Media menjadi salah satu sumber utama dalam penyediaan infromasi bagi setiap orang, berbagai macam kejadian diberbagai daerah tidak dapat diketahui oleh seseorang tanpa bantuan dari media karena terkendala oleh jarak.

Menurut (Arungla’bi’, 2015) menyatakan dengan adanya penyajian infomasi-informasi dari media membuat seseorang yang tidak tahu menjadi tahu atas suatu peristiwa, dan informasi- informasi tersebut akan mempengaruhi citra dan reputasi perusahaan.

Retorika

Hopper dan Pratt, 1995 dalam (Chariri & Nugroho, 2009) menggambarkan retorika sebagai bentuk bahasa atau tulisan persuasif atau efektif yang bertujuan untuk mengendalikan realita guna mempengaruhi audien tertentu. Retorika sebagai suatu proses mempunyai suatu karakteristik tertentu. Ada empat faktor yang mempengaruhi gaya dalam retorika yaitu:

argumentasi yang logis, kemampuan mempengaruhi orang lain, retorika merupakan suatu interpretasi yang terbuka dan dapat mempunyai makna ganda, dan retorika disusun dari teknik- teknik linguistik yang dapat diidentifikasi (Chariri & Nugroho, 2009). Retorika ini dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan menunjukkan argumen dan data tertentu untuk meyakinkan stakeholders bahwa dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan juga peduli terhadap sosial dan lingkungan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas (Creswell, John W., Poth, 2019). Dilakukan dengan penelitian kualitatif dikarenakan dalam penelitian tidak menggunakan angka-angka sebagai indikator variabel penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian. Sumber data yang digunakan merupakan sumber data sekunder, berupa Sustainability Report tahun 2019-2020 PT Wijaya Karya (WIKA), Tbk yang menjadi objek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dan studi Pustaka.

Pemilihan dalam dua tahun terakhir tersebut dikarenakan pada masing-masing tahun memiliki pengalaman yang berbeda. Sustainability Report PT Wijaya Karya (WIKA), Tbk berisikan

SR PT Wijaya Karya (WIKA),

Tbk

Content

Analysis Synthesis

(6)

pengungkapan informasi mengenai aktivitas CSR perusahaan yang disampaikan kepada publik dan terdapat penambahan pada beberapa berita di media online yang berhubungan dengan aktivitas CSR PT Wijaya Karya (WIKA), Tbk selama masa pandemi Covid-19.

Dalam penelitian ini tahap analisis data yang digunakan, yaitu peneliti menggunakan teknik analisis konten (content analysis). Menurut (Sakina et al., 2014), content analysis merupakan metode pengumpulan dan analisis data dengan menganalisis isi atau pesan dari suatu dokumen. Tujuannya yaitu melakukan identifikasi terhadap informasi spesifik berupa teks, foto atau gambar, grafik dan tabel yang terdapat dalam suatu dokumen yang dimanakan Sustainability Report PT Wijaya Karya (WIKA), Tbk.

PEMBAHASAN DAN HASIL

Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh WIKA mengharuskan untuk membuat sustainability report. Pendukung lain yang mengharuskan untuk membuat pelaporan pertanggungjawaban yaitu banyaknya peraturan perundang- undangan yang mewajibkan perseroan untuk melakukan pemisahan laporan. Pada tahun 2010 WIKA mulai membuat sustainability report yang terpisah dengan annual report. Sustainability Report WIKA dapat digunakan untuk melihat retorika dalam pengungkapan informasi CSR, selain dari annual report. Retorika dapat diperoleh melalui analisis dari sustainability report yang berhubungan dengan program CSR WIKA khususnya selama masa pandemi Covid-19 dan diurutkan berdasarkan penyajian yang telah disajikan dari perusahaan.

1. Aktivitas CSR oleh WIKA

Fokusan program CSR WIKA lebih menekankan kepada keberlanjutan pengembangan masyarakat, hal ini disesuaikan dengan butir ketiga pada misi WIKA. Target kegiatan mengenai pengembangan masyarakat yang dimiliki WIKA, seperti melaksanakan kegiatan PKBL sesuai dengan ketentuan yang berlaku, menyalurkan dana sesuai anggaran, pengentasan kemiskinan, penyediaan air bersih dan sanitasi, menciptakan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi, menciptakan eco green dalam pembangunan, menyediakan fasilitas umum untuk menunjang perekonomian selama masa pandemi, kesadaran hidup sehat tanpa narkoba. Oleh karena itu, WIKA membentuk 4 program kerja CSR dalam menangani isu-isu sosial, ekonomi dan lingkungan serta melakukan kegiatan untuk menanggulangi Covid-19:

a. Berbagi Nilai di Tengah Pandemi Covid

WIKA berupaya hadir ditengah-tengah masyarakat yang membutuhkan pertolongan untuk berbagi nilai.

Pemberdayaan UMKM saat pandemi Covid-19, WIKA bekerja sama dengan UMKM dalam proses bisnisnya, seperti pasokan makanan, material alam, material lokal, pekerja, mandor, dll. WIKA juga memiliki kontrak dengan UMKM sebanyak 375 kontrak senilai Rp 329 miliar.

Aksi cepat tanggap Covid-19, seperti pembagian sembako door to door, menyalurkan tabung sprayer beserta cairan disinfektan kepada masyarakat, memberikan alat penunjang kesehatan kepada para tenaga medis, kontribusi dalam menyiapkan RS darurat Covid-19, membangun fasilitas kesehatan, dan mendorong gaya hidup bersih dan sehat.

b. Berbagai Nilai Bagi Sesama

Selain berfokus pada kegiatan penanggulangan Covid-19, WIKA tetap melaksanakan program CSR utamanya, yaitu:

(7)

Wika Pintar

WIKA memberikan dukungan dengan membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan berfokus pada pemberian dukungan pendidikan bagi anak bangsa.

Wika Hijau

Kesadaran WIKA akan keberlanjutan kehidupan manusia akan selalu bergantung dengan alam, sebagai perusahaan yang menjalankan bisnisnya dalam sektor konstruksi, WIKA menyadari kegiatan bisnisnya secara tidak langsung akan mengubah bentang alam dan peruntukkan lahan, serta berkontribusi dalam pengeluaran emisi karbon yang menyebabkan polusi udara dan pemanasan global.

Wika Peduli

Salah satu bentuk kontribusi WIKA untuk menunjang kegiatan masyarakat setempat dengan memberikan bantuan pembangunan saran dan prasarana umum, selain itu juga membantu dalam perbaikan infrastruktur publik

Wika Sehat

WIKA berkontribusi dengan harapan bahwa masyarakat dapat menerapkan kehidupan yang bersih dan sehat, khususnya dalam pandemi seperti ini.

2. Retorika Program CSR WIKA dalam Sustainability Report

Retorika dalam pengungkapan informasi mengenai kegiatan CSR dapat dilihat melalui Sustainability Report PT Wijaya Karya (WIKA), Tbk. Penyajian dalam sustainability report berisikan kalimat narasi, foto, grafik, dan tabel yang memuat penjelasan mengenai pelaksanaan CSR perusahaan. Dengan demikian, penelitian ini melakukan analisis konten sebagai berikut:

a. Cover Sustainability Report

Desain cover dari sustainability report memberikan tampilan dengan berisikan pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh perusahaan dan dapat pula digunakan untuk menggambarkan citra baik dari perusahaan menurut Preston et al, 1996 (Chariri & Nugroho, 2009). Cover dari beberapa Sustainability Report PT Wijaya Karya, Tbk untuk setiap tahunnya memiliki gambar dan desain yang berbeda, karena tema pada sustainability report setiap tahunnya memiliki perbedaan. Tahun 2020 merupakan tahun yang tidak dapat diprediksi sebelumnya karena datangnya sebuah wabah Covid-19 yang hampir seluruh industri terkena dampaknya, seperti penurunan pendapatan hingga banyak yang gulung tikar. Dampak yang ditimbulkan tersebut tidak mengurangi niat perusahaan untuk melakukan aktivitas CSR dan membuat laporan pertanggungjawaban.

WIKA membuat sustainability report tahun 2020 dengan desain tampilan cover yang berupa gambar tangan yang mengarah ke atas dan didalam tangan tersebut berisikan beberapa foto stakeholder perusahaan, seperti karyawan dan masyarakat. Terlihat pula pada salah satu potret foto punggung seorang karyawan yang mengenakan seragam bertuliskan “WIKA untuk Indonesia”, memberikan arti bahwa WIKA akan selalu mendampingi para stakeholdernya dan turut berkontribusi aktif untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi kasus Covid-19.

Dengan demikian, desain cover tahun 2020 memberikan pesan bahwa eksistensi WIKA akan selalu ada untuk berbagi nilai di tengah-tengah masyarakat dan stakeholder lainnya.

Dibuktikan dengan WIKA tidak meninggalkan empat program CSRnya dan menambahkan kegiatan CSR untuk berfokus pada penanggulangan Covid-19. Hal ini juga memiliki kecocokan pada teks bertuliskan “Melampui Tantangan Untuk Memberikan Nilai Bersama”

yang merupakan bagian dari tema judul untuk laporan keberlanjutan tahun 2020.

(8)

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun 2019 ini terjadi sebelum wabah Covid- 19 melanda. Sehingga pada tampilan cover WIKA tahun 2019 merupakan gambar kumpulan dari beberapa infrastruktur bangunan yang berada di sekitar lingkungan yang padat pemukiman. Desain gambar pada cover terdapat bangunan gedung perkantoran, rumah penduduk, MRT, perkebunan, pepohonan hingga berbagai macam aktivitas masyarakat. Hal ini mencerminkan gambaran mengenai kehidupan berkualitas, dapat dilihat dengan semakin berkembangnya pembangunan infrastruktur yang berada ditengah padat pemukiman tetap tidak mengganggu aktivitas manusia atau lingkungan.

Deskripsi di atas menunjukkan bahwa PT Wijaya Karya (WIKA), Tbk memiliki tujuan khusus yang ingin disampaikan melalui cover sustainability report. Pada tampilan cover sustainability report memberikan gambaran bahwa WIKA sangat menonjolkan segala aspek dari kegiatan corporate social responsibility (CSR), yang terdiri dari empat program utama kegiatan CSR, yaitu Wika Pintar, Wika Hijau, Wika Peduli, dan Wika Sehat selama pandemi Covid-19. WIKA juga mengisyaratkan bahwa keberadaan perusahaan akan selalu berjalan berdampingan dengan para stakeholders untuk tumbuh dan berkembang. WIKA juga mendesain dengan warna dominan biru yang memiliki arti bahwa WIKA ingin bisa selalu memberikan informasi mengenai kegiatan CSRnya kepada stakeholders.

b. Ikhtisar Kinerja Keberlanjutan

Pada sustainability report tahun 2020 terlihat perusahaan menampilkan bagian ikhtisar kinerja keberlanjutan yang di gambarkan dengan ketiga aspek dalam bentuk grafik dan tabel.

Ketiga aspek tersebut dibagi menjadi aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan pembagian beberapa aspek ini, memberikan isyarat bahwa kegiatan CSR yang dilakukan WIKA telah didasarkan pada Triple Bottom Line (TBL) yang terdiri dari profit (ekonomi), planet (lingkungan), dan people (sosial).

Telihat pada bagian dana yang disalurkan kepada masyarakat, terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, mengartikan bahwa WIKA telah ikut berkontribusi dalam kegiatan CSR yang berpijak pada people atau sosialnya. Hal ini juga membuktikan bahwa WIKA tetap setia dalam mendampingi para stakeholdernya untuk menghadapi masa pandemi Covid-19. Selaras dengan banyaknya kegiatan CSR WIKA di tahun 2020 untuk membantu masyarakat luas, menunjukkan bahwa WIKA ikut berkontribusi pada penanggulangan covid- 19. Hal itu pula yang menyebabkan akan semakin banyak pula dana yang dikeluarkan, sehingga akan menjadi benar apabila WIKA ingin berbagi nilai (sharing value) sosial.

Dibandingkan dengan kegiatan CSR di tahun 2019 yang tidak sebanyak tahun 2020, WIKA tetap menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat, terbukti dengan peningkatan dana untuk masyarakat dari tahun 2018 ke 2019 juga mengalami peningkatan. Dari uraian yang telah dijelaskan, tampaknya WIKA ingin menyampaikan bahwa dalam beroperasi, WIKA ingin menyisihkan sebagian keuntungannya untuk kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas dan lingkungan.

c. Kaleidoskop Keberlanjutan

Penyajian dalam kaleidoksop keberlanjutan dijelaskan melalui beberapa foto dan penjelasan narasi yang dihias semenarik mungkin. Sustainability report tahun 2020 menunjukkan beberapa penghargaan yang telah di raih oleh WIKA, seperti menerima 5 penghargaan bergengsi ESG terbaik 2020, memenangkan penghargaan APEA 2020 kategori Corporate Excellent, menerima penghargaaan dalam ajang Padmitra Award 2020 yang diadakan oleh forum CSR Jakarta, memenangkan 2 penghargaan pada ajang Top CSR Award 2020, dan WIKA dinobatkan sebagai The Best PKBL for Indonesia pada CSR&PKBL Award 2020 kategori perusahaan konstruksi. Selain penghargaan, WIKA juga menjelaskan mengenai

(9)

kegiatan penanggulangan covid-19 dengan mempersiapkan skenario dalam menerapkan protokol kesehatan di era new normal. Tidak berbeda jauh dengan tahun 2020, bagian kaleidoskop keberlanjutan dalam sustainability report tahun 2019 berisikan pencapaian dari kegiatan CSR serta menuliskan beberapa kegiatan CSR yang telah dilakukan. Penghargaan pada tahun 2019 yang diraih WIKA tidak sebanyak pada tahun 2020, akan tetapi WIKA tetap masih bisa mempertahankan 4 pilar fokusan utama dalam menjalankan kegiatan CSRnya. Dari uraian diatas, WIKA memiliki tujuan untuk memperlihatkan bahwa kegiatan CSR selama ini direncanakan telah dilaksanakan dengan baik, bukan hanya sekedar kalimat pemanis saja.

d. Pesan Direktur Utama

Pada bagian pesan direktur utama dalam sustainability report berisikan kata-kata sambutan dari direktur utama WIKA. Penemuan yang menarik dari sambutan direktur utama dalam sustainability report tahun 2020 adalah perusahaan WIKA berkomitmen untuk melakukan rantai usaha yang ramah lingkungan dan sustainability serta berupaya bangkit dari situasi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Direktur utama WIKA menekankan bahwa proyek-proyek WIKA mendukung pembangunan berkelanjutan dengan melakukan strategi keberlanjutan seperti green building dan green construction. Selain itu juga, WIKA berupaya mendukung program pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional dengan merealisasikan kegiatan CSR yang berdampak pada sosial di masa pandemi ini, sehingga WIKA tetap bisa memberikan nilai-nilai terbaik kepada para stakeholders dan masyarakat luas. Seakan konsisten dengan pernyataan tahun 2020, direktur utama WIKA juga mengatakan hal yang serupa mengenai pentingnya sustainability bagi perusahaan WIKA, dengan melakukan strategi keberlanjutan berupa green building dan green construction. Dikarenakan tahun 2019 tidak terjadi pandemi Covid-19, maka pesan direktur utama WIKA hanya menginginkan kehidupan yang berkualitas dan berkelanjutan.

Semua pernyataan dari direktur utama tersebut merupakan cerita retorik untuk membentuk citra baik WIKA dan untuk mempengaruhi stakeholders. Direktur utama menggunakan sustainability report sebagai alat komunikasi dengan stakeholders untuk membentuk image positif pada WIKA. Setiap proyek konstruksi yang ditangani oleh WIKA akan sangat memungkinkan untuk dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan juga berakibat buruk bagi karyawan WIKA. Dengan demikian, melalui pernyataan-pernyataan dan pengunaan perumpamaan kata dari direktur utama, nampaknya WIKA ingin memberitahukan bahwa perusahaan sangat peduli terhadap lingkungan dan sosial sehingga melalui pernyataan- pernyataan tersebut, image positif dapat terbentuk di mata audiens.

e. Dukungan pada Tujuan Keberlanjutan

Penjelasan pada bagian dukungan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam sustainability report menggunakan teks narasi dan beberapa gambar dengan tujuan untuk mengungkapkan informasi mengenai komitmen WIKA dalam membantu program pembangunan berkelanjutan. Informasi ini dapat dilihat pada halaman 14-17 dalam sustainability report 2020 dan halaman 14 dalam sustainability report 2019.

Pada bagian ini, PT Wijaya Karya, Tbk menjelaskan tujuan-tujuan yang di adopsi dari program pembangunan keberlanjutan. Ada beberapa perbedaan dalam penyajian informasi tentang tujuan yang diadopsi WIKA antara sustainability report tahun 2020 dan 2019 yaitu terdapat penambahan dalam tujuan pembangunan keberlanjutan. Hal ini turut membuat WIKA dalam menjalankan operasi bisnisnya semakin aktif berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Nampaknya WIKA ingin memberitahukan bahwa topik material yang selama ini diambil untuk mendukung pembangunan keberlanjutan tetap selaras dengan 4 pilar program

(10)

CSR. Hal ini semakin memberikan citra positif untuk WIKA dan mampu meyakinkan para pemangku kepentingan.

3. Retorika Program CSR WIKA menurut GRI Starndard

Perusahaan WIKA dalam membuat sustainability report lebih condong kepada GRI Standard. Maka dari itu, peneliti juga ingin menganalisis kepatuhan WIKA dalam mengungkapkan informasi aktivitas CSR berdasarkan GRI Standard. Analisis dilakukan dengan membandingkan beberapa topik material dalam sustainability report dan poin-poin yang berhubungan pada kategori ekonomi, lingkungan, dan sosial di dalam GRI Standard.

Tabel 1. Analisis dari GRI Standard

Kategori Hasil

Analisis 2019 2020

Ekonomi 54% 54%

Pengungkapan CSR WIKA kategori ekonomi mencapai 54% pada masing-masing tahun. Hal ini menunjukkan masih belum sepenuhnya WIKA mengungkapkan pada kategori ekonomi. WIKA hanya mengungkapkan pada aspek kinerja ekonomi, dampak ekonomi secara tidak langsung, dan anti korupsi.

Perusahaan diharapkan untuk perlu meningkatkan pengungkapan pada aspek keberadaan pasar, praktik pengadaan, perilaku anti-persaingan, dan pajak.

Lingkungan 24% 3%

Pengungkapan CSR WIKA kategori lingkungan mencapai 24% di tahun 2019 dan 3% di tahun 2020.

Hal ini juga menunjukkan masih belum sepenuhnya WIKA mengungkapkan pada kategori lingkungan. Hal yang diungkapkan oleh WIKA tahun 2019 pada aspek energi, emisi dan kepatuhan lingkungan. untuk tahun 2020 WIKA hanya mengungkapkan pada aspek kepatuhan lingkungan. Perusahan perlu meningkatkan pegungkapan pada aspek material, air dan efluen, keanekaragaman hayati, air dan limbah, penilaian lingkungan pemasok.

Sosial 50% 50%

Pengungkapan CSR WIKA kategori sosial mencapai 50% pada masing-masing tahun. Hal ini juga menunjukkan masih belum sepenuhnya WIKA mengungkapkan pada kategori sosial. WIKA hanya mengungkapkan pada aspek kepegawaian, keselamatan dan kesehatan kerja, pelatihan dan

(11)

pendidikan, keanekaragaman dan kesempatan setara, kesehatan dan keselamatan pelanggan. Perusahaan perlu meningkatkan beberapa aspek pada kategori sosialnya, khususnya pada aspek HAM dan masyarakat lokal.

Penilaian dilihat dari topik material yang diambil oleh WIKA atas dasar Triple Bottom Line (ekonomi, lingkungan, dan sosial). Topik material yang diambil oleh WIKA terbagi menjadi 5 pilar, yaitu Kinerja Ekonomi, Anti Korupsi, Human Capital, QSHE (Quality, Safety, Healthy, and Environment), dan Pengembangan Kompetensi. Hal ini juga dapat dikaitkan ke dalam fokusan utama CSR WIKA yaitu Wika Pintar, Wika Hijau, Wika Peduli, dan Wika Sehat.

Total pengungkapan informasi CSR dalam SR WIKA tahun 2019 dan 2020 mencapai persentase sebesar 43% dan 36%. Penilaian ini didasarkan pada kategori ekonomi, lingkungan, dan sosial. Keterangan pada tabel 1, menunjukkan di dalam pengungkapan informasi CSR WIKA masih dirasa rendah pada kategori lingkungan, apabila dibandingkan dengan kategori yang lainnya. Hal ini juga didukung dengan aktivitas CSR WIKA pada program Wika Hijau, karena WIKA sedikit melakukan aktivitasnya dalam memberdayakan lingkungan hidupnya.

Dari analisis retorika pada sustainability report diatas, maka dapat dikatakan bahwa WIKA telah menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan dengan berpijak pada Triple Bottom Line (Profit, People, and Planet) dan terdapat adanya retorika dalam pengungkapan informasi CSR WIKA pada sustainability report bagian program CSR (WIKA Pintar, Wika Hijau, Wika Peduli, Dan Wika Sehat) yang dilakukan perusahaan. Penyajian dalam sustainability report dapat berupa kalimat narasi, foto, gambar dan grafik yang beberapa diantaranya bersifat retorik untuk menjelaskan fakta atau realita perusahaan yang dapat mempengaruhi pandangan dan penilaian stakeholders terhadap perusahaan. Beberapa teks narasi yang berada dalam Sustainability Report PT. Wijata Karya, Tbk dapat dikatakan sebagai cerita retorik yang dapat mempengaruhi stakeholders dalam mendukung keberadaan perusahaan.

Terbagi menjadi 2 sudut pandang dalam menilai suatu retorika, pertama, retorika dalam sudut pandang negatif menurut Thompson dalam (Chariri & Nugroho, 2009) hanya digunakan untuk memanipulasi atau membujuk yang dibungkus dengan menggunakan kata-kata manis.

Kedua, menurut Young dalam (Chariri & Nugroho, 2009) retorika dalam sudut pandang positif merupakan suatu upaya untuk meyakinkan dan mempengaruhi orang lain terhadap kebenaran fakta yang ada. Pengungkapan informasi CSR WIKA dalam Sustainability Repot PT. Wijaya Karya, Tbk merupakan retorika yang bernuansa positif. Penjelasan mengenai aspek retorika yang bernuansa positif bahwa sebagai bahasa, retorika dapat digunakan sebagai penjelasan fakta yang ada dan mempengaruhi stakeholders atas fakta atau realita yang ada.

Pernyataan-pernyataan dalam sustainability report yang merupakan retorika yang dapat mempengaruhi stakeholders dalam menilai kepedulian perusahaan, diantaranya dengan WIKA membuat program kegiatan CSR mengenai bentuk kepeduliannya akan isu-isu ekonomi, sosial, lingkungan dan kesehatan serta menyajikannya ke dalam bentuk teks narasi yang dimaksudkan supaya stakeholders percaya. Terbukti dengan di masa pandemi Covid-19, WIKA tetap menjalankan empat program kegiatan CSR dengan lebih difokuskan pada pengembangan sosial dan masyarakat luas, karena WIKA ingin turut berkontribusi dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Melalui tabel ikhtisar keberlanjutan membuktikan bahwa WIKA banyak melakukan kegiatan CSR dengan meningkatnya pengeluaran dana untuk masyarakat di setiap

(12)

tahunnya dan banyaknya penerimaan penghargaan kepada WIKA atas kegiatan CSR yang telah dilakukan. Tak hanya itu, pesan yang di sampaikan oleh direktur utama WIKA menyatakan bahwa perusahaan telah mendukung tujuan dari adanya program CSR yang telah dilakukan oleh WIKA. WIKA juga mencantumkan dukungannya mengenai tujuan pembangunan berkelanjutan dengan menambahkan topik material dari tahun sebelumnya. Dengan demikian, WIKA bermaksud ingin memperlihatkan bahwa perusahaan ikut berkontribusi aktif dalam program CSR yang tetap berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan di setiap proses bisnisnya.

WIKA tidak terlalu banyak melakukan kegiatan CSR pada lingkungan hidup apabila dilihat dari program CSR Wika Hijau yang minim dan dalam bagian ikhtisar keberlanjutan tidak ada dana untuk lingkungan hidup. Hal ini bukan berarti WIKA mengabaikan tanggung jawabnya akan isu lingkungan, dibuktikan dengan kepedulian WIKA yang membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) di beberapa titik kota dan tetap melakukan proses bisnis berkelanjutan (seperti: green bulding dan green construction). Pernyataan di atas menunjukkan bahwa keberadaan WIKA telah memberikan pengaruh positif bagi lingkungan sekitar. Hal ini memberikan isyarat bahwa WIKA telah berhasil membentuk citra positif di mata masyarakat.

Citra positif ini secara tidak langsung dapat diartikan sebagai pemerolehan legitimasi masyarakat.

Dalam menjalankan bisnisnya, pentingnya dukungan dan pengakuan legitimasi dari seluruh stakeholder perusahaan WIKA. Oleh karena itu, dalam pencarian pengakuan legitimasi, dapat dikatakan bahwa WIKA lebih mementingkan manajemen substantif daripada manajemen simbolik sebagai strategi untuk memperoleh legitimasi stakeholder. WIKA menggunakan sustainability report sebagai alat (bahasa) untuk meyakinkan audiens (stakeholder) tentang kebenaran aktivitas perusahaan terkait dengan pelaksanaan kegiatan keberlanjutan WIKA. Teks naratif yang terkandung dalam sustainability report memungkinkan WIKA untuk menceritakan fakta dan realita organisasi pada masyarakat sehingga dapat melegitimasi tindakannya agar dapat diakui keberadaannya di lingkungan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dari penelitian, dinilai mampu menjawab dari dua pertanyaan penelitian yang dirumuskan, yaitu menginterpretasikan retorika dalam pengungkapan informasi corporate social responsibility dalam Sustainability Report PT Wijaya Karya (WIKA), Tbk dan perlunya perusahaan dalam mengungkapkan isu-isu ekonomi, lingkungan, sosial, dan kesehatan melalui pembentukan citra perusahaan. Sustainability Report PT Wijaya Karya (WIKA), Tbk berisikan informasi dalam bentuk teks naratif, gambar dan grafik yang beberapa diantaranya bersifat retorik dalam menjelaskan fakta dan realita perusahaan yang dapat mempengaruhi pandangan dan penilaian stakeholders terhadap perusahaan.

Demikian dapat disimpulkan bahwa pengungkapan informasi CSR WIKA terdapat retorika yang mengandung nilai positif di beberapa bagian CSR dalam Sustainability Report.

Aspek positif dalam retorika menunjukkan bahwa sebagai bahasa, perusahaan dapat menggunakan retorika untuk menjelaskan realita dan mempengaruhi stakeholders atas realita yang ada. WIKA mengungkapkan informasi CSR yang berbentuk cerita retorik bertujuan untuk membentuk citra positif perusahaan dalam memberikan perhatian atas isu-isu ekonomi, lingkungan, sosial dan kesehatan selama menjalankan kegiatan bisnisnya. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan stakeholders perusahaan sekaligus untuk mendapatkan pengakuan atau legitimasi dari stakeholders perusahaan.

(13)

Keterbatasan pada penelitian ini yaitu untuk lebih mengevaluasi atas aktivitas CSR yang telah dilakukan oleh WIKA, perlu dilakukan survei lapangan dan wawancara mendalam kepada pihak yang bersangkutan, sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan lengkap.

Penulis menyadari bahwa pengambilan data dari berbagai sumber akan menambah kredibilitas informasi dan kesimpulan pada penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya, untuk menambah keakuratan data hendaknya peneliti selanjutnya dapat melakukan wawancara mendalam dan survei langsung di lokasi yang bersangkutan. Wawancara dapat dilakukan dengan pihak perusahaan, aktivis lingkungan dan LSM, serta masyarakat sekitar. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya dikarenakan pandemi belum berakhir, sehingga data tentang CSR WIKA masih berkelanjutan dan dapat menjadi peluang bagi peneliti dalam melakukan penelitian eksploratori terkait CSR di tengah pandemi. Penelitian berikutnya juga disarankan untuk dilakukan pada perusahaan dalam industri yang sejenis, untuk menganilisis apakah praktik sustainability report yang dilakukan perusahaan didasari pada motif dan alasan yang sama.

Bagi pemerintah, pemerintah sebagai regulator diharapkan mampu mengoptimalkan perannya dalam mendukung dan mengawasi tumbuh kembang penerapan corporate social responsibility di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmaridza, F. (2016). Retorika pada laporan csr perusahaan tambang dan kimia yang terdaftar di des periode 2011-2013 [UIN Sunan Kalijaga]. http://digilib.uin-

suka.ac.id/25116/1/1220310024_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf Arizah, A., Darwin, K., & Abbas, A. (2020). Pandemi COVID-19 dan Gebu CSR pada

Perusahaan Adaro Energy. Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 4(4), 211–218.

Arungla’bi’, R. P. (2015). Memahami Retorika Laporan CSR PT Kaltim Prima Coal 2012 Melalui Analisis Framing. Journal Ilmiah Mahasiswa FEB UB, 2(2).

Ary, K., Dewi, P., Hukum, F., & Ngurah, U. (2018). Regulasi Corporate Social Responsibility ( Csr ) Terhadap Lingkungan Hidup. 12(2), 67–75.

Chariri, A., & Nugroho, F. A. (2009). RETORIKA DALAM PELAPORAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY : ANALISIS SEMIOTIK ATAS SUSTAINABILITY REPORTING. Simposium Nasional Akuntansi XII, 5, 0–23.

Creswell, John W., Poth, C. N. (2019). Qualitative Inquiry and Research Design. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).

Davis, K. (1973). Assumption Responsibilities ’. The Academy of Management Journal, 16(2), 312–322.

Deegan, C. (2002). Introduction: The legitimising effect of social and environmental disclosures – a theoretical foundation. In Accounting, Auditing & Accountability Journal. https://doi.org/10.1108/09513570210435852

Ganis Sukoharsono, E. (2019). Sustaining a Sustainability Report By Modifying Triple Bottom Line To Pentaple Bottom Line: an Imaginary Research Dialogue. The International Journal of Accounting and Business Society, 27(1), 119–127.

https://doi.org/10.21776/ub.ijabs.2019.27.1.7

Initiative, G. R. (2013). Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4. Global Reporting Initiative, 1–97. www.globalreporting.org

Kotler, P., & Lee, N. (2005). CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY: Doing the Most Good for Your Company and Your Cause. John Wiley & Sons, Inc.

Magdalena, M., Sukoharsono, E. G., & Roekhudin, R. (2019). Community engagement:

Implementasi corporate social responsibility pada PT BNI (Persero) Tbk. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 22(1), 101–120. https://doi.org/10.24914/jeb.v22i1.2205 Prima, B., & Dewi, H. K. (2020, April 8). Wijaya Karya (WIKA) sudah salurkan bantuan

penanganan Covid-19 sekitar Rp 1,1 miliar. https://investasi.kontan.co.id/news/wijaya-

(14)

karya-wika-sudah-salurkan-bantuan-penanganan-covid-19-sekitar-rp-11-miliar Prima, B., & Perwitasari, A. S. (2020). Atasi pandemi Covid-19, Wijaya Karya (WIKA)

kembali salurkan bantuan ke Jakarta Timur. https://investasi.kontan.co.id/news/atasi- pandemi-covid-19-wijaya-karya-wika-kembali-salurkan-bantuan-ke-jakarta-timur Sakina, D. A., Wahyuni, N. I., & Mas’ud, I. (2014). Narsisme Dalam Pelaporan Corporate

Social Responsibility : Analisis Semiotik atas Sustainability Reporting PT . Kaltim Prima Coal dan PT . Perkebunan Nusantara XIII ( Persero ) of Sustainability Reporting PT . Kaltim Prima Coal and PT . Perkebunan Nusant. E-Journal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi\, 1(40), 32–41. https://doi.org/https://doi.org/10.19184/ejeba.v1i1.568 Sudarwan, I. A. (2020). Terus Bantu Penanganan Covid-19, Begini Peran WIKA Sejauh ini.

https://market.bisnis.com/read/20200608/192/1250087/terus-bantu-penanganan-covid- 19-begini-peran-wika-sejauh-ini-

Wijaya, K. (2018). Adaptasi Transformasi Integrasi Adaptasi Transformasi Integrasi.

Wijaya, K. (2019). Meningkatkan Kemampuan untuk Kehidupan Berkualitas.

Wijaya, K. (2020). Melampaui tantangan untuk memberikan nilai bersama.

Yu, Y., & Choi, Y. (2014). Corporate social responsibility and firm performance through the mediating effect of organizational trust in Chinese firms. Chinese Management Studies, 8(4), 577–592. https://doi.org/10.1108/CMS-10-2013-0196

Yusuf, M. Y. (2017). Islamic Corporate Social Responsibility (I-CSR) Pada Lembaga Keuangan Syariah (LKS) : Teori dan Praktik (S. Sarah (ed.)). Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Dampak Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) Dengan Menggunakan Metode Triple Bottom Line Pada Nasabah Di Perbankan Syariah Kota Bengkulu (Studi Bank