• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterlibatan Remaja Dalam Tradisi Wirid Kaum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Keterlibatan Remaja Dalam Tradisi Wirid Kaum"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Keterlibatan Remaja Dalam Tradisi Wirid Kaum di Nagari Bomas Kecamatan Sungai Pagu

Kabupaten Solok Selatan Oleh:

Yuliana Nengsih,1, Adiyalmon, S.Ag, M.Pd.,2, Firdaus, M.Si.3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Yuliana Nengsih, 09070198, Keterlibatan Remaja dalam Tradisi Wirid Kaum di Nagari Bomas Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi, Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan ( STKIP ) PGRI Sumatera Barat, Padang, 2014.

Pelaksanaan tradisi wirid kaum di Nagari Bomas merupakan warisan yang turun temurun dari nenek moyang, dan tujuan diadakannya wirid kaum ini adalah untuk meningkatkan keimanan kepada Tuhan dan juga sebagai sarana untuk menjalin keakraban dan silahturahmi. Supaya tradisi itu tetap hidup maka diperlukan peran serta remaja karena remajalah nantinya yang akan melanjutkan tradisi wirid kaum ini. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi wirid kaum di Nagari Bomas Kabupaten Solok Selatan, untuk mendeskripsikan keterlibatan remaja, dan untuk mendeskripsikan penyebab rendahnya partisipasi remaja dalam kegiatan wirid kaum di Nagari Bomas Kabupaten Solok Selatan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindakan sosial yang dijelaskan oleh Max Weber (1994) bahwa tindakan sosial adalah semua perilaku manusia, apabila atau sepanjang individu yang bertindak itu memberikan arti yang subyektif kepada tindakan itu, tindakan itu disebut sosial karena arti subyektif dihubungkan dengannya oleh individu yang bertindak serta dengan memperhitungkan perilaku orang lain dan diarahkan ketujuannya. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Metode pengumpulan data adalah melalui wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan informan kunci sebanyak 6 orang, informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Model analisis data yaitu melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan wirid kaum di Nagari Bomas di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan adalah a) persiapan untuk menetapkan kapan, dimana dan bagaima wirid kaum diadakan, b) pelaksanaan wirid kaum yang disesuaikan dengan susunan acara yang telah ditentukan, dan c) paska pelaksanaan yang pelaksanaannya dalam bentuk sosialisasi kepada anggota kaum yang mengalami kemalangan. (2) Keterlibatan remaja dalam pelaksanaan wirid kaum di Nagari Bomas adalah keterlibatan dalam persiapan dan keterlibatan dalam pelaksanaan wirid kaum. (3) Penyebab rendahnya partisipasi dan keterlibatan remaja dalam kegiatan wirid kaum di Nagari Bomas Kabupaten Solok Selatan adalah a) Dominasi Peran dari Kelompok Tua, b) Kurangnya pengarahan dan bimbingan dari Kelompok Tua, c) Remaja Tidak Mengerti Manfaat dari Wirid Kaum, d) Persepsi Remaja yang menganggap bahwa kegiatan wirid kaum hanya acara orang tua, e) Kegiatan wirid kaum tidak ada berorientasi kepada kegiatan remaja.

ii

(2)

2

Adolescent Involvement In Tradition of Wirid Clan in Bomas Village District Of River of Pagu

Sub-Province of Solok South By:

Yuliana Nengsih,1, Adiyalmon, S.Ag, M.Pd.,2, Firdaus, M.Si.3 Sociology of Education Program STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACK

Yuliana Nengsih, 09070198, Adolescent Involvement In Tradition of Wirid Clan in Bomas Village District Of River of Pagu Sub-Province of Solok South, Thesis, Sociology of Education Program STKIP PGRI West Sumatera, Padang, 2014.

Execution of tradition of wirid clan in Bomas Village is hereditary heritage of ancestors, and target performing a of this clan wirid is to improve belief in God to God as well as medium to braid and friendliness of silahturahmi. So that tradition linger hence needed by adolescent role and also because adolescent later to continue tradition of wirid this clan. Target of this research is to deskription process execution of tradition of wirid clan in Bomas Village Sub-Province of Solok South, for the deskription of adolescent involvement, and for the deskription of low cause of adolescent participation him in activity of clan wirid in Bomas Village Sub-Province of Solok South.

Theory which used in this research is social action theory which explained by Max Weber (1994) that social action is all behavior of human, if or as long as the acting individual give meaning which is subyektif to that action, that action is referred by social because meaning of subyektif attributed to him by individual acting and also by reckoning behavior of others and instructed the target. This research represent research having the character of qualitative by using descriptive method. Method data collecting is observation and interview. Interview conducted with informan lock counted 6 people, informan in this research taken by using technique of purposive sampling. Model analyse data that is passing data collecting phase, data discount, presentation of data and withdrawal of conclusion.

Result of research indicate that: ( 1) Execution of clan wirid in Bomas Village in Kecamatan Sungai Pagu Sub-Province of Solok South is a) preparation to specify when, where and clan wirid bagaima performed, b) execution of adapted for clan wirid is event formation which have been determined, and c) execution pasca which execution in the form of socialization to natural clan member of accident. (2) adolescent Involvement in execution of clan wirid in Bomas Village is involvement in involvement and preparation in execution of clan wirid. ( 3) low Cause of participation him and adolescent involvement in activity of clan wirid in Bomas Village Sub- Province of Solok South is a) Predominate Role of Old Group, b) the Lack of tuition and guidance of Old Group, adolescent C) Do not Understand Benefit of Wirid Clan, d) Adolescent Perception which assume that activity of clan wirid only old fellow event, e) Activity of clan wirid there no orienting to youth's activity.

Key Word: involved, adolescent, and clan wirid

(3)

3 Pendahuluan

Adat minangkabau merupakan cerminan pandangan hidup orang minangkabau (masyarakat minangkabau) yang berpangkal kepada akal dan budi.

Muarolabuah sebagai suatu daerah di Minangkabau merupakan daerah yang masih kuat dengan adat istiadat dan berbagai tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat Muarolabuah. Salah satunya tradisi adat istiadat di Muarolabuh tepatnya di Nagari Bomas adalah wirid kaum.

Berdasarkan kepada hasil obsevasi awal di lapangan diketahui bahwa pelaksanaan wirid kaum di Nagari Bomas saat ini memprihatinkan sebab dari beberapa suku yang ada di Nagari Bomas tradisi wirid kaum ini sudah memudar atau sebagian kecil saja kaum melaksanakannya bahkan kaum sudah hampir lupa akan tradisi yang ada terutama di pihak remaja yang akan menjadi penerusnya (keberadaan wirid kaum) nanti.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses pelaksanaan wirid kaum di Nagari Bomas di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan?

2. Bagaimanakah keterlibatan remaja terhadap wirid kaum di Nagari Bomas Kabupaten Solok Selatan?

3. Apa penyebab rendahnya partisipasi remaja dalam kegiatan wirid kaum di Nagari Bomas Kabupaten Solok Selatan?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah:

1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan tradisi wirid kaum di Nagari Bomas Kabupaten Solok Selatan.

2. Untuk mendeskripsikan keterlibatan remaja terhadap wirid kaum di Nagari Bomas Kabupaten Solok Selatan.

3. Untuk mendeskripsikan penyebab rendahnya partisipasi remaja dalam kegiatan wirid kaum di Nagari Bomas Kabupaten Solok Selatan.

Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif untuk menggambarkan masalah yang diteliti. Teknik dan alat pengumpulan

data yang digunakan adalah observasi, wawancara, buku, pena, dan hanphone.

a. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencatat dan merupakan pengumpulan data yang paling tua yang digunakan dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan (Herdiansyah, 2012:131).

Berdasarkan pendapat di atas observasi yang penulis lakukan yaitu observasi pengamatan langsung di mana penulis terlibat secara langsung kelapangan untuk mengetahui keterlibatan remaja dalam tradisi wirid kaum di Nagari Bomas.

b. Wawancara Mendalam

Menurut Refisrul (2004:5) ” Wawancara mendalam (depth interview) adalah suatu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada tokoh-tokoh yang dijadikan informan kunci (key Informant), seperti niniak mamak Kaum Koto Kaciak, niniak mamak Kaum Caniago, Wali Nagari Bomsas, serta ketua Pemuda-Pemudi Kaum Koto Kaciak dan ketua Pemuda-Pemudi Kaum Caniago yang berada di Nagari Bomas. Melalui wawancara peneliti mengumpulkan data secara bertatap muka dengan informan, yang dapat mengungkapkan jawaban secara luas, mendalam dan bebas berkaitan dengan tujuan penelitian.

Hasil Penelitian

A. Proses Pelaksanaan Wirid Kaum di Nagari Bomas

1. Persiapan

Sebelum acara tradisi wirid kaum dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persiapan, dimana dalam persiapan akan dibahas hal-hal mengenai acara wirid kaum yang akan diselenggarakan. Adapun persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum Wirid Kaum dilaksanakan yaitu:

a. Mangaba-ngabaan kepada Anggota Kaum

Awal dari persiapan pelaksanaan wirid kaum adalah memberi kabar kepada anak kemenakan, dunsanak atau kerabat sesuku dan meminta mereka untuk berkumpul di rumah gadang

(4)

4 guna membicarakan mengenai pelaksanaan wirid kaum.

b. Rapat Kaum

Setelah anak kemenakan atau keluarga sudah berkumpul di rumah gadang kemudian diadakanlah rapat kaum, dimana dalam rapat kaum akan diperbincangkan mengenai keadaan kaum, permasalahan yang terjadi didalam kaum dan masalah yang di hadapi anak kemenakan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dari rapat yang diadakan diketahuilah masalah dan isu-isu yang terjadi didalam kaum dan dicarikan solusinya, dan solusi yang dipilih adalah dengan melaksanakan Wirid Kaum karena didalam Wirid Kaum ini bertermunya semua anggota kaum dan dengan hadirnya semua anggota kaum maka bersama-sama dibicarakan mengenai isu yang berkembang dan juga memberikan pembelajaran mengenai agama dan norma.

2. Pelaksanaan Wirid Kaum

Setelah persiapan dari wirid kaum dibicarakan maka didilaksanakanlah wirid kaum sesuai dengan tempat yang telah ditunjuk untuk pelaksanaan wirid kaum sesuai dengan susunan acara wirid yang telah disepakati. Adapun bentuk pelaksanaan acara dari wirid kaum ini adalah sebagai berikut:

a. Pembukaan

acara wirid kaum hal pertama yang dilakukan ketika acara mulai dilaksanakan adalah pembukaan dari protokol atau pembawa acara. dimana protokol mengucapkan salam yang menandakan acara sudah dimulai dan juga memberikan sedikit mukadimah mengenai tujuan dilaksanakannya wirid kaum tersebut.

b. Pembacaan Al-qur’an

Tujuan dilakukannya pembacaan al-quran pada pelaksanaan wirid kaum selain untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa juga karena arti dari wirid itu sendiri yaitu pembelajaran mengenai keiman kepada Tuhan.

c. Kata Sambutan dari Niniak Mamak

Kata sambutan yang disampaikan oleh ninik mamak adalah ucapan

terimakasih kepada peserta yang sudah hadir dan kemudian ninik mamak bercerita dan membahas masalah dan isu- isu yang terjadi di dalam kaum mereka.

Setelah bercerita mengenai masalah yang berkembang didalam kaum ninik mamak mencarikan solusi yang baik untuk menyikapi masalah tersebut

d. Ceramah agama

Sesi pelaksanaan acara berikutnya adalah pemberian ceramah dari ustad, dimana ceramah yang diberikan oleh ustad adalah mengenai iman dan taqwa sebagai hamba Tuhan dan kewajiban- kewajiban yang harus dipenuhi sebagai manusia yang beriman.

e. Penggalangan Dana Kas

Setelah pemberian ceramah selesai dilaksanakan kemudian dilaksanakan acara penggalangan dana, dimana penggalanan dana ini adalah untuk kas kaum yang mana nantinya akan digunakan untuk membayar ustad, membayar kosumsi dan juga untuk memberikan sedikit bantuan kepada anggota kaum yang kemalangan atau sakit.

f. Berdo’a dan berzikir bersama Setelah selesai menggalang dana, acara selanjutnya yang dilakukan adalah berzikir dan berdoa bersama yang dipandu oleh ustad. Dimana doa-doa yang dibacakan seperti doa untuk keselamatan dan disertai ayat-ayat pendek lainya.

g. Makan bersama.

Sesi pelaksanaan acara wirid kaum diakhiri dengan acara makan-makan bersama, dimana makanan ini tidak dibawah oleh masing-masing kaum tetapi makanan ini sudah disediakan oleh tuan rumah yang dibantu oleh tetangga sekitar, seperti onde- onde, lapek, lampuak, godok Ubi, godok pisang dan lain sebagainya.

3. Pasca Pelaksanaan

Pasca pelaksanaan wirid kaum di Nagari Bomas adalah lebih kepada sosialisasi dan tidak ada kegiatan lainnya yang dilakukan diluar dari sosialisasi tersebut.

(5)

5 B. Keterlibatan Remaja dalam

Pelaksanaan Wirid Kaum di Nagari Bomas.

Adapun bentuk keterlibatan remaja dalam acara tradisi wirid kaum adalah sebagai berikut :

a. Keterlibatan dalam persiapan

Remaja yang ditunjuk sebagai ketua ikut dilibatkan dalam persiapan pelaksanaan wirid kaum, tetapi karena sudah ada orang tua dan ninik mamak maka mereka merasa peran mereka tidak begitu penting.

b. Keterlibatan dalam pelaksanaan Salah satu keterlibatan remaja dalam pelaksanaan tradisi wirid kaum ini adalah sebagai pelaksana, dimana para ketua menunjuk salah seorang remaja kaum sebagai ketua pelaksana dan juga menunjuk seseorang sebagai sekretaris.

C. Penyebab Rendahnya Keterlibatan Remaja dalam Kegiatan Wirid Kaum di Nagari Bomas Kabupaten Solok Selatan

Berdasarkan kepada hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan selama masa penelitian maka dapat diketahui penyebab rendahnya partisipasi dan keterlibatan remaja dalam kegiatan wirid kaum di Nagari Bomas yang penulis kelompokan sebagai berikut:

a. Dominasi Peran dari Kelompok Tua Dari hasil observasi diketahui bahwa dominasi peran lebih kepada kelompok tua dimana semua hal mengenai proses dan bentuk pelaksanan wirid kaum ini ditentukan oleh ketua dan ninik mamak serta tetua lainnya sehingga remaja menjadi kelompok yang minoritas dan bahkan tidak terlalu dipedulikan baik itu kehadirannya ataupun peran sertanya dalam pelaksanaan acara wirid kaum ini.

b. Kurangnya pengarahan dan bimbingan dari Kelompok Tua Karena kurangnya bimbingan dan pengarahan dari yang tua tadi menyebabkan remajapun menjadi tidak peduli dengan acara tradisi wirid kaum tersebut, seharusnya yang tua-tua membimbing dan mengarahkan remaja untuk supaya remaja mau peduli dengan acara wirid kaum tersebut dan sehingga akhirnya mereka berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan acara tradisi wirid kaum tersebut.

c. Remaja Tidak Mengerti Manfaat dari Wirid Kaum

karena remaja tidak mengerti dengan manfaat dari wirid kaum tersebut menyebakan mereka tidak peduli dengan pelaksanaan acar tersebut dan itu mempengaruhi partisipasi mereka pada awaktu acar wirid kaum tersebut dilaksanakan.

d. Persepsi Remaja yang menganggap bahwa kegiatan wirid kaum hanya acara orang tua

Alasan rendahnya partisipasi remaja pada waktu pelaksanaan wirid kaum ini adalah dikarenanakan dipemikiran remaja sudah terbentuk suatu persepsi mengenai acara wirid kaum tersebut, dimana menurut mereka wirid kaum tersebut adalah merupakan acara orang tua saja dan hal tersebut membuat mereka malas untuk menghadiri acara wiri kaum tersebut.

e. Kegiatan wirid kaum tidak ada berorientasi kepada kegiatan remaja

Acara wirid kaum tersebut tidak ada perubahan dan setiap tahunnya tetap seperti itu saja, dan acaranya juga terkesan kuno dan hanya berorientasi kepada acara yang seperti itu saja oleh karenanya para remaja merasa bosan dengan acara tersebut karena acara tersebut lebih berorientasi kepada kelompok tua.

Kesimpulan Kesimpulan

1. Proses pelaksanaan wirid kaum di Nagari Bomas di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan pertama-tama adalah melakukan persiapan untuk menetapkan kapan, dimana dan bagaima wirid kaum diadakan serta perlengkapan apa yang dibutuhkan guna menunjang pelaksanaan wirid kaum, setelah persiapan telah rangkum kemudian dilaksanakan acara wirid kaum yang pelaksanaannya sesuai dengan apa yang telah disepakati pada saat persiapan serta berdasarkan kepada susunan acara yang telah ditentukan pada saat persiapan, dan setelah pelaksanaan wirid kaum selesai kemudian dilakukan

pasca pelaksanaan yang

(6)

6 pelaksanaannya dalam bentuk sosialisasi kepada anggota kaum yang mengalami kemalangan.

2. Keterlibatan remaja dalam pelaksanaan wirid kaum di Nagari Bomas adalah keterlibatan dalam persiapan dan keterlibatan dalam pelaksanaan wirid kaum. Bentuk keterlibatan remaja yaitu: a) keterlibatan dalam persiapan, b) ketelibatan dalam pelaksanaan.

3. Penyebab rendahnya partisipasi dan keterlibatan remaja dalam kegiatan wirid kaum di Nagari Bomas Kabupaten Solok Selatan dibagi kepada dua sisi pandang, yaitu :

1) Dominasi Peran dari Kelompok Tua

2) Kurangnya pengarahan dan bimbingan dari Kelompok Tua 3) Remaja Tidak Mengerti Manfaat

dari Wirid Kaum

4) Persepsi Remaja yang menganggap bahwa kegiatan wirid kaum hanya acara orang tua 5) Kegiatan wirid kaum tidak ada

berorientasi kepada kegiatan remaja

6) Kegiatan wirid kaum tidak ada berorientasi kepada kegiatan remaja

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti menyarankan kepada:

1. Dalam pelaksanaan acara Wirid Kaum para ninik mamak dan tetua lainnya agar lebih banyak melibatkan remaja untuk berperan aktif dan memberikan mereka suatu tanggung supaya mereka bisa belajar untuk mengembangkan diri serta sebagai orang yang dituakan ninik mama dan tetua harus mampu memberikan motivasi kepada remaja mengenai suatu tradisi dan budaya sebab bagaimanapun juga para remaja inilah nantinya yang akan meneruskan perjuangan ninik mamak dalam mempertahan suatu tradisi dan budaya.

2. Pengelolah Wirid Kaum hendaknya memodifikasi pelaksanaan Wirid Kaum tersebut atau disesuaikan dengan arus perkembangan ilmu pengetahuan dan zaman yang semakin modern, supaya dapat menimbulkan minat remaja agar terlibat aktif dalam pelaksanaan Wirid Kaum, namun penyesuaian tersebut tidak lari dari

adat istiadat Minangkabau dan ajaran agama Islam.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih melengkapi kekurangan dari penelitian ini agar diperoleh gambaran yang lebih lengkap lagi sehingga diharapkan hasil penelitian yang akan datang lebih sempurna dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hediansyah, Haris. (2007). Metodologi Penelitian kualitatif untuk Ilmu- Ilmu Sosial. Jakarta Selatan:

Salemba Humanika.

Refisrul. (2004) Tatakrama Suku Bangsa Minangkabau di Nagari Airbangis KabupatenPasaman Provinsi Sumatera Barat.Padang: Proyek

PPST Padang.

(7)

7

Referensi

Dokumen terkait

There is a difference in the quality of accrual-based accounting application between the Padang Pariaman Regency and the Solok City Governments, namely the quality of the

Top 10 most cited journals for TMPRSS2 research The leading journal in publishing articles related to TMPRSS2 for COVID-19 was the International Journal of Molecular Science, with a