• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEUANGAN NEGARA KEL 4[1]

N/A
N/A
Jang yaris

Academic year: 2025

Membagikan "KEUANGAN NEGARA KEL 4[1]"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Keuangan Negara

Dosen Pengampu :

Fitri Febriani Wahyu S.IP., M.AP Indriyani Dwi Rahmawati S.IP

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

1. Neneng Nurpadilah 1238010017

2. Jang Yaris 1238010062

3. Diva Ayu Ningsih 1238010034

4. Alia Sheila Putri 1238010032

5. Fudhla Purnama Faturrohman 1238010036

6. Muhammad Iqbal Deswara 1238010028 KELAS 3A

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalah dan bimbingan-Nya agar umat manusia selamat dunia akhirat. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dari proses pembelajaran yang telah dititipkan kepada penyusun.

Makalah ini memuat tentang “Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter”, tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fitri Febriani Wahyu S.IP, M.AP dan Ibu Indriyani Dwi Rahmawati yang telah memberikan kesempatan untuk penyusun mempelajari lebih dalam.

Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.

Penyusun dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai masukan maupun saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 09 November 2024

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

Latar Belakang... 1

Rumusan Masalah...1

Tujuan Penulisan...1

BAB II PEMBAHASAN...2

Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter...2

Jenis, Tujuan, Macam-macam dalam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter ... 5

Hubungan dan Perbedaan dalam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter 12 BAB III... 14

PENUTUP...14

Kesimpulan...14

Saran... 14

DAFTAR PUSTAKA...15

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam konteks perekonomian suatu negara, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan instrumen utama yang digunakan pemerintah untuk mencapai kestabilan ekonomi, pertumbuhan yang berkelanjutan, serta penciptaan lapangan kerja. Keduanya memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam menjaga keseimbangan makro ekonomi.

Kebijakan fiskal merujuk pada tindakan pemerintah dalam mengelola anggaran negara, yang mencakup penerimaan (pajak dan pendapatan negara lainnya) serta pengeluaran publik (seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan). Tujuan utama dari kebijakan fiskal adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, dan menstabilkan inflasi melalui pengaturan belanja dan pendapatan pemerintah. Dalam situasi resesi atau pertumbuhan ekonomi yang melambat, pemerintah dapat meningkatkan pengeluaran publik atau menurunkan pajak untuk mendorong konsumsi dan investasi masyarakat.

Sebaliknya, pada kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheating), pemerintah dapat mengurangi pengeluaran atau menaikkan pajak guna mengurangi tekanan inflasi.

Kebijakan moneter, di sisi lain, dikelola oleh bank sentral, seperti Bank Indonesia di Indonesia. Kebijakan ini berfokus pada pengaturan jumlah uang yang beredar serta suku bunga untuk mencapai stabilitas harga dan mendorong kegiatan ekonomi. Melalui instrumen seperti suku bunga acuan, operasi pasar terbuka, dan penetapan cadangan wajib bagi bank, bank sentral dapat memengaruhi tingkat konsumsi, investasi, dan tabungan dalam perekonomian.

Kebijakan moneter ekspansif biasanya diterapkan saat terjadi perlambatan ekonomi untuk menurunkan suku bunga dan mendorong pertumbuhan.

Sebaliknya, kebijakan moneter kontraktif diterapkan saat inflasi tinggi, dengan menaikkan suku bunga untuk mengendalikan pertumbuhan permintaan.

(5)

Kombinasi dari kebijakan fiskal dan moneter yang efektif sangat penting dalam menghadapi tantangan ekonomi global, seperti krisis keuangan, ketidakpastian perdagangan internasional, dan perubahan iklim. Melalui sinergi kedua kebijakan ini, pemerintah dan bank sentral dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang stabil, mendukung pertumbuhan inklusif, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah

Terkait dengan judul makalah dan latar belakang makalah ini, dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter?

2. Apa saja Jenis, Tujuan, Macam-macam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter?

3. Bagaimana Hubungan dan Perbedaan dalam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan dengan perumusan masalah dari makalah ini, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

A. Untuk mengetahui Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter

B. Untuk mengatahui Jenis, Tujuan, Macam-macam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter.

C. Untuk mengetahui Hubungan dan Perbedaan dalam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter A. Pengertian Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah konsep pengelolaan ekonomi diperkenalkan oleh John Maynard Keynes, yang kemudian umum dipakai dunia sejak peristiwa Depresiasi Besar (Great Depression) terjadi pasca Perang Dunia I tahun 1929. Menurut Keynes, pemerintah suatu negara sebenarnya punya hak mengatur pengeluaran dan pemasukan sebuah negara dengan menetapkan pajak dan membuat kebijakan demi ekonomi makro negara.

Dari segi definisinya, pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diambil pemerintah demi menjaga pemasukan dan pengeluaran negara tetap stabil sehingga perekonomian negara bisa bertumbuh baik.

Lebih spesifik lagi, menurut OJK pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan tentang perpajakan, penerimaan, utang piutang, dan belanja pemerintah dengan tujuan ekonomi tertentu. Penerapan kebijakan fiskal di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, melalui Indische Comptabiliteitswet tahun 1944. Undang-undang tersebut kemudian diadaptasi pemerintah guna menyusun kebijakan fiskal di Indonesia mulai Proklamasi sampai tahun 1997 - 2003.

Pasca tahun 2003 hingga saat ini, kebijakan fiskal di Indonesia sudah tidak disadur lagi dari ICW 1944, melainkan berdasarkan pada analisa perekonomian negara dengan berlandaskan pada UUD 1945. Pihak yang memiliki wewenang membuat kebijakan fiskal di Indonesia adalah Kementerian Keuangan RI bersama-sama dengan Presiden.

Kebijakan fiskal mengacu pada penggunaan perpajakan, pengeluaran publik, dan pinjaman oleh pemerintah untuk mempengaruhi kondisi ekonomi dan mencapai hasil yang diinginkan.

(7)

B. Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter adalah langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral suatu negara untuk mengatur pasokan uang yang beredar (tidak berlebihan ataupun kekurangan). Tujuan dari kebijakan moneter adalah untuk mencapai dan menjaga stabilitas harga, mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang sehat, dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

Selain itu, kebijakan moneter juga bertujuan untuk menciptakan kondisi ekonomi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang, mengurangi pengangguran, dan menjaga daya beli masyarakat.

Secara umum, kebijakan moneter dapat dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan moneter ekspansif diterapkan ketika perekonomian sedang lesu atau mengalami resesi, di mana bank sentral akan menambah jumlah uang beredar dan menurunkan suku bunga untuk mendorong investasi dan konsumsi. Sementara itu, kebijakan moneter kontraktif diterapkan saat inflasi tinggi, di mana bank sentral akan mengurangi jumlah uang beredar dan menaikkan suku bunga untuk menekan permintaan berlebih yang dapat menyebabkan inflasi.

Dalam pelaksanaannya, bank sentral menggunakan beberapa instrumen kebijakan moneter, seperti operasi pasar terbuka, penetapan suku bunga acuan, dan pengaturan cadangan minimum perbankan (Qothrunnada, 2022).

C. Instrumen Kebijakan Fiskal

Instrumen kebijakan fiskal adalah sektor-sektor yang dimanfaatkan pemerintah guna menjaga stabilitas ekonomi makro negara. Lebih detail tentang instrumen kebijakan fiskal di Indonesia di antaranya:

a. Pajak

Poin pertama instrumen kebijakan fiskal adalah pajak dari seluruh sektor domestik dan luar negeri. Demi mencapai tujuan kebijakan

(8)

fiskal, pemerintah dapat memanipulasi pajak dalam bentuk pengurangan, penambahan, penundaan, sampai peniadaan.

b. Pengeluaran Belanja

Instrumen kebijakan fiskal berikutnya adalah pengeluaran belanja negara, yang juga bisa dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan.

Apabila neraca pembayaran negara defisit, maka pemerintah bisa mengurangi pengeluaran belanjanya di sektor tertentu, misalnya penundaan pembayaran THR bagi PNS.

c. Obligasi Publik

Instrumen kebijakan fiskal yang ketiga adalah penerbitan obligasi atau surat utang bagi warga negara. Berbeda dengan utang luar negeri, obligasi publik memiliki coupon rate atau bonus komisi saat pemerintah mengembalikan pinjamannya ke masyarakat.

d. Alokasi Anggaran

Instrumen kebijakan fiskal terakhir adalah alokasi anggaran. Agar tujuan kebijakan fiskal dalam periode tertentu berhasil, pemerintah punya wewenang memindahkan alokasi anggaran dari satu sektor ke sektor lainnya. Misalnya di masa pandemi, pemerintah dapat memprioritaskan anggaran untuk fasilitas kesehatan (Redaksi OCBC NISP, 2023).

Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia

Beberapa contoh kebijakan fiskal di Indonesia, di antaranya:

1. Tax Amnesty

Contoh kebijakan fiskal di Indonesia pertama yaitu tax amnesty, pembebasan pajak berupa pengurangan atau peniadaan dalam kurun waktu tertentu bagi masyarakat yang mau melaporkan seluruh kekayaannya.

2. Subsidi BBM dan Gas

Contoh kebijakan fiskal yang kedua adalah subsidi BBM dan gas. Tujuan kebijakan fiskal di bidang bahan bakar ini adalah memperlancar mobilitas dan transaksi ekonomi masyarakat.

(9)

3. Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET)

Contoh terakhir kebijakan fiskal adalah penetapan harga jual maksimum untuk barang tertentu, yang disebut dengan kebijakan HET. Barang dengan HET umumnya adalah obat- obatan dan sembako.

D. Instrumen Kebijakan Moneter

Ada beberapa instrumen kebijakan moneter yang digunakan, yaitu meliputi:

a. Menaikkan/menurunkan Suku Bunga

Jika ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, bank menurunkan suku bunga, untuk mendorong investasi & konsumsi. Jika ingin mengendalikan inflasi, bank akan menaikkan suku bunga sehingga mengurangi pengeluaran dan membatasi pertumbuhan kredit.

b. Menambah/mengurangi Cadangan Bank (misal menjual/membeli SBN)

Bank sentral dapat mempengaruhi likuiditas di pasar dengan membeli atau menjual surat berharga negara atau mata uang asing.

Dengan menambah atau mengurangi cadangan bank, mereka dapat mengendalikan pasokan uang di perekonomian.

c. Menentukan Rasio Cadangan Wajib bank komersial (GWM: Giro Wajib Minimum)

Bank sentral dapat menetapkan rasio cadangan wajib yang harus dipatuhi oleh bank-bank komersial. Dengan mengubah persentase cadangan yang harus disimpan, bank sentral dapat mempengaruhi jumlah uang yang tersedia untuk dipinjamkan oleh bank komersial (Kristianti, 2023).

(10)

2.2 Jenis, Tujuan, Macam-macam dalam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter

A. Jenis-jenis Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter a. Jenis-jenis Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang terbagi menjadi beberapa kategori. Jenis kebijakan fiskal adalah sebagai berikut:

1. Dari Segi Teoretis

Dari segi teoretis, jenis kebijakan fiskal di Indonesia terbagi 3, yaitu kebijakan fiskal fungsional, terencana, dan insidental.

 Kebijakan Fiskal Fungsional

Pengertian kebijakan fiskal fungsional adalah kebijakan yang diambil demi meningkatkan kualitas ekonomi secara makro, dengan dampak yang baru terlihat dalam jangka panjang.

Contoh kebijakan fiskal fungsional misalnya pemberian beasiswa kuliah, bantuan pendanaan start-up, dan sebagainya.

 Kebijakan Fiskal Disengaja/Terencana

Kebijakan fiskal disengaja adalah kebijakan manipulasi anggaran negara. Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah untuk menghadapi masalah tertentu, misalnya pandemi dan krisis ekonomi. Contoh kebijakan fiskal disengaja adalah alokasi APBN bagi sektor kesehatan di masa pandemi dan relaksasi pajak usaha.

 Kebijakan Fiskal Tak Disengaja/Insidental

Kebijakan fiskal tak disengaja yaitu kebijakan berupa penetapan keputusan/aturan untuk melindung stabilitas ekonomi sektor non-pemerintah, contohnya penetapan harga eceran tertinggi.

2. Dari Segi Penerapan

Jenis kebijakan fiskal dari segi implementasinya ada 2, yaitu kebijakan fiskal ekspansif dan kontraktif. Berikut penjelasannya:

 Kebijakan Fiskal Ekspansif

(11)

Pengertian kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan yang diambil pemerintah saat ekonomi melemah dengan menaikkan anggaran belanja serta menurunkan atau meniadakan pajak bagi sektor tertentu. Fungsi kebijakan fiskal ekspansif adalah demi meningkatkan daya beli barang, sehingga perusahaan tetap bisa melakukan produksi tanpa memecat pekerja.

 Kebijakan Fiskal Kontraktif

Jenis kebijakan fiskal dari segi penerapan berikutnya adalah kebijakan fiskal kontraktif, kebijakan menurunkan belanja pemerintah dan menaikkan pajak. Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah untuk mencegah inflasi dan mengurangi rasio gini.

3. Dari Segi Neraca Pembayaran

Jenis kebijakan fiskal dari segi neraca terbagi 4, yaitu kebijakan fiskal seimbang, surplus, defisit, dan dinamis. Berikut penjelasannya:

 Kebijakan Fiskal Seimbang

Kebijakan fiskal satu ini diambil untuk menjaga keseimbangan pemasukan dan pengeluaran negara. Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah agar negara tidak punya terlalu banyak hutang. Meski terdengar positif, regulasi fiskal seimbang memiliki risiko besar, karena tidak semua negara punya kemampuan memenuhi seluruh kebutuhan warganya.

 Kebijakan Fiskal Surplus

Pengertian kebijakan fiskal surplus adalah jenis kebijakan fiskal yang diambil ketika pemasukan lebih banyak dari pengeluaran.

Fungsi kebijakan fiskal surplus adalah demi mencegah terjadinya inflasi.

 Kebijakan Fiskal Defisit

Kebalikan dari jenis kebijakan fiskal surplus, kebijakan fiskal defisit adalah regulasi fiskal guna mengatasi kekurangan

(12)

pemasukan dibanding pengeluaran. Salah satu contoh kebijakan fiskal defisit adalah utang luar negeri.

 Kebijakan Fiskal Dinamis

Jenis kebijakan fiskal terakhir dari segi penerapan adalah regulasi fiskal dinamis, yaitu kebijakan ekonomi yang diambil sewaktu-waktu saat negara membutuhkan.

b. Jenis-jenis Kebijakan Moneter

A. Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy) Strategi untuk meningkatkan jumlah uang beredar dikenal sebagai kebijakan moneter ekspansif. Pendekatan ini diterapkan untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan permintaan masyarakat umum. Ketika terjadi resesi atau depresi dalam perekonomian, kebijakan ini diberlakukan. Kebijakan moneter yang longgar (atau mudah) ini terkadang disebut sebagai kebijakan moneter ekspansif. Taktik berikut digunakan untuk mencapai kebijakan ini:

 Politik diskonto (suku bunga lebih rendah),

 Politik pasar terbuka (membeli sekuritas seperti saham dan obligasi),

 Politik rasio kas (lebih sedikit uang tunai), dan

 Politik kredit selektif (pemberian kredit longgar).

B. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Kontractive Policy) Kebijakan yang menurunkan jumlah uang beredar dikenal sebagai kebijakan moneter kontraktif. Ketika ada inflasi dalam perekonomian, pendekatan ini diterapkan. Kebijakan uang ketat dan kebijakan moneter kontraktif adalah sinonim. Taktik berikut dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan ini:

 Politik diskonto (meningkatkan suku bunga),

 Politik pasar terbuka (menjual sekuritas),

 Politik rasio kas (meningkatkan cadangan kas), dan

(13)

 Politik kredit selektif (pengetatan pemberian kredit) (Vionita, 2021).

B. Macam-macam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter a. Macam-macam Kebijakan Fiskal

 Pembiayaan fungsional (functional expenditure)

Dasar kebijakan ini bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja agar menurunkan angka pengangguran dengan melihat langsung tingkat pendapatan nasional negara. Kebijakan ini dicetuskan pertama kali oleh A.P Lerner. Dalam kebijakan ini, pengeluaran pemerintah dan perpajakan dipertimbangkan sebagai suatu hal yang terpisah.

 Pengelolaan anggaran (the managed budget approach) Dasar kebijakan pengelolaan anggaran dicetuskan oleh Alvin Hansen. Kebijakan ini lebih disambut dengan positif karena dalam kebijakan ini pengeluaran pemerintah dan perpajakan selalu dipertahankan, tetapi penyesuaian dalam anggaran juga dibuat guna memperkecil ketidakstabilan ekonomi.

 Stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget)

Dasar kebijakan ini muncul pada tahun 1940-an dimana penerimaan dan pengeluaran pemerintah terjadi tanpa adanya campur tangan pemerintah yang disengaja. Dengan kata lain, dalam kebijakan ini pemerintah hampir tidak melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan langsung dalam hal stabilitas anggaran.

 Anggaran belanja seimbang (balanced budget approach) Dasar kebijakan ini merupakan modifikasi dari dasar pengelolaan anggaran yaitu dengan menerapkan anggaran defisit dalam situasi depresi dan surplus pada inflasi.

(14)

b. Macam-macam Kebijakan Moneter

 Kebijakan pasar terbuka (open market policy)

Kebijakan pasar terbuka adalah kebijakan dimana pemerintah menjual surat berharga untuk mengurangi jumlah uang yang beredar atau menarik surat berharga yang beredar di masyarakat untuk menambah jumlah uang yang beredar.

 Kebijakan diskonto (discount rate policy)

Kebijakan diskonto adalah kebijakan dengan menaikkan suku bunga pada saat inflasi dan sebaliknya menurunkan suku bunga saat terjadi deflasi. Dalam keadaan inflasi, jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak, karena itu suku bunga dinaikkan dan masyarakat akan memilih untuk menabung di bank atau berinvestasi sehingga jumlah uang yang beredar bisa dikendalikan dan laju inflasi menurun.

 Kebijakan cadangan kas (the required reserve ratio policy) Kebijakan cadangan kas adalah kebijakan untuk mengatur jumlah cadangan kas bankbank umum. Jika terjadi inflasi maka cadangan kas akan dinaikkan. Apabila cadangan kas dinaikkan maka bank- bank umum harus memiliki persediaan uang lebih banyak sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat berkurang. Berkurangnya jumlah uang yang beredar akan menurunkan inflasi yang terjadi di masyarakat (Fahrika et al., 2023).

C. Tujuan Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter a. Tujuan Kebijakan Fiskal

 Meningkatkan kesempatan kerja

Kesejahteraan merupakan faktor yang sangat diidamkan oleh masyarakat, dengan terbukanya kesempatan kerja dan berkurangnya pengangguran diharapkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, karena keduanya adalah indikator kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara.

(15)

 Meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional Adanya ketimpangan pendapatan dan kesenjangan antar wilayah merupakan masalah yang harus segera diatasi. Salah satu cara untuk meminimalisir hal tersebut, adalah menerapkan kebijakan fiskal dengan cara memprioritaskan pengeluaran- pengeluaran tertentu untuk kebutuhan masyarakat.

 Meningkatkan laju investasi

Salah satu cara untuk meningkatkan laju investasi baik dalam sektor swasta maupun pemerintah dapat dilakukan dengan peningkatan investasi pada sector-sektor yang mempunyai pengeluaran besar untuk kebutuhan masyarakat.

 Meningkatkan stabilitas ekonomi

Kebijakan fiskal merupakan salah satu usaha untuk mempertahankan stabilitas ekonomi jangka pendek di Indonesia. Kebijakan fiskal ini dapat dilakukan dengan

cara peningkatan pendapatan negara (Purwanto, 2017).

b. Tujuan Kebijakan Moneter

Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil tidaklah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini ibaratnya mata uang 2 sisi, kadang dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil. Untuk mencapai inilah diperlukan kebijakan moneter. Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur dengan menggunakan indikator-indikator makro utama seperti terpeliharanya pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan menurunnya tingkat pengangguran. Kebijakan moneter tujuannya adalah untuk mencapai stabilisasi ekonomi.

Berhasil tidaknya tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, pertama: kuat tidaknya hubungan

(16)

kebijakan moneter dengan kegiatan ekonomi tersebut, kedua: jangka waktu perubahan kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi.

2.3 Hubungan dan Perbedaan dalam Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Moneter

1. Hubungan Kebijakan Fiskal dengan Kebijakan Moneter

Inflasi sebagai masalah utama, tidak hanya bisa dikendalikan hanya oleh pemerintah atau bank sentral, namun keduanya harus saling berkoordinasi. Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral dan kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah harus saling berkaitan agar lebih optimal dalam mengatasi masalah inflasi.

Kebijakan moneter yang ditetapkan bank sentral akan mempengaruhi pasar uang, dan pasar uang tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal yang ditetapkan pemerintah akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada gilirannya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.

Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.

Di Indonesia sendiri, hubungan keduanya terlihat dari Pemerintah dan Bank Indonesia sebagai pengambil kebijakan secara rutin menggelar Rapat Koordinasi untuk membahas keadaan eknomi terkini. Selain itu, keduanya juga terlibat secara bersamaan dalam

(17)

penyusunan bersama Asumsi Makro di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dibahas bersama di DPR.

Dalam praktiknya, pemerintah dan bank sentral sering bekerja sama agar kebijakan fiskal dan moneter dapat saling mendukung dan tidak bertolak belakang. Di Indonesia, koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia adalah contoh nyata dalam menjaga keseimbangan ekonomi dengan kedua kebijakan ini (Heliany, 2021).

2. Perbedaan Kebijakan Fiskal dengan Kebijakan Moneter

Dua kebijakan tersebut saling terintegrasi dan melengkapi satu sama lain. Akan tetapi, kebijakan fiskal dan moneter punya beberapa perbedaan mendasar.

Perbedaan kebijakan fiskal dan moneter yang pertama adalah dari segi pengambilan keputusan. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diputuskan dan dikelola Kementerian Keuangan, sedangkan wewenang kebijakan moneter sepenuhnya ada pada Bank Indonesia.

Selanjutnya, perbedaan kebijakan fiskal dan moneter adalah dari segi tujuan. Kebijakan moneter bertujuan menjaga jumlah uang beredar di masyarakat. Sementara itu, tujuan kebijakan fiskal adalah mengelola dan menjaga kesejahteraan sektor-sektor pelaku perputaran uang, mulai dari konsumen, pekerja, sampai pelaku usaha.

(18)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan dua instrumen utama dalam pengelolaan ekonomi negara yang memiliki peran berbeda namun saling mendukung untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal dikelola oleh pemerintah dengan fokus pada pengaturan anggaran, perpajakan, dan pengeluaran untuk memengaruhi permintaan agregat. Di sisi lain, kebijakan moneter dikelola oleh bank sentral yang bertujuan mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga melalui pengaturan jumlah uang beredar, suku bunga, dan cadangan kas perbankan. Kedua kebijakan ini, dalam konteks Indonesia, membutuhkan koordinasi antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia agar lebih efektif dalam mencapai tujuan ekonomi makro.

3.2 Saran

Agar kebijakan fiskal dan moneter dapat berjalan efektif dan saling mendukung dalam menjaga stabilitas ekonomi, diperlukan koordinasi yang lebih intensif antara pemerintah dan bank sentral, khususnya dalam merespons dinamika ekonomi global dan domestik. Selain itu, peningkatan kualitas data dan riset ekonomi juga penting guna mendukung pembuatan kebijakan yang tepat sasaran. Pemahaman masyarakat tentang kebijakan ini perlu ditingkatkan melalui literasi ekonomi, sehingga dukungan publik terhadap kebijakan tersebut dapat tercapai dan berdampak positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Fahrika, A. I. … Ansar, S. (2023). Realita Penerapan Kebijakan Fiskal dan Moneter di Indonesia dan Permasalahannya. AL-IQTISHAD : Jurnal Ekonomi, 15(2), 215–229.

Heliany, I. (2021). Peran Kebijakan Fiskal dalam Mengatasi Resesi Ekonomi di Indonesia. Prosiding Seminar Stiami, 8(1), 15–21.

Kristianti, I. P. (2023). KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL.

STIE YKPN.

Purwanto, H. (2017). Kebijakan Pengendalian Moneter di Indonesia dalam Perspektif Perbankan Syari’ah. Syariati : Jurnal Studi Al-Qur’an Dan Hukum , 3(01), 103–118. https://doi.org/10.32699/syariati.v3i01.1146

Qothrunnada, K. (2022). Kebijakan Moneter. Retrieved from detikfinance website:

https://finance.detik.com/moneter/d-6068921/kebijakan-moneter-pengertian- tujuan-jenis-instrumen-dan-contohnya

Redaksi OCBC NISP. (2023). Kebijakan Fiskal. Retrieved from OCBC website:

https://www.ocbc.id/id/article/2021/08/12/kebijakan-fiskal-adalah

Vionita, M. (2021). Dampak Kebijakan Fiskal dan Moneter terhadap Tingkat Inflasi Indonesia. Academia.Edu.

Referensi

Dokumen terkait

Bab Satu memuat pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah yang akan diteliti oleh peneliti, rumusan masalah ialah masalah yang ingin diteliti penulis, tujuan penelitian

Sedangkan pada saat perekonomian dianggap terlalu laju yang ditandai dengan pertumbuhan yang tinggi dan tingkat inflasi yang juga tinggi, kebijakan fiskal dan

1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab I pendahuluan ini dijelaskan mengenai latar belakang, alasan pemilihan material nanokomposit Fe2O3/GO, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab I pendahuluan ini dijelaskan mengenai latar belakang, alasan pemilihan material superkonduktor BPSCCO dengan dopan TiO2, perumusan masalah, tujuan

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1 Pada bab 1 pendahuluan ini dijelaskan mengenai latar belakang, alasan pemilihan eceng gondok sebagai bahan ekstraksi selulosa, perumusan masalah, tujuan

Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini sistematika pembahasan secara lengkap: BAB 1 PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisikan latar belakang

Dengan Sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB 1: Pendahuluan Bab ini berisi mengenai latar belakang mengenai fenomena dan gambaran-gambaran umum secara singkat yang menjadi dasar

Dari sisi obyek yang dimaksud dengan keuangan negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dilihat dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter