• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keywords: fraudulent financial reporting, Fraud Pentagon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Keywords: fraudulent financial reporting, Fraud Pentagon"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai kecurangan pelaporan keuangan dengan menggunakan Fraud Pentagon Analysis. Pelaporan keuangan pada perbankan diatur oleh Bank Indonesia melalui Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI). Tujuan laporan keuangan adalah untuk mengkomunikasikan informasi yang relevan dan andal tentang entitas kepada penggunanya.

Dalam pengambilan keputusan ekonomi, ada pihak-pihak yang rela melakukan penipuan atau manipulasi laporan keuangan demi menunjukkan eksistensi kinerja perusahaan. Pengertian kecurangan pelaporan keuangan menurut Audit and Assurance Services adalah penyajian yang keliru, penghilangan jumlah atau pengungkapan yang disengaja untuk menyesatkan pengguna laporan keuangan. Banyaknya kasus kecurangan pelaporan keuangan membuktikan bahwa audit atas laporan keuangan gagal karena tidak mampu mencegah dan mendeteksi kecurangan (Aprilia, 2017).

Hal ini dapat berkaitan dengan kecurangan yang dilakukan perusahaan dengan menyajikan kembali laporan keuangan perusahaan. Insiden penyesuaian akun telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di dunia, termasuk di Indonesia. Banyaknya gambar CEO menunjukkan sikap arogan terhadap banyaknya gambar CEO dalam laporan keuangan agar status dan kedudukannya tidak hilang.

Jadi banyaknya foto CEO dan politisi CEO dapat menimbulkan penipuan pelaporan keuangan.

Penyajian Kembali Laporan Keuangan

Menurut Salavei dan Moore (2005) menjelaskan bahwa penyajian kembali akuntansi atau penyesuaian laporan keuangan dapat memberikan sinyal atau tanda adanya kecurangan pelaporan keuangan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyajian kembali laporan keuangan berkaitan erat dengan aktivitas penipuan yang mempengaruhi akun inti perusahaan dan merugikan banyak pemegang saham.

Pengembanagn Hipotesis

Pengaruh Financial Target dalam Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting Financial target merupakan pencapaian target atas laba yang diperoleh perusahaan

Pengaruh financial stability dalam mendeteksi fraudulent financial reporting

Pengaruh External pressure dalam mendeteksi Fraudulent financial reporting

Tekanan eksternal merupakan keadaan dimana suatu perusahaan mengalami tekanan dari pihak luar perusahaan atau dari pihak ketiga. Tekanan eksternal didekati dengan menggunakan rasio leverage, yaitu perbandingan antara total liabilitas dan total aset. Penelitian Devy (2017) menunjukkan bahwa tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap terjadinya kecurangan pelaporan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H3: Tekanan eksternal berpengaruh positif terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Pengaruh kepemilikan institusional dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan Terdapat bukti adanya kepemilikan institusional atau kepemilikan saham institusional.

Pengaruh institutional ownership dalam mendeteksi Fraudulent financial reporting Terdapat indikasi ketika adanya institutional ownership atau kepemilikan saham institusi

Pengaruh Ineffective monitoring dalam mendeteksi Fraudulent financial reporting

Dampak kualitas auditor eksternal terhadap deteksi kecurangan pelaporan keuangan Kualitas audit adalah hasil audit yang dicapai ketika auditor telah menerapkan prinsip-prinsip tersebut.

Pengaruh kualitas auditor eksternal dalam mendeteksi Fraudulent financial reporting Kualitas audit merupakan hasil audit yang dicapai ketika auditor telah menerapkan prinsip

Pengaruh Change in auditor dalam mendeteksi Fraudulent financial reporting Pergantian auditor atau yang change in auditor dianggap sebagai untuk menghilangkan

Pengaruh pergantian direksi perusahaan dalam mendeteksi Fraudulent financial reporting

Pengaruh Frequent number of CEO’s picture dalam mendeteksi Fraudulent financial reporting

Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2017) membuktikan bahwa jumlah foto CEO yang teratur berpengaruh signifikan terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

Pengaruh politisi CEO dalam mendeteksi Fraudulent financial reporting

Metode peneltian

Data mengenai data mengenai variabel penelitian tersedia secara keseluruhan (data agregat tersedia dalam publikasi selama periode tersebut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder karena teknik analisis ini adalah analisis statistik deskriptif dan regresi linier berganda. Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau gambaran data dalam penelitian dari sudut pandang nilai rata-rata (mean value) dan standar deviasi.

Pengujian hipotesis klasik digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik pada persamaan regresi berganda yang digunakan.

Uji Normalitas

Uji Multikolinieritas

Uji Autokorelasi

Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui apakah variabel independen akan mempengaruhi variabel dependen dan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). FFR = Variabel dummy, kode 1 untuk perusahaan yang menyajikan kembali laporan tahunannya, kode 0 untuk perusahaan yang tidak. CEOPIC = Jumlah foto CEO dalam laporan keuangan POLCEO = Jumlah CEO yang terlibat sebagai anggota politisi.

Uji goodness-of-fit atau uji kelayakan model digunakan untuk mengukur keakuratan fungsi regresi sampel dalam memperkirakan nilai sebenarnya. Secara statistik uji goodness-of-fit dapat dilakukan dengan mengukur uji F dan nilai koefisien determinasi.

Hasil dan Diskusi

Dari hasil estimasi variabel target keuangan dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,241 dan lebih besar dari 0,05 artinya variabel target keuangan tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Dari hasil estimasi variabel stabilitas keuangan dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,240 lebih besar dari 0,05 yang berarti variabel stabilitas keuangan tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Dari hasil estimasi variabel tekanan eksternal dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,328 lebih besar dari 0,05.

Hasil ini menunjukkan bahwa tekanan eksternal yang lebih besar tidak akan mempengaruhi pendeteksian kecurangan pelaporan keuangan. Aprilia (2017) mendukung hasil penelitian ini karena kepemilikan institusional tidak dapat dijadikan kriteria dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin besar ketidakefektifan pengawasan maka tidak akan mempengaruhi pendeteksian kecurangan pelaporan keuangan.

Perusahaan yang diaudit oleh KAP BIG4 belum tentu memiliki kemampuan yang baik dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini didukung oleh Hanifa (2015) yang juga membuktikan bahwa kualitas auditor eksternal (BIG) tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Dari hasil estimasi perubahan variabel auditor untuk mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,074 dan lebih besar dari 0,05 berarti variabel perubahan auditor tidak berpengaruh dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan.

Dari hasil estimasi variabel pergantian dewan dalam pendeteksian kecurangan pelaporan keuangan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,015 dan lebih kecil dari 0,05 berarti variabel pergantian dewan mempunyai pengaruh terhadap pendeteksian kecurangan pelaporan keuangan. Arah koefisiennya positif yang berarti semakin tinggi pergantian direksi maka semakin kuat dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Arah koefisiennya adalah positif yang berarti semakin tinggi frekuensi citra CEO maka semakin kuat dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan.

Di sisi lain, semakin rendah frekuensi foto CEO, semakin kecil kemungkinan terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Dari hasil estimasi variabel CEO politisi dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,096 dan lebih besar dari 0,05 berarti variabel tersebut tidak. Seorang CEO yang juga seorang politisi tidak bisa dijadikan tolok ukur untuk mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya Aprilia (2017) yang menyatakan bahwa CEO politisi tidak dapat digunakan untuk mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Pengaruh seringnya jumlah pergantian CEO, pergantian direktur perusahaan dan tekanan eksternal terhadap deteksi kecurangan pelaporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Saputra dan Kesumaningrum (2017) dengan judul Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fraudulent financial reporting