• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja karyawan berhubungan dengan beberapa faktor, seperti pendidikan, pelatihan, pengalaman, iklim kerja, kompensasi, usaha, motivasi berprestasi, kemampuan kerja dan lain-lain

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kinerja karyawan berhubungan dengan beberapa faktor, seperti pendidikan, pelatihan, pengalaman, iklim kerja, kompensasi, usaha, motivasi berprestasi, kemampuan kerja dan lain-lain"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Iklim Kerja dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT Bumi Karsa Makassar

Zainal Abidin

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar zainalabidin@stie.ypup.ac.id

ABSTRACT

This study aims to determine the variables of work climate and work ability on employee performance at PT Bumi Karsa Makassar. Initially, a qualitative descriptive analysis was carried out, namely by analyzing quantitative data that had been obtained through documentation from the company from PT Bumi Karsa Makassar, then a quantitative analysis was carried out using a multiple linear regression analysis model to determine the direction of the effect of work climate and work ability on employee performance at PT Bumi Karsa Makassar. The result is that work climate and work ability have a significant effect partially and simultaneously on employee performance, where work climate is the dominant factor influencing PT Bumi Karsa Makassar employee performance with a fairly high prediction rate of .0651% (65.1%)

Keywords: Work Climate, Work Ability and Employee Performance

History of article Received: 02-10-2022 Reviewed: 10-10-2022 Revised: 19-11-2022 Accepted: 03-12-2022 Published: 30-12-2022

PENDAHULUAN

Dalam konteks perusahaan ada dua kunci peningkatan kinerja karyawan yaitu kapabilitas dan loyalitas. Apa kapabilitas atau Kecakapan didukung oleh ilmu dan keterampilan, sedangkan loyalitas atau ketaatan didukung motivasi dan integritas mereka pada institusi motivasi di pengaruhi oleh berapa variabel salah satunya adalah Iklim kerja, seperti pelibatan staf / Karyawan dalam penyusunan terhadap perencanaan dan proses pengambilan keputusan, faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi motivasi mereka untuk meningkatkan kontribusinya pada institusi (Nicholls, 2003). Kinerja karyawan berhubungan dengan beberapa faktor, seperti pendidikan, pelatihan, pengalaman, iklim kerja, kompensasi, usaha, motivasi berprestasi, kemampuan kerja dan lain-lain. Namun dalam penelitian ini faktor iklim kerja, kemampuan kerja serta pengaruhnya karyawan menjadi fokus yang dikaji lebih dalam dengan mengambil studi kasus pada PT Bumi Karsa Makassar. Iklim kerja yang kondusif dapat menimbulkan suasana kerja yang menyenangkan, sehingga karyawan dapat lebih produktif dalam bekerja yang berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan, sebagai salah satu dari kebutuhan dasar manuisa /

karyawan adalah keinginan untuk mencapai tujuan lebih baik dari pada sebelumnya (pencapaian prestasi). Karyawan yang dalam hatinya ada perasaan yang menggebu-gebu untuk meraih prestasi terbaik akan sangat bergairah dan termotivasi dalam melaksanakan pekerjaan dan tugasnya. Sebaliknya, karyawan yang tidak ada niat yang kuat untuk meraih prestasi, akan ketinggalan jauh dibandingkan dengan karyawan yang termotivasi. Pihak manajemen dalam suatu organisasi sangat berkepentingan untuk terus berusaha menumbuhkan motivasi berprestasi dalam diri karyawan karena hal ini akan berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan.

Selain itu perusahaan dapat memikirkan agar karyawan dapat berkerja dengan kemampuan kerja tinggi sehingga berkinerja tinggi. Dengan kata lain pihak manajemen mempunyai tugas untuk mewujudkan tujuan manajemen melalui pemenuhan kebutuhan yang di harapakn karya secara seimbang. Hal ini cukup beralasan, sebab kemampuan kerja merupakan fakor yang bisa mencerminkan sikap dan karakter seseorang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Kemampuan ini merupakan nilai-nilai yang harus ditanamkan kepada seluruh karyawan agar mereka menyadari bahwa mereka sesungguhnya adalah pelayan maksyarakat.

(2)

Dengan kemampuan kerja yang tinggi para karyawan PT Bumi Karsa Makassar akan dapat melakukan tugas tugasnya dengan baik sesuai dengan harapan. Tingkat pelayanan tidak hanya di nilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi juga harus dipandang dari sudut pandang pengguna karena itu dalam merumuskan strategi dan program harus berorientasi pada kepentingan pengguna dengan memperhatikan kualitas pekerja karena faktor tersebut lebih efektif perannya dalam meningkatkatkan kinerja.

Rumusan Masalah

Permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah apakah iklim kerja dan kemampuan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Bumi Karsa Makassar?

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis dampak Pengaruh iklim kerja dan kemampuan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Bumi Karsa Makassar

TINJAUAN LITERATUR

Kinerja Karyawan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Diknas,2000:503), kinerja berarti (1) sesuatu yang di capai, (2) prestasi yang diperlihatkan dan (3) kemampuan kerja. Salim dalam The Contemporary English-Indonesia Dictionary mengatakan istilah kinerja (performance) digunakan bila seseorang menjalankan suatu tugas atau proses dengan terampil sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada (Salim.2006:631). Dalam kajian manajemen kinerja berarti hasil dari sukses kerja seseorang atau sekelompok untuk mencapai sasaran sasaran yang relevan (Kast dan Rozenweing, 2005:25). Kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas, serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Gibson et.al.,2007:171). Kinerja karyawan adalah prestasi (hasil) kinerja karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan (standar, target, atau kriteria) Yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama (Soeprihanto,2007:7)

Timpe (2002:33) menyebutkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh faktor faktor internal dan eksternal. Kinerja indidu akan baik jika dari faktor internal: memiliki kemampuan tinggi dan kerja keras, dan dari faktor eksternal: adanya pekerjaan mudah, nasib baik, bantuan dari rekan kerja, dan pimpinan yang baik. Jika tidak demikian halnya, maka kinerja indidu adalah buruk. Pernyataan yang senada dikemukakan Griffin (2004:394-396), bahwa kinerja ditentukan oleh tiga hal yaitu kemampuan, keinginan, dan lingkungannya. Untuk itu agar indidu mempunyai kinerja yang baik, maka harus mengetahui bagaimana cara melakukannya dengan benar, mempunyai keinginan yang tinggi, dan lingkungan kerja yang mendukung. Kinerja yang baik dipengaruhi oleh kemampuan (Knowledge dan skill) dan motivasi (attitude dan situation seseorang.

Performace = Ability + Motation Gordon (2003:141) bahwa “ performance was a function of employee’s ability, acceptance of the goals, level of the goals and the interaction of the goal with theor ability”. Dari definisi ini, mengungkapkan bahwa kinerja terdiri dari empat unsur, yaitu kemampuan, penerimaan tujuan tujuan, tingkatan tujuan tujuan yang dicapai, dan interaksi antar tujuan dengan kemampuan para anggota organisasi. Masing masing unsur tersebut turut berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Kinerja seseorang dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan (Robbins,2006:83) kemampuan indidu adalah suatu faktor yang merujuk ke suatu kapasitas indidu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan ini banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah pendidikan dan pelatihan. Bila kemampuan ini disertai dengan bakat seseorang akan dapat merupakan faktor yang menentukan prestasi seseorang. Pelatihan serta dapat mengembangkan kemampuan, Kecakapan, dan keterampilan. Kemampuan dapat juga dibedakan atas kemampuan fisik dan kemampuan intelektual. Kemampuan intelektual adalah adalah kemampuan yang dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan mental, sedangkan kemampuan fisik (jasmani) untuk melakukan tugas yang menuntut Stamina, kekuatan, dan kecekatan.

(3)

Iklim Kerja

Gibson, dkk. (2007:367) menyatakan bahwa iklim kerja ditinjau dari sudut organisasi merupakan serangkaian keadaan lingkungan yang dirasakan secara langsung atau tidak oleh para karyawan. Dengan kata lain, iklim kerja di asumsikan sebagai kekuatan dalam mempengaruhi perilaku. Dalam hubungannya dengan produktitas kerja, iklim kerja terdiri dari dua dimensi (Nawawi dan Martini, 2000:105).

Pertama, berupa dimensi lingkungan fisik yang bersifat nyata. Lingkungan ini berkenaan dengan kondisi tempat / ruang (jika di dalam ruangan) Dan kelengkapan material / peralatan yang diperlukan untuk bekerja. Kondisi yang dimaksud antara lain berupa kebersihan, penerangan, ventilasi, warna dinding dan langit langit serta tata ruang (terutama pengaturan meja, kursi kerja , dan lemari). Tumpukan berkas, peralatan kerja yang cukup dan terpelihara, dan sebagainya. Kondisi ruangan dan peralatan itu akan menimbulkan motivasi kerja yang positif dan moral kerja yang tinggi, sehingga tidak mudah menimbulkan kelelahan.

Tidak mengganggu konsentrasi terhadap pekerjaan, tidak mengganggu dan merusak kesehatan mata, pendengaran, paru-paru, dan lain lain. Sebaliknya motivasi kerja menjadi lemah dan moral kerja menurun, apabila ruangan kerja dan peralatan yang dipergunakan mudah menimbulkan kelelahan, lalu lintas dan suara di sekitarnya mengganggu pemusatan perhatian, berdebu sehingga merusak kesehatan, gelap dan pengap, udara terlalu panas karena ventilasi tidak ada atau kurang, kursi kerja terbuat dari kayu atau besi yang keras dan seterusnya. Untuk meningkatkan moral kerja yang berpengaruh langsung pada produktitas, kondisi fisik lingkungan kerja perlu mendapatkan perhatian pimpinan. Warna dinding ruangan yang cerah dan lembut, penerangan cukup, pertukaran udara lancar dan lain lain tampaknya seperti masalah kecil, akan tetapi dalam kenyataannya tidak dapat diabaikan. Disamping kondisi fisik lingkungan kerja, tidak kalah pentingnya kondisi non fisik, terutama berupa suasana sosial atau Pergaulan antara personil di lingkungan unit kerja masing masing atau dalam keseluruhan organisasi kerja. Kondisi non fisik ini yang dimaksud adalah upaya pimpinan untuk menciptakan hubungan sosial yang bersifat manusiawi. Di dalam hubungan sosial seperti itu, setiap Porsenil merasa dipergunakan sebagai subjek,

bebas dari tekanan, dihormati, dihargai, memperoleh kemampuan menyalurkan kreatitas, pendapat, Inisiatif, dan saran, baik oleh pimpinan maupun sesama teman sekerja.

Dalam keadaan seperti itu moral kerja akan bertambah tinggi dan produktitas kerja akan meningkat. Sebaliknya jika kondisi non fisik dalam bekerja berisi ketegangan, saling tidak mempercayai, diliputi rasa tertekan dan takut, maka moral kerja jadi rendah dan produktitas kerja menurun. Setiap pimpinan harus berusaha agar kondisi kerja seperti itu tidak terdapat di lingkungan kerja atau di dalam organisasi kerja secara keseluruhan.

Kemampuan Kerja

Kemampuan kerja dalam kamus besar bahasa Indonesia (2016:623) dijumpai pengertian mampu yaitu kesanggupan atau Kecakapan, sedangkan kemampuan berarti seseorang atau karyawan yang memiliki Kecakapan atau kesanggupan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya untuk meningkatkan produktitas kerja. Pengertian kemampuan identik dengan pengertian kreatifitas telah banyak dikemukakan para ahli berdasarkan pandangan yang berbeda. Supriadi (2016:16) bahwa “ setiap orang memiliki kemampuan kreatifitas dengan tingkat yang berbeda beda.” Jadi tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki kemampuan atau kreatifitas dan yang diperlukan adalah bagaimana mengembangkan kreatitas (kemampuan) tersebut. Dikemukakan oleh DeVito dalam Nawawi dan Martini (2013:213) bahwa “kreatifitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang lahir dengan potensi kreatif, dan potensi ini dapat dikembangkan atau dipupuk. Karya kreatif tidak lahir hanya karena kebutulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang menuntut Kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat. Ada tiga faktor yang menentukan prestasi kreatif seseorang, yaitu motivasi, atau komitmen yang tinggi, keterampilan dalam bidang yang ditekuni, dan memperinci suatu gagasan. Sehubungan dengan itu, maka faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menurut Keith Davis dalam Simamora (2011:484) dapat dirumuskan: a).

Human performance = Ability + Motivation; b).

Motaivation = Attitude + Situation; c). Ability

= Knowledge + Skill. Secara pisikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari

(4)

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realty (knowledge + skill). Artinya, karyawan yang memiliki IQ di atas rata rata (IQ110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya yang terampil dalam mengajarkan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

Karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. (The right man in the right place, the right man on the right job). Teori dasar yang digunakan sebagai landasan untuk mengkaji analisis kinerja karyawan dalam hubungannya dengan lingkungan kerja dan kemampuan kerja adalah teori tentang kinerja karyawan (performance) Yang diformulasikan oleh Keith Davis diatas yaitu :Human Performance = Ability + Motavation. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa motivasi dan kemampuan adalah unsur unsur yang berfungsi membentuk kinerja seseorang dalam menjalankan pekerjaan nya atau tugasnya, juga tanpa terkecuali dengan kinerja karyawan.

Ciri-ciri karyawan yang memiliki kemampuan

Seseorang dikatakan kreatif apabila memiliki kemampuan yang bisa dipertanggungjawabkan. Maka diperlukan Pengetahuan dan Pemahaman tentang ciri-ciri orang atau karyawan yang memiliki kemampuan. David Campbell dalam Mangunhardjana (2012:27-45) menggolongkan ciri-ciri karyawan yang mampu, yaitu ciri-ciri pokok dan yang tergolong kepada ciri-ciri yang memungkinkan sebagai berikut: a). ciri-ciri pokok: 1). Kelincahan mental berfikir dari segala arah. Kelincahan mental adalah kemampuan untuk bermain main dengan ide ide atau gagasan gagasan, konsep, kata kata, dan sebagainya. Berfikir dari segala arah (convergent thinking) adalah kemampuan untuk melihat masalah atau perkara dari berbagai arah, segi, dan mengumpulkan berbagai fakta yang penting dan mengarahkan fakta itu pada masalah atau perkara yang dihadapi; 2).

kelincahan mental berfikir kesegala arah.

Berfikir kesegala arah (dergent thinking) adalah kemampuan untuk berfikir dari ide atau gagasan, menyebar ke segala arah; 3).

Fleksibilitas konsep fleksibilitas konsep (conveptual flexibility) adalah kemampuan untuk secara Spontan mengganti cara memandang, pendekatan, kerja yang tidak

jalan; 4). Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja yang tidak lazim (meski tidak terlalu baik). Yang jarang atau bahkan mengejutkan. 5). lebih dan menyukai kompleksitas dari simplisitas. Orang yang kreatif itu lebih menyukai kerumitan dari pada kemudahan, dengan maksud untuk memperkaya dan memperluas cakrawala berfikir; 6). latar belakang yang merangsang, latar belakang yang merangsang (stimuating background) adalah lingkungan dan suasana yang mendorong untuk dapat mempelajari ilmu pengetahuan, melatih Kecakapan baru dan untuk memiliki sifat sifat khas mereka: usaha, tenang dalam kegagalan, tidak putus asa, disiplin, mencari cari terus, berprestasi, dan Gairah dalam hidup: 7). kecakapan dalam banyak hal pada umumnya semua orang yang memiliki kemampuan mempunyai banyak minat dan kecapkapan dalam berbagai bidang (multiple skill)

METODE PENELITIAN

Untuk mengetahui adanya pengaruh iklim kerja dan kemampuan kerja terhadap kinerja karyawan PT Bumi Karsa Makassar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis regresi liniear berganda . Formula dari regresi linier : Y= a= bX1 + b2X2 + e, dimana Y adalah variable independen kinerja karyawan: X1 dan X2 adalah variable independen, dimana X1 adalah iklim kerja dan X2 adalah kemampuan kerja, a adalah konstanta dan b adalah koefesien regresi yang akan di cari nilainya, e adalah error trem.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan, digunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dengan menggunakan model analisis regresi linier sederhana, sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk menelaah pembuktian analisis kuantitatif.

Dalam mendeskripsikan temuan dari hasil jawaban responden karyawan PT Bumi Karsa sebagaimana telah diungkapkan di depan, diketahui bahwa dalam kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi

(5)

kinerja karyawan dibatasi pada faktor iklim kerja dan kemampuan kerja. Indikator indikator yang dipergunakan untuk mengukur adanya pengaruh tersebut menunjukkan kuatnya hubungan antara variabel dependen (Kinerja Karyawan) dengan variabel independen (Iklim kerja dan Kemampuan kerja). Tetapi Seberapa besar hubungan tersebut, belum dapat diketahui. Analisis regresi linier berganda dipergunakan untuk menjawab persoalan tersebut.

Dalam melakukan perhitungan analisis regresi, karena pertimbangan praktis, maka

semua data di olah dengan menggunakan aplikasi software SPPS 19,9 for Windows.

1. Analisis Korelasi

Untuk melihat hasil analis dan menguji hipotesis yang telah di ajukan sebelumnya, dilakukan analisis regresi berganda dengan bantuan program aplikasi komputer SPSS 19.

Nol for Windows, diperoleh hasil output sebagai berikut

Tabel 1. Correlations

Kinerja Karyawan Iklim Kerja Kemampuan kerja Pearson

Correlation

Kinerja Karyawan

1.000 .769 .660

Iklim Kerja .569 1.000 .275

Kemampuan Kerja .460 .275 1.000

Sig. (1-tailed) Kinerja Karyawan . .000 .000

Iklim Kerja .000 . .004

Kemampuan Kerja .000 .004 .

N Kinerja Karyawan 50 50 50

Iklim Kerja 50 50 50

Kemampuan Kerja 50 50 50

Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa besarnya hubungan antara iklim kerja dengan kinerja karyawan dari 50 responden yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,769. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat erat antara iklim kerja dengan kinerja karyawan. Arah hubungan yang positif ( Tidak ada tanda negatif pada angka 0,769) menunjukkan semakin kuat iklim kerja akan membuat karyawan semakin tinggi kinerjanya pada PT Bumi Karsa Makassar. Sementara itu korelasi antara kemampuan kerja dengan kinerja karyawan mempunyai nilai 0,660. Hal ini juga berarti antara kemampuan kerja dan kinerja karyawan PT Bumi Karsa Makassar mempunyai hubungan erat

Tingkat signifikan koefisien korelasi satu Sisi (Sig. 1-tailed) Memperlihatkan angka 0,000 Atau praktis 0 (nol). Oleh karena itu Probabilitas jauh di bawah 0,05, maka berarti korelasi antara iklim kerja dengan kinerja karyawan sangat nyata.

Tabel 2. Model Summary (b) Mode

1 R R

Square

Adjusted R Square

Std.

Error Of the Estimate 1 .807(a) .651 .647 .775 a. Predictors; (Constant), Iklim Kerja,

Kemampuan kerja

b. Dependent Variable ; Kinerja Karyawan Angka R square atau koefisien Determinasi adalah 0,651 (atau 0. 8072), Yang berarti menunjukkan bahwa 65,1% kinerja karyawan PT Bumi Karsa Makassar dijelaskan oleh variabel iklim kerja dan kemampuan kerja sedangkan sisanya sebesar 34,9% (100- persen - 65,1 persen ) dijelaskan oleh sebab sebab yang lain yang tidak diteliti (di luar variabel iklim kerja dan kemampuan kerja)

2. Analisis Regresi

Hasil Uji ANOVA atau F-test dan analisis regresi memperlihatkan sebagai berikut

(6)

Tabel 3. ANOVA (b)

Model Sum of Square Df Mean Square F Sig

1 Regression Residual

Total

105,355 56.479 161.833

2 47 48

105.355 .601

175.346 ,000 (a)

a. Predictros : (Constant), Iklam Kerja, Kemampuan Kerja

b. Dependent Variable ; Kinerja Karyawan Tabel 4 Coefficients (a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig

B Std. Error Betta

1

(Constant) Iklim Kerja Kemampuan

Kerja

3.047 .833 .760

1.167 .063 .042

.807 .709

2.612 13.242 12.782

.010 .000 .000

Berdasarkan hasil di atas menunjukkan bahwa F hitung adalah 175,346 dengan tingkat signifikan 0,000. Oleh karena itu Probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi yang dibuat bisa dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil tabel empat diatas diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y=3,047+0,833 X1 +0,760 X2 Dimana :

Y = Kinerja Karyawan X1 = Iklim Kerja X2 = Kemampuan Kerja

Hasil di atas menjelaskan bahwa dengan konstanta sebesar 3,047 menyatakan bahwa jika tidak ada unsur iklim kerja dan kemampuan kerja yang dipertimbangkan, maka kinerja karyawan adalah sebesar 3,047 satuan

Koefisien regresi sebesar 0,833 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena bertanda positif) 1 Satuan variabel dalam faktor iklim kerja akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,833 satuan. Demikian juga sebaliknya jika faktor dalam ilklim kerja turun sebesar 1 satuan, maka dapat diperkirakan

kinerja karyawan juga akan turun sebesar 0,833 satuan.

Koefisien regresi sebesar 0,760 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena bertanda positif) 1 Satuan variabel Dalam faktor Kemampuan kerja akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,760 satuan. Dengan demikian juga sebaliknya jika faktor dalam kemampuan kerja turun sebesar 1 satuan, maka dapat diperkirakan kinerja karyawan juga akan turun sebesar 0,833 satuan.

Jadi terdapat hubungan yang (positif) Antar iklim kerja dan kemampuan kerja (X1 dan X2) Di PT Bumi Karsa Makassar dengan kinerja karyawan (Y) Yang diberikan.

Hasil perhitungan analisis regresi di depan mengenai hubungan antara kinerja karyawan sebagai variabel (Y) Dengan variabel independen iklim kerja dan kemampuan kerja memperlihatkan koefesien regresi sebesar 0,833 dan 0,760 dengan angka yang bertanda positif. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan ketiga variabel tersebut adalah setara. Artinya, bahwa untuk meningkatkan kinerja karyawan, maka perusahaan harus meningkatkan iklim kerja, begitu juga dengan kemampuan kerja, di pihak PT Bumi Karsa Makassar harus selalu memperhatikan dan konsisten.

(7)

Adanya hubungan atau pengaruh tersebut menandakan bahwa perusahaan harus memperhatikan aspek iklim kerja dan kemampuan kerja ini. Karena bagaimanapun juga salah satu faktor penting yang meningkatkan kinerja karyawan adalah adanya iklim kerja yang tinggi dari karyawan.

Implikasi dari hasil hubungan ketiga variabel tersebut mengharuskan perusahaan untuk memperhatikan masalah iklim kerja dan kemampuan kerja yang Lebih baik dan terarah atau efektif atau tepat sasaran agar lebih dapat meningkatkan kinerja karyawan di masa mendatang.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. klim kerja dan kemapuan kerja berpengaruh signifikan secara parsial dan Simultan terhadap kinerja karyawan PT Bumi Karsa Makassar

2. Diantara kedua faktor variabel independen yang dimasukkan sebagai prediktor, ternyata ditemukan faktor iklim kerja merupakan faktor yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Bumi Karsa Makassar

DAFTAR PUSTAKA

Gibson, James L., et.al.2007, organisasi dan manajemen perilaku struktur proses, terjemahan: Djoerban Wahid,Erlangga, Jakarta

Gomes, F. Cardoso. 2000. Manajemen Sumber daya manusia. Yogyakarta: Andi Offset Hamalik, Oemar. 2000. Pengembangan SDM

Manajemen Pelatihan Ketenaga kerjaan, pendekatan terpadu. Jakarta:Bumi Aksara.

Hasan, Alwi, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Mangkunegara, A.A Anwar, prabu.2000 manajemen SDM Perusahaan. Bandung:

Remaja Rosdanarya.

Mangunhardjana, A.M 2012. Mengembangkan Kreatifitas. Kanisius, Yogyakarta.

Nawawi, Hadari H. dan Martini, H.M 2013.

Adminitrasi Personel untuk Peningkatan

Produktitas Kerja, Edisi Pertama, CV Haji Masagung, Jakarta

Nicholls, Margaret 2003. Managing staff Development, Dalam Howard green, the school manajemen handbook . London:

Kogam Page.

Simamora, Henry. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. STIE YKPN Yogyakarta.

Siswanto, bedjo. 2007. Manajemen tenaga kerja. Bandung: Sinarbaru

Sueprihanto, john. 2000 Penilaian kinerja dan pengembangan karyawan. Yogyakarta:

BPFE

Sugiono. 2009. Metodologi penelitian bisnis.

Bandung.: Alfabeta

Tjiptono, Fandy, 2012, Manajemen Jasa, Edisi kedua, ANDI, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Output Keempat Coefficients : Pada tabel IV.16 diperoleh persamaan regresi linier berganda dapat ditulis: Y = 2.245+ 0,314 X1 + 0,136 X2 + 0,296 X3

Beban kerja X2 berpengaruh terhadap kinerja karyawan Y Hipotesis secara statistik dirumuskan sebagai berikut : H0 : βx1 y ≥ 0 H1 : βx1 y ≤ 0 Pengujian hipotesis berdasarkan hasil